Anda di halaman 1dari 20

KASUS GINEKOLOGI

KISTA OVARIUM

Maizar Rahman
H1A 004 032

Pembimbing: dr. Agus Thoriq SpOG

KEPANITERAAN KLINIK SMF OBGIN


RSU PROVINSI NTB- FAKULTAS KEDOKTERAN MATARAM
2009

BAB I
PENDAHULUAN
Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.
Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk
seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran
dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon
wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel
dan organ tertentu.
Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari
satu ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium
melalui tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama
dari hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini
mempengaruhi perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut
tubuh. Hormon-hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.

Kista Ovarium
Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian
mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe
kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya
terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita
tumbuh kista kecil yang menahan sel telur. Ketika sebuah sel telur matur, kantung

membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba
falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah. Salah satu tipe dari
kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini tidak terbuka
untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan
menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari
kista fungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang. Malahan
kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer). Karena, memang
seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan
biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan
di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, dan lain-lain.
Sampai sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk
memeriksa adanya keganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih
menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena
biayanya cukup mahal. Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa dideteksi
dini dengan papsmear.
Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa
lebih kecil. Karena kanker ovarium itu terjadi kalau ovariumnya aktif, mengalami
pertumbuhan folikel. Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama
pil KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan
pada ovarium menurun.
Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan ketika masih
bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita berusia di
atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista ovarium.
Pada ibu hamil yang ada kista neoplasti, bila menutupi jalan lahir kistanya bisa
dioperasi saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak menutupi jalan lahir, kistanya bisa
dioperasi setelah melahirkan.
Tipe kista yang lain:
Endometrioma. Kista ini tumbuh pada wanita yang memiliki endometriosis,
yaitu jaringan dari uterus tumbuh di luar uterus. Jaringan ini bisa menempel di

ovarium, dan tumbuh. Kista ini dapat menyebabkan rasa nyeri selama hubungan
seksual dan menstruasi.
Cystadenoma. Kista ini tumbuh dari sel pada permukaan luar ovarium. Kista ini
biasanya berisi cairan seperti air atau kental, seperti gel yang lengket. Kista ini
dapat membesar dan menyebabkan nyeri.
Kista dermoid. Sel-sel di ovarium dapat membentuk rambut, gigi, atau
pertumbuhan jaringan lain yang dapat menjadi bagian dari pembentukan kista
ovarium. Kista ini juga dapat membesar dan menyebabkan nyeri.
Polikistik ovarium. Sel telur matur di dalam folikel atau kantung, tapi kantung
ini tidak membuka untuk mengeluarkan sel telur. Siklus terulang, folikel terus
tumbuh di dalam ovarium dan membentuk kista.
Gejala-gejala dari kista ovarium.
Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala. Namun
kadang-kadang kista dapat menyebabkan beberapa masalah seperti:

Tekanan, terasa penuh, atau nyeri di abdomen

Agak sakit pada bagian belakang bawah dan paha.

Bermasalah dalam pengeluaran urine secara komplit

Nyeri selama hubungan seksual.

Peningkatan berat badan

Nyeri pada saat menstruasi dan perdarahan abnormal

Nausea dan vomiting.

Breast tenderness

Apabila terdapat gejala-gejala seperti ini,


Nyeri disertai demam dan vomiting.
Tiba-tiba nyeri abdomen yang berat.
Napas cepat.
Pusing dan lemah.

TUMOR KISTIK OVARIUM


Klasifikasi tumor ovarii, sampai sekarang belum ada yang benar-benar
memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.
Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang bersifat
non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum. Tetapi di
samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma. Oleh karena
itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non-neoplastik
(fungsionil) dan golongan neoplastik.
Kistoma ovarii pengaruhnya pada kehamilan dan persalinan ialah :

Abortus

Dapat terjadi torsi dari tumor

Dapat menimbulkan kelainan letak

Dapat menghalangi jalan lahir

Diagnosa mudah pada hamil muda dan sulit sekali kalau uterus sudah besar,
kadang-kadang baru diketahui adanya kista setelah persalinan. Mengingat
penyulit-penyulit yang mungkin timbul dan kemungkinan keguguran maka
sebaiknya kista ovarii di operasi walaupun penderita hamil. Karena ada
kemungkinan corpus luteum graviditatis ikut terangkat, hingga terjadi abortus
maka sebaiknya operasi ditunda sampai bulan keempat.
Pada saat ini faal corpus luteum telah diambil alih oleh placenta. Sebelum dan
sesudah operasi ibu diberi progesterone (25 mg i.m./sehari) untuk memperkecil
kemungkinan abortus. Kalau tumor ini baru diketemukan pada hamil tua operasi
ditunda sampai sesudah persalinan karena luka operasi yang baru sembuh dapat
mengganggu kekuatan mengejan. Kalau tumor menghalangi jalan lahir dilakukan
SC dan pengangkatan tumor sekaligus, dalam keadaan darurat misalnya karena
tidak mungkin melakukan operasi maka kista yang menghalangi jalan lahir dapat
dipunksi untuk menghindarkan rupture uteri.
1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kista Follikel

Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses
atresia folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati,
disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel
follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak
jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga
terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah
jeruk. Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah
salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan
kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve
suhu basal bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup
besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak
pada daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor ovarii dapat
menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang, dapat terjadi
rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra
abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu
kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah
cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah
satu atau dua siklus.
Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor
tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali
pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau non neoplastik,
kecuali bila ukurannya sangat besar.
Terapi
Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi
spontan. Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu

gangguan klinis atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya


tindakannya disesuaikan dengan keadaan. Bila kista kecil dapat
dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar sebaiknya di enucleasi
dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.
b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar
kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari
corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus
selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat
banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang
berdinding

tipis

dan

berwarna

kekuning-kuningan.

Secara

perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga


akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur
darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada
bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kista corpus lutein yang
tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang
terus menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada
pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang
menganggap kista ini sebagai korpus luteum persistens, dimana
oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis yang jarang
dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa atau
chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,
dindingnya

dibentuk oleh sel granulose yang

mengalami

luteinisasi, tetapi pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein
dan jaringan ikat.
c. Stein Levental ovary

Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik,


permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada
pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunica yang tebal dan
fibrotik. Dibawahnya tampak follikel dalam bermacam-macam
stadium, tetapi tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis
memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal Syndrom, yaitu
yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan oligomenorrhoe.
Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari
tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini
merupakan penyakit herediter yang autosomal dominant.
d. Germinal inclusion cyst
Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.
Biasanya terjadi pada wanita tua.
Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.
e. Kista endometrial
Oleh karena sangat penting akan dibicarakan tersendiri.
2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif
Yang termasuk golongan ini ada tiga jenis :

Cystadenoma mucinosum

Cystadenoma serosum

Kista dermoid

Kistadenoma Ovarii Musinosum


Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin berasal
dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari
lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal
yang sama dengan tumor Brenner.

Angka Kejadian
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma
ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium,
sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok
neoplasma ovarium.
Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%;
sedangkan Gunawan (1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970) 37,2%;
dan Djaswadi 15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 2050 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas.
Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala
(lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih
pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat
ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi
dapat juga ditemui yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat
terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat
menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir
ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista.
Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat
dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan
darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel
torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang
membundar karemna terisi lendir (goblet cells).
Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh
seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang
menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista,

maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan
dengan

sekresinya

menyebabkan

pseudomiksoma

peritonei.

Akibat

pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus


bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal
karena ileus dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah
padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan
seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini
terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah cukup
besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya
dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada
waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya in toto
tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma
peritonei karena tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu
dilakukan pungsi untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan
rapi sebelum mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus
dilakukan pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap
kemungkinan keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.
Kistadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel
permukaan ovarium (germinal epithelium).
Angka Kejadian
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma
musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak lebih sering
ditemukan kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan
frekuensi 19,7%, Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%; dan Gunawan
(1977) 20,3%. Selanjutnya, disurabaya hariadi dan Gunawan meenemukan angka

kejadian tumor ini masing-masing 39,8% dan 28,5%; di Jakarta Sapardan


mencatat angka 20,05 dan di Yogyakarta Djaswadi mencatat angka 36,1%.
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amay besar dibandingkan
dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan tetapi
dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler,
meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista
ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan
keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadangkadang coklat karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin

membedakan

gambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang


jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada
pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik
atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar
dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam
tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam
stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan
bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa
tumor itu ganas.
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta
anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik
digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara
kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan.
Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang
dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30%

- 35% dari kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada


suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka
prognosis penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis
pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis kasus tersebut
menurut pengalaman harus dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas
(clinically malignant).
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti

pada kistadenoma musinosum. Hanya,

berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan


pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang
perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk
menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam terdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini, yang
ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan
endometriosis ovarii.
Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana strukturstruktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut,
gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak
nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm.
Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah
bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Angka Kejadian

Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan
paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua
kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista
dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran
yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah
sebagai berikut : Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan
Gunawan masing-masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor
ovarium. Sebelum perang dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi
kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di
Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya satu kasus pada
anak umur 13 tahun.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan putih,
keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian
lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila
dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang
menonjol dan padat.
Tumor

mengandung

elemen-elemen

ektodermal,

mesodermal

dan

entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi


(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa
traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid
(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar
sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut
ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan gelondongan seperti
konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid,

dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah karsinoma
epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkina
pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan terjadinya tumor
yang khas. Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang dapat
menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo
Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi
dan tidak ganas. Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus
struma ovarium (= 0,5%), Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya
mencatat satu kasus (= 0,5%); sedangkan Gunawan selama 3 tahun (19741977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).
2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum
Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu elemen
dari epitelium germinativum.
3. Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan adanya
hormon koriogonadotropin.
Kista dermoid adalah satu teratoma yang kistik. Umumnya teratoma solid
ialah suatu tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang, dapat juga ditemukan
teratoma solidum yang jinak.
Terapi pada kista dermoid terdiri atas pengangkatan, biasanya dengan seluruh
ovarium.

BAB II
Laporan Kasus
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien

: Ny. P

Umur

: 41 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan


Agama/suku

: Islam/sasak

Pendidikan

: Tidak tamat SD

Pekerjaan

: ibu rumah Tangga

Alamat

: Pagutan

MRS/Pukul

: 11 September 2009/ 22.00 WITA

II. ANAMNESIS
Keluhan utama:
Nyeri perut bawah
Perjalanan penyakit:
Pasien mengeluh ada benjolan di perut bagian bawah sejak 4 bulan yang lalu.
Awalnya pasien merasa dirinya hamil karena perutnya semakin membesar selama
4 bulan ini namun pasien merasa perutnya sering sakit dan terasa penuh tidak
seperti hamil biasanya. Pasien pengguna KB suntik selama satu tahun dan pasien
tidak pernah menstruasi. Pasien mengeluh 1 bulan terakhir sering merasa mual
dan terkadang sampai muntah. Pasien tidak mengalami gangguan kencing dan
buang air besar. Pasien tidak mengeluh nyeri saat berhubungan dengan suami.
Pasien tidak ada riwayat nyeri, rasa panas saat kencing dan keluhan keputihan
yang banyak.
Benjolan yang dirasa pasien tidak normal ini diperiksakan ke puskesmas
tanggal 5 Mei 2009 dan dari hasil pemeriksaan di puskesmas, dijelaskan bahwa
perutnya membesar bukan karena hamil melainkan merupakan tumor rahim
dengan dugaan sementara mioma uteri, pasien diberi rujukan untuk berobat ke
RSU Mataram.

Riwayat menstruasi : Os mengatakan tidak pernah haid sejak 1 tahun yang lalu,
Sebelumnya siklus haid biasanya 28 hari
dan lamanya 6-7 hari. HPHT: lupa (sekitar
awal bulan juli 2008).
Riwayat KB

: Suntik selama 1 tahun

Rencana KB

: suntik

Riwayat Pernikahan : Menikah 1 kali sejak 12 tahun yang lalu.


Riwayat abortus

: Tidak pernah.

Riwayat penyakit terdahulu : Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru,


hati, ginjal, DM, hipertensi ataupun penyakit berat
lainnya.
Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang menderita penyakit tumor
ganas
Riwayat alergi

: Tidak mempunyai alergi terhadap obat-obatan, dan

makanan.
Riwayat Obstetri

1.

, 2600gr, spontan, bidan, 6 tahun.

2.

, 3000 gr, spontan, bidan, 4 tahun.

3.

, 3000 gr, spontan, bidan, 1 tahun

III. PEMERIKSAAN FISIK (17 Mei 2009)

Status Generalis :

Keadaan Umum: baik

Kesadaran : E4V5M6

TD : 110/70 mmHg

N : 84 x/menit

P : 20 x/menit

T : 36,7 0C,

Mata : an(-/-), ikt (-/-)

Jantung :

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : S1-S2 tunggal, reguler, murmur tidak ada

Paru :

Inspeksi : simetris dan dinamis

Perkusi : Sonor/sonor

Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen :

Inspeksi : adanya pembesaran massa dibagian tengah perut.

Palpasi : teraba massa kistik, konsistensi semi padat, permukaan


rata, licin dan mudah digerakkan (mobile), ukuran : 20 x 10 cm.

Perkusi : redup dibagian adanya massa dan timpani dibagian


tepi lateral abdomen.

Auskultasi : bising usus (+) normal


Ekstremitas : akral hangat, Edema (-).
Status Ginekologi :

Inspeksi : perdarahan pervaginam (-).

Inspekulo : fluor albus (-), fluxus (-), livide (-).

Pemeriksaan dalam (VT) :

(-), nyeri goyang porsio (-)

CU AF normal

AP menonjol, teraba massa agak lunak di bagian kiri.

CD tidak ada penonjolan.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan USG :

Tampak massa hipoechoik, batas tegas, ukuran 15 x 8,1 cm.

kesan = kistoma ovarii.


Pemerikasaan Laboratorium:

Darah Lengkap :
Hb : 11 gr %,
WBC : 8.500/mm3
PLT : 336.000/mm3
HCT : 30,7/ mm3
LED: 50, BT:200, CT: 600,
GDS: 122 mg %,
Bilirubin total: 0,93 mg %, Bilirubin direk: 0,27 mg %,
SGOT: 26 u/l, SGPT: 28 u/l,
Urea: 25 mg%,
kreatinin: 1,2 mg%,
Faal protein: 6,8 gr %, Albumin: 4,2 gr%,
HBsAg : -.

V. DIAGNOSIS
Kistoma Ovarium
VI. PENATALAKSANAAN
Pro elektif laparotomi.
Operasi dilakukan tanggal 25 Mei 2009 (09.45 WITA).
Diagnosa pre op: Kistoma Ovarium
Temuan Operasi:
o Insisi median 8 cm.
o Massa kistik pada ovarium bagian kiri, ukuran 20 x 15 cm.
o Permukaan rata dan licin.
o Tidak ada perlekatan dengan organ sekitar.
o Cairan dalam kista berupa cairan serus 1000 cc
o Uterus dan adnexa kanan dalam batas normal.
Tindakan Operasi:
o Salfingooforektomi sinistra (SOS).

Diagnose post op: Kista ovarium kiri


Terapi post op: As. Mefenamat 500 mg 3 x 1, B. complex 3 x 1.

DAFTAR PUSTAKA
F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y. Joko S.
.(et al). Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005. p1036-1037.
Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. Tumor Jinak Pada Alat-alat Genital. In :
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu Kandungan.
Edisi ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2005. p.355-361.
http://www.4woman.gov/faq/ovarian_cysts.htm
www.republika.co.id
Anonim. Obstetri patologi dan Ginekologi ; bagian obstetric dan ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.; Elstar Offset Bandung.

Anda mungkin juga menyukai