I.
Skenario Kasus
A. Kasus nyeri dada dengan penurunan kesadaran
Learning Approach
Skenario Kasus
Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan
kesadaran, menurut keluarga pasien mengalami nyeri dada dan sesak napas Sejak 5 jam
SMRS. Nyeri dada dikatakan menjalar ke tangan kiri, leher dan bahu. Nyeri dada tidak
berkurang dengan istirahat. Pasien biasa tidur dengan 1-2 bantal. Riwayat merokok 1-2
bungkus rokok kretek sehari sejak usia muda. Riwayat kencing manis ada diketahui sejak
tahun 2005 dan kontrol tidak teratur.
Pemeriksaan fisik :
GCS E2M4V2, berat badan 75 Kg, tinggi badan 165 cm.tek. Darah 80/ palpasi mmHg, nadi
120 kali/menit lemah, suhu 35.4 C. laju Nafas 30 kali/menit, JVP 5+3 cm H2O, S1 dan S2
reguler, Murmur (-), Gallop (+).Suara Nafas Vesikuler, Wheezing -/-, Ronchi +/+ diseluruh
lapang paru, Ekstrimitas :Akral dingin, Oedem +/+.
Pemeriksaan Penunjang
Kardiomegali dengan bendungan paru, tidak tampak TB paru
rontgen
aktiv
EKG
KASUS 3
Peritonitis difus ec pankreatitis necroticans
Topik yang harus dipelajari :
1.
2.
3.
4.
Laparatomy eksplorasi
Peritonitis
Sepsis, severe sepsis, syok sepsis
Acute kidney injury
Skenario kasus :
Seorang pasien pria berusia 37 tahun dirawat di ICU post laparatomy eksplorasi atas indikasi
peritonitis diffuse. Saat dikaji pasien terpasang ventilator dengan mode CPAP dan NGT untuk
dekompresi (cairan hijau). Hasil pengkajian : Tekanan darah 92/63, heart rate 66x/menit,
saturasi O2 86 %, frekuensi napas 23x/menit, suhu 38,6 c. Ekstremitas akral dingin, edema
ekstremitas atas bawah dengan pitting edema 3+, ronchi +/+, gargling (+), ascites (+).
Pemeriksaan laboratorium : Hb 8 mg/dl, Hematokrit 24, leukosit 13500, ureum 148 mg/dl,
kreatinin 5,46 mg/dl, gula daras sewaktu 143.
Foto rontgen : efusi Pleura
Terapi : Lasiq 30 mg/jam, dobutamin 5 g/kgbb/hari, vascon o,5 mg/jam, Levoflosaksin 1 x
750 mg, Pantoprazol 2 x 40 mg, vit K 2 x 10 mg
Probing Question
1. Mengapa bisa terjadi peritonitis diffuse pade pasien tersebut ?
2. jelaskan penyebab terjadinya severe sepsis dan syok sepsis pada kasus
tersebut?
3. jelaskan secara patofisiologi timbulnya manifestasi klinis yang dialami
asien pada kasus di atas?
4. Bagaimana mekanisme terjadinya acute kidney injury akibat syok sepsis?
5. Diagnosa keperawatan pada pasien tersebut adalah?
6. Jelaskan intervensi yang tepat untuk mengatasi pasian?
No
1.
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan
proses
perfusi gas O2 dan CO2
berhubungan dengan
sepsis ditandai dengan
HR 66 x/menit, sesak
(+), RR 14 x/menit
dan dangkal, suhu
38,90C, hasil lab
sysmec, Hb : 8.0 mg%
dan Eritrocyt: 2,66
jt/uL, kesan thoraks
2.
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
berhubungan
dengan
penumpukan sekret di
saluran
pernapasan
ditandai dengan suara
napas ronkhi +/+, suara
gargling (+), batuk tidak
ada atau tidak efektif,
sputum berlebihan dan
kental disertai bekuan
darah pada saluran
pernapasan (ETT).
Perencanaan
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 5x24
jam, klien akan memiliki
upaya napas spontan,
ditandai dengan:
Nilai gas darah
dan saturasi
oksigen dalam
rentang normal.
Volume tidal
dalam rentang
normal (500 ml).
Tidak ada dispnea.
Tanda vital dalam
rentang normal.
Intervensi
1. Monitor keefektifan ventilasi
mekanik dengan melakukan
observasi terhadap TV, IPL, Peep,
FiO2, Peak Pressure.
2. Pastikan alarm ventilator aktif.
Rasional
1. K
pe
ap
2. V
se
m
sa
ek
3. Pe
kl
ke
ve
4. M
te
pa
ke
sp
5. Pe
m
m
te
m
ak
di
6. Pe
m
kl
ef
di
1. M
da
2. Su
me
3. M
ak
ba
dip
Suara napas
jernih.
Irama dan
frekuensi
pernapasan dalam
rentang normal.
5. M
me
jah
3.
Gangguan
keseimbanngan cairan :
kelebihan volume cairan
di
ekstravaskuler
berhubungan
dengan
retensi cairan akibat
penurunan fungsi ginjal
ditandai dengan edema
pada ekstremitas atas
dan bawah, ascites (+),
ureum 148 mg/dL ,
kreatinin 5.46 mg/dL ,
Hb 8.0 g/dL , Ht 24 %
.
Ketidakefektipan pola
nafas
berhubungan
dengan
penurunan
compliance paru akibat
efusi fleura ditandai
dengan
HR 66 x/menit,
RR 14 x/menit
1. U
3. Fu
ob
be
na
na
kalium,
4. H
ke
se
er
kr
gi
untuk
6. Un
ya
kli
2. U
da
kl
6. Kolaborasi
hemodialisa.
4.
dan
4. Un
de
tindakan
5. R
pe
va
ja
6. H
fu
ur
ke
ke
1. Po
ki
m
pr
m
la
2. K
pe
dengan bantuan
mekanik
(ventilator),
Klien terpasang
endotracheal
tube
(ETT)
diameter
7,5
dan kedalaman
21,
Hasil AGD: pH
7,44 (N); PCO2
32 ; PO2 93
(N); HCO3 21
, SO2 97% (N)
dengan
menggunakan
alat
bantu
pernapasan
ventilator.
Hasil
thorax
foto
adanya
kesan
efusi
fleura
Jenis
pernafasan
BIOT
rentang normal.
Volume tidal
dalam rentang
normal (500 ml).
Tidak ada dispnea.
Tanda vital dalam
rentang normal.
ap
3. V
se
m
sa
ek
4. M
in
sh
5. Pe
kl
pa
6. M
te
pa
ke
sp
7. Pe
m
m
te
m
ak
di
8. Pe
m
kl
ef
di