Modul 1-Alur Penularan Penyakit
Modul 1-Alur Penularan Penyakit
Deskripsi Singkat
Perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) ternyata belum merupakan perilaku
yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun
banyak yang sudah terbiasa mencuci tangan, namun pemahaman akan
pentingnya pengunaan sabun dan air mengalir belum sepenuhnya diterapkan.
Data survei Baseline yang dilakukan oleh Environmental Services Program
(ESP-USAID) 2006 menunjukkan bahwa praktik Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) pada waktu-waktu yang mewajibkan CTPS masih rendah.
Perilaku CTPS merupakan suatu intervensi kesehatan yang sederhana dan
murah dalam mengurangi penularan berbagai penyakit termasuk Flu Burung,
ISPA, SARS, kecacingan dan infeksi yang menyebabkan Diare dan Infeksi
SAluran Pencernaan Lain (ISPL) : Kecacingan, Tipoid, Hepatitis dan Polio
terutama pada balita. Kajian yang dilakukan oleh Curtis and Cairncross (2003)
menyebutkan bahwa praktik CTPS khususnya setelah bersentuhan dengan tinja
(setelah ke jamban dan setelah menceboki anak/ bayi) dapat menurunkan
insiden diare sebanyak 42-47%. Kajian lain menemukan bahwa anak di bawah
usia 5 tahun yang tinggal dalam rumah yang menerima intervensi CTPS dan
memiliki sabun dilaporkan 53% lebih rendah insidennya dari pada mereka yang
tinggal di daerah kontrol di Pakistan (Luby 2004). Hal ini membuat praktik CTPS
dipandang efektif untuk pencegahan penularan penyakit menular langsung
seperti di atas.
B.
1/30
3
4
Waktu
Metode
25 menit
Refleksi
pengalaman,
diskusi
Ceramah, diskusi,
penugasan
kelompok,
60 menit
60 menit
Diskusi kelompok
60 menit
Curah pendapat,
diskusi,
penugasan
kelompok, role
play
diskusi kelompok,
presentasi
70 menit
4 jam, 35 menit
Whiteboard/Spidol
Flipchart
Film
Meta plan/sticky cloth
Flyer
Poster
Komputer, infocus, layar
Alat peraga dari inisiatif peserta/active particitatory learning.
2/30
b. Alur
penularan
penyakit
Gambar
Tinja
Gambar
Mulut
5/30
Langkah
Kegiatan
a.
Penghambat
Alur
Penularan
Penyakit
7/30
c.
Membedakan
teknik-teknik
CTPS yang
salah dan
yang benar
(30 menit)
b. Pengantar
Diskusi kelompok
RTL
(10 menit)
Fingers
(Jari2)
Flies
(Lalat)
New Host
(Induk baru)
Foods
(Makanan)
(tinja)
PenghalangI:
Penghalang
I:
SaranaSanitasi
Sarana
Sanitasi
(JambanSehat)
(JambanSehat)
Fields
(Kebun/
Lahan)
Penghalang II:
Penghalang
KebersihanII:
pribadi
Kebersihan
pribadi
(Cuci tangan
pakai
(Cuci
tangan pakai
sabun)
sabun)
9/30
Waktu kritis yang mengharuskan praktik cuci tangan pakai sabun untuk
mencegah diare dan ISPL(Tifus/Hepatitis A dan E/Polio)
Sebelum makan
Sesudah BAB
Sebelum mempersiapkan makan
Sesudah membersihkan kotoran bayi
Sebelum menyuapi anak
Setelah menyentuh anus (cacing kremi)
Mata
Tangan
CTPS
Benda
terkontaminasi
Waktu kritis yang mengharuskan praktik cuci tangan pakai sabun untuk
mencegah Penyakit Mata:
Sebelum dan sesudah memegang mata
Sesudah kontak langsung dengan penderita (merawat, jabat
tangan)
Setelah memegang benda yang terkontaminasi
10/30
c. ISPA
Hidung
Tangan
CTPS
Benda
terkontaminasi
Waktu kritis yang mengharuskan praktik cuci tangan pakai sabun untuk
mencegah ISPA
Setelah batuk, bersin dan membersihkan ingus
Setelah memegang benda yang terkontaminasi
Setelah kontak langsung dengan penderita (jabat tangan, merawat)
d. Flu Burung :
Hidung
Tangan
CTPS
Waktu kritis yang mengharuskan praktik cuci tangan pakai sabun untuk
mencegah Flu Burung
11/30
Saluran
pencernaan
Tangan
CTPS
Peradangan
pada sel hati
Hepatitis A
Kecacingan
Waktu kritis yang mengharuskan praktik cuci tangan pakai sabun untuk
mencegah penyakit kecacingan dan Hepatitis A
Setelah bermain di tempat-tempat kotor berlumpur
Setelah menanam tanaman/ pohon/ bunga
memeriksa dan melakukan tindakan terhadap pasien
Setelah melakukan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang berhubungan
dengan tanah dan sumber air yang tidak bersih
2. Sabun memutuskan rantai penyebaran penyakit
Sabun terdiri dari rantai karbon hidrofobik dengan ujung rantai berupa hidrofilik
(polar). Rantai karbon ini melekat pada bakteri/ kuman yang ada pada tangan
yang disabuni dan digosok-gosok, dan membentuk molekul yang sangat halus.
Ketika tangan dibilas air akan mendorongnya/ menggelontorkan molekul tersebut
bersama bakteri/ kuman yang ada di dalamnya bersama air bilasan. Dengan
mekanisme inilah sabun mampu memutus rantai penyebaran kuman penyebab
penyakit menular. Cara ini memang tidak menjamin bakteri akan mati, tetapi
setidaknya telah dibersihkan dari permukaan tangan. Untuk memastikan bakteri
mati, dapat dipergunakan sabun anti septik.
Dalam menggiatkan praktik CTPS, tidak diharuskan untuk menggunakan sabun
anti bakteri. Pesan utamanya agar masyarakat menggunakan sabun pada saat
mencuci tangan, agar dapt menggelontorkannya dari permukaan tangan dan
memutus rantai penyebaran penyakitnya.
3. Cara Cuci Tangan Pakai Sabun yang disarankan
12/30
13/30
14/30
4.
5.
15/30
VII. Referensi
1. Depkes RI, Ditjen Pengendalian Penyakit
Lingkungan, 2008, Pedoman Umum CTPS
dan
Penyehatan
dan
Penyehatan
dan
Penyehatan
Penyehatan
dan
Penyehatan
Program
(2006),
16/30
VIII.
Lampiran
17/30
18/30
19/30
20/30
21/30
22/30
23/30
24/30
25/30
26/30
27/30
Gambar Bahan Makanan dicuci bersih Sebelum Diolah, dan mencuci tangan
pakai sabun sebelum mengolah makanan
28/30
29/30
Jenis
kegiatan
Melakukan
identifikasi
factor
yang
berpotensi
memicu
penularan
penyakit
Melakukan
identifikasi
factor
penghambat
penyebaran
Pemetaan
pemangku
kepentingan
Tujuan/hasil
kegiatan
Sasaran
Waktu
Penangg.
jawab
Jumlah &
Sumber biaya
30/30