DI
OLEH :
KELOMPOK 1 :
FIFIN AYU IKA LESTARI (P07124419048)
LISA YUNIARTI (P07124419055)
MAULINA (P07124419056)
RISMAYANTI (P07124419067)
RANGGI PURNAMA SARI (P07124419063)
RIZKA AMALIA PUTRI (P07124419070)
SHINTA IIS SAFITRI (P07124419072)
YULI HARTINA (P07124419080)
Puji dan syukur kelompok panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
tidak lupa kelompok panjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,
yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kepada alam yang
M.Kes” selaku dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi.
kesempurnaan, untuk itu kelompok mengharapkan kritikan dan saran yang yang
harapan, semoga penulisan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua, Amin.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pemberantasan korupsi tidak dapat hanya dilakukan melalui
upaya-upaya penindakan pelaku, tetapi juga upaya-upaya pencegahan melalui
perbaikan sistem serta pembangunan perilaku dan budaya antikorupsi
(Kepmenaker, 2016).
Berdasarkan SKKNI penyuluh antikorupsi ada 7 keterampilan dasar
yang harus dimiliki seorang penyuluh anti korupsi yaitu merencanakan
penyuluhan, mengorganisasikan penyuluhan, melaksanakan penyuluhan,
mengevaluasi kegiatan penyuluhan, membuat laporan kegiatan, menerapkan
K3 dalam penyuluhan dan menangani konflik yang muncul dalam kegiatan
penyuluhan. Tindak lanjut yang harus dilakukan masyarakat/kelompok
sasaran adalah mengimplementasikan rencana aksi pemberantasan korupsi
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Penyuluh Antikorupsi
mempunyai peran meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok
sasaran sehingga mampu mengimplementasikan rencana aksinya di masing-
masing fokus area yang dipilih.
Dalam rangka mengajak keterlibatan masyarakat dalam gerakan
pemberantasan korupsi, KPK telah melakukan kampanye kepada masyarakat
melalui berbagai program antara lain seperti sosialisasi, festival, lomba-
lomba, buku, poster, iklan layanan masyarakat, dan film. Dampak dari
kampanye tersebut, kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam
pemberantasan korupsi semakin tinggi yang ditandai dengan peningkatan
jumlah pelaporan dugaan tindak pidana korupsi oleh masyarakat, peningkatan
jumlah undangan kepada KPK sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi
dan pendidikan antikorupsi yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat,
dan kunjungan ke gedung KPK untuk berdiskusi dan mempelajari antikorupsi
(Kepmenaker, 2016).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang penyuluhan antikorupsi
dan dapat menerapkan tahap-tahap dalam penyuluhan antikorupsi.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui pengertian penyuluhan antikorupsi
b. Agar mahasiswa mengetahui tentang persiapan/rencana penyuluhan
antikorupsi
c. Agar mahasiswa mengetahui tahap-tahap/pengorganisasian
penyuluhan antikorupsi
d. Agar mahasiswa mengetahui tentang metode penyuluhan antikorupsi
e. Agar mahasiswa mengetahui media yang digunakan dalam
penyuluhan anti korupsi
f. Agar mahasiswa mengetahui evaluasi dalam penyuluhan antikorupsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
F. Evaluasi Penyuluhan
Cara melakukan evaluasi penyuluhan menjadi kegiatan yang
strategis untuk menilai apakah suatu penyuluhan berjalan sesuai tujuan
pelatihan yang dirancang sebelumnya. Evaluasi ala Kirk Patrick
menyatakan evaluasi level 1 atau reaksi, evaluasi level 2 atau evaluasi
belajar, evaluasi level 3 atau tingkah laku (behavior) dan evaluasi tahap 4
atau evaluasi hasil. Fungsi melakukan evaluasi penyuluhan menjadi
kegiatan yang strategis untuk menilai apakah suatu penyuluhan berjalan
sesuai tujuan pelatihan yang dirancang sebelumnya.
Langkah-langkah mengevaluasi penyuluhan antikorupsi ala Krik
Patrick, yaitu:
a. Evaluasi Level 1 : Reaksi (Reaction)
Level Reaction mengevaluasi bagaimana respon, tanggapan
peserta pelatihan atau dapat juga disebut participants satisfaction.
Apakah peserta akan merekomendasikan orang lain untuk mengikuti
pelatihan. Manfaat lain dari hasil evaluasi level 1 ini adalah bagaimana
pun peserta pelatihan seperti customer, dan meningkatnya kepuasan
dalam pelatihan salah satu indikatornya adalah meningkatnya
keinginan customer untuk belajar, berbagi dan bersama-sama dalam
memberantas korupsi.
b. Evaluasi Level 2 : Evaluasi Belajar (Learning)
Level ini mengevaluasi dampak penyuluhan terhadap peserta.
Apakah setelah penyuluhan berakhir ada perubahan dari aspek
pengetahuan, keterampilan atau prilaku kerja kearah yang lebih baik,
sesuai dengan tujuan diselenggarakan penyuluhan.
Knci pertanyaan dari evaluasi pada level ini adalah :
1) Ilmu pengetahuan apa yang dipelajari peserta?
2) Skill (keterampilan/keahlian) apa yag dipelajari atau ditingkatkan?
3) Attitude (sikap) apa yang diharapkan berubah?
4) Dengan pengetahuan, perspekif berbeda dan skill baru, sikap apa
yang diharapkan berubah pada peserta?
c. Evaluasi Level 3 : Tingkah Laku (Behavior)
Mengkur dari aspek perubahan perilaku yang berdampak pada
kinerja. Cara mengukurnya dengan melakukan serangkaian test dan
observasi.
d. Evaluasi Level 4 : Evaluasi Hasil (Result)
Mengukur dari hasil akhir (result)setelah mengikuti
penyuluhan. Hasil akhir dalam hal ini dapat berupa indikator-indikator
kinerja yang nyata seperti kenakan produktifias, penurunan tingkat
kesalahan, peningkatan kualitas, penurunan keluhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluh Antikorupsi adalah seorang yang memiliki kemampuan
menyampaikan nilai antikorupsi, mengkomunikasikan, meyakinkan,
menyadarkan, mengajak, melatih, memberdayakan, membimbing,
mendampingi, dan menggerakkan masyarakat, aparatur sipil negara dan
aparat penegak hukum dan militer, swasta, dan komunitas untuk
menjadi agen perubahan dan menjadi role model dalam upaya
pemberantasan korupsi.
Persiapan/rencana penyuluhan antikorupsi ialah pemilihan dan
penetapan metode dan langkah-langkah pembeajaran yang interaktif
sesuai dengan tujuan, materi, dan kelompok sasaran. Untuk tahap-tahap
dalam penyuluhan antikorupsi ada 2 yaitu mengorganisasi pembelajaran
anti korupsi dan checklist mempersiapkan Penyuluhan Antikorupsi.
Dalam melakukan penyuluhan tentunya menggunakan metode
yang menarik. Cara menarik menyampaikan materi penyuluhan terletak
pada cara menarik membuka penyuluhan, kegiata inti dan cara menarik
menutup penyuluhan. Pembukaan yang kuat, audiens akan ingat.
Penggunaan media juga sanggat mendukung dalam proses penyuluhan
dan yang terakhir melakukan evaluasi yang bertujuan untuk menilai hasil
akhir dari penyuluhan antikorupsi yang diberikan.
B. Saran
Diharapkan agar mahasiswa dapat mempersiapkan tentang
penyuluhan antikorupsi, dan diharapkan kepada dosen agar dapat
membimbing mahasiswa dalam mengenal penyuluhan antikorupsi.
DAFTAR PUSTAKA