Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

EFEKTIFITAS EDUKASI TENTANG CUCI TANGAN

Diajukan kepada
Ibu Raudhatul Jannah M.Pd
Untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh :
Natasya Humaira ( P07120123150 )
Nadiatul Zuhra ( P07120123035 )

PRODI D-III KEPERAWATAN BANDA ACEH


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES ACEH
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan proposal
penelitian skripsi ini dengan judul "Efektivitas Edukasi Tentang Cuci Tangan."
Penelitian ini diinisiasi oleh kekhawatiran terhadap rendahnya kesadaran dan praktik
cuci tangan di masyarakat, yang pada gilirannya dapat menjadi faktor penyebaran
penyakit infeksi. Sejalan dengan semangat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,
penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas edukasi tentang cuci tangan
sebagai upaya pencegahan penyakit.
Kami ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam perjalanan
penyusunan proposal ini. Terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman, dan
semua pihak yang telah memberikan kontribusi berharga dalam membantu kami
menyusun proposal penelitian ini.
Semoga proposal penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya cuci tangan dalam menjaga
kesehatan diri dan mencegah penyebaran penyakit. Harapan kami, hasil penelitian ini
dapat menjadi pijakan untuk perbaikan kebijakan kesehatan dan implementasi program
edukasi yang lebih efektif di masa depan.
Akhir kata, kami menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun dari berbagai pihak sangat
kami harapkan guna perbaikan dan pengembangan penelitian ini selanjutnya
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................5
2.1 Definisi dan Fungsi Cuci Tangan............................................................................5
2.2 Studi Terdahulu........................................................................................................6
2.3 Teori Perubahan Perilaku.........................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................8
3.1 Desain penelitian......................................................................................................8
3.2 Prosedur Penelitian..................................................................................................8
3.3 Variabel Penelitian...................................................................................................8
3.4 Pengumpulan data....................................................................................................9
3.5 Proses Implementasi Edukasi..................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih
serta dapat mencegah teradinya penyakit. Cuci tangan pakai sabun merupakan cara
mudah dan tidak perlu biaya mahal . Menurut data Kesehatan dunia (WHO) , mencuci
tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk
menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.
Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata
kiasan. Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat
saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka
kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku
ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang
kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling pentingdalam pencegahan
dan pengontrolan infeksi (Potter & Perry, 2005).Mencuci tangan merupakan proses
pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kedua belah tangan dengan
memakai sabun dan air. Tujuan cuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme
(Tietjen, 2003 dalam Moestika ). Diare biasanya kuman ditransmisikan dari tangan yang
tidak bersih ke makanan. Kuman-kuman kemudian memapar ke person yang makanan
tersebut. Hal ini bisa diegah dengan selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet
dan sebelum menyiapkan makanan ( Darmiatun, 2013). Mencuci tangan juga dapat
menghilangkan sejumlah besar virus yang menjadi penyebab berbagai penyakit,
terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti
influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan.
Mencuci tangan memakai sabun sangatlah penting karena sebagai salah satu
pencegahan terjadinya penyakit diare, kebiasaan mencuci tangan diterapkan setelah
buang air besar, memegang handphone dan lain – lain. Oleh karna itu, masyarakat
hanya mengetahui penyakit menular pada penyakit tertentu saja,sedangkan untuk
penyakit dalam atau penyakit infeksi lainnya masih kurang sehingga kesadaran untuk
masyarakat dalam menjaga hidup sehat itu berkurang. Mencuci tangan dengan air lebih
umum dilkukan, tetapi hal ini terbukti sangat tidak efektif dalam menjaga Kesehatan
dibandingkan dengan CPTS. Menggunakan sabun dalam mencuci tangan sebenarnya
menyebabkan orang harus membutuhkan waktu yang lebih banyak saat mencuci tangan,
tetapi menggunakan sabun sagat efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan
terlepas saat tangan digosok dan dalam upaya melepaskan kotoran yang menempel.
Kesehatan merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia, dan
pemeliharaan kesehatan dapat dicapai melalui praktik-praktik kebersihan yang baik.
Salah satu praktik kebersihan yang paling sederhana namun memiliki dampak besar
adalah kebiasaan mencuci tangan. Cuci tangan bukan hanya sebuah rutinitas harian,
tetapi juga tindakan preventif yang efektif dalam mencegah penularan berbagai penyakit
infeksi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencuci tangan dengan sabun
dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan dan gastrointestinal.
Meskipun kepentingan cuci tangan telah lama diakui, kenyataannya masih
banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya pentingnya praktik ini dalam
menjaga kesehatan pribadi dan mencegah penyebaran penyakit. Faktor-faktor seperti
kurangnya pemahaman, budaya, dan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai
dapat menjadi kendala dalam menciptakan kebiasaan mencuci tangan yang efektif di
masyarakat.
Statistik kasus penyakit menunjukkan bahwa sebagian besar penyakit infeksi
dapat dicegah dengan praktik cuci tangan yang tepat. Meski demikian, masih ada
ketidaksetaraan dalam implementasi kebiasaan ini di berbagai lapisan masyarakat. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
edukasi tentang cuci tangan sebagai upaya pencegahan penyakit yang lebih baik.
Penelitian ini akan menginvestigasi sejauh mana edukasi tentang cuci tangan
dapat memengaruhi perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan tangan mereka.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang efektivitas edukasi ini, diharapkan dapat
ditemukan strategi yang lebih efisien dalam meningkatkan tingkat kepatuhan
masyarakat terhadap praktik cuci tangan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi signifikan pada upaya pencegahan penyakit di tingkat
masyarakat dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi semua.

1.2 Rumusan masalah


Meskipun pentingnya cuci tangan telah diakui secara luas, masih terdapat
permasalahan dalam penerapannya di masyarakat. Oleh karena itu, perumusan masalah
menjadi langkah krusial dalam penelitian ini. Beberapa pertanyaan yang menjadi dasar
perumusan masalah meliputi:
1. Bagaimana tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya cuci tangan
sebagai tindakan pencegahan penyakit?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya kepatuhan masyarakat
terhadap praktik cuci tangan?
3. Sejauh mana efektivitas edukasi saat ini dalam meningkatkan kepatuhan
masyarakat terhadap cuci tangan?
4. Apakah terdapat perbedaan tingkat kepatuhan antara kelompok masyarakat yang
telah mendapatkan edukasi dengan yang belum?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas edukasi
tentang cuci tangan dalam meningkatkan perilaku masyarakat terkait kebersihan tangan.
Adapun tujuan khusus melibatkan:
1. Mengukur tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya cuci tangan
sebelum dan setelah mendapatkan edukasi
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan masyarakat
terhadap praktik cuci tangan.
3. Menilai sejauh mana edukasi dapat memengaruhi perubahan perilaku
masyarakat terkait cuci tangan.
4. Membandingkan tingkat kepatuhan antara kelompok masyarakat yang telah
mendapatkan edukasi dengan kelompok yang belum mendapat edukasi.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada berbagai
aspek, termasuk:
1. Kesehatan Masyarakat: Menyediakan pemahaman lebih lanjut tentang
efektivitas edukasi cuci tangan sebagai langkah preventif dalam penyebaran
penyakit.
2. Kebijakan Kesehatan: Menyediakan dasar data untuk pengembangan
kebijakan kesehatan yang lebih efektif terkait edukasi cuci tangan di tingkat
masyarakat.
3. Pendidikan: Memberikan pandangan yang lebih mendalam tentang bagaimana
pendidikan kesehatan dapat membentuk perilaku positif dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Penelitian Lanjutan: Menjadi dasar bagi penelitian lebih lanjut dalam bidang
kesehatan masyarakat dan edukasi perilaku preventif
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Fungsi Cuci Tangan


Cuci tangan bukanlah sekadar kegiatan mekanis untuk membersihkan tangan
dari kotoran fisik, melainkan sebuah tindakan kritis dalam pencegahan penyebaran
penyakit. Menurut World Health Organization (WHO), cuci tangan adalah proses
membersihkan tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer untuk menghilangkan
kuman dan mikroorganisme yang mungkin ada pada tangan. Kebersihan tangan yang
baik memiliki peran penting dalam mengurangi risiko penularan penyakit melalui
berbagai jalur, termasuk kontak langsung dan tidak langsung.
1. Pentingnya Cuci Tangan: Cuci tangan secara efektif dapat menghilangkan
kuman patogen, termasuk virus dan bakteri, yang dapat menyebabkan berbagai
penyakit. Khususnya, dalam konteks pencegahan infeksi saluran pernapasan dan
gastrointestinal, praktik cuci tangan memiliki dampak positif yang signifikan.
2. Kriteria Kebersihan Tangan yang Efektif: WHO menekankan beberapa
kriteria utama untuk mencapai kebersihan tangan yang efektif. Ini mencakup
penggunaan sabun yang tepat, durasi pencucian yang memadai, teknik
pengeringan yang bersih, dan penggunaan hand sanitizer dengan kandungan
alkohol yang sesuai. Memahami kriteria ini menjadi landasan penting dalam
menilai efektivitas praktik cuci tangan di masyarakat.
3. Peran Cuci Tangan dalam Pencegahan Penyakit: Cuci tangan bukan hanya
langkah individual untuk menjaga kesehatan pribadi, tetapi juga merupakan
kontributor penting dalam upaya mencegah penyebaran penyakit di tingkat
populasi. Praktik cuci tangan yang baik dapat mengurangi insiden penyakit
infeksi dan memiliki dampak positif pada kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.
4. Tantangan dalam Penerapan Kebiasaan Cuci Tangan: Meskipun pentingnya
cuci tangan telah diakui, beberapa tantangan tetap ada, termasuk pemahaman
yang kurang, akses terbatas terhadap fasilitas sanitasi, dan resistensi terhadap
perubahan perilaku. Tinjauan literatur ini akan mengidentifikasi dan
menguraikan faktor-faktor ini sebagai dasar untuk memahami mengapa beberapa
masyarakat mungkin masih belum mengadopsi kebiasaan cuci tangan secara
konsisten.

2.2 Studi Terdahulu


Sejumlah studi sebelumnya telah dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas
edukasi tentang cuci tangan dan faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan masyarakat
terhadap praktik ini. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk menyajikan hasil-hasil
penelitian terkini yang relevan dengan topik penelitian, dan memberikan gambaran
mendalam mengenai temuan-temuan yang telah ada.
1. Studi Efektivitas Edukasi
Beberapa penelitian telah mengkaji dampak program edukasi tentang cuci
tangan terhadap pengetahuan dan perilaku masyarakat. Penelitian yang
dilakukan menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat kepatuhan cuci
tangan setelah partisipasi dalam program edukasi di suatu komunitas. Hal ini
menunjukkan bahwa pendekatan edukatif dapat memainkan peran kunci dalam
membentuk perilaku cuci tangan yang positif. Namun, penelitian lain mencatat
bahwa efek dari edukasi cuci tangan dapat bersifat sementara, dan perlu adanya
tindakan lanjutan untuk mempertahankan kepatuhan jangka panjang. Oleh
karena itu, penelitian ini akan melihat lebih dalam bagaimana desain program
edukasi dapat dioptimalkan untuk mencapai dampak yang berkelanjutan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan:
Beberapa penelitian juga telah mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap cuci tangan. Faktor-faktor ini
melibatkan aspek psikologis, sosial, dan lingkungan. Penelitian yang dilakukan
menyoroti peran norma sosial dalam membentuk perilaku cuci tangan, di mana
individu cenderung menyesuaikan perilaku mereka dengan norma-norma yang
ada dalam lingkungan sosial mereka. Selain itu, faktor aksesibilitas terhadap
fasilitas cuci tangan juga muncul sebagai elemen kritis dalam beberapa
penelitian. [Peneliti D], misalnya, menunjukkan bahwa ketidaktersediaan
fasilitas cuci tangan yang memadai dapat menjadi hambatan utama dalam
menciptakan kebiasaan cuci tangan yang efektif.
Dengan merinci temuan-temuan ini, penelitian ini akan dapat mengidentifikasi
faktor-faktor spesifik yang relevan dalam konteks populasi tertentu dan mengarahkan
strategi edukasi ke arah yang lebih tepat.

2.3 Teori Perubahan Perilaku


Teori perubahan perilaku menjadi landasan teoritis yang penting dalam
memahami dan merancang intervensi untuk mengubah perilaku masyarakat terkait cuci
tangan. Beberapa teori perubahan perilaku yang relevan dengan penelitian ini
melibatkan aspek psikologis, sosial, dan lingkungan. Penerapan teori-teori ini
diharapkan dapat memberikan pandangan mendalam tentang faktor-faktor yang
memengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap praktik cuci tangan. Teori Terkait
Perubahan Perilaku:
a. Teori Health Belief Model (HBM):
HBM mencakup konsep-konsep seperti persepsi risiko, manfaat, dan hambatan dalam
membentuk perilaku kesehatan. Dalam konteks cuci tangan, HBM dapat digunakan
untuk memahami bagaimana persepsi individu terhadap risiko penyakit memengaruhi
kepatuhan mereka terhadap praktik cuci tangan.
b. Teori Theory of Planned Behavior (TPB):
TPB mengidentifikasi sikap, norma subjektif, dan kendali perilaku sebagai prediktor
utama perilaku. Dalam konteks cuci tangan, TPB dapat membantu memahami
bagaimana sikap individu terhadap cuci tangan, norma sosial, dan persepsi kendali diri
dapat memengaruhi kepatuhan.
c. Teori Social Cognitive Theory (SCT):
SCT menekankan pentingnya faktor-faktor sosial, seperti model peran dan norma sosial,
dalam membentuk perilaku. Dalam penelitian ini, SCT dapat digunakan untuk
menyelidiki bagaimana pengaruh lingkungan sosial dan kebiasaan sekitar dapat
memengaruhi kepatuhan masyarakat terhadap cuci tangan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian


Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian eksperimental untuk
mengevaluasi efektivitas edukasi tentang cuci tangan. Desain ini akan melibatkan
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk membandingkan perubahan perilaku
cuci tangan sebelum dan setelah intervensi edukasi.Metodologi yang akan digunakan
dalan penelitian ini adalah penelitian kualitatif
1. Desain penelitian kualitatif: Siapa saja mahasiswa atau mahasiswi tingkat di
lingkungan kampus Poltekkes Kemenkes Aceh, jurusan D-III Keperawatan yang
akan menerima edukasi melalui video.
2. Pengumpulan data: Melalui penyebaran video dan observasi
3. Temuan dan kesimpulan: Menggambarkan temuan utama dari penelitian,
termasuk bagaimana efektivitas edukasi video dapat diukur, dampaknya terhadap
pengetahuan dan sikap, serta bagaimana faktor kontekstual mempengaruhi hasil.
3.2 Prosedur Penelitian
1. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa atau mahasisiwi tingkat 1 Jurusan D-III
Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Aceh yang mewakili populasi yang rentan
terhadap penyakit infeksi
2. Pengambilan sampel akan dilakukan dengan menggunakan metode, dengan
jumlah sampel 50 orang. Kelompok eksperimen akan menerima edukasi tentang
cuci tangan, sementara kelompok kontrol tidak akan menerima edukasi. Pemilihan
sampel akan dilakukan secara acak untuk memastikan representativitas hasil.
3. Pengiriman video dan observasi
4. Analisis data obersevasi

3.3 Variabel Penelitian


1. Variabel independen utama dalam penelitian ini adalah edukasi tentang cuci
tangan dengan menyebarkan video. Ini akan dibagi menjadi dua tingkat:
kelompok yang menerima edukasi dan kelompok kontrol yang tidak menerima
edukasi.
2. Variabel dependen utama adalah perilaku cuci tangan. Ini akan diukur dengan
pengamatan langsung dan self-report menggunakan kuesioner yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya.

3.4 Pengumpulan data


1. Kuesioner: Kuesioner akan dikembangkan untuk mengukur pengetahuan dan
perilaku masyarakat terkait cuci tangan. Pertanyaan akan mencakup pemahaman
terhadap kepentingan cuci tangan, frekuensi mencuci tangan, dan faktor-faktor
penghambat.
2. Pengamatan: Pengamatan langsung akan dilakukan untuk mengukur perilaku cuci
tangan di lokasi yang ditentukan sebelum dan setelah intervensi. Pengamatan akan
mencakup teknik mencuci tangan, durasi, dan penggunaan bahan pencuci tangan.

3.5 Proses Implementasi Edukasi


1. Rancangan Program Edukasi: Program edukasi akan dirancang dengan
mempertimbangkan teori perubahan perilaku yang relevan. Ini dapat mencakup
penyampaian informasi melalui materi cetak, sesi presentasi, dan demonstrasi
langsung mengenai cara mencuci tangan yang benar.
2. Pelaksanaan dan Evaluasi Program: Program edukasi akan diimplementasikan di
lingkungan kampus Poltekkes Kemenkes Aceh, jurusan D-III Keperawatan.
Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah intervensi dengan menggunakan
instrumen pengumpulan data yang telah disebutkan sebelumnya. Data akan
dianalisis secara statistik untuk mengidentifikasi perubahan perilaku yang
signifikan.

Dengan menggunakan desain eksperimental dan instrumen yang valid,


diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang
efektivitas edukasi tentang cuci tangan dan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
masyarakat.\
DAFTAR PUSTAKA

Centers for Disease Control and Prevention. (2019). Handwashing: Clean Hands
Save Lives. https://www.cdc.gov/handwashing/index.html
Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath, K. (Eds.). (2008). Health behavior and
health education: Theory, research, and practice. Jossey-Bass.
Rosenstock, I. M. (1974). Historical origins of the health belief model. Health
Education Monographs, 2(4), 328-335.
Schwarzer, R. (2008). Modeling health behavior change: How to predict and
modify the adoption and maintenance of health behaviors. Applied Psychology, 57(1),
1-29.
WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care: First Global Patient Safety
Challenge Clean Care is Safer Care. (2009). World Health Organization.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44102/9789241597906_eng.pdf
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Pedoman Mencuci Tangan
Pakai Sabun. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 74 Tahun 2014 tentang
Standar Kesehatan Lingkungan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Panduan
Program Sekolah Sehat. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Soeharno, N., et al. (2018). Factors associated with hand hygiene practices
among undergraduate students in a teaching hospital. Kesmas: National Public Health
Journal, 13(3), 133-138.
Kurniawan, L. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mencuci
Tangan pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(1), 23-30.

Anda mungkin juga menyukai