Anda di halaman 1dari 3

Jika Aku Menjadi Ketua Gabungan Kelompok Tani

Desa Bongas Wetan

Disusun Oleh :
Rahal Marsha Balazam
230210130006

KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016

Desa Bongas Wetan secara administratif berada di wilayah kecamatan


Sumberjaya Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Berbatasan dengan desa Bongas
Kulon di sebelah Barat, desa Lojikobong di sebelah utara, desa Sumberjaya di
sebelah selatan dan desa Panjalin Lor di sebelah timur. Desa ini memiliki luas
tanah sebesar 341 hektar lebih. Terdiri dari 118 hektar lahan pemukiman, 150
hektar lahan persawahan, 50 hektar lahan perkebunan, 5 hektar lahan kuburan, 15
hektar lahan pekarangan, 2 hektar untuk lahan taman dan perkantoran, serta 1,8
hektar untuk fasilitas umum lainnya. Lahan tersebut terbagi dalam 5 blok; blok
Senin, Kamis, Jumat, Ahad dan Buah Gede dimana 1 blok mewakili 1 RW. Total 5
RW ini terbagi lagi menjadi 31 RT.
Sebagian besar masyarakat Bongas Wetan menggantungkan hidup sebagai
petani. Sebanyak 35% dari 6291 jiwa atau 2226 jiwa berprofesi sebagai petani,
15% atau 948 jiwa sebagai buruh tani, dan 0,07% atau 5 jiwa sebagai peternak.
Selain itu, lahan pertanian yang ada digunakan untuk menanam padi dan beberapa
tanaman palawija. Buah Gede memiliki luas lahan pertanian lebih besar
dibandingkan dengan blok lainnya.
Luas dan suburnya lahan pertanian di daerah ini membuat sektor tersebut
memiliki potensi yang sangat besar serta dapat menopang perekonomian warga
jika dikelola dengan baik. Kendala pertanian di desa ini adalah ketersedian air
yang sangat sedikit di musim kemarau. Tanah berkapur dan sedimen membuat
daerah ini sulit untuk menyimpan air. Kurannya daerah pengikat air seperti lahan
perhutanan atau ruang terbuka hijau dan belum adanya tempat penampungan air
membuat kekeringan kerap terjadi.
Kesuburan tanah yang makin berkurang akibat penggunaan pupuk
anorganik dan pestisida yang tak terkendali juga ikut menghambat perkembangan
pertanian di Bongas Wetan. Pemanfaatan pupuk dan pestisida dengan dosis
berlebih membuat nutrien yang terkandung di dalam tanah menjadi berkurang
yang mengakibatkan matinya tanah. Berdasarkan hasil observasi melalui
pengamatan yang berdasar indikator biologi menunjukan bahwa saluran irigasi
sekunder ataupun primer telah tercemar bahan organik dan pestisida. Pencemaran
ini menyebabkan kualitas air irigasi menjadi bekurang dan berimbas pada
terganggunya kualitas hasil produksi petani. Terakumulasinya residu pestisida di
dalam tubuh tanaman juga menyebabkan kualitas hasil panen menjadi menurun
dan menyebabkan harga jual menjadi turun. Pencemaran ini juga tentunya akan
mengganggu kualitas kesehatan warga sektitar. Kurangnya kesadaran dan
pemahaman petani mengenai pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan
menjadi masalah utama kendala-kendala lain timbul. Hasil wawancara dengan
beberapa orang petani di desa Bongas Wetan menyimpulkan bahwa petani tidak
mengetahui mengenai pertanian yang berkelanjutan dan berbasis lingkungan.
Oleh sebab itu diperlukan adanya upaya pengelolaan untuk mengatasimasalah masalah tersebut. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan
salah satu pihak yang harus ikut andil dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Sayangnya Gapoktan di desa Bongas Wetan kurang begitu aktif dan mengaku
terkendala oleh minimnya ketersedian modal serta sarana prasarana.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas jika saya menjadi ketua
Gapoktan saya akan melakukan perombakan sistem pertanian secara mendasar di
Bongas Wetan. Agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pertanianpertanian diatas diperlukan upaya perbaikan Gapoktan terlebih dahulu. Langkah
awal yang saya lakukan adalah membangun tim kelompok tani yang sinergis dan
kompak sehingga masalah yang ada dapat dihadapi dan diselesaikan secara
bersama-sama.
Guna mengatasi masalah kekeringan perlu dibangun penampung air dan
dibuat daerah resapan-resapan air. Selain itu petani juga perlu diberikan
pemahaman terkait penggunaan pupuk dan pestisida sehingga tidak mencemari
lingkungan. Terkait penggunaan pupuk dan pestisida saya akan mencoba untuk
membangun pertanian organik sehingga hasil panen petani dapat melimpah dan
kualitasnya tetap unggul. Banyaknya limbah pertanian seperti kulit ari padi,
batang dan daun serta limbah peternakan seperti feses dan urin ternak dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat pupuk dan pestisida organik yang ramah
lingkungan.
Saya juga akan membangun koperasi untuk seluruh petani Bongas Wetan
sehingga petani dapat menjual hasil panennya kepada koperasi dengan harga yang
pantas. Koperasi ini juga diharapkan akan mampu menjadi penopang permodalan
untuk menjalankan aktivitas pertanian. Guna menunjang kebutuhan sarana dan
prasarana saya akan coba memperolehnya secara swadaya dari para petani dan
mencoba untuk mengajukan permasalahan ini ke pemerintah maupun swasta.
Melalui hal-hal tersebut saya harapkan mampu mengatasi permasalahan pertanian
yang terjadi di desa Bongas Wetan secara menyeluruh agar petani dapat lebih
sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai