'Dokumen - Tips Sifat Kimia Tanah 55cd886b163f3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

SIFAT KIMIA TANAH

PENGERTIAN KIMIA TANAH


Kimia tanah adalah unsur zat kimia yang terdapat dalam tanah,dimana zat kimia
tersebut berasal dari zat kimia yang meresap kedalam tanah. Dan mengalami
penurunan kualitas yang dikarenakan unsur zat kimia tersebut.
SIFAT-SIFAT KIMIA TANAH
1. Derajat Keasaman Tanah (PH)
2. C-Organik
3. N-Total
4. Kalium (K)
5. Natrium(Na)
6. Kalsium(Ca)
7. Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Unsur kimia yang terdapat di dalam tanah:
1.Chloride
2.Boron
3.Sulfate
4.Nitrogen
TANAH
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian
kerusakan tanah untuk produksi bio massa: Tanah adalah salah satu komponen
lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan
organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan
menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah.
Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa Kerusakan tanah untuk produksi
biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku mutu
kerusakan tanah.
Tahukah anda apa pencemaran tanah itu????
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;

penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan


sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempatpenimbunansampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Hubungan Kimia Tanah dan Kualitas Air Tanah


Hal-hal yang harus diperhatikan dari kualitas air:
1.Salinitas tanah akan meningkat seiring meningkatnya salinitas air irigasi,
banyaknya irigasi yang diterapkan dalam satu musim tanam, kehalusan tekstur
tanah,dan penurunan konduktivitas hidrolik tanah.
2. Alkalinitas tanah meningkat seiring peningkatan nilai SAR atau kandungan ion
bikarbonat dalam air irigasi.
3. Meskipun pada salinitas rendah (1-3 mmhos/cm), alkalinitas tanah meningkat
seiring meningkatnya nilai RSC.
4. Air irigasi yang saline (Tipe Na-Cl), bisa aman digunakan di daerah yang memiliki
drainase yang baik, tekstur tanah kasar, dan muka air tanah yang rendah.
5. Air saline bisa dipergunakan untuk mengairi tanaman yang toleran.
6. Efek merugikan air saline tidak terjadi di daerah curah hujan tinggi.
PENGERTIAN AIR TANAH
Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada
lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk dari air hujan dan air
permukan , yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of
aeration) dan kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona
jenuh air dan menjadi air tanah.
Air tanah dapat dibagi 2 berdasarkan kedudukannya terhadap permukaan, yaitu;
1.Air tanah dangkal (phreatic), umumnya berasosiasi dengan akuifer tak tertekan,
yakni yang
tersimpan dalam akuifer dekat permukaan hingga kedalaman 15
40 m.
2.Air tanah dalam, umumnya berasosiasi dengan akuifer tertekan, yakni tersimpan
dalam akuifer pada kedalaman lebih dari 40 m.
Kualitas /Mutu Air Tanah
Sifat fisika dan komposisi kimia air tanah yang menentukan mutu air tanah secara
alami sangat dipengaruhi oleh jenis litologi penyusun akuifer, jenis tanah/batuan

yang dilalui air tanah, serta jenis air asal air tanah. Mutu tersebut akan berubah
manakala terjadi intervensi manusia terhadap air tanah, seperti pengambilan air
tanah yang berlebihan, pembuangan limbah.
Hubungan Kimia Tanah dan Kualitas Air Tanah
Bahwa air tanah mengalami penurunan kualitas dikarenakan banyaknya zat kimia
yang digunakan dalam aktivitas manusia. Zat kimia dalam tanah sangat
mempengaruhi kualitas air dalam tanah yang di karenakan oleh endapan zat kimia
tersebut sehingga menyebabkan air tanah mengalami penurunan kualitas.
PENYEBAB PENCEMARAN TANAH

LIMBAH DOMESTIK

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagangan/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam
tanah.

LIMBAH INDUSTRI

1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa
pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan
daging dll.
2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya.
Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari
proses industri pelapisan logam.

LIMBAH PERTANIAN

Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan


tanah/tanaman, misalnya pupuk urea , Pestisida pemberantas hama tanaman,
misalnya DDT.
DAMPAK PENCEMARAN TANAH
Terhadap Kesehatan: Tergantung pada tipe polutan.

Cth: timbal sangat berbahaya bagi anak-anak, karena dapat menyebabkan


kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Pada Ekosistem
1. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
2. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah
tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga
peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah
mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit
tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
3. Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang
terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah
4. Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang
berasal dari proses pengolahan.
5. Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat
seperti tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang
sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan
mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat
penting terhadap kesuburan tanah.
6. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak
struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak
dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin
berkurang.
7. Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah
tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan
pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal
terhadap pestisida tersebut.
Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :
Derajat Kemasaman Tanah (pH)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan
dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di
dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah
tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang

jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah-tanah masam


jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang pada tanah alkalis kandungan OHlebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- , maka tanah
bereaksi netral yaitu mempunyai pH = 7 (Anonim 1991).
Nilai pH berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedangkan pH kurang dari 7
disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis. Walaupun dcmikian pH tanah
umumnya berkisar dari 3,0-9,0. Di Indonesia unumnya tanahnya bereaksi masam
dengan 4,0 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 6,5 sering telah dikatakan cukup
netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering
ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut
tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yang
sangat kering kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena
banyak mengandung garam Na (Anonim 1991).
C-Organik
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian. Hal ini dikarenakan
bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah.
Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik
(Anonim 1991).
Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan
biotik dalam ekosistem tanah. Musthofa (2007) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah harus
dipertahankan tidak kurang dari 2 persen, Agar kandungan bahan organik dalam
tanah tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka
sewaktu pengolahan tanah penambahan bahan organik mutlak harus diberikan
setiap tahun. Kandungan bahan organik antara lain sangat erat berkaitan dengan
KTK (Kapasitas Tukar Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah. Tanpa pemberian
bahan organik dapat mengakibatkan degradasi kimia, fisik, dan biologi tanah yang
dapat merusak agregat tanah dan menyebabkan terjadinya pemadatan tanah
(Anonim 1991).
N-Total
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot
tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein (Hanafiah 2005).
Menurut Hardjowigeno (2003) Nitrogen dalam tanah berasal dari :
a.Bahan Organik Tanah : Bahan organik halus dan bahan organik kasar
b.Pengikatan oleh mikroorganisme dari N udara
c.Pupuk
d.Air Hujan
Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari
aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder. Fiksasi N secara simbiotik
khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu.

Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami


proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.
Hilangnya N dari tanah disebabkan karena digunakan oleh tanaman atau
mikroorganisme. Kandungan N total umumnya berkisar antara 2000 4000 kg/ha
pada lapisan 0 20 cm tetapi tersedia bagi tanaman hanya kurang 3 % dari jumlah
tersebut (Hardjowigeno 2003). Manfaat dari Nitrogen adalah untuk memacu
pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan
klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain (RAM 2007). Nitrogen
terdapat di dalam tanah dalam bentuk organik dan anorganik. Bentuk-bentuk
organik meliputi NH4, NO3, NO2, N2O dan unsur N. Tanaman menyerap unsur ini
terutama dalam bentuk NO3, namun bentuk lain yang juga dapat menyerap adalah
NH4, dan urea (CO(N2))2 dalam bentuk NO3. Selanjutnya, dalam siklusnya, nitrogen
organik di dalam tanah mengalami mineralisasi sedangkan bahan mineral
mengalami imobilisasi. Sebagian N terangkut, sebagian kembali scbagai residu
tanaman, hilang ke atmosfer dan kembali lagi, hilang melalui pencucian dan
bertambah lagi melalui pemupukan. Ada yang hilang atau bertambah karena
pengendapan.
P-Bray
Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan
mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH
sekitar 6-7 (Hardjowigeno 2003). Siklus Fosfor sendiri dapat dilihat pada Gambar 2.
Dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-Larutan merupakan hasil keseimbangan
antara suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan (solubilitas) P-terfiksasi
dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh tanaman
fiksasi dan pelindian (Hanafiah 2005).
Menurut Leiwakabessy (1988) di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor
organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di
lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik dalam bahan
organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 0,5 %. Tanah-tanah
tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P rendah dan
berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai P
kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah 2005). Menurut Foth
(1994) jika kekurangan fosfor, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan
pertumbuhannya kerdil.
Kalium (K)
Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor yang diserap oleh
tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan membantu
menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau
unsur lainnya. Hakim et al. (1986), menyatakan bahwa ketersediaan Kalium
merupakan Kalium yang dapat dipertukarkan dan dapat diserap tanaman yang
tergantung penambahan dari luar, fiksasi oleh tanahnya sendiri dan adanya
penambahan dari kaliumnya sendiri.

Kalium tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan mineral-mineral yang


mengandung kalium. Melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik
maka kalium akan larut dan kembali ke tanah. Selanjutnya sebagian besar kalium
tanah yang larut akan tercuci atau tererosi dan proses kehilangan ini akan
dipercepat lagi oleh serapan tanaman dan jasad renik. Beberapa tipe tanah
mempunyai kandungan kalium yang melimpah. Kalium dalam tanah ditemukan
dalam mineral-mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion
adsorpsi pada kation tertukar dan cepat tersedia untuk diserap tanaman. Tanahtanah organik mengandung sedikit Kalium.
Natrium (Na)
Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer keenam setelah Ca yaitu 2,75% yang
berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan
tanaman terutama di daerah kering dan agak kering yang berdekatan dengan
pantai, karena tingginya kadar Na di laut, suatu tanah disebut tanah alkali jika KTK
atau muatan negatif koloid-koloidnya dijenuhi oleh 15% Na, yang mencerminkan
unsur ini merupakan komponen dominan dari garam-garam larut yang ada. Pada
tanah-tanah ini, mineral sumber utamanya adalah halit (NaCl). Kelompok tanah
alkalin ini disebut tanah halomorfik, yang umumnya terbentuk di daerah pesisir
pantai iklim kering dan berdrainase buruk. Sebagaimana unsur mikro, Na juga
bersifat toksik bagi tanaman jika terdapat dalam tanah dalam jumlah yang sedikit
berlebihan (Hanafiah, 2005).
Kalsium (Ca)
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti
Magnesium dan Belerang. Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap
tanaman, diambil jasad renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap
kembali sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988).
Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar
dan biji serta menguatkan batang dan membantu keberhasilan penyerbukan,
membantu pemecahan sel, membantu aktivitas beberapa enzim (RAM 2007).
Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil. Seperti halnya dengan beberapa
hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang khas
pada daun. Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan
akibat dari kekurangan magnesium (Hanafiah 2005).
Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau
kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan
kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003).
Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri.

Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh :


1.Reaksi tanah
2.Tekstur atau jumlah liat
3.Jenis mineral liat
4.Bahan organik dan,
5.Pengapuran serta pemupukan.
Soepardi (1983) mengemukakan kapasitas tukar kation tanah sangat beragam,
karena jumlah humus dan liat serta macam liat yang dijumpai dalam tanah
berbeda-beda pula.
Kejenuhan Basa (KB)
Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan
dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen. Kejenuhan basa
rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah
bersifal alkalis. Tampaknya terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa
dan pH. Akan tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam
tanah dan kation-kation yang diserap. Tanah dengan kejenuhan basa sama dan
komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan
koloid (Anonim 1991).
Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu
tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung
pada derajat kejenuhan basa. Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%,
berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika
kejenuhan basa < 50 %. Hal ini didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa
80% akan membebaskan kation basa dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah
dengan kejenuhan basa 50% (Anonim 1991).
PENCEMARAN TANAH
Tanah subur ialah tanah yang cukup mengandung nutrisi bagi tanaman maupun
mikro organisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi memenuhi untuk
pertumbuhan. Namun tanah subur dapat rusak karena adanya erosi dan
pencemaran tanah.

A. Penyebab Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini, yaitu :
1. Pencemaran tanah secara langsung
Misalnya karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan
pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan
lain-lainnya.
2. Pencemaran tanah melalui air
Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia
tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
3. Pencemaran tanah melalui udara
Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar
yang mengakibatkan tanah tercemar juga.
Bahan-bahan yang dapat mencemari tanah atau pestisida dapat digolongkan
menurut tujuan penggunaannya, yaitu :
1. Insektisida ialah chat pembasmi insekta atau serangga yang biasa mengganggu
tanaman.
2. Pestisida ialah obat pembasmi hama tanaman.
3. Herbisida ialah obat pembasmi tanaman yang tidak diharapkan tumbuh.
4. Fungisida ialah obat pembasmi jamur yang tidak di harapkan tumbuh .
5. Rodentisida ialah obat pemusnah binatang pengerat seperti tikus.

6. Akarisida ( Mitesida ) ialah pembunuh kutu.


7. Algisida ialah pembunuh ganggang.
8. Avisida ialah pembunuh burung.
9. Bakterisida ialah pembunuh bakteri.
10.Larvisida ialah pembunuh ulat.
11.Moleksisida ialah pembunuh siput.
12.Nematisida ialah pembunuh nematoda.
13.Ovisida ialah perusak telur.
14.Pedukulisida ialah pembunuh tuma.
15.Piscisida ialah pembunuh ikan
16.Predisida ialah pembunuh predator ( pemangsa ).
17.Silvisida yaitu pembunuh pahon atau pembersih pahon.
18.Termisida ialah pembunuh rayap atau hewan yang suka melubangi kayu.
19.Atraktan ialah penarik serangga melalui baunya.
20.Kemostrilan ialah pensterilan serangga atau vertebrata.
21.Defoliant ialah penggugur daun untuk memudahkan panen.
22.Desikan ialah pengering daun atau bagian tanaman lainnya.
23.Desinpektan ialah pembasmi mikro organisme
24.Repellan ialah penolak atau penghalau hama.
25.Sterilan ialah mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
26.Surpaktan ialah untuk meratakan pestisida pada permukaan daun .
27.Stimulan ialah zat yang dapat mendorong pertumbuhan tetapi mematikan
terjadinya buah.
Dari daftar di atas, belum semua macam pestisida di sebutkan. Karena itu banyak
sekali banyak sekali bahan yang mengandung kimia dan membahayakan makhluk
hidup, termasuk manusia. Pestisida membantu manusia memberantas hama.
Disamping itu pestisida mencemari tanah, air, dan udara kita. Jadi, pestisida amat
membantu manusia jikadipakai dalam jumlah yang tepat, dan dapat merugikan jika

dipakai berlebihan. Demikian juga pupuk yang amat berguna memberikan hara bagi
tanaman, jika diberikan berlebihan menjadikan racun bagi tanaman. Deterjen yang
bersisa tidak dapat terurai juga akan mencemari tanah. Zat-zat yang terdapat
dalam deterjen itu masuk ke dalam tanah dan meracuni tanah. Sampah padat yang
bertumpuk banyak yang tidak dapat teruraikan oleh makhluk pengurai dalam waktu
yang lama juga akan mencemari tanah juga.

B. Penanganan Pencemaran Tanah


Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak
menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah
mengakibatkan hasil produksi menurun.
Cara yang dapat ditempuh ialah :
1. pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam
2. Memilih varietas tanaman yang tahan hama
3. Menggunakan musuh alami untuk hama
4. Menggunakan horlmon serangga
5. Pemandulan (sterilisasi)
6. Memamfaatkan daya tarik seks untuk serangga
Disamping itu juga kita perlu :
1. Memahami kegiatan pestisida yang bersangkutan
2. Mengikuti petunjuk pemakaian
3. Hati -hati dalam penyimpanan
4. Menggunakan alat-alat pelindung seperti masker, kacamata, dan pakaian.
Pada dasarnya cara-cara yang ditempuh itu berlaku untuk bahan kimia,pupuk, atau
deterjen. Kehati-hatian pada pemakaian bahan-bahan ini perlu diperhatikan jangan
sampai bahan-bahan itu tececer, mengenai badan manusia, atau mencemarkan
lingkungan.
Sedangkan penanganan sampah ialah dengan mencegah timbulnya pencemaran,
misalnya dengan cara :

1. Penimbunan (dumping), dengan maksud untuk menutupi rawa, jurang, lekukan


tanah di tempat terbuka dan di laut
2. Pengisian tanah kesehatan (sanitary landfill), dengan mengisi tanah berlegok dan
kemudian menutupnya dengan tanah.
3. Pencacahan ( grinding), dimana limbah organik dimasukkan kedalam alat
penggiling sehingga menjadi kecil-kecil , dialirkan ke selokan, hanyut ke tempat
pengolahan lebih lanjut.
4. Penkomposan atau composting yakni pengolahan limbah untuk memperoleh
kompos untuk menyuburkan tanah.
5. Pembakaran (incineration), yang menghasilkan gas dan residue
6. Pirolisis, yakni mengolah limbah dengan proses dekomposisi senyawa kimia pada
suhu tinggi dengan pembakaran tidak sempurna yang pada akhirnya menghasilkan
zat kimia baru yang berguna.
Beberapa sifat kimia tanah yang penting diketahui, meliputi:
(a) reaksi tanah atau pH tanah,
(b) koloid tanah,
(c) kandungan C-organik tanah,
(d) N-total tanah,
(e) C/N tanah,
(f) P-total tanah,
(g) P-tersedia tanah,
(h) kation-kation basa tanah, meliputi: K, Na, Ca, dan Mg,
(i) kation asam tanah, meliputi: Al, Fe dan H,
(j) kapasitas tukar kation total tanah atau KTK-total tanah,
(k) kapasitas tukar kation efektif tanah atau KTK-efektif tanah,
(l) kejenuhan basa tanah (%),
(m) kejenuhan aluminium tanah (%), dan
(n) kandungan bahan organik tanah.

Anda mungkin juga menyukai