Anda di halaman 1dari 10

MATERI TARBIYYAH

MARHALAH TAMHIDI
______________________

No. Dok
: 13/MT/KDR/001
Pokok Bahasan : Ikhlas
No. Urut Pokok bahsan
Jumlah Halaman

: 01
: 9

MADAH : TAZKIYAH

I. TUJUAN UMUM
1.
2.
3.
4.
5.

Melakukun proses pensucian jiwa peningkatan akhlak dan prilaku dan memiliki kebiasaan yang
islami pada individu dan masyarakaatnya.
Mampu mengontrol diri dengan kebebasan yang dimiliki dan menjauhi diri dari sikap berlebihan,
serta tidak mengumbar hawa nafsu hanya karena dirinya.
Meningkatkan kemampuan menerapkan hukum islam dan arahannya pada diri seorang muslim
Mendidik pribadi muslim memilki rasa tangggungjawab yang besar serta kasih sayang kepada
manusia, memperhatikan secara adil konsep berinteraksi dengan manusia, menghormati harta secara
umum dan khusus pola hidup ekonomis dan mengembangkan harta serta menjaganya.
Mendidik pribadi muslim dalam melawan tradisi asing yang kering dari semangat islam pada dirinya
keluarga dan masyarakat.

II. T ujuan Teori (cognitive)


1. Ikhlas dalam perkataan perbuatan
2. Menghadirkan niat setiap datang dan pergi
III. Tujuan Afektif dan Psikomotorik (Praktik)
1. Tidak merokok
2. Tidak sombong kepada manusia
3. Tidak mengumpat dengan aib manusia.
4. Merasa malu kepada manusia apabila salah
5. Tawadhu tanpa harus merasa terhina
6. bersikap lemah lembut kepada manusia .
7. Bersilaturrahmi
8. Tidak mudah mengekor (ikut-ikutan)
9. Tidak berbohong kecuali yang mubah
10.Menghindari dari mencemooh orang lain
11.Menjauhi ghibah ,mengadu domba,
12.Menghindari menghardik
13.Menghindari memperolok-olok manusia
14.Menjauhi teman yang buruk akhlak
IV. Pilihan Kegiatan
Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tujuan kajian tazkiyah
2. Kagiatan Inti:
a.
Kajian tentang Ikhlas
b.
Berdikusi dan tanya jawab seputar tema kajian ( lihat tujuan Kognitif, afektif dan psikomotor)
c.
Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam kajian tersebut
3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri (kegiatan pendukung)

Evaluasi
V. Kegiatan-kegiatan Pendukung (Pilihan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Membaca wirid muhasabah setiap harinya


Mengumpulkan teman-teman untuk saling mengawasi satu dengan lainnya dalam menjauhi
kemaksiatan
Berusaha menyiapkan note book untuk menyemangati prilaku terpuji
Meluangkan waktu uuntuk mengingat bahwa allah maha megawasi
Berpuasa sunnah semampunya
Membuat pembahasan tentang tazkiyah nafs dan terdorong untuk melakukannya
Hendaknya memiliki aktifitas di lingkungannya dalam memotivasi kebersihan dan akhlak

VI. Sarana-sarana Evaluasi dan Mutabaah


1. Mempersiapkan soal-soal untuk didiskusikan sebegai penegasan batas pemahamannya dan
komitmennya
2. Mengumpulkan informasi yang menjelaskan komitmennya pada tazkiyyah Nafs.
3. Mengawasi komitmennya pada setiap aktivitas lainnya
4. Mengawasi ucapannya prilaku ketika ia bersentuhan dengan masyarakat
5. Memberikan sikap dengan informasi yang ada yang berhubungan dengan akhlaknya
VII. Maroji` Tarbiyah Dzatiyah
1. Akhlak muslim
Muhammad al-ghazali
2. Nuzhatl Muttaqin Syarh Riyadussolihin Mustafa al-Banna
3. As-suluk Al-Ijtimai
Hasan Ayyub
4. Ihyaa ulumuddin abu hamid alghazali

VIII. MUHTAWA

IKHLAS DAN URGENSI NIAT DALAM SETIAP


PERBUATAN DAN PERKATAAN,
BAIK YANG TERANG-TERANGAN MAUPUN YANG
TERSEMBUNYI
Allah swt. berfirman,



Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Yang demikian itulah agama yang
lurus. (Al-Bayyinah: 5)




Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan)
Allah. Akan tetapi, ketakwaan kamulah yang dapat mencapainya... (Al-Hajj: 37)



Katakanlah, Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu
memperlihatkannya, pasti Allah mengetahui.... (Ali Imran: 29)
1/1


Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khaththab r.a. berkata, Aku mendengar
Rasulullah saw. bersabda, Segala perbuatan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan
mendapatkan (pahala) apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (ke Madinah) untuk
mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya.
Barangsiapa berhijrah untuk mencari harta dunia atau untuk seorang perempuan yang
hendak dinikahi, maka hijrahnya hanya untuk itu (tidak mendapatkan pahala di sisi
Allah). (Muttafaq alaihi)
Pelajaran dari Hadits

1. Para ulama sepakat bahwa niat adalah syarat mutlak agar suatu amal diganjar atau
dibalas dengan pahala. Namun, apakah niat merupakan syarat sahnya suatu amal atau
perbuatan, mereka berbeda pendapat.
Ulama Syafiiyah menyebutkan, Niat adalah syarat sahnya suatu amal atau perbuatan yang bersifat
pengantar seperti wudhu, dan yang bersifat tujuan seperti shalat.
Ulama Hanafiyah menyebutkan, Niat hanya syarat sahnya amal atau perbuatan yang bersifat
tujuan, dan bukan pengantar.
2. Niat dilakukan di hati, dan tidak ada keharusan untuk diucapkan.
3. Ikhlas karena Allah merupakan salah satu syarat diterimanya amal atau perbuatan.

2/2








Ummul Mukminin, Ummu Abdillah, Aisyah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda,
"Satu pasukan tentara akan menyerang Kabah. Ketika tiba di suatu tanah lapang, mereka
semua dibenamkan (ke tanah).
Aisyah bertanya, Ya Rasulullah, mengapa mereka dibinasakan semuanya.
Padahal, di antara mereka terdapat kaum awam (yang tidak mengerti persoalan) dan
orang-orang yang bukan golongan mereka (mereka ikut karena dipaksa)?
Rasulullah bersabda, Mereka semua dibinasakan. Kemudian mereka akan
dibangkitkan (pada hari Kiamat) sesuai niat mereka. (h.r. Muttafaq alaih)
Pelajaran dari Hadits
1. Perhitungan kebaikan dan keburukan didasarkan pada niat.
2. Peringatan untuk tidak berteman dengan orang-orang yang tidak baik.
3. Anjuran untuk berteman dengan orang-orang baik.
4. Berita dari Rasulullah tentang perkara-perkara gaib yang harus dipercaya apa adanya. Kita juga wajib
percaya bahwa perkara-perkara itu akan terjadi sebagaimana diberitakan karena semua yang dikatakan
Rasulullah adalah wahyu.

3/3














Aisyah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tiada hijrah (ke Madinah) setelah penaklukan
kota Mekah.1 Akan tetapi, (yang ada hanya) jihad dan niat. 2 Jika kamu diajak pergi berjihad, pergilah.
(Muttafaq alaih)
Maksudnya hijrah dari mekah, karena Mekah telah menjadi negeri Islam
Pelajaran dari Hadits
1. Jika suatu negara menjadi negara Islam, tidak ada keharusan berhijrah dari negara tersebut.
2. Hijrah tetap wajib bagi seorang muslim yang tinggal di negara kafir yang tidak memberikan
kesempatan baginya untuk melaksanakan ajaran Islam.
3. Seorang muslim harus senantiasa mempunyai niat untuk berjihad, mempersiapkan jihad, dan
memenuhi panggilan jihad ketika genderang jihad telah ditabuh.

Hijrah dari negeri kafir ke negeri Islam masih tetap berlaku hingga 1
hari kiamat. Sedangkan keutamaan hijrah dari kota Mekah ke Madinah yang
dianjurkan sebelum penaklukan kota Mekah telah selesai dengan penaklukan
.kota Mekah, karena Mekah sudah menjadi wilayah Islam
Pahala dan kebaikan masih bisa diperoleh dengan jihad dan niat yang 2
baik. Hadits ini juga merupakan stimulan untuk berniat baik, karena niat
.yang baik mendapat pahala

4/4

Abu Abdillah, Jabir bin Abdillah Al-Anshari r.a. berkata, Kami bersama Nabi saw. dalam suatu
peperangan (Perang Tabuk), lalu beliau bersabda, Di Madinah ada sejumlah laki-laki, kalian tidak
menempuh perjalanan atau melewati lembah, kecuali mereka bersama kalian. Mereka tertahan (di rumah)
karena sakit.
Di dalam riwayat lain disebutkan, Mereka mendapatkan pahala sebagaimana kalian. (Muslim)
Sedangkan Imam Bukhari meriwayatkannya dari jalur Anas r.a., Saat kami pulang dari Perang
Tabuk bersama Nabi SAW., beliau bersabda, Ada beberapa kaum di Madinah, kita tidak melewati lereng
gunung atau lembah kecuali mereka selalu bersama kita. Mereka tertahan oleh uzur (sakit atau usia yang
sudah tua).
Pelajaran dari Hadits

Seorang m uslim yang benar-benar bertekad ingin berjihad, namun tidak bisa pergi karena alasan
syari, maka ia mendapatkan pahala jihad.

5/5










Abu Yazid, Man bin Yazid bin Al-Akhnas r.a. 3 berkata, Ayahku mengeluarkan beberapa dinar
untuk disedekahkan. Ia meletakkannya di dekat seorang laki-laki yang berada di masjid. Aku ambil dinar
itu, lalu aku bawa pulang dan kutunjukkan kepada ayah. Ayah berkata, Demi Allah, aku tidak bermaksud
menyedekahkannya kepadamu.4 Aku (Man) melaporkan hal itu kepada Rasulullah saw. Beliau
bersabda, Kamu mendapatkan pahala sesuai yang kamu niatkan, wahai Yazid. Sedangkan kamu, wahai
Man, kamu mendapatkan yang kamu ambil. (Bukhari)
Pelajaran dari Hadits
1. Sedekah boleh diberikan kepada anak atau orang tua, sedangkan zakat, tidak boleh.
2. Pemberian sedekah atau zakat boleh diwakilkan.

6/6









.Man, ayah dan kakeknya adalah para sahabat r.a
.Aku tidak ingin memberikan dinar itu kepadamu

3
4

Abu Ishaq, Sad bin Abi Waqqash Malik bin Uhaib bin Abdi Manaf r.a. (satu dari sepuluh orang
yang dijamin masuk surga) berkata, Pada tahun Haji Wada, Rasulullah mengunjungiku yang sedang sakit
parah. Aku berkata, Ya Rasulullah, sakitku sangat parah. Aku adalah orang yang kaya, sedangkan ahli
warisku hanya seorang anak perempuanku. Apakah aku boleh menyedekahkan dua per tiga hartaku?
Rasulullah menjawab, Jangan.
Seperdua?
Jangan.
Sepertiga?
Boleh sepertiga. Sepertiga itu sudah banyak. Lebih baik kamu tinggalkan ahli waris dalam
keadaan kaya daripada kamu tinggalkan mereka dalam keadaan fakir, dan meminta-minta kepada orang
lain. Jika kamu menginfakkan hartamu untuk mencari ridha Allah, kamu akan mendapatkan pahalanya,
meskipun itu berupa makanan yang kamu berikan kepada istrimu.
Ya Rasulullah, apakah aku di tinggalkan setelah teman-temanku.5
Rasulullah menjawab, Jika kamu ditinggalkan di Mekah, lalu kamu mengerjakan perbuatan (baik)
untuk mencari ridha Allah, derajat dan kemuliaanmu akan ditambah. Semoga engkau tertinggal (di Mekah),
sehingga beberapa kaum bisa mengambil manfaat darimu dan beberapa kaum yang lain dirugikan oleh
keberadaanmu. Ya Allah, lanjutkan hijrah sahabat-sahabatku dan jangan Engkau kembalikan mereka ke
tempat yang mereka tinggalkan. Akan tetapi, orang yang menderita adalah Sad bin Khaulah.
Perawi berkata, Rasulullah saw. memberikan ungkapan belasungkawa kepadanya, karena ia
meninggal dunia di Mekah. (Muttafaq 'alaih)
Pelajaran dari Hadits

1.
2.
3.
4.
5.

Boleh mengeluhkan sakit yang diderita jika ada alasan yang dibenarkan, seperti untuk pengobatan atau
minta didoakan oleh orang yang shalih.
Boleh mengumpulkan harta dari sumber yang halal selama kewajiban harta tersebut ditunaikan.
Orang yang sakit menjelang mati tidak diperbolehkan menyedekahkan atau mewasiatkan hartanya
lebih dari sepertiga, kecuali mendapat izin dari ahli waris.
Amal seorang muslim akan mendapatkan pahala sesuai niatnya.
Memberikan nafkah kepada keluarga akan mendapatkan pahala ketika diniatkan untuk mencari ridha
Allah SWT.

7/7












Abu Hurairah r.a., Abdurrahman bin Sakhr berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya, Allah tidak melihat tubuh dan rupamu. Akan tetapi, Dia melihat hatimu. (Muslim)

Apakah

aku

ditinggalkan

di

Mekah

sedang

teman-temanku berangkat 5
.bersamamu ke Madinah

Pelajaran dari Hadits


1.
2.
3.

Pahala suatu amal sesuai dengan niat dan keikhlasan orang yang melakukannya.
Seorang muslim harus memperhatikan kondisi hatinya, dan membersihkannya dari sifat-sifat yang
dibenci Allah SWT.
Perbaikan hati harus lebih diutamakan daripada perbaikan amal atau perbuatan.

8/8

Abu Musa, Abdullah bin Qais Al-Asyari r.a. berkata, Rasulullah pernah ditanya oleh sebagian
sahabatnya tentang seseorang yang berperang karena berani (sifatnya yang pemberani), seseorang yang
berperang karena fanatisme kebangsaan, dan seseorang yang berperang karena riya (agar dipuji orang
lain). Manakah di antara niat tersebut yang termasuk jihad di jalan Allah? Rasulullah saw. menjawab,
Barangsiapa yang berperang untuk menegakkan kalimat Allah sebagai kalimat yang paling tinggi,
maka dia berada (berjihad) di jalan Allah. (Muttafaq 'alaih)

Pelajaran dari Hadits


1. Allah akan melihat amal seseorang dari niatnya.
2. Keutamaan orang yang berjihad hanya terbatas bagi mereka yang berjihad untuk menegakkan kalimat
Allah.
3. Orang yang meninggal di medan jihad, diperlakukan layaknya orang yang mati syahid, tidak
dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan, tapi langsung dikubur. Sedangkan niatnya,
diserahkan kepada Allah.

9/9

Abu Bakrah, Nufail bin Al-Harits Ats-Tsaqafi r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Apabila ada dua muslim bertemu dengan membawa pedang (berusaha saling membunuh), maka orang
yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka. Aku (Nufail) berkata, Ya Rasulullah, si pembunuh
(sudah layak masuk neraka), sedangkan orang yang terbunuh, (mengapa ia juga masuk neraka)?
Rasulullah menjawab, Karena ia juga ingin membunuh temannya. (Muttafaq alaih)

Pelajaran dari Hadits


1. Orang yang bertekad melakukan maksiat, dan sudah berusaha untuk melakukannya, maka ia mendapat
dosa, baik kemaksiatan tersebut sudah ia lakukan maupun belum. Namun, jika kemaksiatan itu sekadar
terlintas di pikirannya, lintasan kemaksiatan itu tidak terhitung sebagai dosa.
2. Peringatan dari Allah kepada kaum muslimin agar tidak saling membunuh karena hal itu akan
menjadikan kaum muslimin lemah, juga mengundang kemarahan Allah SWT.

10/10

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Seorang laki-laki yang melakukan shalat
berjamaah (di masjid) lebih baik dua puluh derajat dibandingkan dengan shalat yang dilakukannya di
pasar atau di rumah. Sebab, jika seseorang melakukan wudhu dengan baik, kemudian mendatangi
masjid hanya untuk shalat, maka derajatnya akan ditinggikan satu tingkatan, dan keburukannya
diampuni setiap kali ia melangkahkan kakinya hingga ia masuk masjid. Bila ia telah masuk masjid, ia
diberi pahala sebagaimana orang yang melakukan shalat (sekalipun dia hanya duduk), selama ia
menanti shalat (berjamaah). Para malaikat pun mendoakan seseorang, selama ia di tempat shalatnya (ia
belum meninggalkan masjid). Para malaikat itu berdoa, Ya Allah, berikan rahmat kepadanya. Ya
Allah, ampunilah dia. Ya Allah terimalah tobatnya. (Doa tersebut dibaca oleh para malaikat), selama ia
tidak menyakiti (orang) dan tidak berhadats. (Muttafaq alaih)

Pelajaran dari Hadits


1. Makruh melakukan shalat di tengah pasar karena sangat ramai sehingga sangat besar kemungkinannya
tidak khusyu.
2. Shalat berjamaah di masjid lebih tinggi pahalanya 25, 26, atau 27 derajat daripada shalat sendirian.
3.

Ikhlas tetap menjadi kunci pahala dari suatu amal.

4.
5.

Shalat adalah ibadah paling utama karena para malaikat berdoa untuk orang yang sedang shalat.
Di antara tugas malaikat adalah berdoa untuk orang-orang beriman. Allah berfirman, (Malaikatmalaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya.
Mereka beriman kepada-Nya dan memintakan ampun untuk orang-orang yang beriman... (AlMukmin: 7)

11/11







Abul Abbas, Abdillah bin Abbas bin Abdul Muththalib r.a. berkata bahwa Rasulullah saw.
meriwayatkan dari Tuhannya SWT., Sesungguhnya, Allah mencatat 6 kebaikan dan keburukan. Kemudian
Allah menjelaskan, Barangsiapa yang bermaksud mengerjakan kebaikan, lalu dia tidak melakukannya,
maka Allah yang Mahasuci dan Mahatinggi mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh di sisi-Nya. Jika ia
bermaksud untuk melakukan kebaikan lalu dilakukannya, Allah mencatat baginya sepuluh kebaikan sampai
tujuh ratus lipat, bahkan berlipat-lipat. Namun, jika ia bermaksud untuk melakukan kejelekan, lalu tidak

.Menyuruh para malaikat-Nya untuk mencatat kebaikan dan kejelekan

dikerjakannya, Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh di sisi-Nya. 7 Jika ia bermaksud untuk
)mengerjakan keburukan lalu dikerjakan, Allah mencatatnya sebagai satu keburukan. (Muttafaq alaih
Pelajaran dari Hadits

1. Orang yang berniat melakukan kebaikan, ia diberi pahala satu kebaikan karena tekad
melakukan kebaikan adalah awal kebaikan, dan awal kebaikan adalah kebaikan.
2. Orang yang berniat melakukan keburukan, lalu menjauhi keburukan tersebut karena
takut kepada Allah, ia diberi pahala satu kebaikan karena niat buruk yang urung
dilakukan adalah suatu kebaikan. Allah berfirman, ...Sesungguhnya, perbuatanperbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk...
)(Huud: 114
12/12

.Karena ia tidak mengerjakan kejelekan

Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khaththab r.a. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, Tiga orang dari kaum sebelum kalian berjalan-jalan hingga mereka bermalam di sebuah
gua. (Tiba-tiba), sebuah batu besar jatuh dari gunung, dan menutup pintu gua. Mereka berkata, Tidak
akan ada yang mampu menyelamatkan kita dari batu besar ini, kecuali jika kita berdoa kepada Allah
dengan amal baik kita.
Orang pertama berkata, Ya Allah, aku memiliki dua orang tua yang sudah lanjut usia. Aku tidak
pernah mendahulukan keluarga atau budak untuk minum susu (di sore hari) sebelum mereka berdua. Pada
suatu hari, aku terlalu jauh mencari pepohonan (kayu bakar) hingga aku tidak pulang kecuali keduanya
sudah tidur. Lalu, aku memerah susu untuk mereka, tapi mereka sudah tidur.
Aku tidak ingin membangunkan mereka, tapi aku juga tidak ingin memberikan susu itu kepada
keluargaku (anak dan istri) atau budak. Gelas itu tetap di tanganku menanti kedua orang tuaku bangun
hingga fajar terbit. Padahal, anak-anak menjerit kelaparan di kakiku. Keduanya (ayah dan ibu) bangun lalu
meminum air susu itu. Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keridhaan-Mu, maka singkirkanlah
batu ini. Batu itu pun bergeser, namun mereka belum bisa keluar.
Laki-laki yang lain berkata, Ya Allah, sesungguhnya, aku mempunyai sepupu wanita yang sangat
aku cintai. Di dalam riwayat lain disebutkan, Aku sangat mencintainya, sebagaimana seorang laki-laki
mencintai seorang wanita. Aku menginginkan dirinya (ingin menggaulinya), namun dia selalu menolak.
Ketika ia ditimpa paceklik, ia datang meminta bantuan kepadaku. Aku memberinya 120 dinar dengan
syarat dia mau menyerahkan dirinya untukku. Dia pun setuju. Ketika aku sudah menguasainya... Di dalam
riwayat lain disebutkan, Ketika aku bersiap untuk menggaulinya, ia berkata, Bertakwalah kepada Allah
dan jangan kamu pecahkan tutup kecuali dengan cara yang sah. 8 Maka aku meninggalkannya, padahal dia
adalah orang yang paling aku cintai. Emas (dinar) yang kuberikan kepadanya tidak aku ambil lagi. Ya
Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keridhaan-Mu, maka berilah kami jalan keluar dari cobaan ini.
Batu itu pun bergeser, namun mereka belum juga bisa keluar.
Laki-laki ketiga berkata, Ya Allah, aku mempunyai sejumlah buruh. Aku berikan gaji mereka,
kecuali satu orang. Ia pergi (begitu saja) dan tidak mengambil gajinya. Lalu, aku kembangkan gajinya itu,
hingga menjadi banyak. Beberapa tahun kemudian, ia datang kepadaku seraya berkata, Tuan, berikan
gajiku (yang dulu). Aku berkata, Semua yang kamu lihat: unta, sapi, kambing, dan budak, adalah gajimu.
Tuan, Anda jangan menghinaku.
Aku tidak menghinamu.
Lalu ia mengambil seluruhnya. Ia menggiring seluruh ternak itu dan tidak meninggalkan satu pun.
Ya Allah, jika perbuatanku itu untuk mencari keridhaan-Mu, maka berikan kepada kami jalan
keluar dari cobaan ini. Batu itu pun bergeser. Dan mereka bertiga bisa keluar. (Muttafaq alaih)
Pelajaran dari Hadits
1. Anjuran untuk berdoa di waktu susah dan senang, dengan menggunakan amal shalih sebagai perantara.
2.

Berbuat baik kepada kedua orang tua, dan mendahulukan mereka daripada anak dan istri adalah perilaku yang sangat baik.

3.

Anjuran untuk menjauhi perkara yang dilarang, terutama ketika mampu menjauhinya untuk
mendapatkan ridha Allah.
Memenuhi janji, bisa memegang amanah, dan tidak mempersulit urusan dalam bisnis adalah perilaku
yang sangat baik.
Doa yang didasari keikhlasan dan kesungguhan serta menjadikan amal shalih sebagai pengantar, pasti
terkabul.
Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat amal shalih.

4.
5.
6.

.Jangan kamu ambil keperawananku kecuali setelah pernikahan

Anda mungkin juga menyukai