Anda di halaman 1dari 4

Alat Ukur BTM (Boussole Tranche Montagne)

BTM (Boussole Tranche Montagne) :


Boussole = kompas
Tranche = garis tinggi, garis kontur (garis khayal yang menghubungkan titik-titik di
lapangan yang mempunyai tinggi tempat yang sama)
Montagne = gunung BTM merupakan alat untuk pemetaan Azimuth = sudut yang
terbentuk antara garis visir dengan arah Utara magnetik bumi
Alat ukur BTM adalah alat ukur yang khusus dibuat untuk pengukuran azimuth
magnetis. Posisi teropong pada alat BTM tidak dapat diatas sumbu I tetapi
disamping (Penempatan Eksentris).
Piringan horisontal pada BTM berupa lingkaran berpembagian skala. Untuk
mengukur sudut mendatar pada alat BTM (Azimuth), digunakan jarum magnetik.
Pembacaan pada skala mendatar digunakan ujung harum magnetik tersebut.
Gambar-gambar berikut, memperlihatkan irisan alat ukur BTM, BTM model lama
dan BTM tipe baru BUMON
Kerangan gambar:
1. Visioner

pembantu

pengarah 2. Okuler teropong

bidikan.

4. Ronsel pemfokus teropong

3. Nivo tabung teropong


4. sekrup

klem

6. Okuler
gerak

pembacaan

piringan

vertikal horisontal

teropong/Sb.II

8.Okuler pembacaan piringan vertikal

6. Sekrup penyeimbang ABC

10. Sekrup klem jarum magnet

9. Jarum magnet

12.Sekrup klem gerak Hz. (tidak

11.Sekrup gerak halus horisontal terlihat)


(tidak terlihat)
V = sumbu I

H = sumbu II
GN = garis arah nivo teropong

GB = garis bidik
VI. 5. Syarat pengaturan alat ukur BTM
1. Sumbu I vertikal
2. Sumbu II harus mendatar
3. Garis bidik teropong harus tegak lurus sumbu II
4. Kesalahan tidak pada lingkaran vertikal = 0
Pada pengukuran syarat 1, sumbu I vertikal pada dasarnya sama dengan mengatur
sumbu I vertikal pada theodolit; yaitu dengan mengatur nivo kotak dan atau nivo
tabung. Pada BTM BUMON, tidak terdapat nivo kotak tetapi ada 2 nivo tabung yang
terletak di kotak kompas dan sudut saling tegak lurus. Pengaturan kedua nivo,

disesuaikan dengan kedudukan ketiga skrup penyetel ABC pada BTM baru, hanya
terdapat satu nivo kotak saja. Sehingga dengan mengatur nivo kotak saja, maka sumbu I
sudah vertikal. Pengertian kesalahan indek pada lingkaran vertikal pada dasarnya sama
dengan pengaturan pada alat ukur theodolit.
VI.6 Pengukuran Azimuth Garis
Seperti diuraikan diatas, piringan horisontal berskala pada BTM dibagi dalam satuan
satu derajad, tetapi dapat dibaca sampai perkiraan setengah derajad. Piringan ini ikut
bergerak bersama perputaran sumbu I sedang jarum penunjuk magnet tetap menunjuk
ke utara magnetik. Dengan demikian pada saat teropong membidik suatu titik sasaran,
maka piringan horisontal kompas ikut bergerak bersama gerakan teropong sedang jarum
kompas tetap mengarah utara selatan. Bacaan skala yang ditunjukkan jarum magnet
menyatakan besar azimuth garis terukur.

Azimuth adalah sudut horisontal yang dimulai dari salah satu ujung jarum magnet,
dan diakhiri pada ujung obyektif garis bidik dan besarnya sama dengan angka
pembacaan.

Gambar VI. 12. Pembacaan Azimuth Pada


gambar VI.12 terbaca azimuth garis = 40
VI.7 Macam Azimuth
1. Azimuth selatan timur, dimulai dari ujung selatan jarum magnet, berputar
berlawanan dengan jalannya jarum jam dan diakhiri pada ujung obyektif skala
Iingkaran search jarum jam.
2. Azimuth selatan-barat, dimulai dari ujung selatan jarum magnet, melalui barat dan
diakhiri pada ujung obyektif yang terletak pada garis 180 skala Iingkaran skala
lingkaran berlawanan jarum jam.

Gambar VI.13. Azimuth selatan-timur (a) dan Azimuth Selatan-barat (b)

3. Azimuth utara-barat, dimulai dari ujung utara jarum magnet melalui barat dan diakhiri
pada ujung obyektif yang terletak pada garis 0 skala.
4. Azimuth utara-timur, dimulai dari ujung utara magnet, berputar search jarum jam
melalui timur dan diakhiri pada ujung obyektif. Skala Iingkaran berlawanan
arch ;arum jam.

Gambar VI.14. azimuth utara-barat (a) dan azimuth utara-timur (b)

Anda mungkin juga menyukai