Anda di halaman 1dari 20

CAIRAN PEMOTONG/PENDINGIN PADA

PROSES MANUFAKTUR
MAKALAH PEMESINAN

Ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Proses Manufaktur II pada
Program Studi D-IV Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin
OLEH:

ADI SUCIPTO
ANDIKA
ARIEF D.S
DANIEL TRY
EBIT FRISTA
ELDI AMRILLAH
ESTHER
FAJAR AGUNG

(111234001)
(111234002)
(111234003)
(111234004)
(111234005)
(111234006)
(111234007)
(111234008)

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................... i
BAB I........................................................................................................................... 1
1.1

Tujuan dan Manfaat....................................................................................... 2

1.2

Tujuan............................................................................................................ 2

1.3

manfaat......................................................................................................... 2

BAB II......................................................................................................................... 3
2.1 Fungsi dan Jenis Cairan Pemotong....................................................................3
2.1.1 Jenis Cairan Pemotongan............................................................................ 3
2.1.2 Fungsi Coolant............................................................................................ 4
1.

Air Blow................................................................................................................. 5

2.

Water Blow............................................................................................................. 5
2.2 penghematan penggunaan cairan pendingin dalam proses freis dengan mesin
konvensional........................................................................................................... 9
2.3

Coolants and cutting fluid............................................................................11

2.3.1 Cut costs for coolants and ensure productivity.................................11


2.4 Jenis-Jenis Coolant........................................................................................... 13
2.4.1

Air Blow......................................................................................................... 13

2.4.2 Water Blow........................................................................................................ 14


DAFTAR PUSTAKA

BAB I

Pendahuluan
1.1Latar belakang
cairan pendingin mempunyai kegunaan yang khusus dalam proses pemesinan.Selain untuk
memperpanjang umur pahat,cairan pendingin dalam beberapa kasus,mampu menurunkan gaya dan
memperhalus permukaan produk hasil pemesinan.Selain itu,cairan pendingin juga berfungsi sebagai
pembersih/pembawa beram (terutama dalam proses gerinda) dan melumasi elemen pembimbing (ways)
mesin perkakas serta melindungi benda kerja dan komponen mesin dari korosi.Bagaimana cairan
pendingin itu bekerja pada daerah kontak antara beram dengan pahat? Sebenarnya belumlah diketahui
secara pasti mekanismenya.Secara umum dapat dikatakan bahwa peran utama cairan pendingin adalah
untuk mendinginkan dan melumasi.
Pada mekanisme pembentukan beram, beberapa jenis cairan pendingin mampu menurunkan Rasio
Penempatan Tebal Beram (h) yang mengakibatkan penurunan gaya potong.Pada daerah kontak antara
beram dan bidang pahat terjadi gesekan yang cukup besar,sehingga adanya cairan pendingin dengan gaya
lumas tertentu akan mampu menurunkan gaya potong.Pada proses penyayatan, kecepatan potong yang
rendah memerlukan cairan pendingin dengan daya lumas tinggi. Sementara pada kecepatan potong tinggi
memerlukan cairan pendingin dengan daya pendingin yang besar (high heat absorptivity).Pada beberapa
kasus,penambahan unsur tertentu dalam cairan
pendingin akan menurunkan gaya potong, karena bisa menyebabkan terjadinya reaksi kimiawi
yang berpengaruh dalam bidang geser (share plane) sewaktu beram terbentuk.Beberapa peneliti
menganggap bahwa sulfur (S) atau karbon tetraklorida (CCI4) pada daerah kontak (di daerah kontak
mikro) dengan temperatur dan tekanan tinggi akan bereaksi dengan besi (benda kerja) membentuk FeS
atau FeCI3 pada batas butir sehingga mempermudah proses penggeseran metal menjadi beram.
Pada proses gerinda, cairan pendingin mampu membantu pembersihan beram yang menempel di
rongga antara serbuk abrasif, sehingga mempermudah kelangsungan proses pembentukan beram.Dengan
cairan pendingin temperatur tinggi yang terjadi di lapisan luar benda kerja bisa dikurangi,sehingga tidak
merusak struktur metalografi benda kerja.Proses kimiawi diperkirakan juga terjadi dalam proses
gerinda,oleh karena itulah cairan pendinginnya ditambahi beberapa unsur.
Dari ulasan singkat di atas dapat disimpulkan bahwa cairan pendingin jelas perlu dipilih dengan
seksama sesuai dengan jenis pekerjaan. Beberapa jenis cairan pendingin akan diulas pada sub bab
pertama berkaitan dengan klasifikasi cairan pendingin dan garis besar kegunaannya. Pemakaian cairan
1

2
pendingin dapat dilakukan dengan berbagai cara (disemprotkan, disiramkan, dikucurkan, atau
dikabutkan) akan dibahas kemudian dan dilanjutkan dengan pengaruh cairan pendingin pada proses
pemesinan.Efektivitas cairan pendingin hanya dapat diketahui dengan melakukan percobaan
pemesinan,karena mekanisme proses pembentukan beram begitu kompleks, sehingga tidak cukup hanya
dengan menelitinya melalui pengukuran berbagi sifat fisik/kimiawinya.Salah satu cara pemesinan yang
relatif sederhana (cepat dan murah) untuk meneliti efektivitas cairan pendingin adalah dengan melakukan
pembubutan muka (facing-test).

1.1

Tujuan dan Manfaat

1.2

Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi cairan pendingin pada proses manufaktur.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis cairan pendingin pada proses manufaktur.
3. Untuk mengetahui cara pemakaian cairan pendingin pada proses manufaktur.

1.3

manfaat
1. Dapat mengetahui fungsi cairan pendingin pada proses manufaktur.
2. Dapat mengetahui jenis-jenis cairan pendingin pada proses manufaktur.
3. Dapat mengetahui cara pemakaian cairan pendingin pada proses manufaktur.

BAB II

Pembahasan
2.1 Fungsi dan Jenis Cairan Pemotong
Pemotongan cairan telah digunakan dalam operasi mesin, metode ini dilakukan untuk mencapai
hasil meliputi:

Mengurangi gesekan dan keausan, sehingga meningkatkanmasa pakai alat


dalam menyelesaikan permukaan bendakerja.

Mendinginkan daerah pemotongan, sehinggameningkatkan umur alat,


mengurangi suhu dan distorsipanas benda kerja.

Mengurangi kekerasan saat pemotongan dan konsumsienergi.

Mencegah bram pemotongan mengganggu prosespemotongan, khususnya


dalam proses seperti pengeboran.

Melindungi permukaan mesin dari korosi lingkungan.


Tergantung pada jenis operasi pemesinan, cairan pemotongan mungkin diperlukan sebagai fungsi

pendingin, pelumas, atau keduanya. Efektivitas cairan pemotong tergantung pada sejumlah faktor seperti
jenis operasi pemesinan, alat dan material benda kerja,kecepatan potong, dan metode penggunaan cairan
pemotongan.
Air merupakan pendingin yang sangat baik dan dapat mengurangi suhu tinggi secara efektif
dibarikan di daerah pemotongan. Namun air bukan pelumas yang efektif, sehingga tidak mengurangi
gesekan. Selain itu air menyebabkan karat benda kerja dan komponen mesin. Pada saat proses pemesinan,
tindakan pendinginan dengan cairan juga dapat merugikan.
Telah terbukti bahwa cairan pemotongan dapat menyebabkan alat potong menjadi keriting dan
dengan demikian panas lebih terkonsentrasi hanya dekat pada ujung alat potong yang membuat umur
pahat berkurang. Namun, mulai pertengahan 1990-an, ada perubahan besar untuk mesin dengan proses
potong kering, berarti dengan sedikit menggunakan cairan pemotongan hingga mesin dengan proses yang
kering.
2.1.1 Jenis Cairan Pemotongan
1. Minyak bahan campuran dan minyak sintetis, biasanya digunakan untuk operasi kecepatan
rendah dimana kenaikan suhu tidak signifikan.
3

2. Emulsi (juga disebut minyak larut) adalah campuran minyak dan air, umumnya digunakan untuk
operasi kecepatan tinggi karena kenaikan suhu yang signifikan. Adanya air membuat emulsi pendingin
sangat efektif.
3. Semisynthetics adalah emulsi kimia mengandung sedikit minyak mineral, diencerkan dengan air
dan dengan zat aditif yang mengurangi ukuran partikel minyak membuat fluida inilebih efektif.
4. Sintetis adalah bahan kimia dengan zat aditif yang diencerkan dengan air dan tidak mengandung
minyak mengaliri. Ini adalah metode yang paling umum. Dalam beberapa operasi seperti pengeboran,
tekanan cairan di berkisar antara 700 sampai 14.000kPa digunakan untuk flushchip diproduksi
untukmencegah gangguan pengoperasian
5. Mist(kabut)
Pendinginan ini digunakan karena pasokan cairan ke daerah-daerah pemotongan tidak dapat
dilakukan, mirip dengan menggunakan aerosol dan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan
dengan mengaliri pendinginan.
Sistem dengan bertekanan tinggi. Dengan peningkatan kecepatan dan peralatan modern mesin
perkakas yang dikontrol dengan computer, panas pada mesin menjadi faktor yang signifikan. Cara yang
efektif adalah sistem pendingin yang menggunakan tekanan tinggi. Cairan pendingin diberikan ke daerah
pemotongan dengan desain nozle yang sesuai.
Tekanan yang digunakan biasanya dalam kisaran 5,5 -35 MPa, berfungsi sebagai pendingin kondisi
chipdimana chip yang digunakan akan berlangsung lamadan terus menerus. Proses penyaringan cairan
jugasangat penting dilakukan untuk mempertahankankualitas kebersihan cairan.
FLUIDA PENDINGIN (Coolant )
Fluida pendingin (Coolant) mempunyai kegunaan yang khusus dalam proses
pemesinan. Cairan pendingin perlu dipilih dengan seksamasesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan dengan mesin perkakas.Penggunaan cairan pendingin ini
dapat dilakukan dengan berbagai caraseperti disemprotkan, dikucurkan,
dikabutkan, dll. Efektivitas dari cairan pendingin ini hanya dapat diketahui dengan
melakukan percobaan pemesinan.
2.1.2 Fungsi Coolant
Di dalam Proses Pemesinan, kita harus mengenal coolant sebagai suatu cara untuk
menambah/memperpanjang umur pahat.Fungsi dari coolant secara umum adalah sebagai berikut :

Menurunkan temperatur pahat pada saat pemotongan

Menurunkan gaya potong.

Memperpanjang umur pahat

Melumasi elemen pembimbing (ways)

Memperhalus atau memperbaiki kualitas permukaan benda kerja.

Membersihkan geram dari bidang geram pada saat proses pemotongan.

Proteksi korosi pada permukaan benda kerja yang baru terbentuk


Jenis-Jenis Coolant

Secara umum coolant yang biasa dipakai dapat dikategorikan dalam dua jenis
coolant , yaitu :
1. Air Blow
Merupakan Coolant berupa tiupan udara yang dialirkan dari selang khusus. Coolant jenis ini
digunakan untuk material yangcepat menangkap dan melepaskan panas
2. Water Blow
Merupakan coolant yang berbentuk cair. Coolant ini biasanya digunakan pada material yang laju
perpindahan panasnya lambat.Fluida pendingin (coolant) yang biasa dipakai dalam proses pemesinan dapat
dikategorikan dalam empat jenis utama, yaitu sebagai berikut:
a. C a i r a n S i n t e t i k ( synthetic fluids, chemical fluids)
Cairan yang jernih atau diwarnai merupakan larutan murni (truesolutions) atau larutan permukaan
aktif (surface active).
Pada larutan murni unsur yang dilarutkan tersebar antara molekul dan tegangan permukaan (surface
tension) hampir tidak berubah. Larutan murni tidak bersifat melumasi tetapi hanya dipakai untuk sifat
penyerapan panas yang tinggi dan melindungi dari korosi.Dengan menambah unsur lain yang
mampu membentuk kumpulan molekul akan mengurangi tegangan permukaan menjadi cairan permukaan
aktif sehingga mudah membasahi dan daya lumasnya naik.
b. C a i r a n e m u l s i ( emulsions, water miscible fluids, water soluble oil,emulsifiable cutting fluids).
Yaitu air yang mengandung partikel minyak (520 m) unsur pengemulsi ditambahkan dalam
minyak yang kemudian dilarutkandalam air. Bila ditambahkan unsur lain seperti EP (Extreme
Pressure Additives) daya lumasnya akan meningkat.
i

c. C a i r a n s e m i s i n t e t i k ( semi synthetic fluids)


Merupakan perpaduan antara jenis sintetik dan emulsi. Kandungan minyaknya lebih sedikit
daripada cairan emulsi. Sedangkan kandungan pengemulsinya (molekul penurun tegangan permukaan ).
Partikel lebih banyak daripada cairan sintetik. Partikel minyaknya lebih kecil dan tersebar.
Dapat berupa jenis dengan minyak yang sangat jenuh (super-fatted) atau jenis EP (Exterme Pressure).
d.

M i n y a k

( cutting oils)

Merupakan kombinasi dari minyak bumi (naphthenic,paraffinic), minyak binatang, minyak ikan atau
minyak nabati. Viskositasnya bermacam-macam dari yang encer sampai dengan yang kentaltergantung
pemakaianya. Pencampuran antara minyak bumi dengan minyak hewani atau nabati menaikkan daya
pembasahan (wetting action) sehingga memperbaiki daya lumas.

http://www.scribd.com/doc/76443516/53/Fungsi-Coolant

Pemakaian Coolant
Adapun cara pemberian cairan pendingin
(coolant)antara lain :
1. Manual (gambar )Bila mesin perkakas tak dilengkapi dengan sistem
cairan pendigin, misalnya mesin gurdi atau freis jenis bangku(bench
drilling/milling machine) maka cairan pendingin hanyadipakai secara
terbatas. Pada umumnya operator memakai kuasuntuk memerciki pahat
gurdi, tap, atau freis dengan minyak pendingin.Penggunaan alat sederhana
penetes oli yang berupa botol dengan selang beridameter kecil akan lebih
baik karenamenjamin keteraturan penetesan minyak. Penggunaan
pelumas padat (gemuk/vaselin, atau Molybdenum disulfi de)
yangdioleskan pada lubang lubang yang akan di tap akan menaikkan
umur pahat pengulir (tapping tool)
2. Dikucurkan / dibanjirkan ( flooding)
Sistem pendingin yang terdiri atas pompa, saluran, nozeldan tangki, dimiliki
oleh hampir semua mesin perkakas. Satuatau beberapa nozel dengan selang
fleksibel diatur sehinggacairan pendingin disemprotkan pada bidang aktif
pemotongan.Keseragaman pendinginan harus diusahakan dan bila
perludapat dibuat nozel khusus.

http://www.scribd.com/doc/76443516/53/Fungsi-Coolant

8
3. D i t e k a n l e w a t s a l u r a n p a d a p a h a t Cairan pendingin dialirkan dengan
tekanan tinggimelewati saluran pada pahat. Untuk penggurdian lubang
yangdalam (deep Hole driulling; gun drilling)
atau pengefreisandengan posisi yng sulit dicapai dengan penyemprotan biasa.Spindel mesin
perkakas dirancang khusus karena harusmenyalurkan cairan pendingin ke lubang pada pahat,

4.

Dikabutkan(mist)
Cairan pendingin disemprotkan berupa kabut. Partikelcairan sintetik, semi sintetik atau

emulsi disemprotkanmelalui aspirator yang bekerja dengan prinsip sepertisemprotan nyamuk. Cairan
dalam tabung akan naik melalui pipaberdiameter kecil karena daya vakum akibat aliran
udaradiujung atas pipa dan menjadi kabut yang menyemprotkeluar. Jenis pengabut lain (pressure feed ; lihat
gambar )
menggunakan dua selang yang bersatu di nozel sehinggalebih mudah diarahkan semprotannya.
Selang yang pertamamembawa udara tekan dan yang kedua membawa cairandaritabung yang diberi
tekanan. Pengabut ini berukuran kecildan mudah dibuat dan dipasangkan pada bench drilling/ milling
machines
menggantikan

cara

manual.

Pemakaiancairan

dengan

cara

dikabutkan

dimaksudkan

untuk memanfaatkan daya pendinginan karena penguapan.Pendingin jenis minyak jarang dikabutkan
( karena masalahasap) kecuali dalam penggerindaan pahat karbida misalnya pada pembuatan alur
pematah geram (chip breaker ) dengan batugerinda intan. Karena kabut tidak dapat masuk ke
dalamlubang yang realatif dalam, maka teknik pegabutan ini jarangdipakai dalam proses gurdi (drilling)

2.2 penghematan penggunaan cairan pendingin dalam proses freis dengan mesin konvensional
2005-04-04
RINGKASAN
Proses pemesinan merupakan sebuah proses penting dalam industri manufaktur terutama untuk
pembuatan komponen-komponen mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak relatif
antara pahat dengan benda kerja. Akibat gerak relatif, maka panas akan dibangkit pada daerah-daerah
tertentu khususnya permukaan yang berkontak langsung. Akibat panas yang terjadi suhu pada pahat dan
benda kerja menjadi meningkat. Akibat peningkatan suhu maka beban kejut termal selama proses
pemotongan juga meningkat.
Salah satu syarat dari pahat agar dapat melakukan pemotongan adalah kemampuan bahan pahat
untuk menahan beban kejut termal. Akibat dari melemahnya pahat karena kenaikan suhu tersebut adalah
terjadi kerusakan dan keausan pahat karena pahat tidak mampu lagi memberikan tegangan geser yang
melebihi tegangan geser yang dimiliki oleh pahat. Kalau hal tersebut terjadinya maka efek yang
dihasilkan sangatlah besar. Yang proses pemotongan tidak lagi mampu menghasilkan bentuk geometri dan
toleransi yang ketat serta kualitas permukaan yang bagus, sedangkan hal tersebut merupakan salah satu
keunggulan dari proses pemesinan dibandingkan dengan proses-proses manufaktur yang lain.
Untuk menghindari hal tersebut, maka pada pahat biasanya diberikan pendingin (coolant) yang
berfungsi untuk mendingin bagian yang berkontak sehingga tidak merubah sifat dari bahan khususnya
bahan pahat. Metoda ini disebut dengan nama Metoda Wet Machining yang umum dipergunakan pada

10
proses pemesinan. Secara umum jenis pendingin yang dipergunakan dapat dikelompokkan menjadi tiga
jenis, yaitu oil-based cutting fluids, water-based cutting fluids dan Air Blow.
Dari kelompok terse but, maka pendingin yang berbasis minyak yang mempunyai kemampuan
pendinginan yang baik, kemudian diikuti oleh pendingin berbasis air. Hanya sayang, rata-rata pendingin
yang berbentuk cairan mempunyai kandungan unsur kimia yang dapat membahayakan bagi lingkungan
sekitar maupun kesehatan manusia. Berpedoman kepada hal tersebut di atas, maka para peneliti di bidang
teknologi pemesinan mencoba melakukan berbagai penelitian agar penggunaan cairan pendingin ini dapat
dikurangi. Alasan utama pengurangan ini adalah karena semakin lama biaya cairan pendingin semakin
meningkat. Bahkan kalau diteliti dengan seksama, cairan pendingin memberikan kontribusi sekitar 15%
dari biaya produksi keseluruhan. Selain itu umumnya penggunaan cairan pendingin pada proses
pemesinan tidak terkontrol dengan baik. Hal ini didasarkan pada asumsi semakin banyak cairan pending
in maka proses pendinginan akah berlangsung dengan cepat.
Secara teoritis asumsi di atas adalah benar kalau dipandang dari aspek material. Tapi kalau ditinjau
dari aspek teknologi pemesinan, maka asumsi tersebut belum tentu benar 100%. Penggunaan pendingin
yang berlebihan belum menjamin bahwa kualitas produk yang dihasilkan akan menjadi lebih baik. Oleh
karena itu pada penelitian ini dicoba meneliti mengenai pengaruh pemberian cairan pendingin terhadap
parameter-parameter utama yang mempengaruhi kualitas produk hasil proses pemesinan, yaitu kualitas
permukaan dan laju keausan pahat. Dengan melihat pengaruh penggunaan pendingin ini, maka akan dapat
diketahui apakah pendingin harus dipergunakan dengan volume yang besar.
Dengan mengetahui hal tersebut maka akan dapat dipertimbangkan masalah kontrol penggunaan
pendingin terutama yang berbentuk cairan selama proses pemesinan berlangsung. Berbagai metoda telah
dikembangkan dalam usaha untuk mengurangi penggunaan cairan pendingin ini, seperti metoda near-dry
machining dan mql (minium quantity lubrication) atau bahkan yang lebih ekstrim, yaitu metoda dry
machining (green manufacturing). Tapi penelitian yang dilakukan lebih terbatas pada penggunaanya pada
mesin-mesin perkakas kecepatan tinggi dengan pahat kemampuan tinggi. Oleh karena Indonesia sebagai
negara berkembang pada umumnya industri pemesinannya masih mempergunakan mesin-mesin perkakas
konvensional, maka penelitian ini diarahkan pada kemungkinan penerapan basil penelitian untuk industri
pemesinan di Indonesia.
Pada penelitian ini mesin perkakas yang dipergunakan adalah mesin perkakas freis. Hal ini, karena
mesin perkakas freis mempunyai fungsi yang lebih lengkap clan mampu menghasilkan berbagai macam
geometri dengan kualitas yang baik. Sedangkan data dikumpulkan dengan mempergunakan metoda
Taguchi clan Faktorial yang secara umum akan mengurangi biaya clan waktu penelitian disebabkan
jumlah data yang harus diambil tidak terlalu banyak untuk mendapatkan gambaran basil yang mendekati
i

11
kondisi sebenamya. Dan untuk mendapatkan data dipergunakan alat ukur kekasaran permukaan Surface
Roughness Tester serta alat ukur keausan pahat Tool Maker Microscope. Setelah dilakukan pengambilan
data clan selanjutnya di plot dalam bentuk grafik, maka terlihat bahwa untuk penggunaan pendingin
berbentuk cairan, jumlah volume pendingin tidak berpengaruh besar terhadap kualitas yang diperoleh.
Oleh karena itu pendingin jenis ini tidak seharusnya dipergunakan secara berlebihan. Kalau pendingin
jenis ini tidak dipergunakan secara berlebihan maka secara langsung akan menyebabkan biaya produksi
dapat ditekan sedangkan secara tidak langsung akan mengurangi tingkat pencemaran yang disebabkan
limbah clan kesehatan operator dapat terjaga dengan baik. Sedangkan untuk pendingin jenis udara tekan,
banyak volume menentukan terhadap kualitas permukaan clan umur pahat.

2.3 Coolants and cutting fluid


2.3.1 Cut costs for coolants and ensure productivity
Coolants are vital to machining operations in the metal working industry. Replacing and disposing
dirty coolants is both costly and time-consuming. Nederman has solutions for cleaning and recycling
coolants while also taking care of metal swarf and other waste material from production.

Cuts your cost for buying and replacing expensive coolants


Waste material free from oil and chemicals have higher value when recycled

Improved productivity and product quality

Improved up time through rational coolant handling and constant filtration

12

Picture 1 Coolant recovery and recycling of cutting fluids


(http://www.nederman.com/problems-we-solve/production-recycling/coolant-andcutting-fluid.aspx)
2.3.3.1
Clean filtration - cut your costs for coolants and ensure productivity
Clean coolants ensure highly-effective machining with fine tolerances, while dirty coolant wears
spindles, pumps and tools. Coolants polluted by leaked oil, are broken down by bacteria, lose their
original properties and start smelling. There are high costs involved in changing coolant, operational
stoppages, removal and disposal.
2.3.3.2
What is it coolant management?
Present and future trends in the cost of oils and cutting compounds require the planning for
recycling and reusing cutting fluids. Coolant management is the efficient means of looking after
machining coolants. It requires the use of equipment to remove tramp oils, leak oils, and solids, and
possibly for bacteria control.
2.3.3.3
Which contaminations are bad for my coolant or cutting oil?
Solids in the form of fine metal chips and particles from the machining process are the most
common form of contamination. Tramp oils come from various sources such as lubricating oils from e.g.
slide ways, hydraulic oils from leaking seals on hydraulic rams, cutting and corrosion prevention oils
carried by the work piece and poorly mixed or poor quality coolant concentrates. Other contaminants that
may require removal are metal soaps, flocculated material, bacterial slime, fungal growths.

13
2.3.3.4
What are the benefits of keeping coolants clean?
The cost of purchasing Coolant is a relatively small operational expense in your workshop, but it
the way coolant is managed has a big impact on the majority of your other operational expenses, such as
labour costs, life of tools and pumps, quality of the work piece, costs for health issues, etc.
The big advantages of coolant management are, longer lasting coolant, the reduction of waste, less
machine down time, extended tool life, improved surface finish, less frequent machine cleaning, less risk
of coolant pipe blockage and automatic top up of machine tools. Coolant management also improves the
work environment by the reduction of bad smells and the reduction of risks of skin infections and other
health problems.
2.3.3.5
Which solutions are available?
Coolant management can be used in almost every machining application that uses water based
emulsions as coolants, wash fluids, de-burring fluids and grinding fluids. It can be applied as a single
piece of equipment for a specific machine or as a compilation of equipment for a number of machines.
Nederman offers several solutions for both coolant filtration aimed at removing solids as well as
tramp oil separation. The solutions can be connected to a single machine or systems serving a group of
machines. Nedermans solution for the constant filtration of coolants in full flow is the Presto program.
The coolant is cleared of sediment, particles and leaked oil. The Perpetuum type systems from
Nederman work in by-pass mode, circulating a part of the coolant flow from each machine and
concentrating on the removal of floating tramp oils and particles. The starting point for the solution
Nederman proposes will be your application and your requirements for automation level & maintenance.
2.3.3.6
Effective coolant filtration systems
Nedermans solution for the constant filtration of coolants in full flow is the Presto program. The
coolant is cleared of sediment, particles and leaked oil. Perpetuum is another solution for coolant
filtration for many machines working in groups. Investing in a coolant filtration system pays off very
quickly.

Improved productivity and product quality through rational coolant handling and constant
filtration reduces stoppages for changes
Reusing coolants = improved profitability

Pemotongan cairan telah digunakan dalam operasi mesin, metode ini dilakukan untuk mencapai hasil
meliputi:

Mengurangi gesekan dan keausan, sehingga meningkatkanmasa pakai alat dalam menyelesaikan
permukaan bendakerja.

14

Mendinginkan daerah pemotongan, sehinggameningkatkan umur alat, mengurangi suhu dan


distorsipanas benda kerja.

Mengurangi kekerasan saat pemotongan dan konsumsienergi.

Mencegah bram pemotongan mengganggu prosespemotongan, khususnya dalam proses seperti


pengeboran.

Melindungi permukaan mesin dari korosi lingkungan.


Tergantung pada jenis operasi pemesinan, cairan pemotongan mungkin diperlukan sebagai fungsi

pendingin, pelumas, atau keduanya. Efektivitas cairan pemotong tergantung pada sejumlah faktor seperti
jenis operasi pemesinan, alat dan material benda kerja,kecepatan potong, dan metode penggunaan cairan
pemotongan.
Air merupakan pendingin yang sangat baik dan dapat mengurangi suhu tinggi secara efektif
dibarikan di daerah pemotongan. Namun air bukan pelumas yang efektif, sehingga tidak mengurangi
gesekan. Selain itu air menyebabkan karat benda kerja dan komponen mesin. Pada saat proses pemesinan,
tindakan pendinginan dengan cairan juga dapat merugikan.
Telah terbukti bahwa cairan pemotongan dapat menyebabkan alat potong menjadi keriting dan
dengan demikian panas lebih terkonsentrasi hanya dekat pada ujung alat potong yang membuat umur
pahat berkurang. Namun, mulai pertengahan 1990-an, ada perubahan besar untuk mesin dengan proses
potong kering, berarti dengan sedikit menggunakan cairan pemotongan hingga mesin dengan proses yang
kering.

2.4 Jenis-Jenis Coolant


Secara umum coolant yang biasa dipakai dapat dikategorikan dalam dua jenis coolant , yaitu :
2.4.1

Air Blow

Merupakan Coolant berupa tiupan udara yang dialirkan dari selang khusus. Coolant jenis ini
digunakan untuk material yangcepat menangkap dan melepaskan panas
2.4.2 Water Blow
Merupakan coolant yang berbentuk cair. Coolant ini biasanya digunakan pada material yang laju
perpindahan panasnya lambat.Fluida pendingin (coolant) yang biasa dipakai dalam proses pemesinan dapat
dikategorikan dalam empat jenis utama, yaitu sebagai berikut:
a. C a i r a n S i n t e t i k ( synthetic fluids, chemical fluids)
i

15
Cairan yang jernih atau diwarnai merupakan larutan murni (truesolutions) atau larutan permukaan
aktif (surface active).
Pada larutan murni unsur yang dilarutkan tersebar antara molekul dan tegangan permukaan (surface
tension) hampir tidak berubah. Larutan murni tidak bersifat melumasi tetapi hanya dipakai untuk sifat
penyerapan panas yang tinggi dan melindungi dari korosi.Dengan menambah unsur lain yang
mampu membentuk kumpulan molekul akan mengurangi tegangan permukaan menjadi cairan permukaan
aktif sehingga mudah membasahi dan daya lumasnya naik.
b. C a i r a n e m u l s i ( emulsions, water miscible fluids, water soluble oil,emulsifiable cutting fluids).
Yaitu air yang mengandung partikel minyak (520 m) unsur pengemulsi ditambahkan dalam
minyak yang kemudian dilarutkandalam air. Bila ditambahkan unsur lain seperti EP (Extreme
Pressure Additives) daya lumasnya akan meningkat.
c. C a i r a n s e m i s i n t e t i k ( semi synthetic fluids)
Merupakan perpaduan antara jenis sintetik dan emulsi. Kandungan minyaknya lebih sedikit
daripada cairan emulsi. Sedangkan kandungan pengemulsinya (molekul penurun tegangan permukaan ).
Partikel lebih banyak daripada cairan sintetik. Partikel minyaknya lebih kecil dan tersebar.
Dapat berupa jenis dengan minyak yang sangat jenuh (super-fatted) atau jenis EP (Exterme Pressure).
d.

M i n y a k

( cutting oils)

Merupakan kombinasi dari minyak bumi (naphthenic,paraffinic), minyak binatang, minyak ikan atau
minyak nabati. Viskositasnya bermacam-macam dari yang encer sampai dengan yang kentaltergantung
pemakaianya. Pencampuran antara minyak bumi dengan minyak hewani atau nabati menaikkan daya
pembasahan (wetting action) sehingga memperbaiki daya lumas.

16

Figure 1 (http://www.scribd.com/doc/76443516/53/Fungsi-Coolant)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendingin / coolant adalah cairan yang dipakai untuk mengurangi
tingkat panas yang dialami benda kerja atau tools saat melakukan kerja.
Dengan menggunakan pendingin kita dapat mengurangi resiko- resiko
yang mungkin timbul akibat panas tersebut seperti patahnya alat
pemotong, rusaknya benda kerja dan hasil kerja yang tidak maksimal.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas penulis memberikan saran
kepada pembaca agar melakukan hal-hal berikut:
1. Periksa keadaan pendingin pada mesin
2. Gunakan selalu pendingin saat melakukan kerja
3. Gunakan pendingin yang masih bagus dan dapat bekerja
maksimal

17

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/76443516/53/Fungsi-Coolant 16 MEI 2012
http://www.nederman.com/problems-we-solve/production-recycling/coolant-andcutting-fluid.aspx 16 MEI 2012

Anda mungkin juga menyukai