Anda di halaman 1dari 3

Program Pendampingan dan Pelatihan Kerajinan Bordir kerjasama antara Rumah Zakat dengan

PT Pertamina EP Rantau, betempat di Desa Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten
Aceh Tamiang telah berjalan 2 bulan dengan penerima manfaat sebanyak 15 orang dibagi
menjadi 3 kelompok.
Program yang diperuntukkan bagi ibu rumah tangga yang belum memiliki keahlian bordir dan
berpenghasilan menengah kebawah ini, diawali dengan survei lokasi dan sosialisasi dilakukan
bersama mitra yang dihadiri oleh warga dan tokoh masyarakat sekitar. Program ini didampingi
oleh satu orang Micro Business Officer, dan satu orang pelatih dengan menggunakan 3 mesin
bordir brother INNOV-IS 95E.
Adapun tahapan pelatihan ini adalah dengan penyampaian teori dasar-dasar bordir, teknik
membordir, pengetahuan bordir khas tamiang, dilanjutkan dengan praktek menggunkan mesin
bordir. Setalah para penerima manfaat (pm) mendalami teknik membordir dengan mesin modern
direncanakan para pm juga mempelajari mesin bordir manual sebagai bekal pengatahuan
tambahan, adapun bordiran yang telah dihasilkan adalah bordiran jilbab, bordiran mukena,
bordiran taplak meja dan bordiran baju.*** Newsroom/Firmansyah Medan
Anda pernah tahu bordir? Yaitu menempelkan benang warna warni ke pakaian atau topi atau
bahan kain atau kulit lainnya (Jahit Bordir). Dengan tujuan utama menambah kecantikan atau
memberi identitas yang tidak mudah rusak. Kalau sablon umumnya jangka waktunya lebih
pendek, karena mudah luntur atau rusak. Sedangkan jika dibordir atau Jahit Bordir akan tahan
lebih lama.
Bordir awalnya hanya semacam kerajinan tangan biasa yang dijahit secara manual. Karena
Bordir Baju manual, seringkali tingkat presisi nya tidak tepat. Sangat tergantung kondisi si
penjahit. Sejak tahun 80 an telah ditemukan Bordir Baju secara computerized walau belum
canggih. Namun tingkat presisi nya sudah jauh lebih baik dari manual.
Seiring dengan perkembangan komputer, maka cara bordir pun lebih modern. Bordir Komputer
Bisa dalam jumlah massal sekaligus dalam waktu bersamaan, juga tingkat presisinya sangat
bagus. Kelebihan lain dari Bordir Komputer adalah Motif Bordir dan Desain Bordir lebih bagus

dengan bantuan komputer, sekaligus bisa di copy paste saja. Hasil Desain Bordir juga bisa
disimpan dalam komputer untuk dipakai di kemudian hari. Dengan mesin bordir komputer,
pekerjaan bordir pun cepat di selesaikan.

Diklat Bordir Bagi IKM untuk Regional Padang

Dalam rangka pelaksanaan program Reposisi dan menumbuhkembangkan industri bordir, Balai
Diklat Industri Regional II Padang menyelenggarakan Diklat Membordir dari tanggal 25 Maret
s.d 6 April 2013. Diklat ini diikuti oleh pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) sebanyak 26
orang peserta yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat (14 Orang), Provinsi Jambi (8 Orang),
Provinsi Sumatera Selatan (2 Orang), Provinsi Bengkulu (1 Orang), dan Provinsi Bangka
Belitung (1 Orang)
Tingginya animo masyarakat terhadap diklat membordir ini menyebabkan tidak semua calon
peserta yang mendaftar dapat ditampung karena keterbatasan alokasi anggaran yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Tenaga pengajar berasal dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP) yang
berkompeten di bidang pelatihan bordir dan telah berkecimpung dalam pengembangan industri
bordir di Sumatera Barat.
Kurikulum yang disampaikan pada diklat ini mengacu kepada standard kompetensi yang
diperlukan bagi pelaku IKM sebanyak 118 JPL, yang meliputi:
1. Prinsip Pengembangan Bordir
2. Kecenderungan Pasar dan Perkembangan Mode
3. Konsep Desain Bordir dan Sumber Ide
4. Komposisi Motif Bordir
5. Komposisi Warna pada Bordir
6. Teknik Hias pada Bordir
7. Aplikasi Desain pada Produk Bordir
Diklat dilaksanakan melalui 3 metode pelatihan, yaitu: teoritis (25%), praktek (70%) dan
kunjungan industri (5%). Setiap peserta diklat dilatih untuk menghasilkan desain bordir yang
nantinya akan diaplikasikan kedalam bentuk pakaian/busana.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan dalam dua tahap. Pertama, evaluasi bidang penguasaan materi
diklat membordir dengan soal-soal bentuk tes tertulis. Sedangkan tahap kedua difokuskan pada
evaluasi praktek, dimana evaluasi dilakukan dengan menilai hasil praktek peserta diklat.
Kelulusan peserta diklat ditentukan dengan 40% disiplin, 60% nilai post test (teori dan peraktek),
dan komprehensif. Batas minimal nilai kelulusan peserta diklat memenuhi nilai 60.

Setelah mendapat teori dan praktek selama diklat, kualitas desain dan pengerjaan produk bordir
para peserta meningkat dari segi kualitas dan kehalusannya.

Anda mungkin juga menyukai