Abort Us
Abort Us
P G2P1A0 UMUR 28
TAHUN UMUR KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN ABORTUS
INKOMPLIT DI RS KASIH IBU SURAKARTA
TAHUN 2013
Disusun Oleh :
EVA FEBRIYANTI
NIM. B10.140
KATA PENGANTAR
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Deny Eka WIdyastuti, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4.
Dr. Sugandi Harjanto, Sp.B, selaku Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu
Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam
pengambilan data dan studi kasus.
5.
Dr. Ari Dartoko, selaku Manager Personalia Rumah Sakit Kasih Ibu
Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam
pengambilan data dan studi kasus.
6.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7.
8.
Keluarga Ny. P yang telah bersedia menjadi pasien dalam Karya Tulis Ilmiah
ini.
9.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan dan
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap semoga Karya Tulis
Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi tenaga
kesehatan lain pada khususnya.
Surakarta,
Agustus 2013
Penulis
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai (dari suatu
urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh yang lain dan hanya kepada Tuhan
mu lah hendaknya kamu berharap (QS. Al-Nasyrah : 5 8)
Orang muda bukanlah botol kosong yang harus diisi, melainkan lilin yang harus
dinyalakan (Robert H. Shaffer)
Hidup ini seperti kita mengendarai sepeda. Kita tidak akan jatuh kecuali berhenti
mengayuh (Claude Pepper)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati Karya Tulis
Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
Ayah
dan
Ibu
tercinta
yang
telah
yang
selama
ini
telah
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Eva Febriyanti
NIM
: B10.140
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Rumah
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 110 Manahan
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................ 3
D. Manfaat Penulisan .......................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus ...................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ..................................................... 6
BAB
BAB
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 74
B. Saran ............................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI, 2007) mutakhir masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000
kelahiran. AKI di Indonesia masih di dominasi perdarahan 42 %, eklamsi
13% dan infeksi 10 % (Cunam, 2008).
Faktor penyebab kematian ibu di Indonesia diantaranya perdarahan
25%, infeksi pada masa nifas 14%, hipertensi pada kehamilan atau keracunan
kehamilan 13%, abortus 13%, akibat persalinan 7%, infeksi HIV atau AIDS
dan malaria 20%, sisanya karena penyebab lain yaitu rendahnya status
perempuan dan gangguan reproduksi 8% (Nugraha, 2007).
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan
yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau
abortus (Wiknjosastro, 2007). Jika perdarahan tidak begitu banyak, dan
kehamilan kurang dari 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital
atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi (Rukiyah,
2010).
Keguguran atau abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang
sedang berlangsung sebelum mencapai umur 28 minggu atau berat janin
sekitar 500 gram (Manuaba, 2007). Macam-macam abortus meliputi abortus
imminens, abortus insipien, abortus completus, abortus incompletus, missed
abortion, habitual abortus, abortus infeksious (Yulianingsih, 2009).
segera
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang dapat
dirumuskan adalah : Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. P
G2P1A0 Umur 28 Tahun Umur Kehamilan 12 Minggu dengan Abortus
Inkomplit di RS Kasih Ibu Surakarta dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan Varney?.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mengaplikasikan ilmu kebidanan yang diperoleh
selama pendidikan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan abortus inkomplit dengan penerapan manajemen kebidanan
menurut Helen Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian secara lengkap pada ibu hamil Ny. P G2P1A0
umur 28 tahun dengan abortus inkomplit.
2. Bagi Profesi
Tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat, cepat
dan komprehensif terutama pada ibu hamil dengan abortus inkomplit.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Institusi Pendidikan
Meningkatkan proses belajar mengajar dan sebagai referensi mahasiswa
khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus inkomplit.
b. Bagi Institusi Rumah Sakit
Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan, khususnya
dalam bidang pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
abortus inkomplit.
2. Hastuti Yuni (2009), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ny. S G1P0A0
Hamil 8 Minggu dengan abortus inkomplit di Rumah Sakit Medika Mulya
Wonogiri. Asuhan yang diberikan pada pasien dengan Abortus
Incompletus adalah pemberian cairan, observasi meliputi keadaan umum,
kesadaran, tekanan darah, nadi, suhu, respirasi setelah post curetage.
Terapi yang diberikan Infus RL 20 tpm, injeksi klaneksi 1,2 gr IV,
miotonik 1 gr IV, setelah dicuretage diberi amoxsan 3x1, Metergin 3x1,
biosanbe 1x1. Hasil studi kasus dilaporkan tidak terjadi syok ataupun
komplikasi lainnya.
Perbedaan antara studi kasus yang penulis lakukan dengan keaslian studi
kasus terletak pada pemberian terapi dan memberikan KIE personal hygiene.
Sedangkan persamaannya terletak pada asuhan yang diberikan dan hasil.
F. Sistematika Penulisan
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis membagi menjadi beberapa
bab yang saling berhubungan mulai dari BAB I sampai BAB V, yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, manfaat
studi kasus, tujuan penulisan, keaslian studi kasus serta sistematika
penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi tentang tinjauan teori yang meliputi pengertian, tanda
dan
gejala
kehamilan,
klasifikasi
kehamilan,
faktor
yang
PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban dari
tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus pada ibu hamil
Ny. P G2P1A0 umur 28 tahun dengan abortus inkomplit. Sedangkan
saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah proses yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau
9
bulan
hari)
dihitung
dari
hari
pertama
haid
terakhir
(Saifuddin, 2005).
Kehamilan adalah proses mulai dari ovulasi sampai partus,
lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu)
(Wiknjosastro, 2005).
Kehamilan adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur yang
terjadi melalui hubungan seksual antara laki-laki dan wanita.
Pembuahan terjadi di dalam rahim ketika wanita sedang berada pada
masa subur (Kisanti, 2008).
b. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2006), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3
yaitu :
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorea (tidak dapat haid), gejala ini penting karena wanita
hamil tidak haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama
haid
terakhir
untuk
menentukan
tuanya
kehamilan
(Prawirohardjo, 2006).
b) Nausea (enek) dan emesis (muntah), sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu.
c) Mengidam, terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang
dengan makin tuanya kehamilan.
d) Mammae menjadi tegang dan membesar.
e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan).
f) Sering kencing terjadi karena kandung kencing tertekan oleh
uterus yang mulai membesar.
g) Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun.
h) \Pigmentasi kulit terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
2) Tanda-tanda Kemungkinan Hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar
Hipertropi ismus, ismus menjadi panjang dan lunak.
d) Tanda chadwick
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah,
karena pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan
kebiru-biruan.
e) Tanda piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran tersebut.
f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus atau Broxton hicks
g) Teraba ballotement
Lentingan dari bawah janin.
h) Reaksi kehamilan positif (Wiknjosastro, 2005).
3) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang
dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian
janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.
b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan
18 20 minggu memakai Doppler dan stetoskop leannec.
c) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada
usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida umur 16
minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka janin
dapat dilihat (Prawirohardjo, 2005).
c. Klasifikasi kehamilan
Menurut Manuaba (2007), klasifikasi kehamilan meliputi :
1) Kehamilan trimester 1
: 0 sampai 14 minggu
2) Kehamilan trimester II
: 14 sampai 28 minggu
: 28 sampai 40 minggu
2) Status gizi
a) Berkaitan dengan berat badan, dari hamil sampai dengan aterm
6,5 sampai 16 kg.
b) KEK (Kurang Energi Kronis), misalnya pada lingkar lengan atas
harus lebih dari 23,5 cm.
c) Anemia pada pemeriksaan Hb normal 9 gr% 11 gr%.
3) Gaya hidup
a) Perokok, minuman keras.
b) Obat-obat penenang (narkoba).
c) Pergaulan bebas (hamil pranikah, hamil tidak diinginkan).
4) Faktor psikologis
a) Cemas
Rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan dengan gejala (tremor,
berdebar-debar, kaku otot, dingin di telapak kaki, berkeringat,
mudah lelah, insomnia).
b) Panik
Rasa takut dan gelisah yang hebat.
c) Depresi berat
Adanya perasaan sedih, tidak bergairah, menyendiri, insomnia,
rasa tidak dihargai, ingin bunuh diri.
5) Faktor ekonomi
Berkaitan dengan penghasilan atau pendapatan.
uterus,
dan
tanpa
adanya
dilatasi
servik
(Wiknjosastro, 2005).
b) Missed Abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20
minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu
atau lebih (Wiknjosastro, 2005).
c) Abortus Insipiens : peristiwa pedarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi servik uteri yang
meningkat,
tetapi
hasil
konsepsi
masih
dalam
uterus
(Wiknjosastro, 2005).
c. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2005), hal-hal yang dapat menyebabkan
abortus adalah sebagai berikut :
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi yang dapat mengakibatkan
kematian atau dilahirkannya hasil konsepsi dalam keadaan cacat.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kelainan hasil konsepsi
adalah :
a) Kelainan kromosom
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah
trisoni poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b) Lingkungan kurang sempurna
Bila kurang di endometrium yang terdapat di sekitar implantasi
kurang sempurna hingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi akan terganggu.
c) Pengaruh dari luar
Radiasi yang mengenai ibu, virus, obat-obatan yang digunakan
ibu dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan
hidupnya di dalam uterus.
2) Kelainan pada plasenta
Ini kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit hipertensi yang
menahun, toxemia gravidarum dan lain-lain.
3) Penyakit ibu
Penyakit
infeksi
yang
dapat
menyebabkan
demam
tinggi,
atau
e. Diagnosis
Abortus yang dibahas adalah yang terjadi spontan bukan
keguguran buatan.
1) Manifestasi Klinis
a) Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
b) Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah atau
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut
nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat.
c) Pedarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
d) Rasa mulas atau kram perut di daerah atas simfisis, sering disertai
nyeri pinggang akibat kontraksi uterus (Mansjoer, 2004).
e) Pemeriksaan genekologi :
(1) Inspeksi vulva : Pedarahan pervaginam, ada / tidak jaringan
hasil konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vulva.
(2) Inspekulo : Pedarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka
atau sudah tertutup, ada / tidak jaringan keluar dari ostium,
ada / tidak cairan / jaringan berbau busuk.
(3) Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup,
teraba atau tidak jaringan pada kavum uteri, besar uterus
sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum
douglasi tidak menonjol dan tidak nyeri (Mansjoer, 2004).
3. Abortus Inkomplit
a. Pengertian Abortus Inkomplit
Abortus Inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus (Wiknjosastro, 2005).
Abortus Inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda
dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri
melalui kanalis serviks yang tertinggal pada desidua atau plasenta
(Rukiyah, 2010).
b. Tanda dan Gejala Abortus Inkomplit
Menurut Rukiyah (2010), tanda dan gejala Abortus Inkomplit adalah :
1) Perdarahan sedang, hingga masih banyak setelah terjadi abortus.
2) Serviks terbuka, karena masih ada benda di dalam uterus yang
dianggap corpus alliem maka uterus akan berusaha mengeluarkannya
dengan mengadakan kontraksi tetapi kalau keadaan ini dibiarkan
lama, servik akan menutup kembali.
3) Kram atau nyeri perut bagian bawah dan terasa mules-mules.
4) Ekspulsi sebagai hasil konsepsi.
c. Diagnosa Abortus Inkomplit
Pada pemeriksaan vaginalis, kanalis servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari ostium uteri eksternum. Perdarahan pada abortus
inkomplitus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan
perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan
(Winkjosastro, 2005).
2) Teknik kuretase
a) Tentukan letak rahim yaitu dengan melakukan pemeriksaan dalam
alat-alat yang dipakai umumnya terbuat dari metal yang biasanya
melengkung
karena
itu
memasukkan
alat-alat
ini
harus
Bila
pembukaan
serviks
belum
cukup
untuk
c) Agama
Untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya
(Alimul, 2006).
d) Suku/ Bangsa
Untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari
(Ambarwati, 2008).
e) Pendidikan
Tingkat pendidikan kesehatan diberikan sesuai tingkat pendidikan
pasien (Ambarwati, 2008).
f) Pekerjaan
Ditanyakan
untuk
mengetahui
keadaan
sosial
ekonomi
(Nursalam, 2004).
g) Alamat
Ditanyakan untuk mengetahui
(Nursalam, 2004).
2) Keluhan Utama
Dikaji untuk mengetahui tanda dan gejala yang berhubungan dengan
Abortus inkomplit dan untuk keperluan penegakan diagnosa dari
Abortus inkomplit. Adapun keluhan yang berhubungan dengan
Abortus inkomplit yaitu: perdarahan, nyeri perut bagian bawah,
keluar sebagian hasil konsepsi dari jalan lahir (Saifuddin, 2005).
3) Riwayat Menstruasi
Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah
menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah,
teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang dirasakan
saat haid, dan menstruasi terakhir yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk perhitungan tanggal kehamilan dan perkiraan kelahiran
(Wiknjosastro, 2006).
4) Riwayat Perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan
suami sekarang merupakan istri yang ke berapa, dan mengetahui
berapa jumlah anaknya (Varney, 2004).
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Riwayat kehamilan
b) Riwayat persalinan
dimana
tempat
persalinan
(Wiknjosastro, 2005).
c) Riwayat nifas
: Dikaji
untuk
mengetahui
adakah
terhadap
kekambuhan
kemungkinan
komplikasi
(Nursalam, 2008).
d) Riwayat anak
riwayat anak,
belum,
berapa
tahun
dan
(Varney, 2004).
tempat
ANC
dan
untuk
mengetahui
riwayat
daerah
genetalianya.
Karena
jika
kebersihan
b) Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital meliputi :
(a) Tensi
(b) Suhu
dan
membusuk
sehingga
(d) Respirasi
kehamilan 9
12
kg
(Wiknjosastro, 2005).
(g) Lila
c) Pemeriksaan Sistematis
Adalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung rambut
sampai kaki (Nursalam, 2004).
(1) Kepala
(a) Rambut
(b) Muka
Dikaji
apakah
muncul
cloasma
karena
pengaruh
kortikusteroid
hormon
plasenta
(Wiknjosastro, 2005).
(c) Mata
(d) Hidung
(e) Telinga
(f) Mulut dan gigi : Apakah ada caries/ tidak, mulut bersih
atau kotor, lidah stomatitis atau tidak
(Wiknjosastro, 2005).
(2) Leher
menyebabkan
abortus
(Wiknjosastro, 2005).
(3) Dada dan axilla
(a) Mamae ada pembesaran atau tidak ada tumor atau tidak,
simetris atau tidak, areola hiperpigmentasi atau tidak,
puting susu menonjol atau tidak, kolostrum sudah keluar
atau belum (Nursalam, 2004).
(b) Axilla untuk mengetahui apakah ada pembesaran
kelenjar limfe pada ketiak dan adakah nyeri tekan
(Nursalam, 2004).
(4) Genetal
tidak
varices,
dan
oedema,
d) Palpasi
Menurut Manuaba (2007), yaitu :
(1) Leopold I
(2) Leopold II
(4) Leopold IV
e) Auskultasi
Yaitu pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang
dihasilkan
oleh
tubuh
dengan
menggunakan
stetoskop
(Nursalam, 2004).
f) Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk mendukung menegakkan diagnosa seperti
pemeriksaan laboratorium, rontgen utrasonografi dan lain-lain
(Varney, 2004).
Langkah II
: Interpretasi Data
b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa
(Varney, 2004). Masalah pada pasien Abortus inkomplit adalah
perasaan cemas karena ada rasa nyeri pada perut bagian bawah dan
perdarahan banyak (Taber, 2003).
c. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisa data (Ambarwati, 2008). Kebutuhan pada pasien
Abortus inkomplit adalah dorongan moral dan memberikan informasi
tentang Abortus inkomplit (Taber, 2003).
Langkah III : Diagnosa Potensial
Mengindentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan
seperangkat masalah dan diagnosa terbaru adalah suatu hal untuk
antisipasi, pencegahan jika mungkin, penantian dengan pengawasan penuh
dan persiapan untuk kejadian apapun (Varney, 2004). Pada kasus Abortus
inkomplit adalah terjadinya perdarahan terus menerus yang dapat
menyebabkan syok, kekurangan darah, dapat menyebabkan infeksi, dan
Abortus inkomplit (Wiknjosastro, 2005).
Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen sebagian data
satuan yang
: Perencanaan
Langkah VI : Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada
langkah
kelima,
dilaksanakan
secara
efisien
dan
aman.
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung assesment.
A : Analisis
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi meliputi diagnosa/
masalah serta antisipasi maslaah potensial.
P : Planning
Menggunakan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment.
Untuk menggambarkan keterikatan antara manajemen kebidanan
sebagai pola pikir dengan pendokumentasian sebagai catatan dari asuhan
dengan pendekatan manajemen kebidanan.
C. Informed Consent
Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh
pasien atau walinya yang berhak kepada bidan untuk melakukan tindakan
kebidanan sesuai kebutuhan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi
lengkap dan dipahaminya mengenai tindakan itu (IBI, 2005). Bidan dalam
melaksanakan tindakan medis harus melakukan informed consent terlebih
dulu terhadap pasien atau keluarga. Pada kasus kuretase dengan Abortus
inkomplit harus dilakukan informed consent baik secara lisan maupun tulisan.
Walaupun dalam pelaksanaan tindakan operasi tersebut kolaborasi dengan
dokter spesialis kandungan (Chyntia, 2010).
D. Landasan Hukum
Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 ayat
(1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa
pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan Wewenang bidan menurut Kepmenkes: 369/SK/III/2007
mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan dilakukan dengan
menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik
terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis emosional,
sosial budaya, spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki
otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan
lainnya (Menkes RI, 2007).
BAB III
METODOLOGI
bentuk,
Prawirohardjo
kelembaban,
(2006),
mengatakan
fibrasi,
dalam
dan
ukuran.
kasus
abortus
b. Wawancara
Wawancara
yaitu
suatu
metode
yang
digunakan
untuk
observasi
ini
dilakukan
untuk
melihat
terapi
diperoleh
dari
keterangan
keluarga,
lingkungannya,
a. Kepustakaan
Kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi berita berupa
teori-teori, generalisasi maupun konsep yang dikemukakan oleh
berbagai ahli dan buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo, 2010).
Studi kepustakaan diambil dari referensi tahun 2003 sampai 2010.
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumentasi baik dokumentasi resmi maupun
dokumentasi tidak resmi (Notoatmodjo, 2010). Dalam pengambilan
kasus ini menggunakan dokumentasi dari catatan rekam medis di RS
Kasih Ibu Surakarta.
3) Gunting plester
4) Plester
5) Kassa steril
6) Betadine
f. Kuretase terdiri dari:
1) Sonde uterus
2) Speculum
3) Penjepit portio
4) Dilator cervix atau busi hegar
5) Sendok curet
6) Tang abortus
7) Kom betadin
8) Handscoon steril
9) Kassa steril
10) Duk steril
11) Kapas
12) Bengkok
2. Wawancara
a. Format pengkajian
b. Buku tulis
c. Ballpoint
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny. P G2P1A0 UMUR 28 TAHUN UMUR
KEHAMILAN 12 MINGGU DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RS KASIH
IBU SURAKARTA TAHUN 2013
Ruang
: VK
: 604884
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
Identitas Suami
Nama
: Ny. P
Nama
: Tn. T
Umur
: 28 tahun
Umur
: 30 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMK
Pekerjaan
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
2) Riwayat Menstruasi
a) Menarche
b) Siklus
c) Banyaknya
d) Lamanya
e) Sifat darah
f) Teratur/Tidak teratur
g) Dismenorhea
Ibu
mengatakan
tidak
pernah
mengalami dismenorhea.
3) Riwayat kehamilan sekarang
a) HPHT
: 28 Desember 2012
b) HPL
: 04 September 2013
c) Gerakan janin
Ibu
mengatakan
tidak
pernah
e) Keluhan-keluhan pada
Trimester I
f) ANC
i) Kekhawatiran khusus
4) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan tanggal 31 Maret 2013 mengeluarkan darah
banyak, bergumpal dari jalan lahir, sejak 3 hari yang lalu perut
bagian bawah terasa nyeri dan mengeluarkan darah sedikit.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
Ibu
mengatakan
tidak
pernah
merasakan
jantungnya
(2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri pada perut
bagian bawah dan pinggang sakit saat BAK.
(3) Asma
Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas, nafas
pendek, dan berbunyi.
(4) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah keluar keringat dingin pada
malam hari, batuk berdahak dan batuk yang berkepanjangan
lebih dari 2 minggu.
(5) Hepatitis
Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning di mata, ujung
kuku dan kulit.
(6) Diabetes Mellitus
Ibu mengatakan tidak pernah merasa sering haus, sering lapar
dan sering kencing pada malam hari lebih dari 7 8 kali.
(7) Hipertensi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi
lebih dari 140/90 mmHg dan tidak pernah mengalami
keluhan seperti pusing, tengkuk terasa kaku dan tegang.
(8) Epilepsi
Ibu mengatakan belum pernah mengalami kejang sampai
mengeluarkan busa dari dalam mulutnya.
(9) Lain-lain
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti HIV/AIDS
dan PMS.
mengatakan
setelah
kelahiran
anak
pertama
pernah
No
1.
2.
Tgl/Thn
Tempat
Umur
Jenis
Partus
Partus
Kehmlan
Partus
2009
Bidan
9 bulan
Spontan
Anak
Penolong
Bidan
Jenis
BB
Nifas
PB
(gr) (cm)
3000
49
Keadaan Laktasi
Baik
Keadaan
Anak
Sekarang
Lancar
Kehamilan Sekarang
Hidup
b) Pola eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK dengan frekuensi kurang
lebih 4-5 kali sehari dan BAB dengan frekuensi
1 kali sehari, tidak ada keluhan.
Selama hamil
c) Pola aktifitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan sebagai
karyawan swasta.
Selama hamil
: Ibu
mengatakan
mengurangi
aktivitasnya
pakaian
serta
di
bantu
suami
dalam
f) Pola seksual
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1
minggu 3 kali dan tidak ada keluhan.
Selama hamil
g) Psikososial budaya
(1) Perasaan tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilan ini dan juga
merasa cemas dengan perdarahan yang semakin banyak dan
nyeri bagian bawah yang dialaminya.
(2) Kehamilan ini direncanakan atau tidak
Ibu mengatakan kehamilan ini telah direncanakan.
(3) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan baik laki-laki maupun perempuan sama saja,
yang penting anaknya nanti bisa lahir dengan selamat dan
sehat.
(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan baik dari pihak dirinya maupun dari pihak
suaminya sangat mendukung dengan kehamilan ini.
(5) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal serumah dengan orang tua dari
suaminya.
(6) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan.
(7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan tidak ada kebiasaan adat istiadat kehamilan
dalam keluarganya.
h) Penggunaan Obat-obatan / rokok
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat selain obat
yang diberikan dari bidan dan ibu serta suami juga tidak pernah
merokok.
: Lemah.
b) Kesadaran
: Composmentis.
c) Vital Sign
: Tekanan darah
d) Tinggi badan
: 110/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi
: 22 x/menit
Suhu
: 36 0C
: 158 cm
e) BB sebelum hamil : 47 kg
f) BB sekarang
: 48 kg
g) LLA
: 24 cm
(2) Muka
(3) Mata
(4) Hidung
(5) Telinga
(6) Mulut, gigi, gusi : Bibir pucat, lidah pucat, caries dentis
tidak ada stomatitis tidak ada, tidak ada
kelainan.
b) Leher
(1) Kelenjar gondok
(2) Tumor
: Normal.
(b) Tumor
: Tidak ada.
(c) Simetris
(d) Areola
: Hyperpigmentasi.
: Menonjol.
(f) Kolostrum
: Belum keluar.
(2) Axilla
(a) Benjolan
(b) Nyeri
d) Ekstremitas
(1) Varices
(2) Oedema
: Memanjang.
: Belum ada.
(2) Palpasi
(a) Kontraksi
: Belum ada.
(b) TFU
(c) Leopold I
(d) Leopold II
: tidak dilakukan.
: Tidak dilakukan.
(f) Leopold IV
: Tidak dilakukan.
: Tidak dilakukan.
(h) TBJ
: Tidak dilakukan.
(3) Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Tidak dilakukan.
Frekuensi
: Tidak dilakukan.
Teratur / tidak
: Tidak dilakukan.
b) Pemeriksaan panggul
(1) Kesan panggul
: Normal (gynekoid).
: 18 cm (18 20 cm)
c) Anogenital
(1) Vulva vagina
(a) Varices
(b) Luka
(c) Kemerahan
(d) Nyeri
Tidak
ada
pembesaran
kelenjar bartolini.
(f) Pengeluaran pervaginam : Keluar darah yang banyak
dari vagina + 50 cc.
(2) Perineum
(a) Bekas luka
(b) Lain-lain
: Tidak ada.
(3) Anus
(a) Haemorhoid
: Tidak haemorhoid.
(b) Lain-lain
: Tidak ada.
4) Pemeriksaan penunjang
a) Hb : 13,4 gr%
b) Leukosit : 9800/mm3
c) Golongan darah : A
d) Trombosit : 255000/mm3
Normal 255000/mm3
2. INTERPRETASI DATA
Tanggal 31 Maret 2013
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. P G2P1A0 umur 28 tahun umur kehamilan 12 minggu dengan
abortus inkomplit.
Data Dasar
1) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua
b) Ibu mengatakan belum pernah keguguran
c) Ibu mengatakan cemas
d) Ibu mengatakan menstruasi terakhir tanggal 28 Desember 2012
e) Ibu mengatakan cemas dan perut bagian bawah terasa nyeri mulai
tanggal 27 Maret 2013, tanggal 28 Maret 2013 mengeluarkan
darah sedikit dan tanggal 31 Maret 2013 mengeluarkan darah
banyak bergumpal dari jalan lahir.
2) Data Objektif
a) Pengeluaran darah dan stolsel dari jalan lahir kurang lebih 50 cc
dengan merah kehitam-hitaman.
b) Ekspresi wajah ibu tampak gelisah.
c) Kontraksi uterus lemah, tidak teraba ballotement (-), TFU : 2 jari
diatas sympisis
b. Masalah
Ibu merasa cemas dengan perdarahan yang dialaminya dan adanya rasa
nyeri pada perut bagian bawah.
c. Kebutuhan
1) Memberi dorongan moral kepada ibu.
2) Memberi informasi tentang keadaan ibu.
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadinya syok hipovolemik, kekurangan darah dan infeksi.
6. PELAKSANAAN
7. EVALUASI
a. Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Composmentis
Vital sign
: TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,50 C
DATA PERKEMBANGAN I
Data Subjektif
a. Ibu mengatakan siap untuk dilakukan kuretase
b. Ibu mengatakan sudah puasa mulai jam 11.00 WIB
c. Ibu sudah mengerti tindakan yang akan dilakukan
Data Objektif
a. Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran
: Composmentis
Vital Sign
: TD
R
: 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
: 20 x/menit
S : 36,50C
d. Inspeksi
Assesment
Ny. P G2P1A0 umur 28 tahun hamil 12 minggu dengan abortus inkomplit
Planning
Tanggal 31 Maret 2013
Cefadroxil 500 mg
Methylergometrin 0,125 gr
Evaluasi
Tanggal 31 Maret 2013
Cefadroxil 500 mg
Methylergometrin 0,125 gr
DATA PERKEMBANGAN II
Data Subjektif
a. Ibu mengatakan perut masih terasa mulas
b. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah
c. Ibu mengatakan kepalanya pusing.
Data Objektif
a. Keadaan umum : Cukup
Kesadaran
: Composmentis
Vital sign
: TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,20 C
e. Inspeksi
Assesment
Ny. P P1A1 umur 28 tahun hari pertama dengan riwayat abortus inkomplit.
Planning
Tanggal 1 April 2013
Cefadroxil 500 mg
Methylergometrin 0,125 gr
: Composmentis
Vital Sign
: TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,20 C
Inbion 250 mg
f. Ibu mengerti tentang kondisi post kuretase dan ibu bersedia untuk
melakukan kontrol ulang atau bila ada keluhan.
g. Ibu pulang pukul 12.00 WIB.
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan
yang terjadi antara praktek dan teori yang dilakukan di Rumah Sakit Kasih
Ibu Surakarta dengan teori yang ada. Di sini penulis akan menjelaskan
kesenjangan tersebut menurut langkah-langkah dalam manajemen kebidanan
menurut Varney yang meliputi tujuh langkah. Pembahasan ini dimaksudkan
agar dapat diambil suatu kesempatan dan pemecahan masalah dari
kesenjangan-kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai
tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang meliputi :
1. Pengkajian
Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi data kejadian (Nursalam, 2004). Keluhan
utama dikaji untuk mengetahui tanda dan gejala yang berhubungan dengan
Abortus inkomplit dan untuk keperluan penegakan diagnosa dari Abortus
inkomplit. Adapun keluhan yang berhubungan dengan Abortus inkomplit
yaitu : perdarahan, nyeri perut bagian bawah, keluar sebagian hasil
konsepsi dari jalan lahir (Saifuddin, 2005). Data obyektif adalah data yang
dapat diobservasi dan diukur (Ambarwati, 2008). Keadaan umum untuk
mengetahui keadaan umum pasien apakah baik / cemas atau cukup / jelek
(Ambarwati, 2008).
Pada kasus ibu hamil dengan abortus inkomplit didapatkan data
subjektif ibu mengatakan cemas dan perut bagian bawah terasa nyeri mulai
tanggal 27 Maret 2013, tiga hari yang lalu mengeluarkan darah sedikit-
sedikit dan tanggal 30 Maret 2013 mulai jam 14.00 WIB mengeluarkan
darah banyak bergumpal dari jalan lahir. Data objektif didapatkan data KU
lemah, kesadaran composmentis, VS : TD
: 110/70 mmHg, N : 88
3. Diagnosa Potensial
Pada abortus inkomplit adalah terjadinya perdarahan terus menerus
yang dapat menyebabkan syok, kekurangan darah, dapat menyebabkan
infeksi, dan abortus komplit (Wiknjosastro, 2005). Pada kasus Ny. P hamil
dengan abortus inkomplit diagnosa potensial tidak muncul dikarenakan
adanya penanganan yang tepat dan cepat dari tenaga kesehatan. Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada dilahan.
4. Antisipasi
Mengumpulkan dan mengevaluasi data dimana yang menunjukkan
situasi yang memerlukan tindakan segera. Menurut Saifuddin (2005),
meliputi : penanganan perdarahan, penanganan syok, dilakukan curettage
dan penanganan infeksi pasang infus, beri cairan kistoloid isotonik dengan
kecepatan 30 40 tetes per menit, beri antibiotika.
Pada kasus ibu hamil Ny. P dengan abortus inkomplit antisipasi yang
diberikan berupa observasi KU ibu dan TTV ibu, pasang infuse dan bila
perlu pemberian darah transfusi, kolaborasi dengan dokter obsgyn dengan
advis puasakan pasien sampai selesai curettage, siapkan tindakan
curettage, siapkan O2 dan siapkan anastesi (ketalar 20 mg dan valium 1
ampul IV) serta kolaborasi dengan tim medis laboratorium untuk
pemeriksaan darah lengkap.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.
5. Perencanaan
Asuhan kebidanan yang direncanakan pada pasien menurut
Saifuddin (2005), yaitu : jika perdarahan tidak banyak dan kehamilan
kurang dari 16 minggu evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan
cunam ovum, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mcg per
oral dan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV, observasi keadaan
umum dan tanda-tanda vital, catat kondisi pasien dan buat laporan
tindakan, beritahu kepada pasien dan keluarga bahwa tindakan telah
selesai dilakukan tetapi pasien masih memerlukan perawatan.
Sedangkan pada kasus ibu hamil Ny. P dengan abortus inkomplit
perencanaan yang dibuat adalah observasi perdarahan pervaginam dan
kontraksi uterus setiap 2 jam, observasi tanda-tanda infeksi, anjurkan ibu
untuk berdoa, hadirkan orang yang dianggap penting bagi ibu, lakukan
pencukuran rambut kemaluan ibu, berikan penjelasan pada ibu dan
keluarga tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu, siapkan peralatan
kuret, anjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genetalian, lakukan
perawatan pre curet dan anjurkan ibu untuk berpuasa, anjurkan ibu untuk
tetap istirahat di tempat tidur, kolaborasi dengan dokter SpOG dalam
pemberian terapi infuse RL 20 tetes/ menit, Penicilin 1 juta UI +
cephalosporin 5 mg (3 x 1) sehari dan kolaborasi dengan dokter SpOG
untuk tindakan anestesi/ kuretase.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada dilahan yaitu pada teori diberikan terapi
ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mcg per oral dan infus
oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan IV sedangkan pada kasus diberikan
terapi infuse RL 20 tetes/ menit, Penicilin 1 juta UI + cephalosporin 5 mg
(3 x 1).
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada
langkah
kelima,
dilaksanakan
secara
efisien
dan
aman.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. P
dengan abortus inkomplit di RS. Kasih Ibu Surakarta dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Pada pengkajian didapatkan data subjektif ibu mengatakan cemas dan
perut bagian bawah terasa nyeri mulai tanggal 27 Maret 2013, tiga hari
yang lalu mengeluarkan darah sedikit-sedikit dan tanggal 30 Maret 2013
mulai jam 14.00 WIB mengeluarkan darah banyak bergumpal dari jalan
lahir. Data objektif didapatkan data KU lemah, kesadaran composmentis,
VS : TD : 110/70 mmHg, N : 88 x/menit, R : 22 x/menit, S : 360C, tinggi
badan : 158 cm, BB sebelum hamil : 47 kg, BB sekarang : 48 kg dan
LLA : 24 cm.
2. Pada interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan Ny. P G1P2A1 umur
28 tahun, hamil dengan abortus inkomplit. Masalah ibu merasa cemas
dengan perdarahan yang dialaminya dan adanya rasa nyeri pada perut
bagian bawah dan kebutuhan yang diberikan adalah memberi dorongan
moral kepada ibu serta memberi informasi tentang abortus inkomplit.
3. Pada kasus Ny. P hamil dengan abortus inkomplit diagnosa potensial tidak
muncul dikarenakan adanya penanganan yang tepat dan cepat dari tenaga
kesehatan.
4. Pada kasus ibu hamil Ny. P dengan abortus inkomplit antisipasi yang
diberikan berupa observasi KU ibu dan TTV ibu, pasang infuse dan bila
perlu pemberian darah transfusi, kolaborasi dengan dokter obsgyn dengan
advis puasakan pasien sampai selesai curettage, siapkan tindakan
curettage, siapkan O2 dan siapkan anastesi (ketalar 20 mg dan valium 1
ampul IV) serta kolaborasi dengan tim medis laboratorium untuk
pemeriksaan darah lengkap.
5. Pada kasus ibu hamil Ny. P dengan abortus inkomplit perencanaan yang
dibuat adalah observasi perdarahan pervaginam dan kontraksi uterus setiap
2 jam, observasi tanda-tanda infeksi, beri suport mental pada ibu, anjurkan
ibu untuk berdoa, hadirkan orang yang dianggap penting bagi ibu, lakukan
pencukuran rambut kemaluan ibu, berikan penjelasan pada ibu dan
keluarga tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu, siapkan peralatan
kuret, anjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genetalian, lakukan
perawatan pre curet dan anjurkan ibu untuk berpuasa, anjurkan ibu untuk
tetap istirahat di tempat tidur, kolaborasi dengan dokter SpOG dalam
pemberian terapi infuse RL 20 tetes/ menit, PP 1 juta UI + della 5 mg (3 x
1) sehari dan kolaborasi dengan dokter SpAn untuk tindakan anestesi/
kuretase.
6. Pelaksanaan pada kasus ibu hamil Ny. P dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
7. Pada kasus ibu hamil Ny. P dengan abortus inkomplit evaluasi yang
didapatkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 hari adalah
keadaan umum : baik, kesadaran : Composmentis, Vital Sign : TD : 110/70
mmHg, R : 20 x/menit, N : 80 x/menit, S : 36,50 C, pengeluaran
pervaginam berupa flek-flek berwarna merah kecoklatan, tidak ada tandatanda infeksi, ibu mengerti dan bersedia melakukan perawatan post
curettage, ibu bersedia melanjutkan therapy minum obat oral sesuai advis
dokter : Claneksi 500 mg : 3 x 1 tablet, Asam mefenamat 500 mg : 3 x 1
tablet, Inbion 250 mg : 2 x 1 kapsul, Ibu mengerti dan bersedia
melakukan perawatan personal hygiene.
8. Pada kasus ibu hamil Ny. P dengan abortus inkomplit penulis menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada rencana tindakan
dan pelaksanaan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas perlu adanya upaya untuk meningkatkan
pelayanan lebih baik. Oleh karena itu penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bidan
Diharapkan bidan dapat lebih meningkatkan wawasan bagi profesi atau
tenaga kesehatan lainnya dalam menangani kasus atau melaksanakan
asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan abortus inkomplit.
2. Instansi
a. Rumah Sakit
Disarankan agar rumah sakit meningkatkan pemberian asuhan
kebidanan
melalui
pendekatan
manajemen
kebidanan
secara
b. Bagi Pendidikan
Mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan
sesuai dengan teori dan praktek karena teori mendasari setiap praktek
sehingga antara teori dan praktek tidak ada kesenjangan dan dapat
dijadikan bahan referensi.
3. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan atau nutrisi yang
baik pada saat hamil, persalinan maupun nifas membutuhkan kondisi
tubuh yang baik dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A.H. 2006. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Ambarwati, dkk. 2008 Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia.
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V.
Rineka Cipta: Jakarta.
Cunam. 2008. AKI Cukup Tinggi. http://www.cunam.akicukuptinggi.htm. Diakses
tanggal 9 Januari 2013.
Depkes RI. 2010. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2015. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI.
IBI. 2005. 50 Tahun Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI.
Hasan, I. 2003. Pokok-pokok Materi Metodologi, Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hastuti, Y. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ny. S G1P0A0 Hamil 8 Minggu dengan
abortus inkomplit di Rumah Sakit Medika Mulya Wonogiri. Karya Tulis
Ilmiah. Tidak dipublikasikan
Hyre, A. 2003. Konsep Asuhan Kebidanan. Buku 1. Pusdiknakes WHO.
INPIOGO. Jakarta.
Ika, N.F.R, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. S dengan abortus
inkomplit di Bangsal Teratai RSUD Karanganyar. Karya Tulis Ilmiah.
Tidak dipublikasikan
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta : Puspa Suara
Mansjoer, A. 2004. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.
Manuaba, I.B.G. 2007. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & ObstetriGinekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.
Menkes RI. 2007. Kepmenkes 369/Kepmenkes/III/2007. Jakarta : Direktorat Bina
Kesehatan Ibu. Tanggal Akses 5 Desember 2012.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.
Nugraha. 2007. Faktor Penyebab Kematian Ibu. http://www.nugraha.penyebabkematian-ibu.htm. Diakses tanggal 9 Januari 2013.
Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : Salemba
Merdeka.