Batuan Beku PDF
Batuan Beku PDF
BATUAN BEKU
O - Si yang akan mempengaruhi inti kristal. Apabila nilai viskositas magma rendah
maka difusi akan bertambah dan pertumbuhan kristal pun terjadi.
sebagian besar fasa mineral. Pada beberapa jenis magma, fasa mineral yang
menghablur akan berubah sehingga terjadi penyimpangan terhadap reaksi Bowen.
tersebut dari magma. Apabila tekanan total (PL) lebih besar dari tekanan uap air
(PH2O) dalam magma, maka uap air atau gas tidak akan terbentuk, sedangkan
apabila tekanan total lebih besar dari tekanan cairan atau fluida (PF) maka tidak
akan terbentuk fasa gas dan semua volatil berupa larutan.
b.
oksida dalam magma. Jumlahnya yang mencapai 99% isi, sehingga merupakan
major element, terdiri dari oksida-oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO,
Na2O, K2O, TiO2 dan P2O5.
c.
Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan
minor element seperti Rubidium (Rb), Barium (Ba), Stronsium (Sr), Nikel (Ni),
Universitas Gadjah Mada
Cobalt (Co), Vanadium (V), Crom (Cr), Lithium (Li), Sulphur (S) dan Plumbum
(Pb).
Menurut beberapa ahli magma dapat terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan dari
kriteria-kriteria tertentu, diantaranya :
Magma asam
> 66
Magma menengah
52 - 66
Magma basa
45 - 52
< 45
HARGA
51
Alkali - calcic
51 - 56
Cak - alkalic
56 - 61
Calcic
61
TIPE MAGMA
} Atlantik
} Pasifik
panas digunakan untuk melelehkan kristal pada suhu tetap. Jumlah panas yang
dibutuhkan untuk mengubah 1 gram mineral padat menjadi lelehan pada suhu tetap
disebut latent heat fusion. dan harga latent heat fusion sama dengan jumlah pans
yang dikeluarkan apabila mineral tersebut menghablur.
3.
pada suhu dan waktu tertentu, akan terjadi kristalisasi secara spontan dari
dua komponen yang mempunyai perbandingan tertentu, kondisi ini disebut titik
eutektik. Contoh percampuran antara 58% diopsid degnan 42% anortit
4.
Beberapa mineral akan meleleh pada suhu tertentu secara inconcruent, yaitu
MgSiO4
(silika)
5.
+
(olivin)
SiO2
(silika)
super cooled akan membentuk kaca. Suatu kristal dapat berkembang dan tumbuh
dengan baik didalam magma encer. Cairan magma yang mempunyai viskositas tinggi
akan mengkristal secara lambat, sehingga magma bass pada umumnya akan
membentuk batuan bertekstur kristalin ; sedangkan magma asam pada kondisi rate
of cooling asam dapat saja super cooled dan membentuk kaca.
Pada proses pembekuan magma, terjadi beberapa perubahan seperti penurunan suhu,
perubahan viskositas, kristalisasi yang sesuai dengan tahapannya, keluarnya gas dari
magma dan perubahan tekanan gas.
II.2. EVALUASI MAGMA
a. Proses asimilasi
Proses percampuran/pengotoran dalam magma karena penekanan pada dinding. Proses
ini terutama terjadi pada country rocks batuan beku atau batuan lainnya.
Kondisi :
a.
dindingnya gabro (mineral augit dan labradorit) maka magma tidak akan mampu
mencerna dinding tersebut.
b.
Bila magma penerobos lebih basa dari dinding reservoir, maka magma akan
b. Mingling magma
Proses terbentuknya hybrid rocks (campuran batuan) dapat pula terbentuk dari hasil
pemisahan sebagian magma yang mengkristal.
Urutan terbentuknya kristal
Awal terjadi mineral anhidrous (tanpa OH-) karena terbentuk pada T tinggi,
disebut pyrogenetic.
Pyrogenetic :
unvin
Nepheline
Leucite
MeIlinite
Magnesium
Ilmenite
Pyroksen
Hydratogenetic
Kuarsa
Ortoklas
Seluruh amphibol
Garnet
Aegirit
Sodolite
Concrinite
Analcime
Berdasarkan gambar 2.1, batuan volkanik dibagi ke dalam dua seri magma besar, yaitu
alkali dan sub-alkali. Keduanya dipisahkan dengan garis tebal pada diagram tersebut. Tiaptiap seri magma ini terdiri dari batuan-batuan dengan komposisi basa hingga asam, dan
meskipun batas keduanya ditandai dengan garis yang tebal tetapi kenyataannya ada
gradasi. Komposisi batuanbatuan volkanik yang ditunjukkan pada diagram ini merupakan
akibat dari dua proses yang mendasar yang ditunjukkan oleh panah, pelelehan parsial dan
kristalisasi fraksi, atau dengan dominasi salah satunya saja.
Gambar II 1. Penamaan batuan beku (non-potassic) (Cox et a.1979, dalam Wilson 1991)
Potassic
Normal
leucitophyte
K-trachyte
phonolite
trachyte
K-rhyolite
rhyolite
tristanite
latite
leucitite
benmoreite
trachyandesite
nephelinite
leucite basanite
basanite
leucite tephrite
absarokite ~i
taplirite
basalt
shosonite
Tabel II 1. Kesamaan antara batuan nonnal dengan batuan yang memiliki nilai K yang
tinggi (Wilson, 1991)
Diagram persentase berat Na2O + K2O dengan persentase berat SiO2 bisa juga digunakan
untuk menentukan deferensiasi antara anggota basalt dari seri alkali dan subalkali
(Middlemost, 1975, dalam Wilson 1991). Pada saat contoh-contoh diplotkan dalam diagram
dan terletak di daerah alkali dan daerah subalkali maka contoh-contoh inilah yang disebut
dengan basalt transisi. Pada gambar 3, basalt sub-alkali bisa dibagi ke dalam jenis normal
dan rendah K.
Gambar II. 2. Klasifikasi dari alkali basalt dan subalkali dangan parameter (a) persen berat
K2O Terhadap SiO2 (b) persen berat Na2O Terhadap SiO2 (Middlemost, 1975,
dalam Wilson 1991)
Secara umum, magma seri subalkali dapat dibagi ke dalam seri alumina tinggi atau kalk
alkali dan toleiit rendah K, Anggota dari seri basalt ini secara berturut-turut yaitu subalkali
dan subalkali rendah K. Dua seri ini dapat dipisahkan berdasarkan diagram AFM (Gambar
11.3), dengan trend yang besar maka toleiitik kaya akan besi pada awal pemisahannya,
sedangkan seri kalk alkali trendnya memotong diagram karena penumpukan besi pada saat
kristalisasi pertama oksida Fe-Ti. Perbedaan kimia yang utama dari seri toleiitik dengan kalk
alkali adalah kandungan Al2O3, basalt kalk alkali dan andesit mengandung 16-29%,
sedangkan toleiitiknya hanya mengandung 1216% Al2O3. Basalt kalk alkali dibagi lagi
menjadi basalt kalk alkali rendah K, sedang, dan tinggi berdasarkan pada diagram
perbandingan K2O dengan SiO2 di atas.
Gambar II. 3. Diagram AFM yang menunjukkan jenis toelitik dan kalk-alkali (Wilson, 1991)
Batuan-batuan dari seri magma alkali dibagi ke dalam jenis sodik, potasik, dan K-tinggi pada
pengeplotan K2O dengan Na2O. Anggota dari seri Ktinggi mengandung sedikit silika dengan
variasi nama absarokite, leusit basalt, leusit basanit, dan leusit. Semuanya terdeferansiasi
untuk membentuk seri magma yang kaya K-tinggi pada beberapa kasus.
Tectonic setting
Plate margin
Convergent
Within plate
Divergent
Iiitra-oceanic
(destructive)
volcanic feature Island arc,
active
continental
margin
characteristic
tholeiitic
calc-alkaline
magma series
alkaline
constructive
mid
oceanic oceanic islands
ridges, back-arc
spreading centres
SiO2 range
basalts
basalts
and
differentiates
tholeiitic
tholeiitic
-
Intra-continental
continental rift
zone, continental
flood
basalt
provinces
tholeiitic
-
alkaline
alkaline
basalts
and
differentiates
basalts
and
differentiates
label II. 2 menunjukkan karakteristik seri magma didasarkan atas ldasifikasi yang
berhubungan dengan tiap lingkungan tektoniknya. Basalt subalkali mempakan jenis yang
paling umum dari batuan volkanik yang ditemukan pada daratan dan cekungan samudera.
Basalt subalkali rendah K atau basalt toleiitik, merupakan magma dominan yang dihasilkan
pada punggungan tengah samudera dan pada beberapa wilayah aliran basalt (flood basalt
province). Dibandingkan tipe basalt yang lainnya basalt-basalt ini mengandung K tinggi dan
kation-kation lain seperti Rb, Ba, U, Th, Pb, Zr, dan sedikit REE.
Analisis batuan volkanik dari lantai samudera menunjukkan komposisi yang sangat beragam.
Meskipun basalt toleiitik lebih dominan, transisi dan jenis alkali juga terdapat di beberapa
daerah, khususnya pada pemekaran samudera yang lambat seperti Atlantik. Karakteristik
kimia punggungan tengah samudera (MOR) kelihatan bervariasi sebagai fungsi dari
kecepatan pemekaran dan elevasi punggungan kerak. Pemekaran lantai samudera juga
terjadi pada cekungan belakang busur (back arc basin) yang berhubungan dengan subduksi,
dan tekait dengan busur volkanik. Secara umum, erupsi basalt sebanding dengan MOR
dengan syarat karaktersitik unsur utama dari unsur jejaknya berbeda.
Sekarang ini, magma seri kalk alkali seluruhnya dibatasi pada posisinya yang berhubungan
dengan subduksi. Akibatnya, pengenalan terhadap karakteristik kalk alkali pada sikuen
volkanik masa lalu merupakan petunjuk yang sangat penting dalam petrogenesis. Produkproduk dari volkanisme pada busur volkanik bervariasi sesuai dengan evolusi dari busur,
dalam beberapa hal, lateral sepanjang busur. Batuan volkanik bisa dibagi ke dalam jenis
toleiitk, kalk alkali, dan alkali yang semuanya bergradasi. Jenis magma tolelitik bisanya
terbentuk pada busur muda, sedangkan magma kalk alkali pada busur yang lebih tua dan
batas benua aktif. Karakteristik kimia dari batuan-batuan busur volkanik lebih bervariasi
dibandingkan dengan MOR. Proporsi lavanya yang kaya Si02 lebih besar, khususnya pada
sen kalk alkali dangan andesit yang lebih dominan.
Alkali basalt dan deferensiasinya umum dijumpai pada tatanan tektonik antar lempeng
seperti kepulauan samudera dan rekahan lempeng antar benua dan jarang dijumpai pada
beberapa subduksi. Kepulauan samudera basalt (OIB) memiliki komposisi yang mungkin
bervariasi mulai dari toleiitik (Hawai, Iceland, dan Galapagos, alkali sodik (Pulau Canary dan
St. Halena) hingga alkali potasik (Tristan da Cunha dan Gough). Umumnya evolusi magma
lebih berkembang dibandingkan basalt, seringpula berupa kesatuan basalt-trasit atau ponolit.
Basalt daratan sangat terbatas saat ini, dan dominasinya yaitu alkali pada tahap awal dari
pemekaran daratan. Meskipun begitu, pada wilayah kerak dengan gays tarik yang besar,
umunya akan terdapat transisi dan toleiitik. Wilayah aliran basalt toleiitik daratan mungkin
sangat berarti di masa lalu, berhubungan dengan fase utama pemekaran benua yang
sempurna dan pembentukan dari cekungan yang bam. Magma Kimberlit dan ultrapotasik
yang berasal dari magma alkali daratan yang sangat berbeda terbentuk pada tatanan
tektonik yang lebih luas.
Formula
Quartz
Tridymit
SiO2
Kristobalit
10
11
c. Mineral accesori
12
Holokristalin
Holohyalin
13
Pendinginan cepat
Viskositas tinggi.
Gas keluar dengan sangat cepat. Gas keluar akibat dari viskositas tinggi
c. Ukuran Kristal
Macam - macam ukuran kristal batuan beku:
>3cm
-> PLUTONIC
(deep seated intrusion)
5 mm - 3 cm : coarse grain
-> PLUTONIC
1 mm - 5 mm : medium grain
-> PLUTONIC
< 1 mm
(0,5 -1) mm
(0,01-0,2) mm : microcrystaline
< 0,01 mm
: cryptocrystaline
d. Bentuk Kristal
Bentuk-bentuk individu kristal :
1. Euhedral/idiomorf
Kristal-kristal mempunyai bentuk lengkap/baik, dan dibatasi oleh bidang batas
yang jelas.
2. Subhedral/hypidiomorf
Kristal-kristal mempunyai bentuk kurang baik dan dibatasi oleh bidang batas yang
tidak jelas.
Universitas Gadjah Mada
14
3. Anhedral/fenomorf
Kristal-kristal mempunyai bentuk sendiri yang jelas.
Tekstur Trakhitik
Paralel mikrolit-mikrolit (plagioklas dan mikro-kripto kristalin)
Tekstur Pilotasitik
Sub-paralel mikrolit-mikrolit (plagioklas dan mikro-kripto kristalin) Terbentuk akibat
aliran magma dalam batuan volkanik
Tekstur Trachytoidal
Paralel kristal feldspar dalam batuan plutonik
2. Tekstur Porfiritik
Terdiri atas fenokris-fenokris yang tertanam dalam masa dasar halus yang kristalin.
Kenampakan tekstur batuan beku dimana terdapat fenokris-fenokris yang tertanam
dalam masa dasar/matrik halus kristalin. Merupakan tekstur penciri pada batuan beku
intrusif dan ekstrusif. Contohnya :
(a). Riolit, Dasit
(b). Andesit
(c). Basalt Nepelin
15
16
Tekstur Perthitic Kristal-kristal kecil yang tertanam secara acak dalam kristal
Tekstur Antiperthitic
Kristal-kristal piroksen tertanam secara acak dalam kristal plagioklas. Disamping
macam-macam tekstur diatas, dalam batuan beku juga ditemukan beberapa tekstur
khusus, antara lain :
17
a. Tekstur Poikilitik
Kristal-kristal kecil yang tertanam secara acak dalam kristal yang lebih besar
b. Tekstur Ophitic
Kristal-kristal plagioklas tertanam secara acak dalam kristal Nang
lebih besar olivin atau piroksen. Dijumpai pada gabro (b) dari basalt
c. Tekstur Sub-ophitic
Kristal-kristal plagioklas dan kristal olivin atau piroksen, tumbuh bersama, Seperti tekstur
ophitik, tetapi ukuran kirstal relatif sama Dijumpai pada diabas
18
d. Mikroporfiritik
Porfiritik terlihat di bawah mikroskop.
e. Vitrofirik
Fenokris tertanam dalam masa dasar gelas.
f. Felsofirik
Bila masa dasar terdiri atas intergrowth kuarsa dengan feldspar. g. Poikilitik
Adanya inklusi-inklusi mineral secara random dalam suatu mineral besar.
h. Hyalopilitik
Mikrolit-mikrolit plagioklas dijumpai bersama-sama dengan mikrokristalin piroksen dengan
arah yang random dalam masa dasar gelas.
i.
Pilotasitik
Universitas Gadjah Mada
19
Mikrolit-mikrolit plagioklas menunjukkan kesejajaran (sub-paralel) dan dijumpai bersamasama dengan mineral-mineral mikrokristalin atau kriptokristalin.
j.
Felled texture
Vesicular
Amydaloid
Biasa dijumpai pada lava, merupakan bekas lubang gas yang telah diisi oleh mineralmineral sekunder seperti zeolit, opal, kalsedon, klorit, kalsit dan lain-lain.
m.
Bentuk radial dari kristal fibrus di dalam matrik gelas. Kemungkinan komposisi sperulit
alkali felsdpar dan polymorf SiO2
n.
Tekstur Graphic
Tekstur Mrymekite
Seperti tekstur graphic dimana bentuk kuarsa menyerupai cacing dengan letak tak teratur
Batuan sedimen yg berada di dasar & di bagian atasnya terpanggang > Contac
Effect
Dijumpai inklusi
B. Ekstrusive
Umumnya bagian bawah tempat lava mengalir berbentuk tidak teratur seperti hasil
erosi
Kontaknya dapat paralel terhadap perlapisan / foliasi dari batuan yg lebih tua
(concordance)/ bersudut (discordance)
20
Bagian atas batuan yang ditumpangi oleh batuan ekstrusif akan memperlihatkan
hasil proses pelapukan yang terjadi sebelum batuan ekstrusif terbentuk diatasnya.
Misal berupa soil (tanah) hasil oksidasi / hidrasi
Dijumpai material asing di dalam batuan beku yang biasa disebut inklusi (xenolith 1
xenocryst), bersifat minor biasanya disertai dengan efek panggang (baking effect)
Bagian permukaan atas lava yang tertimbun sedimen berbentuk tidak teratur seperti
basil proses erosi
Kontak
dengan
batuan
sedimen
dibawahnya
berupa
hubungan
discordance
Bagian atas suatu tubuh lava yang tertimbun sedimen dapat menunjukkan lubang
gas (kecil/ medium). Struktur Vesiculer biasa dijumpai
Erosi pada bagian atas lava dapat terjadi sebelum pengendapan sedimen diatasnya.
Lapisan soil dapat dijumpai sebagai hasil dekomposisi lanjut (extremely weathered)
> "bukti hubungan ketidakselarasan/ unconformity
Macam - Macam Bentuk Tubuh Batuan Intrusif
Batuan Intrusif membeku di dalam batuan yang sudah ada lebih dahulu di bawah
permukaan bumi. Kontak umumnya berupa Concordance/discordance. Jika batuan yang
diterobos rapuh maka akan disertai terjadinya pemecahan dan penyesaran. Kontak
semacam ini biasanya terjadi pada tempat yang dangkal. Di daerah yang lebih dalam
beberapa km batuan yang diterobos bersifat plastis/lentur. Hingga lapis/foliasinya cenderung
tertekan paralel ierhadap pluton yag menerobosnya. Type intrusinya disebut diapirik dan
masa batuan/lelehan yang bergerak ke atas disebut diapir. Kontak concordance dapat
dijumpai pada tempat yang dangkal bila magma menerobos membentuk kubah, atau
kekuatan magma tidak menyebabkan pemecahan batuan yang diterobos. Banyak intrusi
terlihat concordance pada singkapan yang terisolasi, yang merupakan fungsi skala
pengamatan. Beberapa intrusi yang terbentuk pada kedalaman > 100 km dan mengandung
fragmen-fragmen misalnya intan yang dibawa oleh sumber magma/induk magma.
Tipe-Tipe Intrusi
a. SILL
21
Sill Peneplain di Antartika berumur Jura berupa Diabase ketebalan 400 m luas
singkapan 20.000 km2.
2. LACCOLITH
Bersifat concordance
Bentuknya seperti jamur, diameter sekitar 1-8 km, ketebalan maks 1000 meter
Terbentuk di dalam sedimen yang tidak terganggu di tempat yang dangkal.
Lacolite terbentuk sewaktu magma bergerak ke atas menembus lapisan yang
mendatar di dalam kerak bumi yang bersifat lebih tahan/resistance hingga magma
tersebar secara lateral membentuk kubah di dalam lapisan yang berada di
atasnya. Jika berjumpa lapisan yang ketahanannya rendah untuk menyebar,
maka lacolith berkembang menjadi sill
dari lebarnya
22
4. PHACOLITHS
Tubuh intrusi yang concordance berasosiasi dengan batuan terlipat Bila terbentuk
di dalam antiklin akan terjad! cembung double ke arah atas. Sebaliknya bila di
dalam sinklin akan terbentuk cembung double ke arah bawah. Hal ini
menunjukkan bahwa phacolith merupakan intrusi yang pasif, magma mengisi
daerah terbuka di puncak dan di lembah antiklin & sinklin.
Pacolith umumnya terbentuk di daerah dalam & mempunyai batas yang tajam,
mengalami gradasi. Bila terjadi foliasi akan paralel/hampir paralel terhadap sumbu
lipatan
Dike
merupakan
terobosan
yang
tabular
&
discordance
memotong
foliasi/perlapisan country rocks. Intrusi ini dapat beralih tempat ke dalam sistem
kekar yang sudah ada terlebih dahulu, dapat tunggal / majemuk
Banyak Dike bersifat lebih resistance terhadap erosi dibandingkan dengan batuan
yg diterobosnya
terobosan & hilangnya tekanan intrusi yang diikuti oleh melesahnya country rocks
bagian alas sehingga dapur magma kosong
6. BATHOLITHS
Suatu tubuh pluton intrusif yang besar dengan dinding yang terjal tanpa dasar
yang dikenal
23
Pluton silisik yang besar kerap kali granit (deskripsi lapangan) meskipun
komposisinya kerap kati granodiorite atau monzonite kuarsa
Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar. Seperti lava
bantal yang terbentuk di lingkungan air (taut), lava bongkah, struktur aliran dan lain-lainnya.
Suatu bentuk dari struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya.
a. Struktur Bantal.
Struktur bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu, yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal. Dimana ukuran dari bentuk lava
ini pada umumnya antara 30 60 cm. Biasanya jarak antara bantal berdekatan dan terisi
oleh bahan-bahan yang berkomposisi sama dengan bantal tersebut, dan juga oleh
sedimensedimen klastik. Karena adanya sedimen-sedimen klastik ini maka struktur bantal
dapat dianggap terbentuk dalam air dan umumnya terbentuk di Taut dalam.
b. Struktur Vesikular.
Di dalam lava banyak terkandung gas-gas yang segera dilepaskan setelah tekanan
menurun, ini disebabkan perjalanan magma ke permukaan bumf. Keluamya gas-gas dari
lava akan menghasilkan lubang-lubang yang berbentuk bulat, clip, silinder ataupun tidak
beraturan. Terak (scoria) adalah lava yang sebagian besar terdiri dari lubang-lubang yang
tidak beraturan, hal ini disebabkan lava tersebut sebagian besar mengandung gas-gas
sehingga sewaktu lava tersebut membeku membentuk rongga-rongga yang dulu
ditempati oleh gas.
Biasanya pada dasar dari aliran lava terdapat gelembung-gelembung berbentuk silinder
yang tegak lures aliran lava. Hal ini disebabkan gas-gas yang dilepaskan dari batuan
sedimen yang berada di bawahnya karma proses pemanasan dari lava itu.
c. Struktur Aliran.
Lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen. Dalam perjalanannya
menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan seperti komposisi, kadar gas, kekentalan,
derajat kristalisasi. Ketidak homogenan lava menyebabkan terbentuknya struktur aliran,
hal ini dicer -minkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan
wawa dan tekstur.
Struktur aliran jugs dijumpai pada batuan dimana perlapisan-perlapisan digambarkan
dengan perbedaan-perbedaan dalam komposisi atau tekstur mineralnya. Struktur aliran
dapat pula berbentuk sangat halus dan disebut tekstur aliran. Dan untuk dapat melihatnya
24
diperlukan mikroskop, foto 8 lembar 5 memperlihatkan tekstur aliran pada batuan yang
berupa pengarahan dari mineral-mineral tertentu seperti plagioklas.
Bentuk mineral-mineral dalam batuan yang mempu-nyai bentuk memanjang atau pipih
akan condong untuk mengarah menjadi sejajar dengan arch aliran lava pada waktu itu.
d. Struktur Kekar.
Kekar adalah bidang-bidang pemisah yang terdapat dalam semua jenis batuan. Kekar
biasanya disebabkan oleh proses pendinginan, tetapi ada pula retakan-retakan yang
disebabkan oleh gerakan-gerakan dalam bumi yang
berlaku sesudah batuan itu membeku. Kenampakan di lapangan menunjukkan bahwa
kekar-kekar itu tersusun dalam sistem tertentu yang berpotongan sate dengan yang
lainnya.
Retakan-retakan
ada yang
memotong
sejajar
dengan
permukaan
bumi,
dan
menghasilkan struktur periapisan, sedangkan yang tegak lurus dengan permukaan bumi
akan menghasilkan struktur bpngkah. Periapisan ini pada umumnya akan makin tipis
pada bagian yang mendekati permukaan bumi. Retakan-retakan dapat pula membentuk
kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing). Struktur ini
disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma
dan dicirikan oleh perkembangan empat, lima atau enam sisi prisma, kemungkinan juga
dipotong oleh retakan yang melintang. Bentuk seperti tiang ini umumnya terdapat pada
batuan basal, tetapi kadang-kadang juga terdapat pada batuan beku jenis lainnya.
Kolomkolom ini berkembang tegak lurus pada permukaan pendinginan, sehingga pada
sil atau lava aliran tersebut akan berdiri vertikal sedangkan pada dike kurang lebih akan
horizontal.
Granular
=>
plutonik
>
Porfiritik
=>
ekstrusif
--> cepat
Glassy
=>
effusif
>
lambat
cepat sekali
25
3. Komposisi kimia, hal ini dapat menunjukkan hubungan dan tipe magma asal,
kehadiran/tidaknya mineral tertentu Kombinasi antara komposisi mineral dan tekstur,
dapat dibedakan :
26
Gambar II. 4. Comparison Chart For Visual Percentage Estimation (After Terry and
Chilingar, 1955).
27
28
Tabel II 3. General character anti ory,anization of principal igneous rocks (Wiiliam 'turner Gilbert, 1982)
29
Klasifikasi Kimia
Pembagian klasifikasi batuan beku berdasarkan kimiawi:
a. SiO2 (keasaman)
Asam
> 66 %
Intermediet
(52 - 56) %
Basa
(45 - 52) %
Ultrabasa
< 45 %
Saturated rocks
Saturated rocks
Under saturated rocks
c. Kandungan alumunia dalam batuan beku
Leucocratic rocks
< 30 %
Mesocratic rocks
(30 - 60) %
30
Melanocratic rocks
(60-90) %
Hypermelanic rocks
> 90%
Gabro (Gabbro)
Plagioklas, diopsidic augite, olivin, hornblende
Norit (Norite)
Plagioklas, hipersten (orto- Px), augit (tidak melimpah), olivin (tidak melimpah)
Tractolit (Tractolite)
Dominan plagioklas dan olivin
Anorthosit (Anorthisite)
Kaya plagioklas (dominan), minor hipersten dan augit (sering dijumpai)
31
TIFF VOLICANIK
Andesit
Tekstur : porfiritik, pilotasitik, fenokris plagioklas dan mineral-mineral mafik ;olivine, augit,
hipersten, hornblende dan biotit,
32
keratophyres
plagioklas ; albit-oligokias, reibekit/aegerin, clorit, epidot, uralit
TIPE PLUTONIK :
Diorit
Tekstur : tekstur granitik (hypidiomorfic granular), poikilitik dan kadang porfiritik, fenokris
plagioklas ; andesin atau oligoklas dan mineral-mineral mafik utama ; hornblende dan biotit
granular.
mafic diorit (meladiorites, LUGS) CI tipikal diorit, tetapi mengandung hornblende dan
plagioklas ; andesit atau oligoklas, Komposisi Si02 (45 % )
hornblendite
diorit dengan kendungan hornblende tinggi
33
Monzonit = syenodiorit
Tekstur : tekstur granitik (hypidiomorfic granular), myrmekite, poikilitik dan kadang porfiritik,
1/3 Ftot< KF<2/ 3 Ftot, Qz < 5 %, fenokris plagioklas; andesin atau oligokias dan mineralmineral mafik utama ; hornblende, biotit dan augit (jarang)
Syenit
Tekstur : tekstur granitik (hypidiomorfic granular), poikilitik dan kadang porfiritik KF >
2/3 Ftot,'Qz < 5 %, fenokris plagioklas ; andesin atau oligoklas dan mineral-mineral
mafik utama ; hornblende dan biotit, aegerin-augit, aegerin spene, apatit, zircon
Tipe Plntonik
Tipe Volkanik
Tonalit
Dasit
10 - 35 % Ftot
Granodiorit
> 35 % Ftot
Granit
Riolit
34
granophric tekxture
35
dasit
fenokris ; plagioklas (lab- olig), Qz, sanidin, beberapa mineral mafik piroksen,
hornblende (cumingtonit), biotit masa dasar glas
riolit
potassic type
Sanidin, bipiramidal Qz, biotit, hornblende, diopsidic augit
sodic/peralkaline type
Sanidin, anarthoklas, albit , bipiramidal Qz
Gambar 11.8. Diagram Fase dari batuan beku asam (lewat jenuh silika)
(b).
36
Gambar II. 9. Klasifikasi batuan beku basal tetrahedon (Yoder & Tilley, 1962)
37
38
39
A. Subhedral granular texture in granodiorite. Diam. 3 mm. Benton Range, Mono County,
California. Euhedral and subhedral crystals of green hornblende and brown biotite, the
.latter containing inclusions of apatite and secondary sphene. Subhedral crystals of
plagiodase, and more poorly formed crystals of partially altered onhoclase (stippled),
with clear, anhedral, interstitial patches of quartz.
40
41
A. Intergranular texture in picrite basalt, Kilauea, Hawaii. Diam. 2.5 mm. Corroded
phenocrysts of olivine rimmed with magnetite and hematite in an intergranular matrix
composed of laths of labrodorite and interstitial grains of augite and pigeonite.
B. Intersertal texture in tholeiltic diabase, Northumberland, England. Diam. 2 mm. Augite
and labradorite occur in ophitic intergrowth; between them are irregular pools of darkbrown glass.
C. Hyaloophitic texture in basalt, Pedregal, Mexico. Diam. 2 mm. Olivine, green diopsidic
augite, and laths of labradorite lie in a matrix of dark, iron-rich glass.
42
43
A. Basaltic andesite, Paricutin, Mexico. Diam. 2.5 mm. Phenocrysts of olivine, some
elongated parallel to the base, and microlites oflabradorite in a vesicular matrix of black
glass.
B. Glomeroporphyritic olivine-augite basalt, Copco Dam, northern California. Diam. 2.5
mm. A cluster of bytownite and olivine phenocrysts lies in a groundmass of labradorite
laths, granular augite, and interstitial black glass.
C. Olivine-augite basalt. Craters of the Moon, Idaho. Diam. 2 mm. From the vesicular,
glass-rich crust of a recent pahoehoe flow. Small crystals of olivine, augite, and
labradorite, accompanied by abundant granular opaque iron oxides, in a base of clear,
brown glass
A. Tholeiitic diabase. West Rock, New Haven, Connecticut. Diam. 2 mm. Colorless
pigeonite, marginally altered to serpentine; fresh ophitic plates of pale-brown augite;
laths of labradorite; granules of opaque minerals; and interstitial chloride material. Not
shown in this section, but found elsewhere in the sill from which this specimen came,
are a little interstitial biotite and mici;o-pegmatite.
B. Alkali olivine diabase, Pigeon Point, Minnesota. Diam. 3 mm. Laths of calcic
labradorite; olivine; ophitic, purplish augite; opaque minerals; reddish-brown biotite; and
chlorite.
C. Tholeiitic diabase, Pwllheli, North Wales. Diam. 3 mm. A single plate of subcalcic
augite (2V == 40) ophitically encloses calcic plagioclase, which is almost entirely
altered to calcite and prehnite and heavily stippled with granular leucoxene. The opaque
grains close to the edge of the section are composed ofexsolution intergrowths
ofilmenite and magnetite; near the center are two round patches of talc and serpentine
after olivine; near the lower edge is an area of calcite.
44
Gambar II. 20. Differensiasi dalam Tholeiitic Diabase Sill, New Jersey
A. Specimen 3 m above the base. Diam. 3 mm. Composed of labradorile, clinopyroKenes, and a little hypersthene, ilmenite, and bioiite.
B. Olivine-rich specimen, 15 m above the base. Diam. 3mm. Consists ofolivine, ophitic
pigeonite, labradorite laths, ilmenite, and, close together, accessory biotite and
micropegmatiie.
C. Specimen from upper part of sill. Diam. 3 mm. The chief constituents are pyroxene,
altered labradorite, and iron-titanium oxides. Deuteric hornblende and biotite border the
pyroxene and oxides; patches of interstitial micropegmatite near center and right edge
of section; prism of apatite adjoins upper-right edge.
45
B. Picrile basalt, Kauai, Hawaiian Islands. Diam. 3 mm. Abundant large grains ofolivine,
rimmed with iddingsite and magnetite, in an intergranular matrix of labradorite laths,
subhedral augite, and magnetite.
A. Spililic diabase, Weilburg, Lahn, Germany. Diam. 2 mm. Cloudy laths of oligoclase in
an intersertal matrix composed of chlorite, calcite, granular ilmenite, and leucoxene.
B. Amygdaloidal basalt. Coast Ranges, California. Diam. 2mm. Laths of cloudy
oligoclase and a few of albite, with relic granules of augite, in a matrix of chlorite,
calcite, ilmenite, and leucoxene. Amygdules filled by calcite and chlorite.
Variolitic basalt, Mount Tamalpais, California. Diam. 2 mm. Specimen from a pillow sill.
Subradiating laths of albite and slender prisms of augite, in a groundmass of calcite,
chlorite, and leucoxene. Amygdules of calcite and chlorite.
A. Gabbro, Volpersdorf, Saxony. Diam. 3 mm. Labradorite and diallage are the chief
primary minerals; the latter shows kelyphitic fringes of tremolite. The remainder consists
of serpentine and talc.
Universitas Gadjah Mada
46
B. Gabbro, Glen More ring dike, Mull, Scotland. Diam. 3 mm. Chiefly composed of
labradorue
and
augite
ophitically
intergrown.
Accessory
constituents
include
A. Olivine norite, Aberdeen, Scotland. Diam. 3 mm. All the visible hypersthene is
optically continuous; it encloses grains of olivine and is intergrown ophit-ically with
calcic labradorite. Iron ore and biotite are accessory constituents.
B. Ferrogabbro, Iron Mine Hill, Rhode Island. Composed of labradorite, iron-rich olivine,
and opaque oxides containing specks of green spine'. The opaque grains are
exsolution intergrowths of magnetite and ilmenite.
C. Quartz norite, Sudbury, Ontario. Diam. 3 mm. Around the large hypersthene crystals
are reaction rims of green homblende and brown biotite. Biotite also envelops
accessory iron oxides. The rest of the rock is composed ofsubhedral laths of
labradorite and anhedral quartz. Elsewhere, but not shown here, bluish-green
arfvedsonite forms fringes around some of the homblende.
47
48
49
A. Monzonite, Monzoni, Tyrol, diam. 2.5 mm. Euhedral laths of andesine; anhedral,
turbid sodic orthoclase, and a little interstitial quartz. Diopsidic augite, partly bordered by
green hornblende and brown biotite. Accessory minerals are opaque oxides, apatite,
and sphene.
B. Quartz-bearing hornblende monzonite, Pine Nut Range, Nevada. Diam. 2.5 mm.
Euhedral crystals of andesine, large anhedra of altered orthoclase, and smaller ones of
quartz. Dark constituents are hornblende, sphene, and opaque oxides. Accessory
needles of apatite.
C. Granite (adamellite), Shap Fell, Westmorland, England. Diam. 2.5 mm. Euhedral,
altered crystals of oligoclase; anhedral quartz and slightly altered orthoclase. The
Hakes of biotite show alteration to chlorite with liberation of secondary sphene.
Accessory constituents are primary sphene, apatite, Huor-ite (near center), and allanite
(near bottom).
50
A. Quartz-bearing syenite (nordmarkite), Oslo, Norway. Diam. 2.5 mm. Large crystals of
microperthite, locally veined and fringed with albite; a little quartz and biotite; accessory
opaque oxides, zircon. and sphene.
B. Syenite, Ymir, British Columbia. Diam. 3 mm. The main constituents are biotite,
uralitized augite and altered orthoclase. Minor constituents are small euhedral
andesines and apatite.
C. Alkali syenite, Cilaor, Reunion Island. Diam. 2.5 mm. The feldspar is altered perthite;
and there is a little interstitial quartz. The mafic minerals are aegi-rine-augite (palest),
aegirine (darkest), and barkevikitic hornblende,
51
52
A. Riebeckite granite porphyry, Lake Brunner, New Zealand. Diam. 3 mm. Phenocrysts of
quartz and sodic orthoclase (latter not shown), in a graphic groundmass of the same
two minerals accompanied by acicular riebeckite.
B. Riebeckite granite porphyry, Ailsa Craig, Scotland. Diam. 2 mm. Essentially composed of
sodic orthoclase with interstitial riebeckite and quartz.
A. Tourmalinized granite, Cornwall, England. Diam. 3 mm. Clusters of radiating blusihgreen tourmaline needles, some of them bordering a corroded phenocryst of primary
brown tourmaline. The remainder of the rock consists of microperthite and quartz, the
latter invading the former. At the upper right are several tourmaline needles that
terminate against a ghost boundary which marks the edge of a vanished quartz or
feldspar crystal.
B. Greisen, Geyer, Erzgebirge, Germany. Diam. 5 mm. Composed of topaz, lithium
mica, and dusty quartz.
C. Greisen, Grainsgill, Cumberland, England. Diam. 3 mm. Composed essentially of
quartz and muscovite, with accessory rutile, apatite, and arsenopyrite. The large flakes
of muscovite are relics from the original granite; the plumose muscovite is secondary
after orthoclase; the minute, densely packed scales of muscovite are secondary after
plagioclase. Other accessory minerals in this rock, not shown, are tourmaline and
molybdenite.
53
micropenhite and altered oligoclase; quartz is anhedral. Dark minerals are biotite,
allanite, and a little magnetite. Two crystals of apatite near center.
B. Hornblende-biotite granodiorite, Yosemite, California. Diam. 3 mm. Approximately
half the rock consists of normally zoned plagioclase (Anso-zo), and a quarter of quartz.
The remainder is composed ofperthite, hornblende, and biotite, with accessory
magnetite.
C. Basic inclusion in granodiorite from the same locality. Diam. 3 mm. Richer in
hornblende, biotite, plagioclase, sphene, and apatite, but poorer in quartz and potassic
feldspar than the enclosing rock.
A. Tonalite, Adamello, Italy. Diam. 2.5 mm. Subhedral and euhedral zoned crystals of
andesine-oligoclase, locally rimmed with orthoclase; anhedral patches of quartz; green
homblende and brown biotite; allanite partly fringed with epidote (lower right); accessory
magnetite, apatite, and sphene.
54
B. Felsic tonalite (trondhjemite). Castle Towers batholith, British Columbia. Diam. 2.5
mm. Main constituent is oligoclase showing oscillatory zoning and borders of
myrmekite; next in abundance is quartz, then orthoclase. Accessory constituents are
biotite, apatite, iron oxide, and sphene.
Gambar II. 37. Granite-Gabbro Reaction Series, Lake Manapouri, New Zealand
A. Granite, diam. 3 mm. Composed mainly of microcline-perthite, quartz, albite, and biotite.
The dark clot is a gabbro relic now composed of biotite, sphene-rimmed opaque oxide,
and acicular apatite.
Universitas Gadjah Mada
55
A. Hyalodacite, near Lassen Peak, California. Diam. 3 mm. Phenocrysts of glasscharged, zoned andesine, quartz, green hornblende, biotke, and hyper-sthene, in a
glassy groundmass stippled with crystallites.
B. Basic inclusion in dacite, Lassen Peak, California. Diam. 3 mm. Laths of labradorite
and calcic andesine, and prisms of reddish-brown oxyhomblende largely replaced by
magnetite and hematite. Interstitial colorless glass and cristobalite; some of the latter
also occurs in spheroids.
C. Pumiceous dacite obsidian. Rock Mesa, near Three Sisters, Oregon Cascades.
Diam. 2 mm. Microphenocrysts ofhyperstltene and corroded, glass-charged andesine,
in a matrix of colorless vesicular glass.
56
57
58
and diopsidic augite, the latter partly fringed with aegirine. Groundmass consists chiefly
of aegirine needles, biotite, and anhedral sanidine.
B. Nosean phonolite, Wolf Rock, Cornwall, England. Diam. 2 mm. Phenocrysts of
sanidine and zoned nosean, in a groundmass of euhedral nepheline, aci-cular aegirine,
a few sanidine microlites, and a little interstitial turbid anal-cinie.
C. Aegirine phonolite. Lead, South Dakota. Diam. 2 mm. Kuhedral neplielines and
poikilitic patches of aegirine, in a matrix composed mainly of sanidine microlites.
A. Melilitite, Ellioll County, Kentucky. Diam. 3 nun. Partly serpeiilini/ed phenocrysisofolivine, flakes of pale-brown phlogopite, plates of melilite with clear rims that
polarize in ultra-blue, granules of perovskite and chromite, and, near top of section, a
grain of pyrope garnet with a reaction rim. The dense matrix consists of iron oxide,
perovskite, antigorite, and calcite, some of which is coarse grained and fills irregular
pores.
B. Lherzolite, Haute Garrronne, France. Diam. 3 mm. Diallage (at bottom), bron-zite,
and granular olivine, with accessory green spinel (upper right) and picotite (lower right).
C. Pyroxenite, Hope, British Columbia. Diam. 3 mm. Approximately equal amounts of
ortho pyroxene and diopsidic augite. Some of the former contains lamellar inclusions of
clinopyroxene. A little poikilitic hornblende (near lop of section) and pyrrhotke.
59