Anda di halaman 1dari 2

Kisah Abdullah bin Masud (Anak Penggembala yang Jujur)

Alangkah indahnya seuntai syair yang mengungkapkan arti dari kujujuran :


Kejujuran adalah satu keharusan atasmu ...
Walaupun dirimu terbakar oleh panasnya janji ...
Carilah olehmu keridhaan al-Maula ...
Celakalah orang yang membuat murka Allah dan mencari ridho manusia ...
Kejujuran merupakan satu kata yang amat sederhana namun di zaman sekarang menjadi
sesuatu yang langka dan sangat tinggi harganya. Memang ketika kita merasa senang dan
segalanya berjalan lancar, mengamalkan kejujuran secara konsisten tidaklah sulit, namun
pada saat sebuah nilai kejujuran yang kita pegang bertolak belakang dengan perasaan, kita
mulai tergoncang apakah akan tetap berpegang teguh, atau membiarkan tergilas oleh suatu
keadaan.
Mari berkisah...
Sebuah kisah datang dari seorang anak gembala yang jujur. Salah seorang sahabat Rasulullah
SAW yang juga sangat terkenal namanya. Ia adalah Abdulullah bin Masud atau lebih
dikenal dengan nama Ibnu Masud. Seorang anak miskin yang tinggal di dekat rumah
Rasulullah saat itu.
Ibnu Masud adalah seorang anak kecil berjiwa kuat dan jujur. Ia dikenal sebagai seorang
penggembala kambing yang cekatan oleh tetangga-tetangganya. Ratusan kambing ia tangani
dan tidak satu pun luput dari pengawasannya. Ia pula yang mengatur makan dan minum
gembalaannya tersebut dengan sangat telaten. Setiap hari ia selalu merawat kambing yang
bukan miliknya itu dengan penuh kasih sayang.
Pada suatu ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar r.a. lewat di sebuah padang yang luas
tempat Ibnu Masud menggembala kambingnya. Mereka melihat kambing-kambing
gembalaan Ibnu Masud yang gemuk dan sehat. Merasa dahaga dan lelah terbersitlah dalam
pikiran mereka berdua untuk meminum susu kambing gembalaan tersebut.
Kemudian Rasulullah SAW dan Abu Bakar r.a menghampiri Ibnu Masud yang terlihat
sibuk mengatur kambing-kambingnya. Ketika ditanya adakah kambing yang dapat diperas
susunya, Ibnu Masud mengiyakan. Namun sayangnya, Ibnu Masud tidak bisa memberikan
susu kambing gembalaannya itu kepada Rasulullah SAW dan Abu Bakar r.a .Anak itu

berkata, Susu itu ada, tetapi sayang mereka bukan milikku. Kambing-kambing ini hanyalah
amanah dari orang lain yang dititipkan kepadaku.
Pada saat itu Ibnu Masud hanyalah seorang penggembala yang mengurus kambing-kambing
milik Uqbah bin Abi Muith, seorang musyrik yang bertetangga dengan Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW pun sangat bahagia dengan jawaban anak penggembala tersebut. Padahal,
saat itu Ibnu Masud belum memeluk Islam. Beliau salut bahwa keteguhan prinsip pada
dirinya dapat mencegahnya dari perbuatan khianat atas kepercayaan yang diamanahkan
kepadanya. Ini adalah bukti kebersihan hati yang akan memudahkan menerima kebenaran
Islam. Oleh karena itu, Rasulullah SAW berusaha menjaga prinsip mulia anak tersebut dan
menunjukkan kekuasaan Allah SWT kepadanya agar tergerak mengikuti ajaran Islam.
Selanjutnya, Rasulullah SAW mengambil anak kambing betina yang belum dapat
mengeluarkan susu. Kemudian Rasulullah SAW mengucapkan basmallah sambil mengusap
puting susu kambing tersebut. Mukjizat pun terjadi, air susu memancar dari kambing kecil
betina tersebut. Subhanallah.
Ibnu Masud terperangah ketika menyaksikan keajaiban luar biasa di depan matanya itu.
Kemudian ia memohon kepada Rasulullah SAW agar mengajarkan kepadanya beberapa ayat
Al Quran. Dengan senang hati, Rasulullah SAW mengajarkan beberapa ayat Al Quran
kepadanya.
Betapa beruntungnya Ibnu Masud. Ia bisa mendapatkan didikan langsung dari Rasulullah
SAW berkat kejujurannya dalam mengemban amanah. Coba saja waktu itu Ibnu Masud
berbohong kepada Rasulullah SAW, mungkin Ibnu Masud tidak akan mendapatkan
kesempatan berharga ini.
Seperti yang kita tahu saat ini, Ibnu Masud menjadi orang yang keenam yang masuk Islam di
awal permulaan syiar Rasulullah SAW. Ia selalu belajar kepada Rasulullah SAW di Darul
Arqam tempat kaum muslimin bertemu secara diam-diam agar aman dari kezaliman kaum
musyrikin Quraisy.
Subhanallah. Begitulah kisah keteladanan yang Ibnu Masud berikan. Ia selalu jujur dalam
mengemban amanahnya. Karena sifatnya yang jujur akhirnya Ibnu Masud menjadi sahabat
yang dicintai Rasulullah SAW.

Anda mungkin juga menyukai