Anda di halaman 1dari 14

MODUL

Beberapa Teknik untuk


Menganalisis Rangkaian (Bagian ke-4)
6. Teorema Thevein dan Teorema Norton
Sekarang setelah kita mempunyai prinsip superposisi, maka kita dapat
mengembangkan dua teorema lagi yang akan sangat menyederhanakan analisis
banyak rangkaian linear. Yang pertama dari teorema ini mengikuiti nama M.L
Thevenin, seorang insinyur Perancis yang bekerja di bidang telegrafi, yang pertama
sekali mengumumkan teorema ini tahun 1883; yang kedua dapat ditinjau sebagai
akibat dari yang pertama dan didapatkan oleh E. L. Norton, seorang ilmuwan yang
bekerja di Bell Telephone Laboratories.
Teorema Thevenin mengatakan bahwa adalah mungkin mengganti semuanya
(terkecuali tahanan beban) dengan sebuah rangkaian ekivalen yang mengandung
hanya sebuah sumber tegangan bebas yang seri dengan sebuah tahanan; respons
yang diukur pada tahanan beban tidak akan berubah. Dengan menggunakan
teorema Norton kita dapatkan sebuah ekivalen yang terdiri dari sebuah sumber arus
bebas yang pararel dengan sebuah tahanan.

3
+

12 V

7
6

Jaringan A

RL

Jaringan B

Gambar 19: Sebuah rangkaian penahan sederhana dibagi menjadi


jaringan A, terhadap mana kita tak berminat, dan jaringan B, sebuah
tahanan beban dengan mana kita tertarik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

7
3

4A

7
2

RL

RL

4A

Jaringan A

Jaringan A

(a)

(b)

2
+

8V

9
RL

Jaringan A
20:

Transformasi-transformasi

RL

Jaringan A

(c)
Gambar

8V

Jaringan B

(d)
sumber

dan

kombinasi

tahanan yang terlibat di dalam menyederhanakan jaringan A,


diperlihatkan berurutan. Hasilnya, diberikan dalam (d) yakni ekivalen
Thevenin.
Harus jelas bahwa satu di antara kegunaan utama teorema Thevenin dan
theorema Norton adalah penggantian bagian besar dari sebuah jaringan, seringkali
sangat sukar, dengan ekivalen yang sangat sederhana. Rangkaian baru yang lebih
sederhana ini memungkinkan kita membuat perhitungan cepat dari tegangan, arus,
dan daya yang diberikan oleh rangkaian asal kepada sebuah beban. Dalam penguat
dengan daya transistor misalnya, ekivalen Thevenin atau Norton membolehkan kita
menentukan daya maksimum yang dapat diambil dari penguat dan jenis beban yang
diperlukan untuk untuk mencapai pemindahan daya maksimum atau untuk

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

mendapatkan penguatan arus atau tegangan praktis maksimum. Sebagai contoh,


kita tinjau rangkaian yang diperlihatkan dalam gambar 19. Garis putus-putus
memisahkan rangkaian menjadi jaringan A dan jaringan B; kita anggap bahwa minat
kita yang utama adalah jaringan B, yang hanya terdiri dari tahanan beban RL.
Jaringan A dapat disederhanakan dengan mengulangi transformasi sumber. Mulamula kita perlakukan sumber 12-V dan tahanan 3- sebagai sumber tegangan
tegangan praktis dan menggantinya dengan sebuah sumber arus praktis yang terdiri
dari sumber 4-A yang paralel dengan 3 . Tahanan-tahanan paralel kemudian
dikombinasikan

menjadi

dan

sumber

arus

praktis

yang

dihasilkan

ditranformasikan kembali kepada sumber tegangan praktis. Langkah-langkah


tersebut ditunjukkan dalam Gambar 20, hasil akhir muncul dalam Gambar 20d. Dari
pandangan tahanan beban RL, rangkaian ini (ekivalen Thevenin) adalah ekivalen
dengan rangkaian asal; dari pandangan kita, rangkaian itu jauh lebih sederhana dan
kita sekarang dapat dengan mudah mengitung daya yang diberikan pada beban.
Hasilnya
8
pL
9 RL

RL

Selanjutnya kita dapat melihat dari rangkaian ekivalen bahwa tegangan maksimum
yang bisa didapat melintasi RL adalah 8 V bila RL = ; transformasi cepat jaringan A
kepada sebuah sumber arus praktis (ekivalen Norton )menunjukan bahwa arus
maksimum yang dapat diberikan kepada beban adalah 8/9A untuk RL = 0; dan
teorema pemindahan daya maksimum memperlihatkan bahwa daya maksimum
diberikan pada RL bila RL adalah 9 . Tidak ada di antara kenyataan ini yang dengan
mudah nampak dari rangkaian asal.
Jika jaringan A lebih sukar, maka banyaknya transformasi sumber dan
kombinasi tahana yang perlu mendapat ekivalen Thevenin atau ekivalen Norton
menjadi sangat berat dan banyak; juga dengan adanya sumber-sumber tak bebas,
maka metode transformasi sumber biasanya tak terpakai. Teorema Thevenin dan
Norton memungkinkan kita mencari rangkaian ekivalen lebih cepat dan lebih mudah,
walaupun dalam rangkaian yang lebih sukar.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

Kita katakan sekarang teorema Thevenin secara formal :

Bila diketahui rangkaian linear, atur rangkaian itu dalam bentuk dua jaringan A dan
B yang bersama-sama dihubungkan oleh konduktor yang tak punya tahanan. Jika
salah satu jaringan mengandung sebuah sebuah sumber tak bebas, variabel
pengontrolnya haruslah dalam jaringan yang sama. Definisi tengah voc sebagai
tengah rangkaian terbuka yang akan timbul melintasi terminal-terminal A dan B
diputuskan sehingga tak ada arus yang ditarik dari A. maka semua arus dan
tegangan di dalam B tidak akan berubah jika A dimatikan (semua sumber tegangan
bebas dan sumber arus bebas dalam A diganti oleh hubungan pendek dan rangkaian
terbuka) dan sumber tegangan bebas voc dihubungkan , dengan pengutuban yang
benar, secara seri dengan jaringan A yang mati (tak aktif).

Teorema Norton mempunyai banyak sekali persamaan dengan teorema


Thevenin yakni konsekuensi lain dari dualitas. Kedua pernyataan ini akan digunakan
sebagai contoh bahasa dual bila prinsip dualitas dibicarakan di dalam bab
berikutnya.
Teorema Norton dapat dikatakan sebagai berikut :

Diketahui suatu rangkaian linear; susun rangkaian manjadi dua jaringan A dan B
yang dihubungkan oleh dua konduktor yang tak mempunyai tahanan. Jika salah satu
mengandung sebuah sumber tak bebas, variabel pengntrolnya harus berada dalam
jaringan yang sama. Definisikan arus isc sebagai arus hubungan pendek yang akan
timbul pada terminal A jika B dihubung-pendekkan sehingga tidak ada tegangan
yang disediakan A. maka semua tegangan dan arus dalam B tetap tak berubah jika A
dimatikan (semua sumber arus bebas dan sumber tegangan bebas dalam A diganti
oleh rangkaian terbuka dan hubungan pendek) dan sebuah sumber arus bebas isc
dihubungkan, dengan pengutuban yag wajar, paralel dengan jaringan A yang mati
(tak aktif).
Ekivalen Norton dari sebuah jaringan penahan yang aktif adalah sumber arus
Norton isc yang paralel dengan tahanan Thevenin Rth.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

Ada hubungan penting diantara ekivalen Thevenin dan Ekivalen Norton dari
sebuah jaringan penahan aktif. Hubungan ini dapat diperoleh dapat digunakan
dengan transformasi sumber kepada salah satu jaringan ekivalen. Misalnya, jika kita
mentransformasikan ekivalen Norton, maka kita dapatkan sumber-sumber tegangan
Rthisc yang seri dengan tahanan Rth; jaringan ini berbentuk ekivalen Thevenin
sehingga
voc = Rth isc

(1)

Contoh Soal
1. Dengan mempergunakan teorema Thevenin dan Norton carilah i bagi
jaringan pada Gambar 21.

2 k

3 k
i

4V

2 mA

1 k

Gambar 21: Lihat Contoh Soal 1.


Jawab
Teorema Thevenin :
Pertama-tama tahanan 1 k kita ganti dengan rangkaian hubung terbuka
sehingga rangkaianbya akan menjadi sebagai berikut

2 k

4V

3 k

a
2 mA
b

Gambar 22: Gambar 21 dimana tahanan 1 k diganti dengan


hubung terbuka.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

dengan mempergunakan superposisi dimana jika sumber tegangan 4 V


bekerja maka sumber arus 2 mA diganti dengan hubung terbuka (Open
Circuit) maka rangkaiannya akan terlihat

2 k

4V

3 k

b
(a)
Gambar 23a: Gambar 22 dimana sumber arus 2 mA diganti
dengan rangkaian hubung terbuka.

OC ( TH ) 4V 4 V
jika sumber arus 2 mA bekerja maka sumber tegangan 4 V dihubung singkat,

2 k

3 k

a
2 mA
b
(b)
Gambar 23b: Gambar 22 dimana sumber tegangan 4 V
dihubung singkat.
OC ( TH ) 2 mA 2mA 2k
2 10 3 2 10 3
4V

maka

( TH ) total ( TH ) 4V ( TH ) 2 mA
44 8V

sedangkan untuk tahanan Theveninnya dapat diperoleh dengan mengganti


semua sumber dengan tahanan dalamnya yaitu jika terdapat sumber arus
diganti dengan hubung terbuka sedangkan untuk sumber tegangan diganti

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

dengan hubung singkat, sehingga untuk Gambar 22 akan menjadi seperti


Gambar 23c.

2 k

3 k

a
b
(c)
Gambar 23c: Tahanan Thevenin untuk Gambar 22.
RTH 2 k 3 k
5 k

sehingga rangkaian ekivalen Theveninnya diperlihatkan pada Gambar 5d.

5 k
i
8V

1 k

(d)
Gambar 23d: Ekivalen Thevenin untuk Gambar 21.

8V
1
1 mA
6 k
3

Teorema Norton :
Untuk mencari arus Norton (iSC) kita ganti rangkaian tahanan 1 k dengan
rangkaian hubung singkat

2 k

3 k
i

4V

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

2 mA

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

Gambar 24: Gambar 21 dimana 1 k diganti dengan rangkaian


hubung singkat.
dengan mempergunakan superposisi yaitu pertama jika sumber tegangan 4 V
bekerja maka sumber arus 2 mA diganti dengan rangkaian hubung terbuka,

2 k

3 k
(iSC)4V

4V

(a)
Gambar 25a: Gambar 24 dimana sumber arus 2 mA dihubung
terbuka.
(i SC ) 4V

4
0,8 mA
23

dan kedua yaitu dengan mengganti sumber tegangan 4 V dengan rangkaian


hubung singkat.

2 k

3 k
(iSC)2mA
2 mA

(b)
Gambar 25b: Gambar 24 dimana sumber tegangan 4 V
dihubung singkat.
(i SC ) 2 mA

2
4
2 0,8 mA
23
5

(i SC ) total 0,8 0,8 1,6 mA

maka

Sehingga rangkaian ekivalen Norton untuk Gambar 3 adalah

i
1,6 mA

5 k

1 k

(c)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

Gambar 25c: Ekivalen Norton untuk Gambar 21.


i

5
5
1
1,6 1,6 1 mA
5 1
6
3

2. Carilah ekivalen Thevenin bagi jaringan pada Gambar 26.

8
a
32
3A

5A
60 V
b

Gambar 26: Lihat Contoh Soal 2.


Jawab

3A

5A
a

8A

32
3A

5A
60 V

Gambar 27: Penjelasan Gambar 26.


N

Dengan mempergunakan KVL pada Loop

n 1

TH 8 5 32 8 60 0
TH 40 256 60 0

TH 356 V

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

sedangkan untuk tahanan Theveninnya dapat dilihat pada Gambar 29.

8
a
32
b

Gambar 29: Tahanan Thevenin untuk rangkaian Gambar 26.

RTH 8 32 40
Sehingga rangkaian ekivalen Theveninnya adalah

40

356 V

Gambar 30: Rangkaian ekivalen Thevenin Gambar 26.


3. Tentukan rangkaian ekivalen Thevenin dan Norton sebagaimana terlihat dari
terminal a b bagi jaringan pada Gambar 31.

20

40

a
+

10i1
b

50 V

i1

Gambar 31: Lihat Contoh Soal 3.


Jawab
Pertama-tama kita cari tegangan Theveninnya, langkahnya dengan terlebih
dahulu mencari besar arus i1 pada loop tunggal :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

10

Dengan mempergunakan KVL pada Loop tunggal

n 1

10i1 20i1 40i1 50 0


50i1 50
i1 1 A

Kemudian mencari tegangan Thevenin pada salah satu loop :

20

40
+

10i1

i1

i1

50 V

i1

Gambar 32: Tegangan Thevenin pada Gambar 31.


N

Dengan mempergunakan KVL pada salah satu Loop

n 1

TH OC 40i1 50
40 1 50
40 50
10 V
N

atau pada loop yang satunya lagi,

n 1

TH OC 20 i1 10i1
20 1 10 1
20 10
10 V

Kemudian kita mencari arus Nortonnya (iSC), dengan menghubung singkatkan


terminal a b, sebagaimana terlihat pada Gambar 33,

20

40
iSC

10i1

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

i2

i1

50 V

Dian
i Widiastuti
1

RANGKAIAN LISTRIK

11

Gambar 33: Arus Norton Gambar 31.


N

KVL pada loop i1,

n 1

40 i1 50 0
40i1 50
i1 1,25 A

KVL pada loop i2,

n 1

10i1 20i2 0
10 (1,25) 20i2 0
12,5 20i2 0
20i2 12,5
i2 0,625 A
Sehingga arus Nortonnya adalah
i SC i 2 i1
0,625 ( 1,25)
0,625 1,25
0,625 A

Dikarenakan terdapatnya sumber tegangan tak bebas pada Gambar 31


menghambat kita untuk mencari tahanan Thevenin atau tahanan Nortonnya,
sehingga cara yang memungkinkan adalah dengan persamaan voc = Rth isc,

OC
i SC
10

16
0,625

RTH R N

maka Rangkaian Ekivalen Theveninnya adalah

16
a

10 V
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

bDian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

12

Gambar 34: Rangkaian Ekivalen Thevenin Gambar 31.


dan Rangkaian Ekivalen Nortonnya adalah

0,625 A

16
b

Gambar 35: Rangkaian Ekivalen Norton Gambar 31.


7. Analisis Link dan Analisis Loop
Sekarang kita tinjau penggunaan sebuah pohon untuk mendapatkan
himpunan persamaan loop yang sesuai. Di dalam beberapa segi ini adalah dual dari
metode penulisan persamaan-persamaan simpul. Perlu diingatkan sekali lagi bahwa,
walaupun kita mampu menjamin bahwa setiap himpunan persamaan yang kita tulis
akan cukup dan bebas, namun kita tidak dapat mengharapkan bahwa metode ini
akan langsung menghasilkan setiap himpunan persamaan yang mungkin ada.
Kita mulai lagi dengan membangun sebuah pohon, dan kita menggunakan
himpunan aturan yang sama seperti kita lakukan untuk analisis simpul umum.
Tujuannya, baik untuk analisis simpul maupun analisis loop adalah untuk
menempatkan tegangan-tegangan di dalam pohon dan arus-arus di dalam kopohon;
ini adalah sebuah hukum resmi untuk sumber-sumber dan hukum yang diinginkan
untuk kuantitas-kuantitas pengontrol.
Akan tetapi, sekarang, sebagai ganti penentuan tegangan kepada setiap
cabang di dalam pohon, maka kita menetapkan satu arus (termasuk panah referensi,
tentunya) pada setiap elemen di dalam kopohon atau pada setiap link. Seandainya
ada 10 link, maka kita akan menetapkan tepat 10 arus link. Bagi setiap link yang
mengandung sebuah sumber arus maka ditetapkan bahwa arus sumber sebagai
arus link. Perhatikan bahwa setiap arus link dapat juga dianggap sebagai arus loop,
karena link harus terbentang diantara dua simpul khusus, dan harus ada juga
sebuah jalan diantara kedua simpul khusus, dan harus ada juga sebuah jalan
diantara kedua simpul yang sama melalui pohon. Jadi, kepada setiap link

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

13

diasosiasikan sebuah loop tunggal yang mencakup link tersebut dan satu jalan unik
melalui pohon. Jelaskan bahwa arus yang ditetapkan dapat dipikirkan baik sebagai
arus loop maupun sebagai arus link. Pengertian link paling menolong pada waktu
arus sedang didefinisikan, karena satu arus harus dihasilkan pada setiap link;
tafsiran loop lebih memudahkan pada waktu penulisan persamaan, karena kita akan
memakai hukum tegangan Kirchhoff mengelilingi setiap loop.
Persamaan hukum tegangan Kirchoff arus dituliskan sekarang mengelilingi
setiap loop. Variabel-variabel yang digunakan adalah arus link yang ditetapkan.
Karena tegangan melalui sebuah sumber arus tidak dapat dinyatakan arus sumber,
dan karena kita sudah menggunakan harga arus sumber sebagai arus link, maka kita
buang setiap loop yang mengandung sumber arus.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Dian Widiastuti

RANGKAIAN LISTRIK

14

Anda mungkin juga menyukai