Anda di halaman 1dari 27

I.

PENGUJIAN KEHALUSAN SEMEN PORTLAND

PENDAHULUAN
1

Latar Belakang
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat mengetahui dan memahami

sifat-sifat fisik, mekanik, dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap beton
dengan benar.
2

Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat:


a

Menentukan kehalusan semen portland dengan menggunakan saringan No. 100 dan
No. 200.

Menjelaskan cara pelaksanaan pengujian kehalusan semen portland.

Mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Kehalusan semen portland adalah merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air. Dengan semakin halus
butiran semen portland, maka reaksi hidrasi semen akan semakin cepat, karena hidrasi
dimulai dari permukaan butir.
2.2 Alat Dan Bahan
1.4.1 Alat
a

Saringan No.100 dan No. 200 dan PAN sesuai menurut standart ASTM.

Neraca analitik kapasitas maksimum 2000 gram dengan ketelitian 0,1 %.

Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untuk keperluan ini.

1.4.2 Bahan : Contoh semen portland sebanyak 50 gram.


2.3 Prosedur Kerja
1

Memasukkan benda uji semen kedalam saringan No.100 yang terletak diatas saringan
No.200 dan dipasang PAN dibawahnya.

Menggoyangkan saringan, perlahan lahan, sehingga bagian benda uji yang tertahan
kelihatan bebas dari partikel partikel halus ( pekerjaan ini dilakukan antara 3 4
menit )

Menutup saringan dan melepaskan PAN, mengetok saringan perlahan lahan dengan
tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan.

Membersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, kosongkan PAN dan
membersihkan dengan kain kemudian dipasang kembali.

mengambil tutup saringan dengan hati hati, bila ada partikel kasar yang menempel
pada tutup dikembalikan pada saringan.

Melanjutkan penyaringan dengan menggoyang goyangkan saringan perlahan


lahan selama 9 menit.

Saringan ditutup, penyaringan dilanjutkan selama 1 menit dengan cara menggerakkan


saringan kedepan dan kebelakang dengan posisi sedikit dimiringkan.kecepatan
gerakan kira kira 150 kali per menit, setiap 25 kali gerakan putar saringan kira kira
60. Pekerjaan ini dilakukan diatas kertas putih, bila ada partikel yang keluar dari
saringan dan atau PAN serta tertampung diatas kertas, dikembalikan kedalam
saringan. Pekerjaan dihentikan setelah benda uji tidak lebih dari 0,05 gram lewat
saringan dalam waktu penyaringan selama 1 menit.

Benda uji yang tertahan diatas masing masing saringan No.100 dan No.200
ditimbang, kemudian hitung dan nyatakan dalam prosentase berat terhadap benda uji
semula.

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel 1 Hasil Pengayakan Semen Portland
Nomor Saringan

Tertahan (gram)

Kehalusan

Individu

Komulatif

No. 100

0,4

0,4

0,929

No. 200

42.6

43

99.90

PAN

0.04

43.04

100

Jumlah

43.04

3.2 Analisa dan Perhitungan


berat benda uji tertahan
Kehalusan ( F ) =
x 100%
berat semula

0,4
F1 = 43.04 x 100% = 0.93 %
43.0
F2 = 43.04 x 100% = 99.90 %
43.04
F3 = 43.04 x 100% = 100.00 %

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Semen Tigaroda tersebut halus dan memenuhi standard, karena yang tertahan di saringan
No. 100 0.93% dan yang tertahan disaringan No. 200 99.90 %. Semakin halus butiran
semen maka semakin banyak air yang diperlukan dalam proses pencampuran, karena
semakin halus semen maka luas permukaan juga semakin besar.
4.2 Saran
1
2

Proses pengujian yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Dalam melakukan pengujian hendaknya dilakukan dengan serius dan tidak banyak

bergurau.
Sebaiknya dalam melakukan pengujian guru pembimbing selalu memantau dan
mengawasi sehingga pengujian yang dilakukan berjalan sesuai dengan ketentuan.
DAFTAR PUSTAKA

rahmadsigit.files.wordpress.com/

II.

PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN PORTLAND

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Semen Portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa serbuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silika silika kalsium
yang bersifat hidrolis) dengan gips sebagai bahan tambah.
Bahan baku untuk pembuatan semen adalah batu kapur (60% 66%), tanah liat
(30% 40%), pasir silika dan pasir besi sebagai bahan koreksi apabila dalam tanah liat
tidak terdapat SiO2 dan Fe2O3. Pengujian semen portland dimaksudkan untuk
mendapatkan berat jenis semen portland, waktu konsistensi normal semen portland, dan
pengikatan awal semen portland untuk pengendalian mutu semen
1.2 Tujuan
1

Mengetahui cara pengujian dan menentukan berat jenis Portland Cement


Composit (PCC) an memahami sifat-sifat fisik,mekanik dan tekhnologi semen

Portland dan pengaruhnya terhadap beton yang benar.


Menentukan nilai berat jenis semen Portland sesuai dengan prosedur yang diberikan
dan dapat mempergunakan alat pengujian dengan terampil.

METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu
kamar dengan berat isi kering suling pada 4C yang isinya sama dengan isi semen.
Menurut SNI - 7064 - 2004, PCC (Portland Composite Cement) merupakan bahan
pengikat hidrolus hasil penggilingan bersama-sama terak semen Portland dan gips dengan
satu atau lebih bahan anorganik,atau hasilpencampuran antara bubuk semen Portland
dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur
tinggi (blast furnaceslag), pozzolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total
bahananorganik 6% sampai dengan 35% dari massa semen Portland.Kegunaannya adalah
untuk konstruksi umum, seperti pekerjaan beton,pasangan bata, selokan, jalan, pagar

dinding dan pembuatan elemenbangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan,
panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat :
-

Botol Le Chatelier

Bak Air

2.2.2 Bahan :
-

Kerosin bebas air dengan berat jenis 62 API ( American Petrolium Institute).

Semen Portland

2.3 Prosedur Kerja


1

Mengisi botol Le chatelier dengan kerosin sampai antar skala 0 dan 1, bagian dalam
botol di atas permukaan cairan dikeringkan.

Memasukkan botol ke dalam bak dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup lama
untuk menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0.2C.

Menyamakan suhu air dengan suhu cairan dalam botol, kemudian membaca skala pada
botol (V1).

Memasukan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, usahakan jangan sampai
terjadi ada semen yang menempel pada dinding dalam botol di atas cairan.

Memutar botol dengn posisi miring secara perlahan lahan sampai gelembung udara
tidak timbul lagi pada permukaan cairan.

Mengulangi pekerjaan pada poin 2, kemudian membaca skala pada botol V2 setelah
suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data hasil pengamatan


Tabel 2 Hasil Praktikum Berat Jenis Semen Portland
Pemeriksaan
Berat semen contoh uji
Pembacaan pertama pada skala botol
V1
Pembacaan kedua pada skala botol
V2
Isi cairan yang dipindahkan
V2-V1
Berat jenis semen =Berat semen x d/(V2-V1) ( gr/cm3)

Benda Uji
64.0
0.2
20.9
20.7
3.09

64.0
0.3
21.0
20.7
3.09

3.2 Pembahasan

Setelah dilakukannya pengujian didapatkan data seperti di atas, yaitu Pembacaan


pertama pada skala botol (V1) sebesar 0.20, sedangkan pembacaan kedua pada skala
botol ( V2 ) didapatkan sebesar 20.90, dan isi cairan yang dipindahkan sebesar 20.70
didapatakan dari pengurangan V2-V1. Dan akhirnya didapatkan berat jenis semen
sebesar 3.09 gr/cm3.
Dengan cara yang sama didapat hasil pembaan V1 sebesar 0.30 dan pada
pembacaan kedua V2 sebesar 21.0, dan isi cairan yang dipindahkan sebesar 20.70
didapatakan dari pengurangan V2-V1. Dan akhirnya didapatkan berat jenis semen
sebesar 3.09 gr/cm3.

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian berat jenis semen portlan seperti di atas didapatkan
berat jenis semen sebesar 3.09 (gr/cm3).
4.2 Saran
Sebaiknya pongujian berat jenis semen Portland ini harus sering diterapkan oleh
mahasiswa khususnya mahsaiswa teknik sipil, karena dengn melakukan pengujian
tersebut mahsiswa akan memiliki keterampilan sebelum beralih ke dunia kerja.

III.

PENGUJIAN KEKEKALAN SEMEN PORTLAND DENGAN


KUE REBUS

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengujian
Semen Portland merupakan salah satu bahan baku yang sangat vital dalam
pembuatan beton, baik neton bertulang ataupun tidak bertulang. Campuran semen dalam
pembuatan beton ditentukan berdasarkan fungsi beton tersebut. Namun, semen Portland
merupakan perekat-perekat material pembuat beton. Material-material penyusun beton
yaitu pasir, agregat kasar, agregat halus, dan kerikil.
Berkaitan dengan fungsinya tersebut, terdapat istilah kekekalan semen Portland.
Secara umum yang dimaksud sebagai kekekalan semen Portland yaitu kelayakan suatu
semen digunakan sebagai bahan bangunan. Setelah pengujian kekekalan semen Portland
dilaksanakan, maka dari itu Penulis menyusun Laporan Pengujian Kekekalan Semen
Portland dengan Kue Rebus .
1.2 Tujuan Pengujian
1
2
3

Tujuan Penulis melakukan pengujian kekekalan Semen Portland yaitu :


Mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik semen Portland.
Memahami prosedur pengujian kekekalan semen Portland.
Menentukan kekekalan semen Portland dengan kue rebus.

METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Kekekalan pasta semen atau disebut juga sebagai kemulusan pasta semen adalah
suatu ukuran dari kemampuan pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan
kemampuan pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk
mempertahankan volumenya setelah mengikat.
Ketidakmulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu banyakjumlah kapur
bebas yang pembakarannya tidak sempurna, serta magnesia yang terdapat dalam
campuran tesebut. Kapur bebas akan mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-gaya
ekspansi yang akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen.
Semen yang kurang kekal ketika digunakan sebagai adukan Mortar maupun beton
akan merusak struktur Mortar dan beton melalui penampakan retakan maupun
pembengkakan yang mengakibatkan penurunan kekuatan. Kekekalan semen terlihat dari

keutuhan semen setelah disimpan selama 24 jam dalam tempat yang lembab dan
diteruskan dengan perebusan selama 3 jam
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian kekekalan semen Portland yaitu
2.2.1 Alat
-Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang
-Gelas ukur isi 500 mL atau 1000 mL dengan ketelitian 1(satu)ml.
-Kaca datar, tebal 3(tiga) mm dengan ukuran 15 x 15 cm.
-Stopwatch
-Sendok perata atau spatula
-Alat pengaduk
-Sarung tangan karet
-Cawan

Gambar 1 Penampang Alat Pengaduk

Gambar 2 Penampang Alat Pengaduk

2.2.2 Bahan
-Contoh semen Portland sebanyak 650 gram.
-Air suling sesuai dengan konsistensi normal yaitu, 162,5 ml
2.2.3 Prosedur Pelaksanaan Pengujian
a

Memasukkan air suling sesuai dengan konsistensi normal yaitu 162,5 ml ke dalam

b
c
d

alat pengaduk.
Memasukkan benda uji kedalam sendok pengaduk dan mendiamkan selama 30 detik.
Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (1405) rpm, selama 30 detik.
Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik , sementara itu membersihkan pasta

e
f

yang menempel di pinggir mangkok.


Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (2855) rpm selama 1 menit.
diameter kue rebus = 12 cm
Mengambil pasta sekepal tangan dan meletakkan diatas plat kaca.

Gambar 3 Penampang Kue


Rebus

Membentuk pasta tersebut seperti kue dengan diameter


12 cm dan tinggi dibagian tengahnya 13 mm dengan

mengecil tebalnya kebagian pinggir.


Mendiamkan kue tersebut di ruang lembab selama 24 jam.
9

12 mm

i
j
k

Menandai retakan-retakan yang terjadi sebeleum merebus kue.


Memasukkan kue tersebut ke dalam air mendidih selama 3 jam.
Mengangkat kue tersebut, kemudian mengamati dan mencatat perubahan yang
terjadi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1

Sebelum direbus

Benda uji 1,2,3,dan 4, berurutan

3.2 Sesudah direbus

Benda uji 1

Benda uji 2

Benda uji 1

10

3.3 Analisis Data


1

Benda uji 1 tidak mengalami keretakan sebelum

dan sesudah direbus


Benda uji 2 tidak mengalami keretakan sebelum

dan sesudah direbus


Benda uji 3 tidak mengalami keretakan sebelum

Benda uji 3

Benda uji 4

dan sesudah direbus


Benda uji 4 sudah mengalami retak rambut di seluruh permukaan sadangkan setelah direbus
tidak mengalami perubahan keretakan

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Jumlah benda uji yang tidak mengalami keretakan perubahan keretakan ada 3
sampel, sedangkan 1 sampel mengalami keretakan. Maka semen Portland dinyatakan
kekal
4.2 Saran
Sebelum melakukan percobaan sebaiknya mahasiswa membaca prosedur kerja
secara seksama sehingga ketika di laboraturium tidak membuat kegaduhan sendiri. Jika
ada prosedur yang tidak di mengerti bisa ditanyakan kepada dosen.

IV.

PENGUJIAN WAKTU IKAT SEMEN MENGGUNAKAN


ALAT VICAT

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland dan pengaruhnya terhadap beton
dengan benar.
1.2 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah :
1

Menentukan waktu pengikatan semen portland dengan alat vicat.


11

Menggunakan peralatan uji dengan terampil.

METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur atau pasta yang secara bertahap
menjadi kurang plastis dan akhirnya menjadi kaku/ keras . pada proses ini, tahap pertama
dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan.
Waktu untuk mencapai tahap ini disebut waktu pengikatan, waktu tersebut
dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari pencampuran semen dan air
sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu pengikatan awal, dan waktu
sampai mencapai pasta menjadi massa yang keras disebut waktu pengikatan akhir.
Pengertian waktu pengikatan awal adalah penting pada pekerjaan beton , waktu
pengikatan awal yang cukup lama diperlukanuntuk pekerjaan beton yaitu waktu
transportasi, penuangan pemadatan dan perataan permukaan.

2.2 Alat Dan Bahan


2.2.1 Alat
a
b
c

Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh Yang ditimbang.


Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml , dengan ketelitian 1 ml.
1 set alat vicat yang dilengkapi dengan:
o Batang / jarum pada ujung plunyer berdiameter 17,5 0,5mm, untuk menentukan
konsistensi normal.
o Berat batang + plunyer = 400 0,5 gram
o Jarum vicat dari baja tahan karat dengan diameter 2 0,05 mm.
o Cincin konik dari kuningan sebagai cetakkan dengan diameter 76 0,5 mm, dan

tinggi 40 1 mm, dengan permukaan bagian dalam harus rata dan licin.
o Kaca datar, teba 3 mm.
o Alat pemadat atau penumbuk , ukuran 13 x 25 x 120 mm.
d. Stopwatch
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk
g. Sarung tangan karet.
h. Cawan
2.2.2 Bahan yang digunakan :
1 air suling sebanyak 97,3 cm3
2

Contoh semen portland sebanyak 300 gram

12

2.2.3

Prosedur Kerja

Masukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air

b
c
d

untuk mencapai konsistensi normal ke dalam air pengaduk.


Masukkan benda uji kedalam mangkuk pengaduk dan diamkan selama 30 detik.
Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5) rpm , selama 30 detik.
Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik , sementara itu bersihkan pasta yang

e
f

menempel di pinggir mangkuk.


Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 10) rpm selama 1 menit.
Buatlah pasta berbentuk seperti bola dengan tangan yang menggunakan sarung
tangan , kemudian dilemparkan 6 kali dari satu tangan ke tangan yang lain dengan

jarak kira kira 15 cm.


Pegang bola pasta dengan satu tangan, kemudian tekankan ke dalam cincin konik
yang dipegang dengan tangan lain melalui lubang besar, sehingga cincin konik penuh

dengan pasta.
Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakkan

dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.


Letakkan pelat kaca pada lobang besar cincin konik, kemudian balikkan, ratakan dan

licinkan kelebihan pasta pada lobang kecil cincin konik dengan sendok pasta.
Letakkan cincin konik di bawah jarum kecil alat vicat, dan kontakkan jarum tepat
pada bagian tengah permukaan pasta.

Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan di bawah 25 mm, setiap
menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung selama 30 detik. Jarak
antara titik titik setiap menjatuhkan jarum adalah cm dan jarak titik dari pinggir
cincin konik tidak boleh kurang dari 1cm.

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel 3. Data Pengujian Waktu Pengikatan Semen Portland
Waktu Penurunan

Penurunan Benda Uji

(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120

(mm)
41
40
37.5
35
30
29
26.5
25
23.5

13

3.2 Grafik

Series 1
45
40
35
30
Series 1

25
20
15
10
5
0
0

15

30

45

60

75

90 105 120

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
1

Waktu pengikatan semen yang kami uji telah mencapai tahap waktu pengikatan awal
pada menit ke 120.

14

Semen yang kami uji dapat dikatakan baik untuk digunakan sebagai bahan mortar
karena mempunyai waktu ikat awal yang tidak begitu lama dan juga tidak begitu
cepat (120 Menit).

4.2 Saran
a

Ketika melakukan pengujian seharusnya material yang digunakan harus terjaga


kualitasnya sehingga hasil pengujian yang dilakukan bisa maksimal dan sesuai

dengan ketentuan.
Alat yang diperlukan untuk pengujian seharusnya disediakan secara lengkap dan

c
d

memenuhi standar.
Proses pengujian yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Dalam melakukan pengujian hendaknya dilakukan dengan serius dan tidak banyak

bergurau.
Sebaiknya dalam melakukan pengujian guru pembimbing selalu memantau dan
mengawasi sehingga pengujian yang dilakukan berjalan sesuai dengan ketentuan.

V.

PENGUJIAN KUAT TEKAN MORTAR

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat sifat
fisik, mekanik dan teknologi semen portland dan pengaruhnya terhadap beton dengan benar.

2
3

Menentukan kekuatan tekan mortar semen portland..


Menggunakan peralatan uji dengan terampil.

1.2 Dasar Teori


Kekuatan tekan mortal adalah beban tiap satuan luas permukaan yang menyebabkan
mortar hancur, kekuatan tekan mortar ini diperoleh dari benda uji berbentuk kubus dengan ukuran
5 x 5 x 5 cm, yang terbuat dengan menggunakan contoh semen dan mencampurnya dengan pasir
silika seragam dan air dalam perbandingan perbandingan tertentu.
2.2.1 Peralatan
a Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh Yang ditimbang.
b Gelas ukur isi 500 ml atau 1000 ml , dengan ketelitian 1 ml.
c Stopwatch.
d Sendok perata (spatula)
e Alat pengaduk.
f Sarung tangan karet.
g Air suling sebanyak 500 cm3
h Cawan
i Cetakkan kubus 5 x 5 x 5 cm, dan alat penumbuk/ pemadat.
j Pasir silika/ Ottawa
15

Meja leleh (flow tabel)

2.2.2 Benda Uji


Benda uji memenuhi ketentuan ketentuan, di bawah ini :
1) Benda uji berbentuk kubus dengan ukuran sisi 5 cm dibuat dan mortar campuran semen
Portland, pasir ottawa, dan air suling dengan komposisi tertentu;
2) Untuk pembuatan 6 benda uji diperlukan bahan sebagai berikut :
(1) Semen Portland (tiga roda) 500 gram;
(2) Pasir kwarsa 1.375 gram;
(3) Air suling 240 ml. (48% dari berat semen)
3) Pasir kwarsa yang digunakan harus memenuhi pesyaratan standar pasir Ottawa ASTM No.: C
190;
4) Radar air optinium mortar yang digunakan untuk membuat benda uji ditetapkan berdasarkan
hasil pengujian meja leleh.
2.2.3 Prosedur Pelaksanaan
a memasukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 30% dari berat semen ke dalam
b
c
d

mangkuk alat pengaduk.


Memasukkan benda uji semen sebanyak 500 gram ke dalam mangkuk pengaduk.
Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5) rpm, selam 30 detik.
Memasukkan pasir silika / ottawa sebanyak 1375 gram secara perlahan lahan sambil mesin

pengaduk dijalankan dengan kecepatan (145 5) rpm, selama 30 detik.


Menhentikan mesin pengaduk, kemudian naikkan kecepatan putaran menjadi (285 10)

rpm, dan jalankan selama 30 detik.


Menhentikan mesin pengaduk, dan segera bersihkan mortar yang menempel pada pinggiran

mangkuk selama 15 detik, kemudian biarkan mortar selama 75 detik.


Mengaduk mortar dalam mesin pengaduk dengan kecepatan pengaduk (285 10) rpm,

selama 1 menit.
Melakukan percobaan leleh dengan mengisikan mortar ke dalam cincin yang terletak di atas
meja leleh,cincin diisi dalam 2 (dua) lapis ,dimana setiap lapis dipadatkan dengan cara
menumbuk sebanyak 20 kali. Ratakan permukaan mortar dengan sendok perata dan

angkatlah cincin kemudian getarkan meja leleh sebanyak 25 kali selama 15 detik.
Mengukur diameter leleh, sekurang-kurangnya pada 4 tempat dan ambil harga rata-rata.
Diameter leleh harus antara 100-115 % dari diameter semula.apabila diameter leleh yang
disyaratkan belum didapat, ulangi langkah-langkah di atas ( dari butir a sampai butir i)
dengan merubah kadar air.
16

Setelah diameter leleh yang disyaratkan didapat, memasukan mortar ke dalam mangkuk
pengaduk dan menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 10) rpm selama 15
detik.

30 detik setelah selesai pengadukan, mencetak mortar dengan cetakkan kubus 15 x15 x 15
cm , cetakkan diisi dalam 2 lapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan menumbuk
sebanyak 32 kali dalam 4 putaran (lihat gambar). Keseluruhan waktu yang dipergunakan

untuk mencetak mortar tidak boleh lebih dari 2 menit.


Meratakan permukaan mortar dengan sendok perata, kemudian simpan di dalam Moist

cabinet selama 24 jam.


m membuka cetakkan mortar, kemudian periksalah kekuatan tekan mortar dengan mesin tekan
sesuai dengan umur yang diinginkan.

2.2.4 Perhitungan

Kekuatan tekan Mortar =


Dimana :
P
A
U

( kg/cm2 )

= Beban maksimum (kg)


= Luas permukaan benda uji ( cm 2)
= Umur beton (hari)

2.2.5 Pelaporan
a Laporkan nilai kekuatan tekan mortar pada tiap umur pemeriksaan
b Kesimpula dari hasil uji yang anda peroleh.

17

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Data Hasil Pengujian
Tabel 4 Data Pengujian Kuat Tekan Mortar Semen Portland
Tanggal
Buat

Tes

Umur
(hari)

6Nov 14
6Nov 14
6Nov 14

16 Nov 14
26 Nov 14
26 Nov 14

10
20
20

No.
1
2
3

Berat

Beban

(gram)

(KN)

247,3
257,8
268,1

64
35
38

Luas

Kuat

Permukaan

Tekan

(mm )
2500
2500
2500

(kg/cm2)
256
70
76

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dari data hasil pengujian kuat tekan mortar semen portland dapat disimpulkan sebagai
berikut:

Berat benda uji mempengaruhi kuat tekan mortar.


Kuat tekan mortar dipengaruhi oleh proses pemadatan benda.
4.2 Saran

Sebaiknya dalam pembuatan mortar untuk diuji kita harus mempertimbangkan


seberapa banyak bahan yang akan di mix di alat pengaduk dan kita harus menyesuaikan
harus memakai wadah yang besar apa kecil apabila kita salah memilih mengakibatkan
campuran mortar akan terlempar lempar keluar dari wadah mix. Dan kita h-1 sebelum
menguji mortar jangan lupa kita harus mengangkat mortar dari rendaman air agar saat
pengujian kandungan air sudah berkurang.

VI.

PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN


PORTLAND DENGAN ALAT VICAT
18

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semen Portland merupakan salah satu bahan pembat beton. Salah satu kekuatan
struktur bangunan adalah kekuatan atau mutu dari beton tersebut, sedangkan mutu beton
yang baik dipengaruhi bagaimana workability pasta semen. Workavility berhubungan
dengan kadar air atau jumlah air
Menentukan jumlah atau kadar air untuk kebasahan semn maka perlu dipahami
tentang konsistensi normal smen, sehingga banyak air yang dibutuhkan pasta semen
sesuai dengan kadarnya. Maka hal tersebut yang akan menjadi mata pengujian ini dengan
judul PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND DENGAN ALAT
VICAT
1.2 Tujuan Pengujian
1

Mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik, mekanik, dan teknologi semen prtland

2
3

serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar


Menentukan konsistensi normal semen Portland dengan alat vicat
Menggunakan peralatan uji dengan terampil

METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Konsistensi semen Portland adalah suatu kondisi standard yang menunjukkan
kebasahan pasta. Konsistensi dinyatakan dengan banyaknya air yang dibutuhkan suatu
pasta semen dalam kondisi plastis. Maksud dari konsistensi normal itu sendiri untuk
menentukan waktu mulai dicampurnya semen dengan air. Dan juga menentukan kadar air
yang sesuai dalam semen Portland dalam waktu yang ditentukan.
Karena jumlah air tersebut nantinya akan mempengaruhi workability pasta semen
itu sendiri. Teori percobaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan
pada penyiapan pasta semen ntuk pengujian. Kondisi kekentalan pasta semen yang sangat
tergantung oleh jumlah kadar air yang dipakai.

19

Konsistensi semen lebih banyak pengaruhnya pada saat pencampuran awal, yaitu
pada saat terjadi pengikatan sampai pada saat beton mengeras. Konsistensi yang sangat
bergantung pada rasio antara semen dan air serta aspek-aspek bahan semen. Seperti
kehalusan dan kecepatan hidrasi. Konsistensi normal semen tergantung pada konsistensi
semen dan agregat pencampurnya. Standar pengujian untuk mengetahui konsistensi
semen dengan menggunakan jarum penetrasi vicat yang kedalamannya 9 mm-11mm
selama 30 detik.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1
2
3
4
5
6
7

Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang.


Gelas ukur 200 ml dengan ketelitian 1 ml.
Satu set alat vicat yang terdiri dari alat vicat dan cincin konik (cinical ring)
Stopwatch
Sendok perata (spatula)
Sarung tangan karet
Air suling sebanyak 300 cm3

2.2.2 Bahan
Benda uji semen Portland sebnayak 300 gram
2.2.3 Prosedur Kerja
1

Memasukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 28% dari berat benda uji

2
3
4

kedalam mangkok alat penguji.


Memaskukkan benda uji kedalam mangkok pengaduk dan diamkan selama 30 detik.
Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 145 rpm selama 30 detik.
Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik sementara itu membersihkan pasta

5
6

yang menempel di pinggir mangkok.


Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan 295 rpm selama 1 menit.
Membuat pasta berbentuk bola dengan tangan yang menggunakan sarung tangan,
kemudian dilemparkan 6 kali dari satu tangan ke tangan lain dengan jarak kira-kira

15 cm.
Memegang bola pasta kemudian memasukkan kedalam cincin konik dengan tangan

melalui lubang besar, sehingga cincin konik penuh dengan pasta.


Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakkan

dalam posisi miring terhadap permukaan cincin.


Meletakkan plat kaca pada lubang besar cincin konik, kemudian balikan ratakan dan
licinkan kelebihan pasta pada lubang kecil cincin konik dengan sendok perata.

20

10 Meletakkan cincin konik dibawah jarum besar alat vicat dan kontakkan jarum tepat
pada bagian tengah permukaan pasta.
11 Menjatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik

HASIL PEMBAHASAN
3.1 Tabel 5 Pengujian Konsistensi Normal Semen Portland
Pemeriksaan

Benda Uji
II

III

Gram

84

81

75

Gram

300

300

300

28

27

25

mm

28

21

10

Berat Air (A)


Berat Semen (B)
Konsistensi

Penetrasi/Penurunan

3.2 Pembahasan

Grafik 1 Konsistensi Normal Pasta Semen

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali. Pada saat memakai 28 % airnya jadi
penurunan 28 mm , pada percobaan keedua kita memakai 27% air dari berat sem,en yang
21

akan diuji menghasilkan penurunan 21 mm maka kita harus menguji lagi agar kita
mendapatkan konsistensi dimana yang akan mendapatkan penurunan 10 mm. Dan pada
percobaan terakir kita memakai 25% maka kita mendapatkan penurunan 10 mm dan
kesimpulannya kosnisitensinya berada pada 25 %.
4.2 Saran
Kita harus memperhatikan benar benar berapa persen air yang akan kita campur
dengan semen untuk di mix, jangan sampai kita salah dalam menghitung seberapa banyak
air yang seharusnya kita masukkan dalam campuran karena akan membuat perhitungan
berbeda dan itu fatal dalam pratikum kali ini. Jadi kita harus fokus dan sungguh sungguh
teliti dalam menimbang air yang seharusnya dicampurkan dalam wadah untuk di mix
dengan portland cement.

DOKUMENTASI

22

23

24

25

26

27

Anda mungkin juga menyukai