Inti Laporan TBA
Inti Laporan TBA
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat mengetahui dan memahami
sifat-sifat fisik, mekanik, dan teknologi semen portland serta pengaruhnya terhadap beton
dengan benar.
2
Tujuan
Menentukan kehalusan semen portland dengan menggunakan saringan No. 100 dan
No. 200.
METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Kehalusan semen portland adalah merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air. Dengan semakin halus
butiran semen portland, maka reaksi hidrasi semen akan semakin cepat, karena hidrasi
dimulai dari permukaan butir.
2.2 Alat Dan Bahan
1.4.1 Alat
a
Saringan No.100 dan No. 200 dan PAN sesuai menurut standart ASTM.
Kuas dengan ukuran tangkai dan bulu kuas yang sesuai untuk keperluan ini.
Memasukkan benda uji semen kedalam saringan No.100 yang terletak diatas saringan
No.200 dan dipasang PAN dibawahnya.
Menggoyangkan saringan, perlahan lahan, sehingga bagian benda uji yang tertahan
kelihatan bebas dari partikel partikel halus ( pekerjaan ini dilakukan antara 3 4
menit )
Menutup saringan dan melepaskan PAN, mengetok saringan perlahan lahan dengan
tangkai kuas sampai abu yang menempel terlepas dari saringan.
Membersihkan sisi bagian bawah saringan dengan kuas, kosongkan PAN dan
membersihkan dengan kain kemudian dipasang kembali.
mengambil tutup saringan dengan hati hati, bila ada partikel kasar yang menempel
pada tutup dikembalikan pada saringan.
Benda uji yang tertahan diatas masing masing saringan No.100 dan No.200
ditimbang, kemudian hitung dan nyatakan dalam prosentase berat terhadap benda uji
semula.
Tertahan (gram)
Kehalusan
Individu
Komulatif
No. 100
0,4
0,4
0,929
No. 200
42.6
43
99.90
PAN
0.04
43.04
100
Jumlah
43.04
0,4
F1 = 43.04 x 100% = 0.93 %
43.0
F2 = 43.04 x 100% = 99.90 %
43.04
F3 = 43.04 x 100% = 100.00 %
Proses pengujian yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Dalam melakukan pengujian hendaknya dilakukan dengan serius dan tidak banyak
bergurau.
Sebaiknya dalam melakukan pengujian guru pembimbing selalu memantau dan
mengawasi sehingga pengujian yang dilakukan berjalan sesuai dengan ketentuan.
DAFTAR PUSTAKA
rahmadsigit.files.wordpress.com/
II.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Semen Portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa serbuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silika silika kalsium
yang bersifat hidrolis) dengan gips sebagai bahan tambah.
Bahan baku untuk pembuatan semen adalah batu kapur (60% 66%), tanah liat
(30% 40%), pasir silika dan pasir besi sebagai bahan koreksi apabila dalam tanah liat
tidak terdapat SiO2 dan Fe2O3. Pengujian semen portland dimaksudkan untuk
mendapatkan berat jenis semen portland, waktu konsistensi normal semen portland, dan
pengikatan awal semen portland untuk pengendalian mutu semen
1.2 Tujuan
1
METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Berat jenis semen adalah perbandingan antara berat isi kering semen pada suhu
kamar dengan berat isi kering suling pada 4C yang isinya sama dengan isi semen.
Menurut SNI - 7064 - 2004, PCC (Portland Composite Cement) merupakan bahan
pengikat hidrolus hasil penggilingan bersama-sama terak semen Portland dan gips dengan
satu atau lebih bahan anorganik,atau hasilpencampuran antara bubuk semen Portland
dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur
tinggi (blast furnaceslag), pozzolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total
bahananorganik 6% sampai dengan 35% dari massa semen Portland.Kegunaannya adalah
untuk konstruksi umum, seperti pekerjaan beton,pasangan bata, selokan, jalan, pagar
dinding dan pembuatan elemenbangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan,
panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat :
-
Botol Le Chatelier
Bak Air
2.2.2 Bahan :
-
Kerosin bebas air dengan berat jenis 62 API ( American Petrolium Institute).
Semen Portland
Mengisi botol Le chatelier dengan kerosin sampai antar skala 0 dan 1, bagian dalam
botol di atas permukaan cairan dikeringkan.
Memasukkan botol ke dalam bak dengan suhu konstan dalam waktu yang cukup lama
untuk menghindari variasi suhu botol lebih besar dari 0.2C.
Menyamakan suhu air dengan suhu cairan dalam botol, kemudian membaca skala pada
botol (V1).
Memasukan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam botol, usahakan jangan sampai
terjadi ada semen yang menempel pada dinding dalam botol di atas cairan.
Memutar botol dengn posisi miring secara perlahan lahan sampai gelembung udara
tidak timbul lagi pada permukaan cairan.
Mengulangi pekerjaan pada poin 2, kemudian membaca skala pada botol V2 setelah
suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol
Benda Uji
64.0
0.2
20.9
20.7
3.09
64.0
0.3
21.0
20.7
3.09
3.2 Pembahasan
III.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengujian
Semen Portland merupakan salah satu bahan baku yang sangat vital dalam
pembuatan beton, baik neton bertulang ataupun tidak bertulang. Campuran semen dalam
pembuatan beton ditentukan berdasarkan fungsi beton tersebut. Namun, semen Portland
merupakan perekat-perekat material pembuat beton. Material-material penyusun beton
yaitu pasir, agregat kasar, agregat halus, dan kerikil.
Berkaitan dengan fungsinya tersebut, terdapat istilah kekekalan semen Portland.
Secara umum yang dimaksud sebagai kekekalan semen Portland yaitu kelayakan suatu
semen digunakan sebagai bahan bangunan. Setelah pengujian kekekalan semen Portland
dilaksanakan, maka dari itu Penulis menyusun Laporan Pengujian Kekekalan Semen
Portland dengan Kue Rebus .
1.2 Tujuan Pengujian
1
2
3
METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Kekekalan pasta semen atau disebut juga sebagai kemulusan pasta semen adalah
suatu ukuran dari kemampuan pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan
kemampuan pengembangan dari bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk
mempertahankan volumenya setelah mengikat.
Ketidakmulusan suatu pasta semen disebabkan oleh terlalu banyakjumlah kapur
bebas yang pembakarannya tidak sempurna, serta magnesia yang terdapat dalam
campuran tesebut. Kapur bebas akan mengikat air dan kemudian menimbulkan gaya-gaya
ekspansi yang akhirnya timbul retakan-retakan pada permukaan pasta semen.
Semen yang kurang kekal ketika digunakan sebagai adukan Mortar maupun beton
akan merusak struktur Mortar dan beton melalui penampakan retakan maupun
pembengkakan yang mengakibatkan penurunan kekuatan. Kekekalan semen terlihat dari
keutuhan semen setelah disimpan selama 24 jam dalam tempat yang lembab dan
diteruskan dengan perebusan selama 3 jam
2.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian kekekalan semen Portland yaitu
2.2.1 Alat
-Neraca, dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh yang ditimbang
-Gelas ukur isi 500 mL atau 1000 mL dengan ketelitian 1(satu)ml.
-Kaca datar, tebal 3(tiga) mm dengan ukuran 15 x 15 cm.
-Stopwatch
-Sendok perata atau spatula
-Alat pengaduk
-Sarung tangan karet
-Cawan
2.2.2 Bahan
-Contoh semen Portland sebanyak 650 gram.
-Air suling sesuai dengan konsistensi normal yaitu, 162,5 ml
2.2.3 Prosedur Pelaksanaan Pengujian
a
Memasukkan air suling sesuai dengan konsistensi normal yaitu 162,5 ml ke dalam
b
c
d
alat pengaduk.
Memasukkan benda uji kedalam sendok pengaduk dan mendiamkan selama 30 detik.
Menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (1405) rpm, selama 30 detik.
Menghentikan mesin pengaduk selama 15 detik , sementara itu membersihkan pasta
e
f
12 mm
i
j
k
Sebelum direbus
Benda uji 1
Benda uji 2
Benda uji 1
10
Benda uji 3
Benda uji 4
IV.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat
sifat fisik, mekanik dan teknologi semen portland dan pengaruhnya terhadap beton
dengan benar.
1.2 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah :
1
METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Semen jika dicampur dengan air membentuk bubur atau pasta yang secara bertahap
menjadi kurang plastis dan akhirnya menjadi kaku/ keras . pada proses ini, tahap pertama
dicapai ketika pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan.
Waktu untuk mencapai tahap ini disebut waktu pengikatan, waktu tersebut
dihitung sejak air dicampur dengan semen. Waktu dari pencampuran semen dan air
sampai saat kehilangan sifat keplastisannya disebut waktu pengikatan awal, dan waktu
sampai mencapai pasta menjadi massa yang keras disebut waktu pengikatan akhir.
Pengertian waktu pengikatan awal adalah penting pada pekerjaan beton , waktu
pengikatan awal yang cukup lama diperlukanuntuk pekerjaan beton yaitu waktu
transportasi, penuangan pemadatan dan perataan permukaan.
tinggi 40 1 mm, dengan permukaan bagian dalam harus rata dan licin.
o Kaca datar, teba 3 mm.
o Alat pemadat atau penumbuk , ukuran 13 x 25 x 120 mm.
d. Stopwatch
e. Sendok perata (spatula).
f. Alat pengaduk
g. Sarung tangan karet.
h. Cawan
2.2.2 Bahan yang digunakan :
1 air suling sebanyak 97,3 cm3
2
12
2.2.3
Prosedur Kerja
Masukkan air pencampur berupa air suling yang banyaknya sesuai dengan jumlah air
b
c
d
e
f
dengan pasta.
Kelebihan pasta pada cincin konik diratakan dengan sendok perata yang digerakkan
licinkan kelebihan pasta pada lobang kecil cincin konik dengan sendok pasta.
Letakkan cincin konik di bawah jarum kecil alat vicat, dan kontakkan jarum tepat
pada bagian tengah permukaan pasta.
Jatuhkan jarum setiap 15 menit sampai mencapai penurunan di bawah 25 mm, setiap
menjatuhkan jarum catatlah penurunan yang berlangsung selama 30 detik. Jarak
antara titik titik setiap menjatuhkan jarum adalah cm dan jarak titik dari pinggir
cincin konik tidak boleh kurang dari 1cm.
(menit)
0
15
30
45
60
75
90
105
120
(mm)
41
40
37.5
35
30
29
26.5
25
23.5
13
3.2 Grafik
Series 1
45
40
35
30
Series 1
25
20
15
10
5
0
0
15
30
45
60
75
90 105 120
Waktu pengikatan semen yang kami uji telah mencapai tahap waktu pengikatan awal
pada menit ke 120.
14
Semen yang kami uji dapat dikatakan baik untuk digunakan sebagai bahan mortar
karena mempunyai waktu ikat awal yang tidak begitu lama dan juga tidak begitu
cepat (120 Menit).
4.2 Saran
a
dengan ketentuan.
Alat yang diperlukan untuk pengujian seharusnya disediakan secara lengkap dan
c
d
memenuhi standar.
Proses pengujian yang dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Dalam melakukan pengujian hendaknya dilakukan dengan serius dan tidak banyak
bergurau.
Sebaiknya dalam melakukan pengujian guru pembimbing selalu memantau dan
mengawasi sehingga pengujian yang dilakukan berjalan sesuai dengan ketentuan.
V.
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1
Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat sifat
fisik, mekanik dan teknologi semen portland dan pengaruhnya terhadap beton dengan benar.
2
3
selama 1 menit.
Melakukan percobaan leleh dengan mengisikan mortar ke dalam cincin yang terletak di atas
meja leleh,cincin diisi dalam 2 (dua) lapis ,dimana setiap lapis dipadatkan dengan cara
menumbuk sebanyak 20 kali. Ratakan permukaan mortar dengan sendok perata dan
angkatlah cincin kemudian getarkan meja leleh sebanyak 25 kali selama 15 detik.
Mengukur diameter leleh, sekurang-kurangnya pada 4 tempat dan ambil harga rata-rata.
Diameter leleh harus antara 100-115 % dari diameter semula.apabila diameter leleh yang
disyaratkan belum didapat, ulangi langkah-langkah di atas ( dari butir a sampai butir i)
dengan merubah kadar air.
16
Setelah diameter leleh yang disyaratkan didapat, memasukan mortar ke dalam mangkuk
pengaduk dan menjalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 10) rpm selama 15
detik.
30 detik setelah selesai pengadukan, mencetak mortar dengan cetakkan kubus 15 x15 x 15
cm , cetakkan diisi dalam 2 lapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan menumbuk
sebanyak 32 kali dalam 4 putaran (lihat gambar). Keseluruhan waktu yang dipergunakan
2.2.4 Perhitungan
( kg/cm2 )
2.2.5 Pelaporan
a Laporkan nilai kekuatan tekan mortar pada tiap umur pemeriksaan
b Kesimpula dari hasil uji yang anda peroleh.
17
Tes
Umur
(hari)
6Nov 14
6Nov 14
6Nov 14
16 Nov 14
26 Nov 14
26 Nov 14
10
20
20
No.
1
2
3
Berat
Beban
(gram)
(KN)
247,3
257,8
268,1
64
35
38
Luas
Kuat
Permukaan
Tekan
(mm )
2500
2500
2500
(kg/cm2)
256
70
76
VI.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semen Portland merupakan salah satu bahan pembat beton. Salah satu kekuatan
struktur bangunan adalah kekuatan atau mutu dari beton tersebut, sedangkan mutu beton
yang baik dipengaruhi bagaimana workability pasta semen. Workavility berhubungan
dengan kadar air atau jumlah air
Menentukan jumlah atau kadar air untuk kebasahan semn maka perlu dipahami
tentang konsistensi normal smen, sehingga banyak air yang dibutuhkan pasta semen
sesuai dengan kadarnya. Maka hal tersebut yang akan menjadi mata pengujian ini dengan
judul PENGUJIAN KONSISTENSI NORMAL SEMEN PORTLAND DENGAN ALAT
VICAT
1.2 Tujuan Pengujian
1
Mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik, mekanik, dan teknologi semen prtland
2
3
METODE PRAKTIKUM
2.1 Dasar Teori
Konsistensi semen Portland adalah suatu kondisi standard yang menunjukkan
kebasahan pasta. Konsistensi dinyatakan dengan banyaknya air yang dibutuhkan suatu
pasta semen dalam kondisi plastis. Maksud dari konsistensi normal itu sendiri untuk
menentukan waktu mulai dicampurnya semen dengan air. Dan juga menentukan kadar air
yang sesuai dalam semen Portland dalam waktu yang ditentukan.
Karena jumlah air tersebut nantinya akan mempengaruhi workability pasta semen
itu sendiri. Teori percobaan ini dilakukan untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan
pada penyiapan pasta semen ntuk pengujian. Kondisi kekentalan pasta semen yang sangat
tergantung oleh jumlah kadar air yang dipakai.
19
Konsistensi semen lebih banyak pengaruhnya pada saat pencampuran awal, yaitu
pada saat terjadi pengikatan sampai pada saat beton mengeras. Konsistensi yang sangat
bergantung pada rasio antara semen dan air serta aspek-aspek bahan semen. Seperti
kehalusan dan kecepatan hidrasi. Konsistensi normal semen tergantung pada konsistensi
semen dan agregat pencampurnya. Standar pengujian untuk mengetahui konsistensi
semen dengan menggunakan jarum penetrasi vicat yang kedalamannya 9 mm-11mm
selama 30 detik.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1
2
3
4
5
6
7
2.2.2 Bahan
Benda uji semen Portland sebnayak 300 gram
2.2.3 Prosedur Kerja
1
Memasukkan air pencampur berupa air suling sebanyak 28% dari berat benda uji
2
3
4
5
6
15 cm.
Memegang bola pasta kemudian memasukkan kedalam cincin konik dengan tangan
20
10 Meletakkan cincin konik dibawah jarum besar alat vicat dan kontakkan jarum tepat
pada bagian tengah permukaan pasta.
11 Menjatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Tabel 5 Pengujian Konsistensi Normal Semen Portland
Pemeriksaan
Benda Uji
II
III
Gram
84
81
75
Gram
300
300
300
28
27
25
mm
28
21
10
Penetrasi/Penurunan
3.2 Pembahasan
akan diuji menghasilkan penurunan 21 mm maka kita harus menguji lagi agar kita
mendapatkan konsistensi dimana yang akan mendapatkan penurunan 10 mm. Dan pada
percobaan terakir kita memakai 25% maka kita mendapatkan penurunan 10 mm dan
kesimpulannya kosnisitensinya berada pada 25 %.
4.2 Saran
Kita harus memperhatikan benar benar berapa persen air yang akan kita campur
dengan semen untuk di mix, jangan sampai kita salah dalam menghitung seberapa banyak
air yang seharusnya kita masukkan dalam campuran karena akan membuat perhitungan
berbeda dan itu fatal dalam pratikum kali ini. Jadi kita harus fokus dan sungguh sungguh
teliti dalam menimbang air yang seharusnya dicampurkan dalam wadah untuk di mix
dengan portland cement.
DOKUMENTASI
22
23
24
25
26
27