Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia seharusnya prihatin atas para calon penerus bangsa yang makin bejad
kelakuannya. Dengan maraknya pornografi dan pornoaksi baik di keping cakram,
komik, maupun di dunia maya yang sangat mudah untuk diakses sekarang ini, hal
itu yang dapat mejembatani seks bebas di kalangan remaja.
Hal itu dibuktikan dengan survei dari Komisi Nasional Perlindungan Anak terhadap
4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia tahun 2007 menunjukkan, 97% dari
responden pernah menonton film porno, 93,7% pernah ciuman, petting, dan oral
seks, serta 62,7% remaja yang duduk di bangku SMP pernah berhubungan intim,
dan 21,2% siswi sekolah menengah umum pernah menggugurkan kandungan.
Kengerian itu sangatlah berbenturan dengan budaya kita yang menjadi sandaran
norma dan aturan dalam interaksi manusia. Budaya ketimuran yang terkenal ewuh
pekewuh(punya rasa malu) mulai tergusur budaya my bussines is mine(ini
urusanku) sehingga rasa malu dan berbagai norma lain di abaikan karena anggapan
bahwa urusannya adalah urusannya sendiri bukan orang lain. Dalam pergaulan
remaja pun demikian, karena remaja merupakan bagian terbesar yang terkena
imbas dari budaya ini. Dalam hal jalinan hubungan dengan lawan jenis pun
demikian sehingga pergaulan bebas tanpa adanya norma dan aturan.
Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa
depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih
baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada
kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya
tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang
antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain
yang dapat menyebabkan rusaknya moral, akal, dan jasmani.
B. Rumusan Masalah
Pengertian sebenarnya tentang sex.
Parahnya dampak sex bebas bagi generasi bangsa.
Menjamurnya sex bebas secara cepat di kalangan remaja.
C. Tujuan Pembahasan
Mendapatkan penjelasan yang benar mengenai sex.
Mengetahui dampak dari sex bebas.
Mengetahui cara mencegah sex bebas.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Seks Bebas


Seks merupakan naluri alamiah yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup di muka
bumi ini. Seks diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup hidup suatu spesies
atau suatu kelompok (jenis) makhluk hidup. Artinya setiap makhluk hidup
melakukan seks untuk memperoleh keturunan agar dapat menjaga dan
melestarikan keturunannya. Selain itu tujuan seks adalah sebagai sarana untuk
memperoleh kepuasan dan relaksasi dalam kehidupan (bagi manusia).
Hubungan seks yang dilakukan di luar pernikahan disebut seks bebas (free sex).
Hawa nafsu merupakan hal yang sangat menentukan terjadinya seks bebas. Seks
bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian diadopsi
oleh masyarakat Indonesia tanpa memfilternya terlebih dahulu.
Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden)
1. 93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu)
2. 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan
3. 21,2% remaja SMA pernah aborsi
Survey Perkumpulan Keluarga Berencana (100 remaja SMP & SMA Di Samarinda)
56% Pelajar sudah berhubungan seks. Bahkan ada yang terang terangan mengaku
berhubungan seks dengan pekerja seks.
Survey Synovate Researc
1. 44% mengaku punya pengalaman seks di usia 16-18 tahun.
2. 16% mengaku pengalaman seks di dapat di usia 13-15 tahun.
3. Tempat melakukan seks di rumah (40%), kamar kos (26%) dan hotel (26%)
Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia
1.
32% remaja 14 18 tahun pernah berhubungan seks
2.
21,2% remaja putri pernah melakukan aborsi
3.
97% penyebab remaja melakukan seks yaitu dari internet.
Dari survey di atas dapat dikatakan bahwa seks bebas bukanlah lagi hal yang tabu
dikalangan remaja saat ini. Maraknya seks bebas di kalangan pelajar sekolah
menjadi trend bahwa jika seorang siswi masih perawan maka akan tergolong siswi
yang "nggak gaul" dan terkucilkan dalam pergaulan anak zaman sekarang

GB 1.PRILAKU SEX BEBAS DI KALANGAN SISWA SMU


2. DAMPAK SEX BEBAS BAGI REMAJA
Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan terutama bagi
individu yang melakukannya dan lingkungannya. Dampak tersebut
dianataranya :. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV
Aids, Raja singa, dan penyakit lainnya. Seperti nampak pada gambar

GB2.PENDERITA HIV/AIDS AKIBAT SEX BEBAS


Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila
anda masih kuliah atau sekolah tentu saja orang tua anda akan sangat kesal
kepada anda. Dan anda pun takut untuk jujur kepada orang tua anda dan
pasangan anda, akhirnya anda memutuskan untuk melakukan dosa baru
yaitu aborsi. Apabila anda menikah di usia muda, permasalahan yang belum
siap anda hadapi akan datang, seperti masalah keungan, masalah kebiasaan,
masalah anak.

GB 3.hamil diluar nikah berujung praktek aborsi

Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan
menghadapi masalah yang anda buat apabila anda mendapatkan efek buruk
dari seks bebas ini.
Tidak menutup kemungkinan kehamilan anda akan di aborsi bahkan kalo
sampai lahir sang bayi bias di bunuh atu di buang ke kali seperti Nampak
pada gambar 4 di bawah

Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa
yang akan anda lakukan?. Akan banyak pikiran buruk yang akan
mengganggu anda. Seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak rasional yang
mengakibatkan gangguan mental atau gila.sebagai contoh Nampak pada
gambar di bawah.

GB5.wanita bunuh diri karena hamil diluar nikah


3.PENYEBAB SEX BEBAS
Kenakalan remaja belakangan ini sering kita lihat di kota-kota sangat
memprihatinkan sekali, semuanya ini bukan hanya disebabkan oleh faktor remaja
itu sendiri tetapi ada lagi faktor lain yang mendasarinya. Ada beberapa faktor yang
bisa menyebabkan seseorang melakukan sex bebas yaitu:
1.
Orang
tua,
Kurangnya bimbingan dan pengawasan orang tua sudah pasti akan membuat
anak menjadi liar, orang tua yang terlalu percaya kepada anak tanpa
mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh anak-anaknya merupakan tindakan
yang salah yang berakibat fatal bagi si anak sendiri. Bahkan bukan tidak
mungkin sebenarnya orang tua sendiri yang menjerumuskan anaknya, sebagai
contoh misalnya, orang tua merasa malu kalau anaknya yang sudah SMA
ataupun sudah remaja belum punya pacar, pasti akan ditanya, akhirnya si anak
cari pacar, awalnya mungkin biasa saja, ke tokok buku, atau sesekali ke cafe.
Lalu pelan-pelan naik pangkat pegang tangan, lalu naik pangkat lagi, dan
meningkat ke lainnya. Orang tua yang terlalu otoriter juga tidak baik bagi
perkembangan psikologi anak, ketika ia mendapatkan sekali kebebasan ia lupa
segalanya.

2.

Lingkungan/teman
Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang
terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya
terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya cuma
ikut-ikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex
bebas.
3.
Uang
Di zaman sekarang ini uang adalah segala-galanya, tolok ukur seseorang ada
pada uang, kehormatan, harga diri semua diukur dengan uang. Makanya orangorang yang kebutuhannya tidak terpenuhi mencari penghasilan tambahan
dengan cara seperti itu, dengan iming-iming uang semua menjadi tidak berarti.
Apa yang harampun dihalalkan.
4.
Iman yang lemah
Seseorang yang tidak punya iman dihatinya sudah pasti dia tidak tahan dengan
godaan duniawi yang memang berat, sekecil apapun godaan itu apalagi godaan
berat.
5.
Ketagihan
Sex sama seperti orang makan, kebutuhan mutlak setiap orang. Tetapi kalau dia
tidak dikelola dengan benar akibatnya bisa gawat. Sekali saja mencoba pasti
akan mau lagi, dan mau lagi, sama seperti kecanduan.
Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya untuk melakukan
hubungan seksual secara wajar antara lain dikenal sebagai :
1.Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap
alat genital dalam rangka menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan
kenikmatan yang seringkali menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
2.Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti sentuhan,
pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-sentuhan seks yang pada
dasarnya adalah keinginan untuk menikmati dan memuaskan dorongan seksual.
3.Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual yang pada
dasarnya menunjukan tidak berhasilnya seseorang dalam mengendalikannya atau
kegagalan untuk mengalihkan dorongan tersebut ke kegiatan lain yang sebenarnya
masih dapat dikerjakan.
4.gaya pacaran anak remaja masa kini yang melampaui ambang batas kewajaran
seperti halnya
Pacaran di tempat remang,di kebun sepi yang menyebabkan pasangan saling lupa
diri dan terjerumus ke sex bebas seperti Nampak pada gambar di bawah ini.

GB6.sepasang anak sma sedang bermesraan di kebun

GB7.sepasang muda mudi pacaran di remang remang

1. PERILAKU YANG MENDEKATI SEK BEBAS


Remaja merupakan sutu fase peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada fase ini
remaja akan memasuki masa pubertas. Kata pubertas berasal dari bahasa Latin,
yang berarti usia menjadi orang; suatu periode di mana anak dipersiapkan untuk
mampu menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa
melanjutkan keturunannya.
Dalam periode ini, terdapat beberapa perubahan yang sangat menonjol dalam diri
remaja, yaitu perubahan-perubahan yang bersifat biologis dan psikologis. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon yang terus berkembang dalam tubuh anak.
Perubahan yang bersifat biologis dapat dilihat dari perubahan fisik yang sangat
menonjol. Sedangkan perubahan secara psikologis dilihat dari perubahan perilaku.
Perilaku sebagai bagian dari ciri pubertas ini ditunjukkan dalam sikap, perasan,
keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Lebih-lebih dalam persahabatan dan cinta.
Rasa bersahabat sering bertukar menjadi senang. Ketertarikan pada lain jenis suka
seperti cinta monyet yang ditandai dengan adanya hubungan pacaran di
kalangan remaja. Organ-organ seks yang telah matang juga menyebabkan remaja
mendekati lawan seks. Ada dorongan-dorongan seks dan kecenderungan memenuhi
dorongan itu, sehingga kadang-kadang dinilai dinilai oleh masyarakat tidak sopan.
Usia remaja yang sangat rentan terhadap perubahan pubertas ini adalah remaja
sekolah yang dalam banyak kasus terjadi penyimpangan dalam prilaku seks yang
wajar dan bertanggung jawab, sehingga dibutuhkan sikap dasar tertentu yaitu
pengertian, penerimaan, dan pemahaman dari orang tua, sekolah dan masyarakat
luas untuk menghadapi masalah remaja yang kompleks.

B. Sex Bebas dikalangan Remaja Sekolah


Remaja sekolah bagian dari remaja yang masih dalam transisi dan rawan sangat
berpotensi terjadinya penyimpangan prilaku seks yang tidak bertanggung jawab.
Ada beberapa faktor penyebab hal tersebut, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal ini adalah faktor yang ada dalam diri remaja yang bersifat alamiah
atau faktor hormonal. Faktor ini menyebabkan remaja secara alamiah untuk
menyukai lawan jenisnnya, dan apabila tidak dibimbing secara benar akan
terjerumus pada prilaku yang menyimpang dari sewajarnya, seperti pergaulan dan
seks bebas.
Pergaulan bebas yang akhir-akhir ini marak dikalangan pelajar, membuat dunia
pendidikan semakin tercoreng, hal ini ditunjukan dari beberapa kasus yang ada
yaitu hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2 %, karena sama-sama mau
sebanyak 12,9 % dan tidak terduga sebanyak 45 %. Seks bebas sendiri mencapai
22,6 % (sumber: BKKBN).
Maraknya pergaulan dan seks bebas dikalangan remaja saat ini tidak terlepas dari
beberapa hal :
1. hormonal yang tumbuh dalam diri remaja yang sudah mengenal dan tertarik
pada lawan jenisnya. Remaja yang tidak bisa mengendalikan pengaruh hormon ini
akan menyalurkannya pada kegiatan yang negatif.
2. gaya hidup, remaja yang masih mencari dentitas diri akan menirukan gaya
hidupa atau figure seseorang yang dianggap mereka trend, termasuk pergaulan
bebas dan seks bebas yang dianggap gaul.
3. teman sebaya, ciri khas remaja adalah sangat percaya dan yakin akan teman
sebaya daripada orang-orang dewasa yang membimbing mereka kearah yang baik.
Teman sebaya yang memiliki pola hidup yang bebas dan merdeka yang lepas dari
pengawasan orang tua sangat berpotensi untuk terjerumus dalam pergaulan dan
seks bebas.
4. rasa keingintahuan dan tahap coba-coba, remaja mempunyai ciri khas rasa ingin
tahu dan tahap coba-coba hal yang baru tanpa memperhitungka resiko yang
diakibatkannya nanti, rasa inilah yang menyebabkan remaja terjerumus dalam
pergaulan dan seks bebas.
5. ketika seks menjadi simbol remaja, seks saat ini dianggap oleh kalangan remaja
sebagai sebuah simbul remaja. Semua pembicaraan dan tingkahlaku remaja selalu
dihubungkan dengan seks. Ada trend yang mengatakan nggak gaul kalau nggak
ngsek
6. media, media telekomunikasi memiliki peran yang sangat besar dalam maraknya
seks bebas dikalangan remaja sekolah, hal ini tampak dari media telekomunikasi
yang digunakan remaja seperti : hp, komputer, film, TV banyak mengandung
muatan pornografi yang notabene disukai oleh kaum remaja.
C. Pengaruh Media terhadap Sex Bebas dikalangan Remaja Sekolah
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bagaikan pisau bermata dua. Di satu
sisi memiliki dampak positif, sedangkan disisi yang lain dampak buruk mengancam.
Kemajuan IT akan membuat perubahan tingkah laku manusia dan membentuk
budaya global. Media teknologi yang ngetrend saat ini sebagai penyebar informasi
yang cepat adalah seperti televisi, handphone, internet dll
Budaya global tersebut secara positif memiliki muatan ilmu pengetahuan, teknologi,
sosial dan kebudayaan, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi
yang mempertontonkan dan memperdengarkan perilaku seksual melalui media
majalah, surat kabar, tabloid, buku-buku, televisi, radio, internet, film-film, dan
video. Teknologi informasi tersebut memungkinkan setiap orang dapat

berkomunikasi secara interaktif mengenai hal-hal yang berorientasi seksual secara


online melalui internet (Syarif, 2008).
Pada awalnya media massa elektronik tersebut sangat membantu masyarakat
dalam memperoleh informasi dan hiburan dengan mudah. Di balik kemudahan itu
tanpa disadari media massa elektronik juga menimbulkan dampak negatif bagi
masyarakat khususnya remaja, dengan bebasnya media massa elektronik
menyajikan tontonan yang tidak memperlihatkan norma-norma sosial seperti
perilaku seks pranikah, akan mempengaruhi perilaku masyarakat terutama pada
remaja yang taraf berfikirnya belum matang.
D. Peran Orang Tua, Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan Seks/Kesehatan
Reproduksi.
Pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua
sendiri. Diwujudkan melalui cara hidup orang tua dalam keluarga sebagai suamiistri yang bersatu dalam perkawinan. Pendidikan seks ini sebaiknya diberikan dalam
suasana akrab dan terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Kesulitan
yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orang tua kurang memadai
(secara teoritis dan objektif) menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung
tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya
anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Informasi seks yang tidak sehat
pada usia remaja mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflikkonflik dan gangguan mental, ide-ide yang salah dan ketakutan-ketakutan yang
berhubungan dengan seks.
Melihat kenyataan tersebut, jelas keluarga membutuhkan pihak lain dalam
melengkapi upaya pembelajaran alami terhadap hakikat seksualitas manusia. Pihak
lain yang cukup berkompeten untuk menambah dan melengkapi pengetahuan
orang tua, menjadi perantara antara orang tua dan anak dalam memberikan
pendidikan seks adalah sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga, di mana anak mendapatkan
kasih sayang, pendidikan dan perlindungan.
Oleh karena itu, pendidikan seks di sekolah merupakan komplemen dari pendidikan
seks di rumah. Peran sekolah dalam memberikan pendidikan seks harus dipahami
sebagai pelengkap pengetahuan dari rumah dan institusi lain yang berupaya keras
untuk mendidik anak-anak tentang seksualitas dan bukan berarti bahwa sekolah
mengambil porsi orang tua. Ada beberapa bentuk kegiatan yang dapat dilakukan
oleh pihak sekolah untuk memberikan pendidikan seks disekolah, seperti
dimasukkan kedalam mata pelajaran tertentu dan memiliki wadah tersendiri dalam
ekstrakrikuler.
Adapun perilaku pacaran yang mendekati sek yang lebih domiana dan terlihat nyata
dalam perilaku sehari hari..seperti
1. Pegangan tangan

2. Ciuman sebatas ciuman di pipi dan kening

3. Ciuman bibir (kiss franc)

4. Pelukan

5. Petting (mulai berani melepas pakaian bagian atas)

6. Meraba kebagian-bagian yang sensitif (mulai berani buka-bukaan)

2.CARA MENCEGAH SEX BEBAS

Perilaku seks bebas dapat dicegah dengan cara salah satunya dengan pendidikan seks.
1. Pendidikan seks
Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan
oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan :
Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau
malu.
Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidaktidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan
contoh atau simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan,
sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional.
Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun t belum perlu
menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan
kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum
mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai
masalah tersebut.
Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya
pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat
setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan
dengan keadaan khusus anak.
Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan
seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa
jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan
dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi
bagian dari pengetahuannya.
Pendidikan seks ada dua jenis yaitu , pencegahan menurut agama, pencegahan seks
bebas dalam keluarga
a.Pencegahan Seks Bebas Menurut Agam
Pencegahan menurut agama antara lain :

Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai memisahkan
tempat tidur anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.
Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah
diajarkan untuk selalu meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada
saat-saat tertentu.
Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab
dalam memandang lawan jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan
buruk.
Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan
yang sangat khusus di antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga.
Mereka tidak boleh menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi
terhadap anggota keluarga terutama anak-anaknya.
b.

Pencegahan Seks Bebas Dalam Keluarga

Pencegahan seks bebas dalam keluarga antara lain :


Keluarga harus mengertitentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada
anak-anak mereka.
Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak
perempuan dalam menjelaskan masalah seks.
Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang
yang sama.
Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan katakata yang sopan.
Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang
baik.
Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan
mereka dengan berbagai aktivitas.
Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu
merupakan sesuata yang paling berharga.
Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.

3.AYAT ALQURAN TENTANG LARANGAN SEX BEBAS ATAU ZINA

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji ( fahisyah ) dan suatu jalan yang buruk. ( QS. Al Isra, 32 ).

BAB III
PENUTUP
B.
Kesimpulan
Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang
ditujukan dalam bentuk tingkah laku.
Ada beberapa faktor penyebab remaja melakukan seks bebas, diantaranya adalah
Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan
mendalam, kurangnya perhatian orangtua, ingi di anggap gaul, cueknya
masyarakat akan situasi linkungan, taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum
tertata secara benar

Secara umum ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas
dikalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual (sipilis, HIV/AIDS,
dll).
Cara menghindari seks bebas yaitu melalui pendidikan seks, pendidikan seks dapat
diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia, bahaya
penyakit kelamin dan sebagainya. Salah satu bentuk pendidikan seks di keluarga di
antaranya adalah pencegahan seks bebas menurut agama dan pencegahan seks
bebas dalam keluarga.
C. Saran
Sebagai seorang guru BK hendaknya memberikan pemahaman tentang seks
(pendidikan seks) kepada siswa-siswanya mulai dari pengertian seks, damapak
yang di timbulkan jika berhubungan seks diluar nikah, serta cara mencegah agar
tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas.
Untuk orang tua hendaknya selalu memberikan perhatian kepada anaknya, menjadi
teman dari anaknya dan juga memberikan pemahaman tentang seks kepada
anaknya.
Lingkungan hendaknya tetap memperhatikan norma yang ada dan ikut serta dalam
pencegahan hubungan seks bebas.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT akhirnya kliping ini dapat
terselesaikan.
Karya Ilmiah Yang Berjudul Pergaulan Remaja dan Sex Bebas Karya Ilmiah ini
berisi ringkasan materi dan pengetahuan yang pastinya sangat bermanfaat,materi
yang di sajikan dalam bahasa yang tepat,lugas,dan jelas sehingga mudah di pahami
pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan klipping ini banyak kekurangan,baik pisik
maupun isi,oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca kami harapkan demi
kesempurnaan kliping ini.
Akhir kata semoga kliping ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam belajar
dan hasilnya dapat di terapkan sehari-hari,amin.
Kedondong,19 Maret 2013

Penyusun

DAMPAK PERGAULAN
DAN SEX BEBAS PADA REMAJA

DISUSUN OLEH :

KELAS IXB
KELOMPOK IV
KURNIATI
KISMI HARTATI
APRIAN SAPUTRA

SMPN 4 KEDONDONG KABUPATEN


PESAWARAN
TP.2013/2014
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diterima dan disetujui oleh:


Pada Hari dan Tanggal

Tempat

Guru Pembimbing
Sekolah SMPN 4 Kedondong

(
(

Kepala

)
)

Anda mungkin juga menyukai