B. Sistem Refrigrasi
Prinsip refrigerasi ada dua yaitu: refrigerasi kompresi uap / Vapour Compression Refrigeration(VCR)
dan refrigerasi penyerap uap / Vapour Absorption Refrigeration (VAR). VCR menggunakan energi mekanis sebagai
energi penggerak untuk refrigerasinya, sementara itu VAR menggunakan energi panas sebagai energi penggerak
refrigerasinya.
Siklus refrigerasi kompresi mengambil keuntungan dari kenyataan bahwa temperatur yang bertekanan tinggi
pada suhu tertentu cenderung berpindah pada temperatur bertekanan rendah.
dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan penerima
cairan, sehingga cairan refrigerant didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat ekspansi.
Langkah 4-1: Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi
tekanan dan mengendalikan aliran menuju evaporator.
2)
Keuntungan
Pemakaian daya listrik lebih hemat
Bentuknya kompak, kecil dan sederhana
Tekanannya rata
Suaranya tenang, getarannya kecil
Kerugian
ks (screw compressor)
Kompresor sekrup semula dirancang untuk memperoleh kompresor tanpa minyak pelumas. Kompresor ini
memiliki dua buah rotor yang berpasangan berturut-turut dengan gigi jantan dan gigi betina. Kompresor jenis ini
digunakan direfrigerasi-refrigerasi industri dan sistem tata udara yang mempunyai kapasitas lebih besar dari 175 Kw.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, komprsor sekrup dibuat juga untuk dipergunakan pada mesin refrigerasi dengan
mekanisme pelumasan yang terpadu.
al (centrifugal compressor)
Kompresor sentrifugal digunakan untuk pendinginan yang berkapasitas besar. Pada jenis ini, impeller
digerakkan secara cepat adanya gear untuk menaikkan rpm, dimana masing-masing impeller terdiri dari dua buah
piringan, yaitu piringan poros (hub disc) dan piringan penutup(cover disc), serta jumlah bilah/pisau yang dipasang
secara radial antara kedua piringan tersebut. Penghisapan dan penempatan refrigerant pada kompresor ini diperoleh
karena adanya gaya sentrifugal dari gerakan impeller yang cepat. Uap refrigerant masuk melalui impeller dan
dikeluarkan melalui sudu-sudu pada waktu berputar dengan gaya sentrifugal.
Kompresor scroll terdiri atas dua spiral scroll yan sama, yang dipasang dengan perbedaan phasa 180.
Setiap scroll berputar dalam satu sisi flat plate, satu scroll tetap dan yang lain bergerak dalam sebuah orbit yang
mengelilingi shaft center motor pada lebar ayunan yang sama ke radius orbit. Kedua scroll berhubungan pada
beberapa titik. Kompresor scroll biasanya digunakan pada sistem heat pump, split duct dan package unit.
Selanjutnya baik kompresor torak, kompresor rotary, kompresor sekrup/heliks, maupun kompresor sentrifugal
dapat dibedakan lagi menjadi tiga macam tergantung dari pengaturan motornya, yaitu :
Kompresor Hermetik (welded compressor)
Digunakan untuk unit-unit domestik yaitu untuk kapasitas-kapasitas yang kecil, baik sistem refrigerasi
domestik maupun tata udara domestik. Disebut domestik karena rakitan kompresor dan motor terletak pada suatu
selubung baja yang dilas jadi satu. Karena rumah kompresor bersatu dengan rumah motor listriknya, selain itu rumah
gabungan tadi berfungsi sebagai peredam getaran.
Dengan demikian tidak diperlukan lagi seal atau kopling, yang biasanya terdapat pada kompresor open type.
Faktor lain yang menunjang pada kompresor hermetik ini adalah motor itu bekerja dalam wadah tertutup, sehingga
tidak ada debu atau kotoran yang dapat mengganggu motor listrik, rumah dan minyak pelumas akan didinginkan oleh
gas yang masuk dengan temperatur 50F 60F. Jenis hermetik ini tidak dapat diperbaiki, jika terdapat kerusakan
maka kompresor seluruhnya harus diganti dengan yang baru.
Kompresor Semi Hermetik
Kata lain dari semi hermetik ini adalah bolted compressor atau accessible hermetic compressor. Digunakan
untuk sistem yang lebih besar yaitu untuk unit-unit refrigerasi dan tata udara dengan kapasitas sampai dengan 5 TR.
Disebut semi hermetik adalah bahwa rakitan kompresor dan motor semuanya berada pada satu selubung besi tuang,
dimana pada beberapa bagiannya dapat dibuka dengan melepas baut-baut, seal/gasket, dan pelat-pelatnya.
Keuntungan dari kompresor jenis ini yang terutama adalah dalam perawatan dan perbaikan bagian-bagian
kompresor yang rusak dan perlu diganti (karena bersifat dapat dibuka = semi hermetik).
Kompresor Open Type
Kompresor open type digunakan di industri-industri yaitu untuk kapasitas yang besar, dimana sistem harus
fleksibel untuk memenuhi beberapa kondisi operasi tertentu. Dengan kompresor open type motor dapat diubah
tegangannya dan kecepatan kompresor dapat diubah-ubah dengan merubah ukuran puli. Kerugiannya adalah bahwa
sering terjadi kebocoran refrigerant pada seal/ gasket, poros engkol/crankshaft, dan selubung engkol/crankcase serta
harganya yang relative mahal. Penggeraknya dapat berupa :
direct drive = berupa poros/shaft dan kopel/coupling
belt drive = berupa puli/pulley dan sabuk/belt
2. Kondensor
Kondensor adalah alat pemindahan panas dari system refrigerasi ke media pendinginnya yang dapat
menyerap kalor dan membuangnya kelingkungan sekitar. Panas dari uap refrigerant yang bersuhu tinggi keluar
melewati dinding-dinding kondensor ke media kondensasi. Sebagai akibatnya, uap refrigerant akan mendinginkan
sampai kebatas jenuhnya dan kemudian akan dikondensasikan ke fasa cair.
Kondensor menurut cara pendinginannya ada tiga macam :
Tidak memerlukan pipa air pendingin, pompa air dan penampang air karena tidak menggunakan air
Dapat dipasang dimana saja, karena menggunakan udara bebas
Tidak mudah terjadi korosi karena permukaan koil yang kering
Memerlukan pipa refrigerant tekanan tinggi yang panjang, karena kondensor biasanya diletakkan diluar rumah
Pada musim dingin, tekanan pengembunan perlu dikontrol untuk mengatasi gangguan yang dapat terjadi karena
turunnya tekanan pengembunan yang terlalu besar, yang disebabkan oleh temperatur udara atmosfir yang rendah
Cooled Condensor
Water cooled condensor digunakan untuk kompresor dari 1 HP keatas. Water cooled condensor adalah yang
paling ekonomis, jika terdpat cukup air yang bersih dan murah. Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih water
cooled condensor adalah pengontrolan permukaan pipa yang dialiri air yang disebabakan karena kerak-kerak atau
pengendapan padatan mineral oleh air, sehingga akan mengurangi koofesien perpindahan panas dan menghambat
laju aliran air serta meningkatkan tekanan kondensor.
c. Evaporative Cooled Condensor
Evaporative cooled condenser merupakan kombinasi dari sebuah menara pendingin dengan sebuah
kondensor. Prinsip pendinginan dari kondensor evaporative ini adalah dengan menggunakan metoda pendingin
evaporative (evaporative cooling), dimana panas yang berasal dari kondensor akan digunakan untuk menguapkan
tetesan-tetesan air yang menempel pada pipa-piap kondensor. Disamping itu juga sebagian kecil pendinginan
berasal dari sirkulasi udara.
3. Matering Device
Matering device adalah perangkat yang berfungsi sebagai :
1.
Untuk menurunkan tekanan refrigeran cair yang mengalir menjadi bertekanan dan bertemperatur rendah
2.
Automatic Expansion Valve (AXV) adalah alat kontrol refrigerant yang bekerja berdasarkan sisi tekanan
rendah didalam sistem. Katup ini akan memmbuka aliran refrigerant lebih besar bila penyerapan kalor dievaporator
memerlukan banyak refrigerant.
b. Pipa Kapiler
Panjang dan lebar pipa kapiler dapat mengontrol jumlah aliran refrigerant yang mengalir ke evaporator.
Panjang pipa gunanyan untuk :
Menurunkan tekanan refrigerant cair yang berada didalamnya.
Mengatur jumlah refrigerant yang mengalir melaluianya.
Dalam keadaan seimbang, kompresor dapat start kembali dengan mudah, tetapi kerugian pipa kapiler yaitu
untuk mengatur refrigerant terhadap perubahan beban, ini terjadi karena lubang dan panjang pipa kapiler tidak dapat
diubah kembali setelah dipasang pada sistem.
4. Evaporator
Evaporator adalah suatu alat dimana refrigerant menguap dari cair menjadi gas. Melalui perpindahan panas
ini bertujuan untuk mengambil panas dari ruang sekitarnya atau bahan yang akan didinginkannya, panas tersebut
akan dibawa ke kompresor dan akan dikeluarkan lagi oleh kondensor. Evaporator dibagi dalam dua kelas, tergantung
pada cairan perpindahan panas dari refrigerantnya :
a.
Flooded Evaporator
Pada tipe ini permukaan sisi evaporator selalu dalam keadaan basah oleh cairan refrigerant yang akan
Permukaan pelat (plate surface) evaporator, dibuat dari dua buah plat yang diletakkan menjadi satu dan diantaranya
diberi saluran saluran bahan pendingin, ada juga yang dililitkan pada plat.
Pipa telanjang (bare tube) evaporator, dibuat dari pipa tembaga atau pipa aluminium.Disusun seri atau paralel dan
diberi rangka penguat. Pada umumnya ditempatkan didalam bejana atau bak air.
Evaporator bersirip (finned evaporator), dibuat dari evaporator pipa telanjang yangdiberi logam tipis atau sirip. Siripsirip memperluas permukaan evaporator hingga dapat menyerap kalor lebih banyak. Jumlah sirip tiap inch lebar
evaporator tergantung dari suhu kerja evaporator. Pada suhu yang rendah terbentuknya bunga es pada evaporator
tidak perlu dihindarkan. Bunga es yang terbentuk pada sirp-sirip tersebut dapat menghalangi aliran udara yang
mengalir diantara sirip-sirip. Evaporator yang direncanakan untuk suhu yang rendah harus mempunyai jarak sirip
yang lebar. Untuk memperluas kapasitas evaporator, pada sirip evaporator diberi fan motor untuk mendorong udara
melalui sirip-sirip tersebut.
Sistem refrigerasi
2.
3.
Sistem kontrol untuk menjaga suhu benda atau ruangan seperti di inginkan.
Mesin refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin pembeku (freezer), pendingin sayur dan
buah-buahan pada supermarket, mesin pembeku daging dan ikan, dan sebagainya. Peralatan ini dapat
dijumpai mulai dari skala kecil pada rumah tangga hingga skala besar pada aplikasi komersial dan industri.
Di samping itu, sistem refrigerasi komputer uap jugga digunakan pada aplikasi tata udara. Pada aplikasi tata
udara untuk hunian manusia, mesin yang digunakan dapat ditemui mulai dari skala kecil seperti AC window
dan AC split, sampai dengan skala menengah dan besar seperti packaget rooftop air conditioner, watercooled chiller, dan air-cooled chiller.
2. Tujuan
1.
Dengan memahami cara kerja sistem refrigerasi calon teknisi refrigerasi dapat lebih
mudah mencari kesalahan atau kerusakan pada sistem refrigerasi.
2.
Pada sistem ini terdapat refrigeran (refrigerant), yakni suatu senyawa yang dapat berubah fase secara cepat
dari uap ke cair dan sebaliknya. Pada saat terjadi perubahan fase dari cair ke uap, refrigeran akan mengambil
kalor (panas) dari lingkungan. Sebaliknya, saat berubah fase dari uap ke cair, refrigeran akan membuang kalor
(panas) ke lingkungan sekelilingnya.
Komponen utama dari suatu sistem refrigerasi kompresi uap adalah:
1.
Evaporator
2.
Kompresor
3.
Kondenser
4.
Semua komponen tersebut dihubungkan oleh suatu sistem pemipaan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar
5.
3.1 Evaporator
Evaporator adalah komponen yang digunakan untuk mengambil kalor dari suatu ruangan atau suatu benda
yang bersentuhan dengannya. Pada evaporator terjadi pendidihan (boiling) atau penguapan (evaporation),
atau perubahan fasarefrigran dari cair menjadi uap. Refrigeran pada umumnya memiliki titik didih yang
rendah. Sebagai contoh, refrigeran 22 (R22) memiliki titik didih -41 C. Dengan demikian, refrigeran mampu
menyerap kalor pada temperatur yang sangat rendah.
Evaporator dapat berupa koil telanjang tanpa sirip (bare pipe coil), koil bersirip (finned coil), pelat (plate
evaporator) shell and coil, atau shell and tube evaporator. Jenis evaporator yang digunakan pada suatu
sistem refrigerasi tergantung pada jenis aplikasinya.
3.2 Kompresor
Kompresor dikenal sebagai jantung dari suatu sistem refrigerasi, dan digunakan untuk menghisap dan
menaikkan tekanan uap refrigeran yang berasal dari evaporator. Bagian pemipaan yang menghubungkan
antara evaporator dengaan kompresor dikenal sebagai saluran hisap (suction line). Penambahan tekanan uap
refrigeran dengan kompresor ini dimaksud agar refrigeran dapat mengembun pada temperatur yang relatif
tinggi. Refrigeran yang keluar dari kompresor masih berfasa uap dengan tekanan tinggi. Perbandingan antara
absolut tekanan buang (discharge pressure) dan tekanan isap (suction pressure) disebut dengan ratio
kompresi (compression ratio).
Kompresor pada sistem refrigerasi dapat berupa kompresor torak(reciprocating compresor), rotary, scrol,
screw, dan centrifugal. Kompresor yang paling umum dijumpai dan terdapat dalam berbagai tingkat
kapasitas adalah kompresor torak.
Refrigeran yang masuk kedalam kompresor harus benar-benar berfasa uap. Adanya cairan yang masuk ke
kompresor dapat merusak piston, silinder, piston ring dan batang torak. Karena itu, beberapa jenis mesin
refrigerasi dilengkapi dengan liquid receiver untuk memastikan refrigeran yang diisap oleh kompresor benarbenar telah berfasa uap.
3.3 Kondenser
Kondenser berfungsi untuk mengembunkan atau mengkondensasikan refrigeran bertekanan tinggi dari
kompresor. Pemipaan yang menghubungkan antara kompresor dengan kondenser dikenal dengan saluran
buang (discharge line). Dengan demikian, pada kondenser terjadi perubahan fasa uap ke cair ini selalu
disertai dengan penbuangan kalor ke lingkungan. Pada kondenser berpendingin udara (air cooled
condenser), pembuangan kalor dilakukan ke udara. Pada kondenser berpendingin air (water cooled
condenser), pembuangan kalor dilakukan ke air.
3.4 Alat Ekspansi (Metering Device )
Komponen ini berfungsi memberikan satu cairan refrigeran dalam tekanan rendah ke Evaporator sesuai
dengan kebutuhan. Pada alat ekspansi terjadi penurunan tekanan refrigeran akibat adanya penyempitan aliran.
Alat ekspansi dapat berupa pipa kapiler, katup ekspansi termostatik (TXV, thermostatik expansion valve,
Gambar 3), katup ekspansi automatik, maupun katup ekspansi manual.
4. Komponen Pendukung pada Sistem Refrigerasi
4.1 Solenoid Valve
Pada sistem refrigerasi, solenoid valve atau katup solenoid dapat digunakaan untuk menyekat aliran refrigeran
pada saat sistem tidak sedang bekerja. Pada berbagai aplikasi, katup solenoid juga dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk penghilangan bunga es pada evaporator dengan metode hot gas defrosts.
4.2 Filter Dryer
Komponen ini berfungsi menyaring kotoran dan menghilangkan uap air yang kemungkinan masih tertinggal
pada sistem refrigerasi. Filter dryer dipasang pada liquid line, yakni saluran yang menghubungkan antara
keluaran kondenser dengan alat ekspansi.
4.3 Sight Glass
Alat ini digunakan untuk mengamati secara visual kondisi refrigeran pada liquid line. Apabila ada pada sight
glass terlihat ada gelembung, berarti kondensasi pada kondensor tidak berlangsung secara sempurna. Selain
itu, dari warna yang tampak pada alat ini dapat dilihat apakah refrigeran pada sistem refrigerasi masih
mengandung uap air atau tidak.
4.4 Access Port / Service Valve
Alat ini digunakan untuk keperluan pemvakuman dan pengisian refrigeran. Alat ini juga dapat digunakan
untuk keperluan pumpdown.
4.5 Liquid Receiver
Alat ini digunakan untuk menampung refrigeran cair yang berasal dari kondenser. Liquid receiver dipasang
padaliquid line sebelum filter dryer dansight glass.
Gambar 4. Filter Drier dan Sight Glass
Gambar 5. Liquid Receiver
5. Peralatan Kontrol
Peralatan kontrol pada sistem refrigerasi umumnya digunakan untuk pengaman dan menjaga
temperatur/kelembaban yang konstan pada harga yang diinginkan.
5.1 Termostat
Termostat merupakan alat kontrol yang digunakan untuk menjaga temperatur ruangan atau produk pada
kisaran harga yang diinginkan.
5.2 Hlpstat
Hlpstat (high-low pressurestat) adalah alat kontrol yang memiliki fungsi menjaga sitem refrigerasi agar
bekerja pada kisaran tekanan yang diinginkan.
5.3 Motor Over Load Proteksi
Semua kompresor yang berjenis hermatik harus dilengkapi dengan pengaman yang dapat melindungi motor
dari pemanasan yang berlebihan, apapun penyebabnya. Pengaman jenis ini pada umumnya dirancang untuk
dapat dipasang langsung pada motor dan memiliki hantaran hantaran termal yang baik. Dengan demikian,
peralatan ini tidak saja sensitif terhadap pemanasan akibat arus yang berlebihan, namun juga pemanasan yang
diakibatkan oleh tekanan discharge yang terlalu tinggi dan sebab-sebab lainnya. Pengaman ini berbeda dengan
starting relay, yang hanya dapat memberikan pengamanan terhadap arus yang berlebihan, namun tidak dapat
melindungi motor dari pemanasan yang berlebihan.
6. Kinerja Sistem Refrigerasi
Pada suatu sistem refrigerasi, besarnya kalor yang diambil oleh refrigeran pada evaporator dari lingkungannya
akan sebanding dengan selisih entalpi antara keluaran dan masukan evaporator, ini dikenal dengan sebutan
efek refrigerasi, qE atau
qE = h1 h4
di mana:
qE = Efek refrigerasi, (kJ/kg) atau (Btu/lb)
h2 = Entalpi refrigeran keluaran evaporator, (kJ/kg) atau (Btu/lb)
h1 = Entalpi refrigeran masukan evaporator, (kJ/kg) atau (Btu/lb)
Pada proses kompresi, entalpi refrigeran akan mengalami kenaikan akibat energi yang ditambahkan
olehkompresor kepada refrigeran. Besarnya kenaikan energi refrigeran akan sebanding dengan kerja
kompresor yang dinyatakan dengan:
W = h2 h1
di mana:
W = Kerja kompresor, (kJ / kg) atau (Btu/lb)
h2 = Entalpi refrigeran keluaran kompresor, (kJ/kg) atau (Btu/lb)
h1 = Entalpi refrigeran masukan kompresor, (kJ/kg) atau (Btu/lb)
Perbandingan antara besarnya kalor dari lingkungan yang dapat diambil oleh evaporator dengan kerja
kompresor yang harus diberikan disebut sebagai koefisien kinerja (coeffisient of performance, COP)
COP = q/W atau COP = (h1 h4) / (h2 h1)
Dengan rumus di atas, maka besar COP selalu lebih besar dari satu. Pembuangan kalor (heat rejection) pada
kondenser sebanding dengan panjang garis proses pada kondenser, yakni garis mendatar bagian atas pada plot
siklus pada diagram tekanan entalpi. Pembuangan kalor pada kondenser dinyatakan dengan:
qC = h2 h3
Karena
h2 h3 = (h2 h1) + (h1 h4)
Maka:
qC = W + q C
Atau dengan kata lain Pembuangan panas kondenser = kerja kompresor + efek refrigerasi.
7. Kesimpulan
1.
Komponen utama dari suatu sistem refrigerasi kompresi uap adalah: Evaporator.
2.
3.
Pada evaporator terjadi pendidihan (boiling) atau penguapan atau perubahan fasa.
4.
5.
Refrigeran mampu menyerap kalor pada temperatur yang sangat rendah mis: refrigerant.
6.
7.
Kompresor akan mengisap refrigeran dalam fasa uap dengan tekanan rendah, selanjutnya
mengubah refrigeran fasa uap dengan tekanan tinggi.
8.
Refrigeran yang masuk ke kompresor harus benar-benar berfasa uap, adanya cairan yang
masuk ke kompresor dapat merusak piston, silinder, ring piston dan batang torak.
8. Daftar Pustaka
Arismunandar, W. 1998, Teknik Penyegaran udara, Penerbir erlangga;
Handoko. K, 1981. Teknik Lemari Es, PT. Ichtiar Baru Jakarta.
Instalasi Arus Kuat 2; P. Van Harten, E.Setiawan, 1995. Bina Cipta Bandung Cetakan ketiga; Agustus.
Roy J. Dossat, 2002. Principle of Refrigeration, Printice Hall ed-5.
Stocker. WR, 1987. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, Penerbit Erlangga.
Sumber: Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol. 4 No. 1 April 2005
*) Staf Pengajar Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan