Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh
sampai pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih
mineral,pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk
menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam pemakaian untuk pembuatan produk rekayasa tertentu.
Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu metalurgi ekstraksi dan metalurgi fisika. Metalurgi ekstraksi yang
banyak melibatkan proses-proses kimia, baik yang temperatur rendah dengan cara
pelindian maupun pada temperatur tinggi dengan cara proses peleburan utuk
menghasilkan logam dengan kemurnian tertentu, dinamakan juga metalurgi kimia.
Meskipun sesungguhnya metalurgi kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang
luas, antara lain mencakup juga pemaduan logam denagn logam lain atau logam
dengan bahan bukan logam. Beberapa aspek perusakan logam (korosi) dan caracara penanggulangannya, pelapisan logam secara elektrolit,dll. Adapun prosesproses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri antara lain adalah
pyrometalurgy (proses

ekstraksi

yang

dilakukan

pada

temperatur

tinggi), hydrometalurgy(proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang


relatif rendah dengan cara pelindian dengan media cairan), dan electrometalurgy
(proses ekstraksi yang melibatkan penerapan prinsip elektrokimia, baik pada
temperatur rendah maupun pada temperatur tinggi).
Yang dimaksud dengan bahan galian adalah bijih (ore), mineral industri
(industrial minerals) atau bahan galian Golongan C dan batu bara (coal).
Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral
dressing) adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaanperbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produkta bahan galian yang

bersangkutan. Khusus untuk batu bara, proses pengolahan itu disebut pencucian
batu bara (coal washing) atau preparasi batu bara (coal preparation).
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam
sudah jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan
siap untuk dilebur atau dimanfaatkan. Oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan bahan galian (PBG) agar mutu atau kadarnya dapat
ditingkatkan sampai memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan. Keuntungan
yang bisa diperoleh dari proses PBG tersebut antara lain adalah :
1.
2.
3.
4.

Mengurangi ongkos angkut.


Mengurangi ongkos peleburan.
Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan.
Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkan daripada proses pemisahan secara kimia.
Sedangkan metalurgi (metallurgy) adalah ilmu yang mempelajari cara-cara

untuk memperoleh logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta
mempelajari cara-cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni
maupun paduannya (alloy). Metalurgi ada dua macam atau kelompok utama,
yaitu:
1. Metalurgi ekstraktif (extractive metallurgy).
2.
Metalurgi fisik dan ilmu bahan (physical metallurgy and material
science).
Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif adalah ilmu yang mempelajari
cara-cara pengambilan (ekstraksi) logam dari bijih (ore = naturally occuring
compounds) dan proses pemurniannya, sehingga sesuai dengan syarat-syarat
komersial.
Metalurgi ekstraktif dibagi menjadi 3 (tiga) jalur, yaitu :
1. Piro metalurgi (pyro metallurgy) yang dalam proses ekstraksinya
menggunakan energi panas yang tinggi (bisa sampai 2.000oC).

2. Hidro metalurgi (hydro metallurgy) yang menggunakan larutan kimia atau


reagen organik untuk menangkap logamnya.
3. Elektro metalurgi (electro metallurgy) yang memanfaatkan teknik elektrokimia (antar lain elektrolisis) untuk memperoleh logamnya.
Perbedaan utama antara PBG dengan ekstraktif metalurgi adalah :
Pada PBG :
- Bijih / mineral
tetap mineral
- kadar logam rendah
kadar logam tinggi
- sifat-sifat fisik dan kimia tak berubah
Pada ekstraktif metalurgi :
- Bijih / mineral jadi logam (metal)
- sifat-sifat fisik dan kimia berubah

BAB II
PEMBAHASAN TAHAPAN PROSES EKSTRAKSI
PIROMETALLURGI
PIROMETALURGI (PYROMETALLURGY)
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang
dicapai ada yang hanya 50o 250o C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi
ada yang mencapai 2.000o C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai
hanya berkisar 500o 1.600o C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan
metal sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga
dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
3. Energi listrik.
4. Energi terselubung/tersembunyi (conserved energy = sensible heat), panas
buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
1. Tanur tiup (blast furnace).
2. Reverberatory furnace.

Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :


1. Pierce-Smith converter.
2. Bessemer converter.
3. Kaldo cenverter.
4. Linz-Donawitz (L-D) converter.
5. Open hearth furnace.
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :
1. Drying (Pengeringan)
Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.
Pengeringan

biasanya

sering

terjadi

oleh

kontak

padatan

lembap

denganpembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada
beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas
yang secara tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air
sekitar 120C.pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat
larut, suhu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.
2. Calcining (Kalsinasi)
Kalsinasi adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi
hydrate seperti ferric Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air atau
dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon diosida dan
atau besi karbonat menjadi besi oksida.Proses kalsinasi membawa dalam
variasi tungku/furnace termasuk shaft furnace, rotary kilns dan fluidized bed
reactor.
3. Roasting (Pemanggangan)
Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan
pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan pemanasan
ini tidak mencapai titik leleh (didih).
Kegunaan Roasting adalah :

Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya


Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
Membentuk material menjadi porous
Menguapkan impurity yang foltair.

Dapur yang digunakan pada proses roasting, yaitu :


-

Hazard Vloer Oven


Suspensi roasting oven
Fluiized bed roasting

Jenis-jenis roasting, yaitu :


a. Oksida Roasting
Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada
temperatur tinggi (direduksi langsung). Pada temperatur rendah :
- sulfida logam dapat direduksi dengan Carbon membentuk CS dan CS2.
- Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih stabil
b. Reduksi Roasting
Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida
mengalami proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan
untuk menurunkan derajat oksidasi suatu logam. Peristiwa reduksi ini tidak
dapat tercapai untuk suatu oksida yang sangat stabil.
c. Chlor Roasting
Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa
klorida (CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.
Tujuan chlor roasting adalah :
- Menghasilkan senyawa klorida logam dalam air (di ekstraksi)
- Menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang mudah menguap
agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu (Metalurgi
Halida).
d. Fluor Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.
e. Yodium Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.
4. Smelting
Adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga
logam, leleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya.
Oven yang digunakan, yaitu :
a. Schacht Oven
b. Scraal Oven (revergeratory Furnace
c. Electric Oven (Electric Furnace)
Dalam pemakaian oven yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Ketahanan mekanis dari feeding


b. Kemurnian dari bahan bakar.
Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu :
a. Reduksi smelting
b. Oksidasi smelting
c. Netral smelting
d. Sementasi smelting
e. Sulfida smelting
f. Presipitasi smelting
g. Flash smelting (peleburan semprot)
h. Ekstraksi timbal dan seng secara simultan.
5. Refining (Pemurnian)
Pemunian adalah pemindahan kotoran dari material dengan proses
panas.
Contoh Proses Ekstraksi Metaluri Secara Pirometalurgi
1. Peleburan Besi
Proses pembuatan besi baja berlangsung didalam Convertor. Plat
baja tebal sebelah dalam dilapisi refractory asam (silikat). Pipa-pipa udara
di bagian bawah 200 buah dengan diameter 1-3 cm.
O2 dimasukan melalui pipa-pipa udara yang ada di bagian bawah
convertor. Kemudia O2 yang dihembuskan tersebut pada metal bad akan
mengoksider logam-logam tertentu untuk membentuk slag. Slag dan
logam yang didapat dalam keadaan cair akan terpisah oleh berat jenis. Slag
yang dihasilkan 10%.
Dampak Negatif dari Esktraksi Metalurgi Secara Pirometalurgi
Pencemaran lingkungan yang terjadi adalah :
1. Panas yang terasa oleh para pekerja yang berada di sekitar peralatan
lebur.
2. Gas buangan yang mengandung racun (CO, NO2, SO2, dll).
3. Debu dan padatan yang beterbangan di sekitar pabrik.
4. Terak (slag) yang bisa mengotori atau merusak lahan, walaupun dapat
juga dimanfaatkan sebagai material pengisi (land fill), pengeras jalan
(road aggregate) dan campuran beton ringan (light weight concrete
aggregate).
Proses reduksi:

Dalam ekstraksi metalurgi proses reduksi memegang peranan penting


Proses reduksi, proses pembentukan logam dari senyawa oksida degan

reduktor
Oksida logam ada yang terdapat di alam sebagai bijih tetapi ada juga

berbtuk senyawa lain/ sulfida.


Reduksi beberapa logam ada yang terjadi pada T di bawah titik
lelehnya (NiO, FeO) sebagai reduktor : C (batubara, kokas, H2, CH4)

Proses Uap Logam :


-

Untuk beberapa logam tertentu yang mempunyai tekanan uap relatif


tinggi, ekstraksi dilakukan dengan cara reduksi padat menghasilkan uap

logam tersebut.
Pemisahan antara pengotor + logam dapat dilakukan degan mudah
Uap logam yang didapat dikondensikan
ZnS + 3/2 O2 = ZnO + SO2
ZnO + C = Zn + CO
Yang dominan
ZnO+CO = Zn + CO2
Di dalam tanur retort terjadi reaksi
CO2+C=2CO
Dengan demikian gas yang dihasilkan dari proses restoring ini merupakan
campuran uap Zn, gas CO, CO2 dalam jumlah kecil.

Proses Oksidasi :
Proses ini memiliki tujuan untuk mengubah senyawa sulfida (matte) logam
pengotor menjadi oksida masuk ke terak sebagai oksidator digunakan udara.
Contohnya pada proses converting.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metalurgi didefinisikan sebagai ilmu dan teknologi untuk memperoleh
sampai pengolahan logam yang mencakup tahapan dari pengolahan bijih
mineral,pemerolehan (ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk
menyesuaikan sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam pemakaian untuk pembuatan produk rekayasa tertentu.
Tahapan proses ekstraksi metalurgi pada Pirometalurgi merupakan suatu
proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai ada yang
hanya 50 - 250 C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang
mencapai 2.000 C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum dipakai hanya
berkisar 500 - 1.600 C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal
sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.

Anda mungkin juga menyukai