Anda di halaman 1dari 8

Munculnya Dajjal (1), Bukti Adanya Dajjal

Jul 18, 2010Muhammad Abduh Tuasikal, MScAqidah40 Komentar

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita
Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Beberapa saat lalu, web rumaysho.com alhamdulillah- telah membahas beberapa
tanda kiamat. Dimulai dengan munculnya Imam Mahdi dan Turunnya Nabi Isa
alaihis salam di akhir zaman. Saat ini kita akan membahas tanda datangnya kiamat
lainnya, yaitu munculnya Dajjal. Insya Allah tulisan ini akan kami sajikan dalam
beberapa seri tulisan. Semoga Allah memberikan kita keyakinan dan aqidah yang
benar.
Dajjal asalnya berarti , bermakna menutupi. Orang yang berdusta disebut
Dajjal karena ia menutupi kebenaran dengan kebatilan.[1]
Dajjal yang dimaksud dalam bahasan ini adalah Dajjal akbar yang akan muncul
menjelang hari kiamat di zaman Imam Mahdi dan Nabi Isa alaihis salam.
Dajjal, Seberat-Beratnya Ujian
Keluarnya Dajjal merupakan di antara tanda datangnya kiamat. Fitnah (cobaan) yang
ditimbulkan oleh Dajjal adalah seberat-beratanya ujian yang akan dihadapi manusia.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan,

Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang
fitnahnya (cobaannya) lebih besar dari Dajjal. (HR. Muslim no. 2946) An
Nawawi rahimahullah menerangkan, Yang dimaksud di sini adalah tidak ada fitnah
dan masalah yang lebih besar daripada fitnah Dajjal.[2]
Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah satusatunya yang berhak atas pujian kemudian beliau menceritakan Dajjal. Beliau
bersabda,

Aku akan menceritakannya kepada kalian dan tidak ada seorang Nabi pun
melainkan telah menceritakan tentang Dajjal kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh
alaihis salam telah mengingatkan kaumnya. Akan tetapi aku katakan kepada kalian
tentangnya yang tidak pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya,
yaitu Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Allah sama sekali tidaklah buta.
(HR. Bukhari no. 3337 dan Muslim no. 169)
Dari Anas, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Tidaklah seorang Nabi pun diutus selain telah memperingatkan kaumnya terhadap
yang buta sebelah lagi pendusta. Ketahuilah bahwasanya dajjal itu buta sebelah,
sedangkan Rabb kalian tidak buta sebelah. Tertulis di antara kedua matanya
KAAFIR. (HR. Bukhari no. 7131)

Dalam sebuah hadits shahih, dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

!

Wahai sekalian manusia, sungguh tidak ada fitnah yang lebih besar dari fitnah
Dajjal di muka bumi ini semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam. Tidak ada
satu Nabi pun yang diutus oleh Allah melainkan ia akan memperingatkan kepada
umatnya mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan Aku adalah Nabi yang paling terakhir
dan kalian juga ummat yang paling terakhir, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
Dajjal akan muncul di tengah-tengah kalian. (Dikeluarkan dalam Shahih Al Jaami
Ash Shoghir no. 13833. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dajjal Dinamakan Al Masih
Dajjal dinamakan Al Masih karena salah satu matanya terusap/ tertutup (artinya:
buta sebelah). Disebutkan pula bahwa ia dinamakan Al Masih karena dia mengusap/
melewati bumi selama empatpuluh hari.[3]
Al Masih sendiri kadang ditujukan pada orang yang shidiq (jujur) yaitu Isa alaihis
salam dan kadang pula Al Masih dimaksudkan untuk orang yang sesat lagi dusta
yaitu Dajjal yang matanya buta sebelah.[4]
Berita Tentang Kemunculan Dajjal adalah Berita Mutawatir
Sebagian hadits mengenai Dajjal telah dikemukakan di atas. Sebagian lainnya akan
kita temukan pada bahasan selanjutnya mengenai Dajjal. Intinya, semua haditshadits tersebut menunjukkan bahwa di akhir zaman, akan muncul Dajjal. Berita
tentang Dajjal ini diriwayatkan dalam riwayat yang amat banyak, sampai derajat
mutawatir. Hadits-hadits yang membicarakan tentang Dajjal pun berasal dari kitab
Shahih Bukhari dan Muslim. Oleh karena itu, orang yang meragukan tentang hal ini,
dialah yang sungguh aneh.
Al Qodhi mengatakan, Hadits-hadits yang disebutkan oleh Imam Muslim dan
selainnya mengenai kisah Dajjal benar-benar sebagai hujjah bagi madzhab yang
berada di atas kebenaran bahwa Dajjal benar adanya. Dajjal adalah benar-benar
manusia. Allah mendatangkannya untuk menguji para hamba-Nya. Allah
memberikan pada Dajjal berbagai ilahiyah (ketuhanan), yaitu dengan menghidupkan
mayit yang sebelumnya ia matikan, menumbuhkan tanaman, menyuburkan tanah
dan kebun, menjadikan api dan dua macam sungai. Kemudian Dajjal pun akan
mengeluarkan berbagai macam perbendaharaan di dalam bumi, ia akan
menurunkan hujan dari langit, dan tanah pun akan tumbuh tanaman. Ini semua
dilakukan atas kuasa dan kehendak Allah. Kemudian setelah itu,
Allah Taala membuat ia tidak bisa berbuat apa-apa. Namun tidak ada yang bisa
membunuh Dajjal dan menghancurkan berbagai urusannya melainkan Isa alaihis
salam. Allah pun akhirnya mengokohkan hati orang beriman. Inilah madzhab Ahlus
Sunnah, keyakinan para pakar hadits, para fuqoha dan para ulama peneliti
lainnya.[5]
Mengapa Berita Tentang Dajjal Tidak Disebutkan dalam Al Quran?
Ada beberapa versi jawaban yang dapat diberikan dalam hal ini:
Pertama, Allah Taala berfirman,

Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang
kepada dirinya sendiri. (QS. Al Anam: 158). Padahal dalam hadits disebutkan,


) (

Tiga tanda, jika semuanya telah terjadi, maka tidak akan berguna lagi keimanan
seseorang sebelumnya, yaitu; keluarnya Dajjal, binatang melata, dan terbitnya
matahari dari barat atau dari tempat terbenamnya (HR. Tirmidzi no. 3072 dan
Ahmad 2/445. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Hadits ini
menunjukkan adanya korelasi dengan ayat di atas, sehingga sangat tepat sekali
menunjukkan adanya Dajjal di akhir zaman.
Kedua, Al Quran sendiri mengisyaratkan bahwa Isa bin Maryam akan turun di akhir
zaman seperti pada firman Allah Taala,

Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa)
sebelum kematiannya. (QS. An Nisa: 159). Dan pada firman Allah Taala,

Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari


kiamat. (QS. Az Zukhruf: 61). Jika benar Isa akan turun di akhir zaman dan misi
beliau adalah membunuh Dajjal, maka cukup dengan kita menyebut turunnya Isa, itu
menandakan akan munculnya Dajjal. Apalagi antara Isa dan Dajjal sama-sama
disebut Al Masih.
Inilah di antara alasan mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam Al Quran
sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Hajar Al Asqolani.[6]
Alasan ketiga yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
Ketiga: Berita tentang Dajjal juga sudah disebutkan dalam ayat Al Quran,

Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan


manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ghofir/Al Mumin:
57) Yang dimaksud dengan penciptaan manusia di sini adalah Dajjal. Sebagaimana
yang mendukung hal ini adalah hadits,

Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang
fitnahnya (cobaannya) lebih besar dari Dajjal. (HR. Muslim no. 2946)
Mengenai surat Ghofir ayat 57, Al Baghowi mengatakan, Sebagian ulama
mengatakan: yaitu yang lebih besar dari ujian dari Dajjal. Akan tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahuinya, yaitu orang Yahudi yang selalu memperdebatkan
tentang Dajjal.[7]
Demikian beberapa sajian awal dari kami mengenai Dajjal. Insya Allah kajian ini
masih akan dilanjutkan pada tulisan serial berikutnya. Semoga Allah mudahkan.
Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat.
Referensi:
1.
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, Dar Ihya At
Turots, cetakan kedua, 1392 H.
2.

Al Yaumul Akhir-Al Qiyamatush Shugro, Dr. Umar Sulaiman Al Asyqor, Darun


Nafais-Maktabah Al Falah, cetakan keempat, 1411 H.

3.

4.

Asyotusy Syaah, Abdullah bin Sulaiman Al Ghofili, Kementrian Urusan


Islamiyah, Waqof, Dakwah, dan Irsyad, Kerajaan Saudi Arabia, cetakan pertama,
1422 H.
Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Marifah, 1379 H.

5.

Lisanul Arob, Muhammad bin Makrom bin Manzhur Al Afriqi Al Mishri, Dar
Shodir, cetakan pertama.

6.

Maalimut Tanzil, Al Husain bin Masud Al Baghowi, Dar Thoyibah, cetakan


keempat, tahun 1417 H.

Diselesaikan berkat nikmat Allah di Panggang-GK, 8 Syaban 1431 H (20/07/2010)


Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com

[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]

Lihat Fathul Bari, 13/91.


Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 18/87
Lihat Fathul Bari, 6/472, Lisanul Arob, 2/593 dan Asyrotus Saaah, hal. 117.
Lihat Asyrotus Saaah, hal. 117.
Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 18/58.
Fathul Bari, 13/92.
Maalimut Tanzil, 7/153

Munculnya Yajuj dan Majuj (2)


Mar 03, 2015Muhammad Abduh Tuasikal, MScAqidah0 Komentar

Penyebutan Yajuj dan Majuj sebagai tanda besar datangnya hari kiamat telah
disebutkan dalam Al Quran. Di antaranya adalah dalil-dalil yang dikaji berikut ini.
Namun akan didahului dengan penjelasan ciri-ciri Yajuj dan Majuj.

Ciri-Ciri Yajuj dan Majuj


Adapun ciri-ciri mereka yang telah dijelaskan dalam berbagai hadits, yaitu mereka
menyerupai orang-orang yang sejenis dengan mereka dari kalangan bangsa Turk,
orang non Arab yang tidak fasih bicaranya, dan bangsa Mongol, matanya sipit,
berhidung pesek, berambut pirang, berdahi lebar, wajah-wajah mereka seperti
tameng yang dilapisi kulit, bentuk tubuh dan warna kulit mereka mirip bangsa Turk.

Al Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia
berkata, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam berkhutbah sedangkan jari tangan
beliau dibalut dengan perban karena tersengat kalajengking, lalu beliau bersabda,












Sesungguhnya kalian berkata tidak ada musuh sementara kalian senantiasa
memerangi musuh hingga datang Yajuj dan Majuj; bermuka lebar, bermata sipit,
berambut pirang, mereka datang dari setiap arah, wajah-wajah mereka seperti
tameng yang dilapisi kulit. (HR. Ahmad 5: 271. Syaikh Syuaib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad haditsnya dhaif).
Yang ditunjuki oleh berbagai dalil shahih bahwa mereka adalah orang-orang yang
kuat, tidak ada seorang pun sanggup membunuh mereka kecuali saat turunnya Nabi
Isa alaihis salam.

Dalil Al Quran yang Membicarakan Yajuj dan Majuj


Allah Taala berfirman,



(96)
























(97)





Hingga apabila dibukakan (tembok) Yajuj dan Majuj, dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang
benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir.
(Mereka berkata): Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam
kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim. (QS. Al Anbiya:
96-97).
Juga dalam ayat,






( 92)



( 93)









( 94)












( 95)








( 96)


( 97)














( 98)







(99)










Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah
sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu
kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: Hai Dzulkarnain,
sesungguhnya Yajuj dan Majuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka
bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya
kamu membuat dinding antara kami dan mereka? Dzulkarnain berkata: Apa yang
telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka
tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan
dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi. Hingga
apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah
Dzulkarnain: Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah
seperti) api, diapun berkata: Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku
kutuangkan ke atas besi panas itu. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan
mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain berkata: Ini (dinding) adalah
rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan
menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar. Kami biarkan
mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup
lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (QS. Al Kahfi: 92-99).
Dzulqarnain, para ulama berbeda pendapat tentang nama aslinya. Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwa namanya adalah Abdullah bin Adh
Dhahhak bin Mad. Ada juga yang mengatakan Mushab bin Abdillah bin Qinan bin Al
Uzd, kemudian dari Qahthan ada juga yang mengatakan tidak demikian.
Dinamakan Dzulqarnain karena dia telah mencapai daerah timur dan barat, yaitu
daerah muncul dan terbenamnya tanduk setan, ada juga yang mengatakan tidak
demikian. Dia adalah seorang hamba yang beriman lagi shalih, dia bukanlah
Dzulqarnain Al Iskandari Al Maqduni Al Misri yang kafir, dia datang lebih akhir setelah
Dzulqarnain yang diungkapkan dalam Al Quran, jarak waktu di antara keduanya
lebih dari 2000 tahun.
Ayat di atas menunjukkan bahwa Dzulqarnain dikuasakan oleh Allah dan Dzulqarnain
membuat bangunan yang besar nan kuat. Bangunan tersebut untuk menghalangi
Yajuj dan Majuj yang membuat kerusakan di muka bumi di tengah-tengah manusia.
Jika tiba waktunya dan dekatnya kiamat, robohlah tembok tersebut. Lantas keluarlah
dengan cepat Yajuj dan Majuj dengan jumlah yang sangat besar, tidak manusia di
hadapan mereka yang bisa menghalangi. Mereka bercampur aduk dan akhirnya
berbuat kerusakan.

Tanda tersebutlah yang menunjukkan dekatnya waktu peniupan sangkakala, tanda


datangnya kiamat dan hancurnya dunia. Yang nanti penjelasan lebih lengkap pada
hadits.
Semoga bermanfaat.

Referensi:
Al Qiyamatush Shughro, Prof. Dr. Umar bin Sulaiman Al Asyqor, terbitan Darun
Nafais, cetakan ke-14, tahun 1428 H.

Selesai disusun di Panggang, Gunungkidul, 12 Jumadal Ula 1436 H


Yang mencintaimu karena Allah: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Rumaysho.Com

Munculnya Yajuj dan Majuj (1)


Mei 28, 2013Muhammad Abduh Tuasikal, MScAqidah5 Komentar

Di antara tanda akhir zaman dan menunjukkan kejadian besar menjelang kiamat
adalah munculnya kaum Yajuj dan Majuj. Kaum ini punya sifat perusak dan
jumlahnya amat banyak. Siapakah mereka? Apakah mereka sama-sama manusia
keturunan Adam? Kita akan lihat dalam serial pertama tentang mereka.
Asal Yajuj dan Majuj
Asal Yajuj dan Majuj adalah manusia, merupakan keturunan Adam.
Ada sebagian ulama mengatakan bahwa Yajuj dan Majuj berasal dari keturunan
Adam dan bukan Hawa (istri Adam). Karena Adam dahulu pernah mimpi basah. Lalu
maninya bercampur dengan tanah, lantas terciptalah Yajuj dan Majuj. Namun
pendapat ini sebenarnya tidak berdalil.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (13: 107), Pendapat yang mengatakan bahwa Yajuj
dan Majuj merupakan keturunan Adam dan bukan Hawa tidaklah pernah dikatakan
oleh seorang salaf pun selain dari Kaab Al Ahbar. Sudah terbantahkan dari
hadits marfu (yang sampai Nabi shallallahu alaihi wa sallam) yang mengatakan
bahwa Yajuj dan Majuj adalah dari keturunan Nuh, sedangkan Nuh merupakan
keturunan dari Hawa.

Yajuj dan Majuj merupakan keturunan dari Yafits Abi At Turk. Sedangkan Yafits
merupakan keturunan anak Nuh alaihis salam. Lihat An Nihayah, Al Fitan wal
Malahim 1: 153.
Dari Abu Said Al Khudri, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,

: . : . : , :

) . :
: : (
.
Allah berfirman, Wahai Adam. Ia pun menjawab, Ya, aku memenuhi panggilan-Mu,
dan kebaikan ada di tangan-Mu. Allah berfirman, Keluarkanlah batsun nar! Ia
bertanya, Apakah batsun nar itu? Allah berfirman, Dari setiap 1000 orang, 999
orang sebagai Batsun nar (penghuni neraka). Saat itulah anak kecil menjadi
tua. Dan gugurlah segala kandungan wanita yang hamil dan kamu lihat manusia
dalam keadaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk. Akan tetapi azab
Allah itu sangat keras. (QS. Al Hajj: 2)
Mereka bertanya, Siapakah di antara kami yang termasuk satu orang (yang satu)
itu? Beliau bersabda, Bergembiralah! Sesungguhnya dari kalian satu orang dan
dari Ya`juj dan Ma`juj seribu orang. (HR. Bukhari no. 6530).
Hadits di atas menunjukkan bahwa Yajuj dan Majuj adalah keturunan Adam,
jumlahnya banyak bahkan mereka akan jadi penghuni neraka.
Dalil lainnya yang mendukung adalah,

Dikeluarkan oleh Al Hakim dan Ibnu Mardawaih dari jalur Abdullah bin Amr bahwa
Yajuj dan Majuj dari keturunan Adam. Di belakangnya adalah tiga ummat. Tidaklah
di antara mereka mati melainkan mereka tinggalkan 1000 keturunan berikutnya.
Hadits ini dikeluarkan pula oleh Abd bin Humaid dengan sanad shahih dari Abdullah
bin Salaam semisalnya. (Fathul Bari, 13: 107).
Hadits terakhir ini menunjukkan pula bahwa Yajuj dan Majuj adalah keturunan Adam
dan jumlahnya amat banyak.
Simak kembali lanjutannya dalam serial Yajuj dan Majuj berikutnya. Semoga Allah
mudahkan. Hanya Allah yang memberi taufik dan petunjuk.

Beberapa pelajaran sebelumnya di Rumaysho.Com tentang tanda-tanda kiamat:


Munculnya Dajjal
Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman
Kedatangan Imam Mahdi
Referensi:
Al Qiyamatush Shughro, Prof. Dr. Umar bin Sulaiman Al Asyqor, terbitan Darun
Nafais, cetakan ke-14, tahun 1428 H.
Asyrotusy Syaah, Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al Wabil, terbitan Dar Ibnul Jauzi,
cetakan pertama, tahun 1431 H.

Anda mungkin juga menyukai