1 Perkuatan-Tanah PDF
1 Perkuatan-Tanah PDF
PERENCANAAN
BANGUNAN
PENGAMAN
TEBING
TERHADAP
GERUSAN
Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan masalah perencanaan bangunan pengaman tebing
sungai jalan terhadap gerusan. Perencanaan yang akan diuraikan adalah
langkah-langkah desain dan dasar-dasar desain. Pengaman tebing yang akan
diuraikan adalah pengaman dengan jenis fleksibel (flexsible revetment) dan kaku
(rigid revetment).
Selain pengaman tebing, akan diuraikan juga bangunan pengarah aliran dan
peredam energi. Kedua bangunan ini akan melindungi tebing sungai terhadap
gerusan secara tidak langsung.
Jenis pengaman tebing lainnya yang akan diuraikan adalah jenis bangunan dari
tanaman (bioengineerinng). Pengaman ini memerlukan tumbuhan untuk
membuat bangunan pengaman. Bangunan jenis ini cocok untuk daerah yang
sulit mendapatkan bahan bangunan.
Tabel 8.1 menjelaskan jenis bangunan pengaman yang akan diuraikan proses
desain dan langkah-langkahnya.
Jenis Pengaman
Revetment
Bangunan
1. Riprap
2. Bronjongan (Gabion)
Rigid (kaku) 1. Retaining Wall
2. Sheet pile
Bangunan Pengarah Aliran
1. Krib (Groin)
2. Spur
Bangunan Peredam Energi
Chek Dam
Tipe
Fleksibel
Page 1
Debit Desain
Debit aliran yang digunakan untuk desain atau analisis bangunan jalan disekitar
sungai biasanya menggunakan debit banjir ulangan dengan periode ulang 10
sampai 50 tahun. Dalam kebanyakan kasus, debit banjir ini dapat digunakan
untuk mendesain riprap dan beberapa macam dinding pengaman sungai. Tetapi
seorang perencana harus memperhatikan beberapa keadaan khusus, seperti
debit yang kecil dapat menyebabkan kerusakan hidraulik terhadap kestabilan
riprap. Oleh karena itu, seorang perencana dianjurkan untuk memperhatikan
beberapa macam debit desain agar dapat digunakan untuk kondisi riprap yang
direncanakan. Disarankan untuk menggunakan debit desain antara 5 10 tahun.
Cara perhitungan debit desain disesuaikan pada SNI M-18-1989-F.
1 Jenis Aliran
Jenis aliran untuk saluran terbuka dapat diklasifikan menjadi tiga, yaitu :
1. Seragam (uniform), berubah lambat laun atau berubah tiba-tiba.
2. Tunak (steady) atau tak tunak (unsteady).
3. Subkritis atau superkritis.
Jenis aliran yang digunakan dalam konsep desain ini diasumsikan seragam,
tunak (steady) dan subkritis. Jenis aliran ini juga dapat digunakan untuk aliran
Page 2
Kondisi aliran berubah tiba-tiba dan tak tunak biasanya terjadi pada aliran yang
membesar, berkontraksi dan balik. Kondisi ini terjadi biasanya pada daerah
sungai yang dilintasi jembatan. Aliran superkirits atau mendekati superkritis
biasanya terjadi pada penyempitan jembatan dan saluran dengan kelandaian
yang curam.
Penelitian telah dilakukan bahwa aliran superkritis jarang terjadi di saluran alam
(sungai). Tetapi, aliran yang terjadi pada saluran curam dan penyempitan saluran
biasa aliran transisi yang terjadi diantara subkritis dan superkritis. Eksperimen
yang telah dilakukan oleh U.S. Army Corps of Engineer menunjukkan bahwa
aliran transisi terjadi pada bilangan Froude antara 0,89 dan 1,13. Ketika aliran
terjadi diantara bilangan tersebut, maka terjadi kondisi tidak stabil pada gaya
inersia dan gaya gravitasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya gelombang yang
tidak normal, lompatan hidraulik (hydraulic jump), perubahan lokal kemiringan
muka air, dan turbulensi.
2 Geometri Penampang
Page 3
kestabilan
saluran
hanya
pada
bagian
tertentu
saluran.
i. Aliran Di Tikungan
Dua aspek penting pada aliran di tikungan saluran yang mempengaruhi desain
pengaman sungai. Pertama, peningkatan kecepatan dan tegangan geser yang
diakibatkan aliran tidak seragam di tikungan saluran. Hubungan antara
peningkatan kecepatan dan tegangan geser untuk desain riprap akan dijelaskan
pada butir 8.3.1.1.8, Kedua, superelevasi aliran di tikungan saluran yang akan
dibangun pengaman sungai. Meskipun nilai superelevasi aliran sangat kecil
Page 4
Salah satu komponen penting dalam analisis hidraulik dari pengaman saluran,
seperti riprap adalah koefisien kekasaran Manning. Kekasaran suatu saluran
dapat ditentukan dari keadaan fisik saluran. Keadaan fisik tersebut seperti dasar
saluran, ketidakteraturan saluran, geometri saluran, vegetasi yang tumbuh di
saluran dan sebagainya.
Untuk menentukan koefisien kekasaran Manning n pada saluran alam dalam
mendesain pengaman saluran dapat melihat pada bab 5.2.4.
Page 5
Page 6
Salah satu kriteria untuk menentukan batas ukuran memanjang dari pengaman
yang diperlukan diilustrasikan pada gambar 8-2. Dari ilustrasi itu, dapat
ditentukan bahwa panjang minimum yang diperlukan adalah 1 kali lebar sungai
pada downstream dan 1,5 kali lebar saluran pada upstream. Kriteria ini
berdasarkan analisis aliran di saluran yang simetrik sedangkan untuk di lapangan
kondisi ini sangat jarang ditemui. Untuk keperluan lapangan, kriteria diatas
merupakan dasar untuk menentukan perlindungan.
Penyelidikan
lapangan
sangat
diperlukan
untuk
mengetahui
panjang
Page 7
Page 8
2. Perlindungan Vertikal
Perkiraan ketinggian gelombang yang diakibatkan oleh angin dan kapal yang
lewat di sungai tidak seperti memperkirakan gelombang dari sumber
bangkitan gelombang pada umumnya. Definisi tinggi gelombang dapat dilihat
pada gambar 8-3. Tinggi gelombang dikarenakan kapal yang lewat di saluran
dapat diperkirakan dari pengamatan. Sedangkan untuk tinggi gelombang
yang diakibatkan dari angin merupakan fungsi dari panjang fetch, kecepatan
angin, durasi angin dan kedalaman air.
Selain tinggi gelombang, perlu diperkiraan juga besarnya gelombang yang
naik ke tepi saluran sebagai hasil gelombang yang membentur saluran.
Gelombang yang naik ke tepi saluran merupakan fungsi dari desain
ketinggian gelombang, periode gelombang, kemiringan tepi saluran dan
karakteristik permukaan tepi saluran. Untuk gelombang yang tingginya
kurang dari 0,61 m dapat dihitung dengan grafik 8 pada gambar 8.23 dengan
faktor koreksi pada tabel 8-1.
Page 9
0.11
(8.1)
(8.2)
dimana :
hs = kemungkinan kedalaman maksimum penggerusan (m)
D50 = diameter rata-rata batuan dasar saluran (m)
Page 10
Dalam bagian ini hanya dibahas beberapa jenis bangunan pengaman tebing
fleksibel, yaitu riprap, gabion dan bioengineering.
1. Riprap
a. Deskripsi
Riprap adalah bangunan pengaman yang melindungi tebing dari gerusan dengan
menggunakan lapisan batuan. Kemiringan riprap hampir sama dengan
kemiringan tebing saluran (sungai)
b. Dasar-Dasar Desain
Dasar-dasar desain untuk membuat riprap terdiri dari
-
Ukuran batuan
Gradasi batuan
Desain filter
Stabilitas
c. Ukuran Batuan
Stabilitas riprap merupakan fungsi dari ukuran batuan yang digunakan, yaitu
diameter dan berat batuan. Salah satu kegagalan riprap atau keruntuhan riprap
adalah erosi partikel. Erosi partikel adalah fenomena hidraulik yang dihasilkan
ketika gaya seret yang terjadi akibat aliran air yang melebihi gaya tahan batuan
riprap.
Page 11
Desain riprap berdasarkan gaya seret ijin yang diwakili dengan kecepatan aliran.
Aliran yang diasumsikan berubah lambat laun. Hubungannya dapat dilihat pada
persamaan sebagai berikut :
D50 = 0.00594 va3/(davg0.5K11.5)
(8.3)
Dimana
D50 = ukuran tengah batuan riprap
C = faktor koreksi
va = kecepatan rata-rata di saluran utama
davg = kedalaman rata-rata di saluran utama
K1
sin 2
sin 2
0.5
(8.4)
Dimana :
: sudut bantaran dengan bidang horizontal
: sudut batuan riprap
Kecepatan dan kedalaman rata-rata dapat dilihat pada gambar 8-4.
Persamaan (8.3) diatas diasumsikan bahwa spesific gravity batuan adalah 2,65
dan faktor kestabilan adalah 1,2.
Untuk faktor koreksi C dapat dilihat sebagai berikut :
C = Csg x Csf
(8.5)
Page 12
(8.6)
dimana :
SG = spesifik gravitasi batuan riprap
Csf = (FS/1,2)1.5
FS = faktor stabilitas (lihat tabel 8-2)
FAKTOR
STABILITAS
Aliran seragam; saluran relatif lurus atau berbelok dengan jari- 1.0 1.2
jari/lebar saluran yang berbelok > 30 m; benturan akibat
gelombang hampir tidak ada; sedikit parameter ketidakpastian
Aliran berubah lambat laun; berbelok dengan jari-jari 1.3 1.6
10<R<30; benturan akibat gelombang mulai diperhitungkan
Aliran mendekati berubah tiba-tiba; belokan yang tajam ( R<10 1.6 2.0
m); benturan akibat gelombang yang kuat; tinggi gelombang
akibat angin atau kapal sebesar 0.30 sampai 0.61 m; adanya
turbulensi aliran; terjadi turbulensi di pilar jembatan; banyak
parameter ketidakpastian
Page 13
e. Erosi Gelombang
Gelombang yang diakibatkan oleh angin maupun kapal yang lewat di sungai
dapat menyebabkan erosi pada tebing saluran. Persamaan gelombang yang
digunakan untuk hubungan antara ukuran riprap dengan tinggi gelombang
adalah (persamaan Hudson) :
W50
H3
3
2.20 SG 1 cot
s
(8.7)
dimana:
W 50 = berat batuan rata-rata batuan riprap (N)
s
f. Gradasi Batuan
Berat Batuan
Persentasi Gradasi
(kg)
Lebih kecil dari
3.0 W 50 sampai 5.0 W 50
100
2.0 W 50 sampai 2.75 W 50
85
1.0 W 50 sampai 1.5 W 50
50
0.1 W 50 sampai 0.2 W 50
15
Page 14
Light
Bila spesifikasi batuan di lapangan lebih kecil dari ukuran batuan pada tabel 8-3,
maka ukuran pada tabel 8-3 dapat dikurangi seperti pada tabel 8-4. Sebagian
besar keadaan, gradasi seragam yang berada pada D50 dan D100 akan
mengghasil D85.
Berat batuan riprap sebaiknya mempunyai gradasi yang baik dari yang paling
kecil sampai paling besar. Batu yang paling kecil dengan ukuran 5 atau 10
persen sebaiknya tidak melebihi 20 persen dari berat.
g. Ketebalan Lapisan
Page 15
perpindahan partikel pasir dari tanah dasar ke riprap melalui ruang udara (void),
menyebarkan beban riprap agar terjadi penurunan tanah yang merata dan dapat
melepaskan tekanan hidrostatis yang berada dalam tanah. Untuk daerah diatas
permukaan air, filter dapat mencegah erosi. Filter seharusnya ditempatkan di
tanah yang nonkohesif untuk membuat drainase bawah permukaan.
Yang harus diperhatikan dalam desain dari filter yang terbuat dari kerikil dan
lapisan buatan (geotextile) adalah kestabilan tebing yang digunakan untuk riprap.
Kalau lubang filter terlalu besar, maka akan terjadi aliran piping yang berlebihan
melalui filter sehingga dapat menyebabkan erosi dan keruntuhan tanah di bawah
filter. Jika lubang filter terlalu kecil, maka akan terjadi tekanan hidrostatik di
bawah filter yang dapat menyebabkan bidang runtuh sepanjang filter.
h. Filter Kerikil
atau
kurang
dapat
menghasilkan keadaan
yang
stabil.
Rasio
D15 (CoarserLay er )
D85 ( FinerLayer )
D15 (CoarserLay er )
D85 ( FinerLayer )
40
(8.8)
Kalau satu lapisan tidak mencukupi, satu atau lebih lapisan diperlukan lagi.
Bahan filter ditempat di lapisan antara tanah dasar dan lapisan filter (blanket),
Page 16
Selain kerikil yang digunakan sebagai filter, ada juga filter buatan yang terdiri dari
buatan pabrik seperti geotekstil. Disini akan dibahas keuntungan dan kerugian
menggunakan filter buatan (filter sudah jadi).
Keuntungan menggunakan filter buatan (jadi) :
1. Pemasangan yang cepat dan hemat tenaga kerja
2. Filter buatan lebih ekonomis dibandingkan filter kerikil
3. Filter buatan mempunyai konsistensi dan bahan yang berkualitas baik
4. Filter buatan mempunyai kekuatan yang merata.
Page 17
j. Penanganan ujung
Sayap
Sayap dari dinding pengaman sebaiknya didesain dengan mengikuti gambar 8-5
Kaki
Penggerusan ke bawah adalah salah satu mekanisme penyebab keruntuhan
dinding. Kaki riprap sebaiknya didesain seperti pada gambar 8-6. Bahan
(material) pengaman kaki harus diletakkan di pangkal kaki sepanjang riprap (lihat
gambar 8-6). Kalau pangkal kaki tidak dapat digali, lapisan riprap (blanket rirap)
harus dibatasi tebalnya, batuan kecil diletakkan di dasar saluran (lihat alternatif
desain pada gambar 8-6). Perhatikan pada saat pemasangan material pada kaki
sehingga material tidak mound dan membentuk flow dike, flow dike sepanjang
kaki dapat menyebabkan konsentrasi aliran sepanjang saluran yang dapat
menyebabkan
tegangan
sepanjang
dinding
pengaman
sehingga
terjadi
keruntuhan. Dan harus diperhatikan bahwa pemasangan batuan pada kaki tidak
mempengaruhi desain saluran.
Page 18
Page 19
Page 20
k. Stabilitas Riprap
e2Wscos
(8.9)
Page 21
FS
e2Ws cos
e1Ws sin cos
e3 Fd cos
(8.10)
e4 Fl
SF
'
cos tan
tan
sin cos
tan
dimana
2l
(8.11)
cos
2 sin
sin
tan
(8.12)
(8.13)
S s 1 Ds
'
1 sin(
2
(8.14)
sudut antara
tan
tan
2 sin
= 0, maka
(8.15)
Page 22
1 sin
2
(8.16)
SF
Sm
2
(8.17)
dimana :
Sm
S m sec
(8.18)
tan
tan
(8.19)
Sm2 SF 2
cos
SF.Sm
(8.20)
m. Prosedur Desain
Prosedur perencanaan rock riprap terdiri dari tiga bagian utama: analisis data
awal (preliminary data analysis), ukuran batuan (rock sizing), dan detail desain
revetment (revetment detail design). Flow chart yang menjelaskan prosedur
desain diperlihatkan pada gambar 8-8.
Page 23
ANALISIS
MULAI
DATA
AWAL
Pengumpulan
Data
Penentuan Debit
Rencana
Perubahan
penampang
melintang rencana
PENENTUAN
UKURAN BATU
Hitung
kekasaran luas
N
Y
Evaluasi
kedalaman aliran
seragam
Aliran
seragam
?
N
Elevasi muka air
tetap (backwater)
Hitung parameter
hidraulik lain
Koreksi sudut
tebing
Penentuan
ukuran
riprap
Masukkan keliling
basah yang
melapisi ?
Y
Ukuran
hitung
sama
dengan
asumsi ?
Y
A
Page 24
Penentuan
tinggi
gelombang
Erosi
gelombang
Hitung ukuran
batu yang stabil
Pemilihan
ukuran
batu
Gradasi
riprap
Ketebalan selimut
DETAIL
DESAIN
Panjang pengaman
Desain
filter
Desain detail
ujung/tepi
SELESAI
Page 25
Langkah 3.
dengan
menggunakan
analisis
backwater
curve
atau
Page 26
K1
sin 2
sin 2
0.5
Dimana:
: sudut bantaran dengan bidang horizontal
: sudut batuan riprap
Persamaan tersebut dapat diselesaikan dengan melihat grafik 4 pada gambar
8.19
Langkah
partikel.
A. Tentukan ukuran rata-rata batuan riprap dengan persamaan
D50
0.00594Va3
.5 1.5
d0avg
K1
Page 27
Langkah
H3
3
2.20 SG 1 cot
s
dimana
Page 28
Langkah 11. Tentukan panjang pengamanan yang diperlukan (lihat bab 8.1)
Langkah 12. Tentukan tinggi pengaman yang sesuai (lihat bab 8.1)
40
Tentukan ukuran material filter yang sesuai, dan gradasinya. Tentukan ketebalan
lapisan.
Langkah
14. Desain rincian daerah sudut (flanks and toe). Desain daerah
n. Spesifikasi Material
1) Deskripsi
Dalam pemasangan material ini, perlu diperhatikan dengan baik seperti
pemasangan riprap di dasar dan sisi slope dari saluran atau seperti yang telah
diarahkan oleh engineer. Tipe-tipe riprap adalah :
a. Rock riprap
Terdiri dari batu kali dengan filter blanket atau slope dengan rongga minimum
serta batuan bergradasi baik.
b. Rubble
Terdiri dari material sisa konstruksi, termasuk didalamnya broken concrete,
rock spoils, dan steel furnace slag.
Page 29
2) Material
Syarat-syarat materialnya adalah:
a. Rock riprap
Batuan yang digunakan haruslah keras, tahan lama, dalam bentuk
angular, tahan terhadap cuaca dan air, tidak mengalami tekanan
yang berlebihan, spoil, shale dan bahan organik, dan memenuhi
gradasi yang telah disyaratkan. Lebar dan ketebalan dari batuan
harus kurang dari 1/3 dari panjangnya. Batuan bulat (rounded
stone) atau boulder tidak diperbolehkan kecuali telah diizinkan
sebelumnya. Shale dan batuan dengan lapisan berserpih juga
tidak dizinkan. Berat minimum haruslah 2,482 kg/m3 yaitu 1,000
kg/m3 dikalikan berat jenis (bulk-saturated-surface-dry basis,
AASHTO Test T 85).
batuan
dasar
menggunakan
sodium
sulfat).
Page 30
lebih
kecil
dari
10%
dari
batuan
dasar
tidak
b. Rubble
Material yang digunakan haruslah keras (hard), tahan lama (durable),
dalam bentuk angular, tahan terhadap cuaca dan air, tidak mengalami
tekanan yang berlebihan, spoil, shale dan bahan organik, dan
memenuhi gradasi yang telah disyaratkan. Lebar dan ketebalan dari
batuan harus kurang dari 1/3 dari panjangnya.
Dalam pemilihan material yang digunakan perlu perhatian dan
pengalaman yang lebih.
3) Syarat-Syarat Konstruksi
A. Umum
Tebing yang dilindungi oleh riprap haruslah bebas dari semak-semak,
pepohonan, tunggul, dan objek material lainnya yang mengganggu
kerataan permukaan slope. Semua material yang lembut atau
berongga dipindahkan ke bagian dalam tanah dan digantikan dengan
material alami lainnya. Daerah pengisian dipadatkan sebagai
embankment. Untuk Toe trench digali dan dijaga sampai riprap telah
diletakkan.
Page 31
Filter blanket atau filter fabric diletakkan pada slope yang telah
disediakan atau daerah dengan perlindungan pondasi seperti tertera
pada Table 8 sebelum batuan diletakkan.
1. Standard Kualitas Minimum
a. Fiber yang digunakan pabrik untuk geotextile terdiri dari
rangkaian sintetis polymer dengan komposisi sedikitnya
85% dari beratnya terdiri dari polyolafin, polyester atau
polyamide.
b. Geotextile dengan ketahanan rendah terhadap sinar
ultraviolet (lebih dari 30% kehilangan pada 500 jam ASTM
D-4355) tidak boleh terkena sinar matahari lebih dari 7
hari.
Geotextile dengan ketahanan yang lebih tinggi tidak boleh
lebih dari 30 hari. Catatan : geotextile dapat dibuat untuk
menahan lebih lama sinar ultraviolet, sebagai contoh tahan
selama bertahun-tahun (5 25 tahun), tetapi jarang
ditemukan.
c. Syarat-syarat Fisik dapat dilihat pada Table 8 dibawah ini
Page 32
Permeabilitas
B. Rock Riprap
Batuan riprap diletakkan pada slope yang telah disediakan dan harus
menjadikan batuan yang bergradasi baik (well-graded) dengan rongga
(voids) yang minimum. Keseluruhan batuan diletakkan pada alur dan
grade serta ketebalan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Jangan
sampai terjadi pergeseran pada material dasar. Pemasangan riprap
pada lapisan dengan menggunakan chute atau metode lainnya
jangan sampai mengakibatkan segregasi.
Page 33
Catatan :
1. Penggunaan
dalam
kondisi
darurat
(Critical
applications)
Page 34
1) Contoh 1
Suatu ruas saluran sepanjang 381 m merupakan hasil realignment agar
diperoleh lahan untuk pelebaran suatu jalan yang ada (eksisting). Akibat
realignment saluran, terjadi pengurangan panjang dari 381 m sampai 305 m.
Kapasitas saluran 141,6 m3/s. Kondisi lainnya :
Aliran dapat dianggap seragam atau berubah lambat laun;
Profil saluran eksisting menunjukkan bahwa kemiringan dasar bagian ruas
yang lurus adalah 0,0049;
Material saluran terdiri dari butiran dari pasir sampai kerikil kasar dengan
gradasi seperti pada Formulir 3. Kurva gradasi menunjukkan karakteristik
tanah sebagai berikut:
D85 = 0,032 m
D50 = 0,018 m
D15 = 0,001 m
K (permeability) = 3,5 X 10-4 m/s
rock riprap yang tersedia mempunyai specific gravity (SG) 2,65.
Rencanakan riprap sebagai pelapis saluran yang stabil. Grafik-grafik yang
digunakan dalam contoh ini diberikan pada Formulir 1 (gambar 8.11), Grafik 4
Page 35
Page 36
Manning's
dapat
digunakan
untuk
menentukan
R = A/P
R = 47,9/22,2=2,16
Page 37
(b) spesifik gravity (SG) Riprap = 2,65 (diberikan) (Kolom 10 dari Formulir 1)
faktor kemantapan = 1.2 (aliran seragam)
C = 1 dari Grafik 2.
(c) tidak ada pilar atau abutment untuk evaluasi dalam contoh ini, oleh sebab itu:
Cp/a = 1 (Kolom 12 dari Formulir 1)
Page 38
40
D15 riprap
D85 tan ah
0.18
0.032
6 5
Dan;
D15 riprap
D15 soil
0.18
180
0.001
40
D15 filter
D85 soil
0.030
0.032
0.94 5
Dan;
Page 39
0.030
0.001
30
5 dan 40
Oleh sebab itu, filter pada interface tanah adalah cocok (OK).
D15 riprap
D85 filter
0.18
0.061
3 5
0.18
0.030
Dan;
D15 filter
D15 soil
5 dan 40
diambil
= 900
Maka :
o
= 0,75
Page 40
b.
d.s
Berdasarkan data yang sudah ada, maka bilangan stabilitas untuk partikel bidang
datar :
0,12
tan
Cos 90 0
2 Sin 26 ,6 0
Sin 90 0
0
9 ,35 x tan 40
=0
Berdasarkan
dan
(lereng) :
' 0,12
1 Sin(90 0
2
0)
= 0,12.
Sehingga diperoleh:
FS
0,75
0,548
1,37 1,1
ok.
2) Contoh 2
Site yang diilustrasikan pada gambar 8-1 mengalami pergerakan lateral menuju
route 1 (lihat gambar 8-1a). Rencanakan revetment riprap yang stabil untuk
menghindari erosi tebing. Kondisi tambahan yang diperlukan adalah :
Aliran berubah lambat laun;
Karakteristik saluran seperti yang diuraikan dalam subbab 8.2.3;
Page 41
Formulir dan grafik yang digunakan dalam contoh 2 ini sama dengan pada
contoh 1.
Penyelesaian:
Langkah 1. Kumpulkan Data Lapangan.
Lihat informasi yang diberikan dalam contoh ini.
Lihat kasus yang diberikan dalam subbab 8.2.3.
Page 42
Page 43
Page 44
Page 45
Material tebing harus ditempatkan sampai pada kedalaman ini, atau suatu
volume batu yang cukup akan ditempatkan pada tapak tebing untuk pengamanan
kedalaman gerusan yang diperlukan.
40
D15 riprap
D85 tan ah
0.15
0.0013
115 5
Dan;
Page 46
0.15
0.00014
1071
40
Oleh sebab itu, suatu lapisan filter diperlukan. Coba 13 mm filter kerikil halus
dengan karakteristik gradasi seperti yang diilustrasikan dalam Formulir 3.
D15 filter
D85 tan ah
0.0047
0.0013
3. 7 5
Dan;
D15 filter
D15 tan ah
0.0047
0.00013
33 .6 5 dan 40
D15 riprap
D85 filter
0.15
0.03
Dan;
D15 riprap
D15 filter
0.15
0.0047
32
5 dan 40
Oleh sebab itu, material filter 13 mm cukup memadai. Lihat Formulir 3 untuk
tanah, filter granular, dan kurva gradasi riprap.
Page 47
= 400, dan
Page 48
Page 49
Sketsa Penampang :
Q Total
Q RB
Kedalaman
of WS.
(m)
1
QMC
Va
d3
(m2)
2
(m/sec)
3
(m)
4
QLB
Sketsa Rencana :
1.22 m
Q TOTAL
QMC
Karakteristik Tanah
D15
QLB
D50
QRB
D85
K1
D50
SF
Ss
CP/A
D50
Catatan
(m)
8
10
11
12
(m)
13
14
Karakteristik Riprap :
UKURAN :
KETEBALAN :
20 50
2
3.61 m
1.22 m
AASSHTO
Gradasi :
6.1 m
D100
gunakan
Ukuran
Persen
(m)
Lebih halus
100
50
5 - 10
Karakteristik Buatan :
Butiran :
Ukuran
Persen
(m)
Lebih Halus
85
50
15
Fabric :
AOS' <
Perm >
Ukuran Buka Rata-rata
5. Kemiringan Tebing
9. Faktor Stabilitas
12. Koreksi untuk Pilar/Abutment Correction (3.38 jika diambil secara umum)
Page 1
Kecepatan
Angin
(mph)
fetch
(m)
Hb
(m)
1
Rv
Ho
2
Faktor
Koreksi
3
Rv
(ft.)
4
Ukuran Riprap :
D50ft.
Ketebalan Revetment :
2D 50ft.
Jenis..
D100..ft.
Digunakan..ft.
D50
(ft.)
5
Page 2
Page 3
Lembardari
Perkiraan harga n
FAKTOR
Uraian Kondisi
Kemiringan = 0.0049; persamaan 4
tak beraturan, n1 (2) Kekasaran saluran pada kondisi alamiah
menikung, n2 (2)
ukuran dan bentuk dari potongan melintang
harga n
0.037
0.000
0.000
0.000
Vegetasi, n4 (2)
0.003
1.000
0.040
0.040
belokan, m (2)
0.167
nb = 0.3225 Sf R -0.16
Page 4
URAIAN
RANGKUMAN :
D15
D85
ft.
ft.
URAIAN LAPISAN
RASIO
D15 Kasar
D85 Halus
D15
D85
<5<
D15 Kasar
D85 Halus
<40
KETEBALAN
SARINGAN BUATAN :
Jenis bentuk fisik :
Sifat Hidraulik
Tahanan Pipa < 50% Saringan # 200 AOS < 0.6 mm
< 50% saringan # 200 AOS < 0.3 mm
Permeabilitas
Permeabilitas Tanah
< Permeabilitas Buatan
Seleksi Spesifikasi Saringan Buatan..
Page 5
D50
Va
a ve
0.036
1.0
15
0.1
0.10
8.0
6.0
8.0
0.2
K1
1.0
4.0
6.0
3.0
0.3
0.5
0.4
0.4
0.3
4.0
0.6
3.0
0.8
2.0
1.0
2.0
1.5
2.0
1.0
Contoh
Diketahui
Va
= 2.96 m
d (ave) = 3.6 m
K1
= 0.73
Solusi
D50 = 0.13
Dic ari:
D50
Page 6
SF = FAKTOR STABILITAS
SS = GRAVITASI BATU
C
SS
SF
5.0
2.0
2.0
4.0
1.9
2.1
1.8
3.0
2.2
1.7
2.5
1.6
2.3
2.0
1.5
2.4
1.4
1.5
2.5
1.3
2.6
1.0
2.7
1.2
0.8
2.8
1.1
2.9
0.6
3.0
1.0
0.5
CONTOH
DIKETAHUI
SS = 2.65
SF = 1.2
DICARI : C
SoluSI
C = 1.0
Page 7
0.5
K1 =
1-
Sin
Sin
(0)
(0)
35
30
K1
1.5:1
-10
30
2:1
25
-30
-50
-60
-70
35
2.5:1
-80
20
3:1
40
-85
-90
3.5:1
10
-92
Contoh 1:
Diketahui :
= IV : 2H
Sangat
Tajam
0
= 41
Dic ari
K1
Solusi
K1 = 0.73
Page 8
12
-3.2
D50 = 0.00594V a / (d a vg K1 )
D50 = Median Riprap Size (m)
Va = Average Velocity main channel (m/s)
d avg = Average Depth in main channe (m)l
K1 = Bank angle correc tion term
D50
(m)
0.06
Va
(m/s)
d avg
0.08
12
0.1
7
10
9
8
0.25
0.6
0.4
0.4
0.3
4
3
0.2
1.0
0.0
7
6
0.15
K1
0.6
0.8
1
1.5
12
Example
Given
Find :
Va = 4.9 (m/s)
D50
Solution
D50 = 0.69 (m)
Page 9
45
0.2
0.3 0.4
(m)
40
Sangat Curam
Sangat Bulat
35
30
0.1
0.2
0.3 0.4
2.0
Gambar 8-20. Sudut alamiah riprap sehubungan dengan ukuran rata-rata dan
bentuk batu Ukuran Batuan Tengah (D50)
Page 10
D50(m )
Slope
1:1.0
1.5
1.2
2
1
0.8
1:1.5
0.6
1:2.0
0.4
0.8
1:2.5
0.6
0.2
1:3.0
0.5
0.4
0.15
1:3.5
0.12
0.3
0.1
1:4.0
0.08
0.2
1:5.0
0.06
D50= 0.57
H
Cot
1:6.0
1/3
Gambar 8-21. Hubungan Ukuran Riprap yang Diperlukan Dari Hudson Untuk
Menahan Erosi Gelombang
Page 11
SS
SF
5.0
2.0
2.0
4.0
1.9
2.1
1.8
3.0
2.2
1.7
2.5
1.6
2.3
2.0
1.5
2.4
1.4
1.5
2.5
1.3
2.6
1.0
2.7
1.2
0.8
2.8
1.1
2.9
0.6
3.0
1.0
0.5
CONTOH
DIKETAHUI
DICARI : C
SS = 2.61
SF = 1.60
Solusi
C = 1.0
Page 12
K1 =
1-
Sin
Sin
= Sudut Material
repose
(lihat grafik 3)
(0)
(0)
35
30
K1
1.5:1
-10
30
2:1
25
-30
-50
-60
-70
35
2.5:1
-80
20
3:1
40
-85
-90
3.5:1
10
-92
Contoh 1:
Diketahui :
= IV : 2H
Sangat Tajam
D50 = 0,56 m
Dic ari
K1
Solusi 0
= 41
K1 = 0.73
Gambar 8-23. Faktor Koreksi Sudut Tebing (K1) Nomograph (grafik 3);
Page 13
8.3.1.2.1 Deskripsi
Gabion merupakan batuan yang diisikan ke dalam sebuah wadah yang terbuat
kawat atau plastik. Wadah membentuk dnding atau matras untuk mengendalikan
erosi sepanjang tebing saluran.
Karena matras gabion terletak dangkal dan mudah untuk bergerak, maka perlu
diperhatikan dalam mendesain matras sehingga matras dapat menahan gaya
Page 14
Ukuran batuan yang digunakan untuk matras gabion dapat ditentukan dari
persamaan sebagai berikut :
2 , 50
0,5
Dm
S f CS Cv d
s
Cv
v
gdK1
1,283 0 ,2 log
R
W
(8.21)
(8.22)
dimana :
CS
Cv
Cv minimum = 1
Cv
Dm
= percepatan gravitasi
K1
Sf
Page 15
K1
1V : 1H
0,46
1V : 1,5H
0,71
1V : 2H
0,88
1V : 3H
0,8
< 1V : 4H
1,0
Berikut ini
xS xd
(8.23)
0 ,1(
)dm
(8.24)
dimana
1 Sin 2
0 ,4304
(8.25)
<
dan
<
dan
m,,
s.
Kalau
b
dan
b
m
>
atau
>
s,
. Kalau nilainya
Page 16
Gabion dengan wadah tetap yang digunakan untuk stabilitas tebing harus
ditempatkan miring 6 derajat dari arah vertikal tanah dengan keadaan berundakundak ke arah luar tanah dasar. Bila permukaan gabion datar yang ke arah aliran
air, maka undakan harus ditempatkan di belakang gabion (tanah dasar).
Salah satu faktor yang menentukan dalam stabilitas adalah kecepatan air yang
melalui gabion dan mencapai tanah di belakang gabion. Kecepatan air yang
bergerak melewati gabion dan filter diperkirakan
vb
1 Dm
nf 2
2/3
S1 / 2
(8.26)
vf
1
f
Dm
2
2/3
S .Va1 / 2
(8.27)
Kalau vf lebih besar dua sampai empat kali lebih besar dari ve, filter kerikil
diperlukan untuk mengurangi kecepatan air pada permukaan gabion sampai
kecepatan mencapai batas tertentu.
Page 17
MULAI
Tidak
Ya
Cek
lapisan dasar
dan
material tebing
?
Tidak
Ya
Membutuhkan f ilter
dan
Tentukan ukuran f ilter
Cek
Stabilitas struktur
gabion (bronjongan)
Gambar 8-24. ?Flow chart
perencanaan gabion
Page 18
Dm
S f CS Cv d
s
2 , 50
v
gdK1
dimana :
CS
Cv
Cv
1,283 0 ,2 log
R
W
Cv minimum = 1
Cv
dm
K1
Sf
Page 19
xS xd
dimana :
S = kemiringan permukaan air atau dasar saluran.
Sedangkan tegangan geser yang terjadi pada tebing digunakan rumus :
0 ,75
Untuk tegangan geser kritis pada dasar saluran dihitung dengan persamaan :
0,1(
) Dm
dimana
1 Sin 2
0 ,4304
Dari hasil perhitungan tegangan geser, baik pada dasar maupun pada tebing
saluran diperoleh :
Pada dasar saluran ;
Pada tebing saluran ;
<
<
(ok)
(ok)
Dengan demikian baik pada dasar maupun tebing, saluran dengan diperkuat
oleh kontruksi gabion aman terhadap gaya geser yang terjadi.
Page 20
vb
1
nf
Dm
2
2/3
S1 / 2
SI .
dimana :
vb = kecepatan aliran pada matras (m/dt)
nf = 0,02 untuk filter yang dibuat ( sintetis )
= 0,022 untuk material filter dari krikil (gravel)
S = kemiringan permukaan air atau dasar.
Batasan kecepatan yang diizinkan untuk tanah kohesif ditentukan dari grafik,
sedangkan kecepatan maksimum untuk tipe-tipe tanah yang lain ditentukan
dengan menghitung ve, yaitu kecepatan maksimum yang terjadi pada interfase
tanah. Hasilnya dibandingkan terhadap vf, yaitu kecepatan pada dasar di bawah
matras gabion dan filter yang dibuat. Adapun persamaan ve untuk tanah gembur
adalah :
ve = 16,1 d1/2
Sedangkan untuk vf menggunakan rumus :
vf
dm
2
f
2/3
S. v1a/ 2
dimana :
va
Dm
Jika vf > (2-4) ve, maka filter dari kerikil diperlukan untuk mengurangi kecepatan
aliran pada interfase tanah di bawah kontruksi gabion. Kegunaan filter kerikil ini
Page 21
2) Material
1. Rock
Batuan yang digunakan untuk mengisi harus bergradasi baik
dan 70% dari beratnya tidak boleh melebihi dari dimensi
terkecil kawat. Ukuran maksimum batu diukur normal ke slope
dan tidak melebihi ketebalan mattress.
2. Wire enclosure
Kawat yang digunakan untuk mattress atau unit blok haruslah
berukuran dan berdimensi seperti rencana.
3. Lacing wire (kawat pengikat)
Kawat pengikat berukuran No 9 gage galvanized atau telah
ditentukan.
Page 22
diletakkan,
diikat,
dan
diisi
untuk
memenuhi
syarat
struktur
sambungan
terus
(continuous
connected
structure).
Mattress pada sisi slope saluran mesti terikat pada bank dengan anchor stake
sedalam 1,2 m untuk tanah padat (lempung) dan 1,8 m untuk tanah longgar
(pasir). Anchor stake dipasang pada sisi dalam sudut dari diafragma basket
sepanjang upslope (tertinggi) dinding basket, maka stake akan menjadi satu
kesatuan. Jarak maksimum setiap stake tergantung pada konfigurasi basket
dengan jarak minimum setiap 1,8 untuk slope 1V : 2,5H dan lebih curam, dan
setiap 2,7 m untuk slope kurang dari 1V : 2,5H. Counterfort dapat digunakan
untuk tambahan pada slope mattress. Stake slope mattres dibutuhkan meskipun
counterfort digunakan atau tidak.
Page 23
= 2,2 t/m3
Page 24
Sf
= 1,5
= 9,81 m/dt2
= B + 2 x h = 25 + 4,6 = 29,6 m.
Cv
1,283 0 ,2 log
1,283 0 ,2 log
R
W
150
W 29 ,6
Cv = 1,14
Berdasarkan
parameter
yang
telah
diketahui
tersebut,
maka
dengan
1
2,2 1
0,5
25
2,0
9,81x 2,3x0,46
Dm = 0,095 m.
Dm
10 cm
2,3 kg
m2
m2
Page 25
12 kg
Dengan mengambil
m 2.
8.25) :
11,4
Sin 2 10 0
0 ,4304
= 10,99 kg/m2
Dari hasil perhitungan tegangan geser, baik pada dasar maupun pada tebing
saluran diperoleh :
Pada dasar saluran ;
<
<
(ok)
(ok)
Dengan demikian baik pada dasar maupun tebing, saluran dengan diperkuat
oleh kontruksi gabion aman terhadap gaya geser yang terjadi.
vb
1 0,1
0,02 2
vb
0,22 m / dt.
(0,001)1 / 2 .
vb
1
0,1
0,022 2
vb
0,20 m / dt.
2/3
(0,001)1 / 2
Page 26
ve
16,1(2,3)1 / 2
= 24,42 cm/dt
= 0,244 m/dt
vf
1 0,1 2 / 3
( ) (0,001)( 2)1 / 2
0,02 2
vf
9,6x10 3 m / dt
di
bawah
lapisan
sintetis
sangat
kecil,
maka
Page 27
8.3.2.1.1 Deskripsi
Dinding penahan tanah adalah dinding pengaman gerusan yang terbuat dari
pasangan batu kali dengan campuran semen atau beton. Dinding pengaman ini
bersifat tetap.
Page 28
Dalam mendesain dinding pengaman tipe ini, yang harus diperhatikan adalah
stabilitas dinding. Dinding harus stabil terhadap gaya guling (overturning), gaya
gelincir (sliding) dan daya dukung.
1) Gaya Guling
Gaya guling dapat menyebabkan dinding penahan tanah terguling apabila tidak
dapat menahan gaya akibat beban. Beban yang dapat menyebabkan dinding
penahan tanah ini terguling adalah tekanan tanah horizontal. Sedangkan yang
menahan agar dinding tidak terguling adalah gaya berat, tekanan aktif dan berat
tanah timbunan. Agar lebih jelas dapat melihat gambar pada contoh
perencanaan dinding penahan tanah.
Kestabilan dinding penahan tanah adalah perbandingan antara jumlah gaya yang
membuat dengan gaya penahan guling. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut :
SF
Mr
Mo
(8.28)
dimana:
Mr : momen yang menahan dinding agar tidak guling
Mo : momen yang membuat dinding terguling.
2) Gaya Gelincir (Sliding)
Gaya gelincir dapat menyebabkan dinding penahan tanah tergelincir hingga
jatuh. Gaya gelincir ditentukan oleh tekanan tanah horizontal akibat tanah di
Page 29
Re sisting
forces
driving
SF
(8.29)
3. Daya Dukung
Daya dukung tanah diperlukan untuk menahan beban akibat berat dinding
penahan tanah. Besarnya daya dukung ini dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
V
6e
1
A
B
(8.30)
dimana:
V = jumlah gaya vertikal yang bekerja
A = luas penampang kaki dinding
e = eksentrisitas yang dihitung dengan V . x
B
2
X.
M dan
(8.30a)
Page 30
Cek stabilitas
?
Tidak
Ya
SELESAI
Page 31
hs
h1
a
1,1
h1
0 , 40
Fr0,33
(8.31)
dimana:
h1 : kedalaman di hilir
hs : kedalaman penggerusan
Fr : bilangan froude.
Langkah 4 : Perhitungan Stabilitas Retaining Wall
Dari desain awal pada langkah 2 telah dibuat bentuk awal dari retaining wall,
maka akan dihitung stabilitasnya. Bila tidak stabil, maka kembali ke langkah 2.
a. Guling (overturning)
Yang mempengaruhi gaya guling secara keseluruhan adalah sebagai berikut :.
Tekanan tanah aktif;
Pa
1 / 2 H 2 Ka
(8.32)
(8.33)
Page 32
(8.34)
SF
Mr
Mo
tan
2
3
(8.35)
V .f
(8.36)
Gaya geser;
FR
Pp
H 2 kp
(8.37)
V .x
Page 33
(8.38)
Wmin
H3
; NS
N S3 ( SG 1 )3
a
1,8.
(8.39)
Page 34
sebesar 40.81 m /dt, dan lebar dasar 25 m. Kemiringan tebing saluran mendekati
1V:1H, dan kemiringan dasar saluran sekitar 0.0001.
Data lain adalah:
-
Rencanakan retaining wall, agar tebing saluran (sekaligus menjadi tebing jalan)
aman terhadap keruntuhan/gerusan.
Penyelesaian:
Langkah 1 : Perhitungan parameter hidraulik/kapasitas saluran
Berdasarkan catatan debit, lebar dasar, kemiringan dasar dan tebing untuk
saluran/sungai tersebut di atas, maka dengan menggunakan persamaan
Manning (koefisien Manning diambil 0.025) diperoleh tinggi aliran 2,30 m dan
kecepatan rata-rata 0,65 m/dt. Dengan demikian tinggi tebing (3,50 m) yang akan
diamankan, secara hidrolis lebih dari cukup untuk menampung/mengalirkan debit
aliran yang ada.
Langkah 2 : Penentuan tipe Retaining Wall (dinding penahan tanah)
Retaining wall direncanakan untuk tipe gravitasi. Adapun bentuk dan dimensi
retaining wall yang akan digunakan seperti gambar 8-28.
Dari gambar di atas dapat ditulis :
H
= 5 m.
a1
= H/12 = 5/12
= 0,6 x 5 = 3 m.
= H/7 = 5/7
0,40 m.
0,70 m.
Page 35
= C = 0,70 m
d1
= d2 = 0,40 m.
d3
qa
= 3,2 kg/cm2
Page 36
a
1,1
h1
0 , 40
Fr0,33
disini a diambil 6 meter, dan kecepatan aliran 0,65 m/dt (dari langkah 1)
Fr 1
hS
2,3
0 ,65
0 ,14
9 ,81( 2 ,3 )
6
1,1
2,3
0, 4
0,14
0,3
hS = 0,84 m
Berdasarkan kedalam gerusan yang terjadi, maka tapak pondasi retaining wall
direncanakan sedalam 1,5 meter.
Langkah 4 : Perhitungan Stabilitas Retaining Wall
Untuk kemiringan tanah timbun ( ) diambil 100 terhadap horizontal.
a. Guling (overturning)
Dari tabel 6.3 (Bowles, 1968) untuk ( ) = 100 dan ( ) = 360 diperoleh Ka = 0,316.
Tekanan tanah aktif;
Pa
1 / 2 H 2 Ka
Ph
8 ,295 Cos 10 0
8 ,169 t / m 2
Pv
8 ,295 Sin 10 10
1,44 t / m 2
( 4 ,3 0 ,9 )
1,15
( 2 ,10 ) 6 ,28 t
2
Berat (t)
1.
lengan (m)
1,11
momen (t/m)
2,21
Page 37
(0,40)(4,3)(2,2)
= 3,78
1,45
5,48
3.
1,15( 4 ,3 )
( 2 ,2 )
2
5 ,44
1,83
9,96
4.
tanah
2,22
13,94
5.
3x0,7(2,2)
4,62
1,50
6,93
Pv
= 1,440
= 6,280
2,42
3,49
= 23,55
42,01
42,01
17 ,40
2 ,41 1,5 ( ok )
b. Gelincir (Sliding)
Koefisien geser;
tan
2
3
tan 2 ( 36 0 ) 0 ,444
3
Gaya geser;
FR
V .f
Pp
H 2 kp
1 (2,1)(1,5) 2 (3,25)
2
7,68 t
FS
10 ,36 7,68
8,169
Page 38
V .x
dimana:
V : jumlah gaya vertikal yang bekerja
M : selisih momen tahanan dengan momen guling
42,01 17 ,40
23,55
B
2
1,04m.
3
1,04
2
0 ,46 m.
V
6e
1
A
B
qmax
23,55
6(0,46)
1
3.1
3
1,507 kg / cm 2
q m in
23,55
(0,08 )
3 .1
15,07 t / m 2
3,2kg / cm 2
ok
0,63 t / m 2
Page 39
D50
y
K
Ss
V2
1 gy
dimana;
K = 0,89, karena tipe retaining wall berupa spill through
Ss = 2,65
D50
2.3
0.89
(0.65) 2
2.65 1 9.81x 2.3
D50 = 0,024 m.
Diambil D50 = 3 cm.
Perhitungan detailnya dapat dilihat pada contoh perhitungan riprap.
Penentuan ukuran quarrystone
Bila digunakan quarrystone, maka lebar Toe Apron (Bt), dapat dihitung :
Bt = 2H,
Bt = 2 x 2,30 m = 4,60m.
Berat quarrystone ;
Wmin
H3
; NS
N S3 ( SG 1 )3
a
1,8.
Page 40
2 ,65( 2 ,3 )3
( 1,8 )3 ( 2 ,65 1 )3
= 1,23 ton
8.3.2.2.1 Deskripsi
Sheet pile merupakan salah satu jenis retaining wall. Sheet pile terbuat dari baja,
beton, kayu atau sheet pile dari plastik yang saling berhubungan satu sama
lainnya membentuk dinding yang kontinu sepanjang tebing saluran.
pp
'
K'
8Ra
Y2
'
'
K
6Ra
'
K'
'
2y K
'
'
p
6Ra yp 'p
'
K'
4Ra2
2
(8.40)
sehingga dapat diperoleh y , dimana y adalah kedalaman sheet pile.
Parameter yang digunakan dalam penentuan kedalaman sheet pile adalah
pa
p a1
pa
h1 K a
Ra
p a1
h1
2
'
h2 K a'
p a1 h2
(8.40a)
(8.40b)
pa 2
h2
2
pa
a
(Resultan gaya)
2
(8.40c)
Page 41
p 'p
h1 K p
h2
'
K p'
'
(8.40d)
sheet pile).
(8.40e)
Page 42
Cek
kedalaman turap
?
Tidak
Ya
Tentukan kedalaman
gerusan pada kaki
Tentukan ukuran
batu untuk
perlidungan kaki
SELESAI
Page 43
akan
diamankan,
secara
hidrolis
lebih
dari
cukup
untuk
Page 44
Page 45
pa
p a1
pa 2
pa
h1 K a
'
h2 K a'
pa
pa
3007 kg / m 2
diperoleh:
pa
'
K
a 1,06 m
h1
2
Ra
p a1
p a1 h2
pa 2
Ra
11948 ,345 k / m
h2
2
pa
a
2
Ra y
1
pa a ( 32 a)
2
34145 ,06983
11948 ,345
2,86 m
pa 2
h2
a
2
h2
3
pa1h2 a
h2
2
pa1
h1
a h2
2
h1
3
p 'p
p 'p
h1 K p
h2
'
K p'
'
aKa'
30086,6412 k / m2
Page 46
pp
Y4
'
'
K'
K'
'
K'
2y 'K '
p 'p
6Ra yp 'p
'
K'
4Ra2
2
10,63 m
K'
8Ra
'
K'
33,77 m 2
6 Ra
'
6Ra
2830 ,2 kg / m 3
pp
'
8Ra
Y2
'
'
K
Y3
2y 'K '
' 2
6 Ra yp 'p
'
p 'p
4 Ra2
841,423 m 4
' 2
414,165 m 3
diperoleh;
Y4
10 ,63 Y 3
33,77 Y 2
414 ,165 Y
841,423
p pY
2 Ra
pp
p 'p'
dimana;
'
pp
K p'
K a' Y
pp
18820,83 k / m2
p 'p'
pp
p 'p'
48907,47 k / m 2
'
K p'
K a' Y
didapat :
z = 1,495 meter.
FH
FH
Ra
pp
p 'p'
4,01 0
z
2
pp
Y
2
ok.
Page 47
D 1,30 Y
D 10 meter
Langkah 5 : Perhitungan gerusan pada kaki sheet pile
Sama seperti pada kasus retaining wall, persamaan untuk menghitung gerusan
pada kaki sheet pile dapat juga digunakan dari Liu, et al (1961) dan Grill (1972),
yaitu:
hs
h1
a
2.15
h1
0.4
0.33
Fr1
dimana;
h1 = 3 m
V1 = 0,76 m/det
a
Fr1 =
0.10m
V1
gy1
0.76
9.81 x3
= 0.14
Dari persamaan (1) diperoleh;
hs
3
0.10
3
2.15
0.4
(0.14)0.33
hs = 0.86 m.
D50
y
K
Ss
V2
1 gy
dimana;
K = 1.02, karena sheet pile dianggap dinding vertikal
Page 48
D50
3
1.02
(0.76) 2
2.65 1 9.81x3
D50 = 0.036 m.
Diambil D50 = 5 cm.
Untuk perhitungan detail tentang rock riprap dapat dilihat pada contoh
perhitungan detail riprap.
Spesifikasi Material
Material yang digunakan untuk membuat sheet pile adalah :
1. Rolled Steel, beton pracetak, kayu atau plastik pile.
2. Dibutuhkan struktur pengait seperti cantilever.
3. Baja : interlocking, perbedaan berat rolled steel sheet pile dapat
menancapkan ke dalam tanah. Baja material yang paling sering
digunakan.
4. Kayu : interlocking dengan sendiri ke tepi tanah. Bisa digunakan
permanen untuk dinding yang tingginya sedang sampai tinggi sekali
5. Beton : pracetak, pile beton lebih lama umur pelayanannya tetapi
harganya mahal. Pile beton lebih rumit pemasangannya dibandingkan
pile baja. Dapat berguna di aliran dengan tingkat abrasi yang tinggi dan
dimana dinding memikul gaya axial.
Plastik : kerapatan yang tinggi, interloking antar plastik. Biasanya digetarkan ke
dalam tanah. Plastik mempunyai struktur yang lebih rendah daripada material
struktur lainnya.
8.3.3 Bioengineering
Bioengineering
merupakan
jenis
dinding
pengaman
gerusan
dengan
Page 49
Konsep Desain
Politik
Ekonomi
Klimatologi
Kondisi fisik
Kondisi
tanah
Kondisi
biologi
Peralatan dan
Material (Bahan)
Rencana
Pembangunan
Pengadaan Tanaman
Implementasi Proyek
Persiapan Lahan
Penanaman
Pengawasan
Pemeliharaan
dan Konstruksi
Page 50
Setiap
komponen
dapat
memiliki
penghambat
yang
harus
Page 51
disetujui,
pengadaan
tanaman
dilakukan.
Setelah
atau
struktur
lainnya.
Bagaimanapun
juga,
variabel
ekonomi
akan
dan
tanah,
frekuensi
air,
timing,
kedalaman
dan
lainnya;
Page 52
Komponen biologi adalah salah satu komponen penting dan saling terkait
dengan komponen lainnya. Termasuk habitat yang diperlukan untuk tanaman
dan binatang serta rencana yang telah dibuat sehingga menemukan persyaratan
yang dibutuhkan untuk masing-masing komponen. Untuk menggunakan
bioengineering yang efektif, perencana harus mempelajari dan mengevaluasi
tanaman yang tumbuh atau digunakan di seluruh bagian bantaran. Di dalam
bioengineering, kondisi bantaran dan jenis tanaman harus dikaji sebanyak
mungkin. Tanaman asli yang tumbuh di bantaran atau yang sudah tumbuh lama
digunakan dengan normal. Sedangkan tanaman parasit harus disingkirkan.
Page 53
termasuk
faktor
atau
parameter
dan
apa
saja
yang
akan
8.3.3.1.5 Perizinan
Setelah analisis kondisi lapangan dan pengerjaan mulai dilaksanakan, perizinan
untuk membangun diperlukan. Perizinan ini dikeluarkan oleh pemerintah daerah
setempat.
Page 54
8.3.3.1.7 Implementasi
Implementasi (pelaksanaan) adalah kegiatan lanjutan dari perencanaan
pembangunan dan terintegrasi dengan proses perencanaan. Implementasi ini
terdiri dari persiapan lapangan dan konstruksi, penanaman dan pengawasan
serta pemeliharaan. Tahap ini memerlukan detail pekerjaan. Kerjasama antar
pemilik disiplin ilmu dalam perencanaan sangatlah penting dan harus terjaga
sampai proyek ini selesai.
dan
pemeliharaan
merupakan
bagian
yang
penting
dari
Page 55
8.4.1.1
Prosedur Perencanaan
Prosedur perencanaan dari groin krib dapat disajikan dalam bentuk flowchart
sebagai berikut :
Page 56
MULAI
Cek
Stabilitas
?
Tidak
Ya
SELESAI
Page 57
W
3
(8.41)
R
1,5L
W
0 ,8
L
W
0,3
; S max
L
1
R
0, 5
(8.42)
Saele, 1994 ;
S = (4
5) L
(8.43)
(8.44)
Page 58
Untuk :
LK = Stg
L
tg
-L
(8.45)
LK
L W
2 L
0 ,3
5
R
0 ,5
(8.46)
8.4.1.2
Spesifikasi Material
Material yang digunakan untuk membuat groin (krib) adalah dari susunan kayu
atau sheet pile. Material yang digunakan tergantung dari kondisi biaya yang
dianggarkan. Kayu yang digunakan harus tahan terhadap air, karena kayu
direndam di dalam air.
Page 59
8.4.1.3
Page 60
L
B
10
B
3
L
B
4
B = 25 m
B
10
2,5 m
B
4
6,25 m
Page 61
S max
150 1
5
1
150
0 ,5
Smax = 38,41 m
150
1,5.5
25
0 ,8
0 ,3
5
25
= 19,40 m
Sedangkan menurut Saele ;
S = (4 5) 5
= (20 25) m
untuk itu diambil jarak antara groin (S) = 20 m.
R > 5B
S = 20 m
L
tg
L=5m
= 200
maka digunakan rumus :
LK = 20. Tg 200 - 5
LK = 2,3 m > 1,2 m
ok
Diambil LK = 2,4 m.
Page 62
8.4.2 Spur
8.4.2.1
Prosedur Perencanaan
Tahapan desain spur terdiri dari penentuan batas bantaran/tepi sungai yang
akan dilindungi, pemilihan tipe spur dan desain pemasangan spur yang terdiri
dari panjang spur, arah spur, permeabilitas, tinggi, profil dan jarak antar spur.
1.
Panjang bantaran/tepi sungai yang akan dilindungi dapat melihat pada bab 8.2.6.
2.
Tipe spur yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel 8-7.
Page 63
Page 64
Page 65
(8.47)
spur
menentukan
banyaknya
air
atau
aliran
air
yang
Page 66
Page 67
(8.48)
Dimana:
S = jarak antara ujung spur (m)
L = panjang spur (m)
= pebesaran sudut pada ujung spur
4.
Perlindungan Kaki
Kaki spur dapat dilindungi dengan riprap sepanjang spur. Prosedur penentuan
riprap dapat dilihat pada bagian perencanaan riprap. Jenis perlindungan yang
lain adalah dengan pondasi pile.
8.4.2.2
Spesifikasi Material
Material yang digunakan sama dengan material yang digunakan pada riprap atau
gabion (bronjongan).
8.4.2.3
Page 68
Untuk itu tipe deflector spur/permeabel retarder atau impermeabel deflector spur
direkomendasikan untuk digunakan dalam kasus ini. Sudut ekspansi yang
digunakan adalah 170 untuk panjang spur sekitar 20 % lebar saluran.
Penyelesaian :
Langkah 1 : Gambarkan Lokasi Thalweg
Pada prinsipnya sebelum dilakukan penggambaran thalweq, terlebih dahulu
harus dihitung parameter hidraulik untuk kasus eksisting. Perhitungan parameter
ini didasarkan pada data aliran yang ada serta data geometriknya. Parameter
yang paling penting dalam perencanaan spur ini adalah streamline pada
tikungan saluran. Dalam contoh ini dianggap streamline sudah diketahui.
Sket lokasi thalweg yang diinginkan secara mulus (smooth) dari arah aliran udik
melalui kurva menuju garis lurus/sejajar arah aliran di bagian hilir.
Langkah 2 : Gambarkan kurva yang mulus melalui ujung spur, konsentrik
terhadap garis tebing yang diinginkan.
Lihat gambar 8.37.
Page 69
10
1
0 ,305731
32,71
~ 33
Spur dipasang pada sudut 900 terhadap tangen yang merupakan kontruksi yang
paling ekonomis
Langkah 4 :
Untuk spur yang lain (spur di hulu dari spur pertama) ditempatkan dengan
menggunakan persamaan yang sama seperti diatas.
Dengan penempatan spur seperti ini akan terjadi deposisi pada dasar antara
garis tebing yang diinginkan dengan garis tebing yang tererosi (eksisting)
Berdasarkan garis tebing yang diinginkan, maka panjang busur (gambar 8-38)
yang dibutuhkan sehingga kasus ini dapat teratasi adalah :
Page 70
PB
x 2 rr
o
360
70
x 2 . 250
360
305m
11
buah.
Langkah 5 : Perhitungan kestabilan struktur
Kestabilan struktur spur harus diperhitungkan terhadap:
Guling
Geser
Daya dukung
Detail perhitungannya dapat dilihat pada contoh perhitungan retaining wall.
8.4.3.1
Prosedur Perencanaan
A
By : Salmani, MS, MT.
Page 71
Cek
Stabilitas
?
Tidak
Ya
SELESAI
Langkah 3. Tentukan
perkiraan
perubahan
(development)
penampang
melintang rencana.
Page 72
Page 73
8.4.3.2
Spesifikasi Material
Material yang digunakan sama dengan material yang digunakan pada riprap atau
gabion (bronjongan).
8.4.3.3
Pada suatu saluran/sungai yang dilintasi (crosing) oleh jalan jembatan seperti
gambar di bawah. Sungai tersebut mempunyai debit aliran rencana 300 m 3/detik,
sedangkan
bentuk sungai
terdiri
bantaran pada dua sisi. Adapun lebar dasar saluran utama 75 m, dan lebar
bantaran mempunyai ukuran yang sama yaitu 100 m.
Kemiringan tebing, baik pada saluran utama maupun bantaran adalah IV:2H.
Koefisien Manning (n) untuk saluran utama adalah 0,025, sedangkan untuk
bantaran 0.035. Kemiringan dasar saluran seragam 0,0001.
Page 74
1 2 / 3 1/ 2
R
S
n
Amc
(Bmc
Pmc
Bmc
A
eb
B xh
eb
P
eb
B
eb
m h )h
mc mc
2 1 m2(h
mc
h )
eb
1 m 2.h .
eb
Q = Qmc + Qeb
Page 75
heb
Bmc
Pmc
Amc
: kemiringan tebing
Beb
Aeb
Peb
Qmc
Qeb
Sehingga diperoleh:
Bmc
300
300
300
1 2 / 3 1/ 2
mh h
R S
mc mc n
75 2 H H
1
h 2 / 3 0.0001 1/ 2
0.025 mc
75 2h 0.4h
mc
mc
5/ 3
1
2 B .h .( R 2 / 3 S 1 / 2 )
eb eb n
5/ 3
1
2 100h .
h 2 / 3 0.0001 1 / 2
eb 0.035 eb
57,143h 5 / 3
eb
8/ 3
5/ 3
30h
0.8h
57.143h
mc
mc
eb
8/ 3
5/ 3
5/ 3
0.8h
30h
57.143h
300
mc
mc
eb
Page 76
1 2 / 3 1/ 2
R S
n
1
h 2 / 3S 1/ 2
0.025 mc
1
( 3.35 )2 / 3( 0.0001 )1 / 3
0.025
1
( 2.23896 )( 0.01 ).
0.025
v 0.896 /dt
1
v
( 1 )2 / 3( 0.0001 )1 / 2
bantaran 0.035
0.286m/dt.
v
Alb
= (100 x 1)
Qmc
= 273,695 x 0,896
= 245,231 m3/dt
Qlb
= 2 x 100 x 0.286
Q
Q
57,20 m3/dt
= 302,431 m3/dt
Qtat. (300)
Page 77
Vn 2
Q
An 2
300
373.695
0.80 m / dt
Sesuai dengan harga Qf/Q30m pada langkah ke tiga dan harga Vn2, maka dengan
menggunakan nomograf gambar 8-40, maka diperoleh panjang guidebank (Ls)
kurang dari 15 m.
Karena Ls yang dibutuhkan terlalu pendek, maka pada prinsipnya untuk kasus ini
keberadaan guidebank tidak terlalu dibutuhkan.
Langkah 5 : Spesifikasi tambahan
Kalaupun guidebank diadakan/digunakan, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain tinggi jagaan (elevasi guidebank terdapat elevasi muka
air) dan lebar puncak guidebank. Kriteria perencanaan/perhitungan dari
parameter ini dapat merujuk pada referensi-referensi terkait.
Page 78
i.
Check Dam
1. Prosedur perencanaan
Page 79
Cek
Stabilitas
?
Tidak
Ya
SELESAI
Page 80
Kehilangan energi dihitung dengan persamaan Bernauli. Tinjau bagian hulu dan
hilir.
Yu
Ht
Vu2
2g
Yu
Zu
Vu2
2g
Yd
Vd2
2g
Zu
Zd
Yd
Ht
Vd2
2g
; atau
Zd
(8.49)
(8.50)
(8.51)
Page 81
b. Quarrystone
hs
= (0,5 1,0)
hd
(8.52)
Wmin
H3
N S3 SG 1
NS
atau
1 K ht
1,3
K 1/ 3 H
1 ,5
1,8 e
( 1 K )2 ht
K1 / 3 H
(8.53)
NS = 1,8
2 kht
sin 2 kB1
sin h 2 kht
(8.54)
2. Spesifikasi Material
Material yang digunakan untuk check dam adalah struktur beton. Check dam
merupakan bangunan yang terendam dalam air sehingga bangunan tersebut
harus kuat.
Page 82
Page 83
Kehilangan energi dihitung dengan persamaan Bernauli. Tinjau bagian hulu dan
hilir.
hu
Ht
Vu2
2g
hu
Zu
hd
Vu2
2g
Zu
Vd2
2g
Zd
hd
(1.9) 2
3.25
1.4
2 x9.81
Ht
Vd2
2g
; atau
Zd
(1.65) 2
2.95
0
2 x9.81
4.763 3.089
1.674m
Langkah 2 : Hitung kedalaman gerusan pada kaki (toe) struktur tersebut
Dengan menggunakan persamaan USBR, maka dapat diperoleh kedalaman
gerusan :
hs = K Ht0.225 x q0.54 - dm,
dimana :
K = 1,9, dm = hd = 2,95 m
hs = 1,9 (1,674)0.225 (4,86)0.54 2,95
= 2,1335 x 2,3485 2,95
= 2,06 m
Page 84
V1
gh1
1.65
9.81 x 2.95
= 0,31
Berdasarkan bilangan froude di atas, maka ukuran rock riprap untuk pengaman
pada kaki cekdam digunakan persamaan dari rumus Isbash, yaitu;
D50
hmc
K
Ss
V2
1 gh
dimana;
K = 1,02
SG = 2,65
D50
2.95
1.02
(1.65) 2
2.65 1 9.81x 2.95
D50 = 0,17 m.
Diambil D50 = 20 cm.
Perhitungan detailnya dapat dilihat pada detail perhitungan contoh soal riprap.
Page 85
hs
hd
2,06
2,95
0,5 1,0
Wmin
H3
N S3 SG 1
NS
atau
1 K ht
1,3
K 1/ 3 H
1 ,5
1,8 e
( 1 K )2 ht
K1 / 3 H
NS = 1,8
2 kht
sin 2 kB1
sin h 2 kht
Wmin
2 ,65.2 ,95 3
1,8( 2 ,65 1 )3
= 8,41 ton
= 8410 kg
Page 86
Tabel 8-8. Koefisien tipe pilar dan Faktor koreksi arah aliran dijembatan
Koefisien Tipe Pilar
Tipe-tipe pilar
Sudut
L/a = 4
L/a = 8
L/a = 12
1,1
1,0
1,0
1,0
1,0
15
1,5
2,0
2,5
(c)
silinder
1,0
30
2,0
2,5
3,5
0,9
45
2,3
3,3
4,3
1,0
90
2,5
3,9
5,0
Proses perencanaan abutment dan pilar jembatan dapat dilhat pada flow chart
sebagai berikut :
Page 87
MULAI
Tidak
Diperlukan penangan
khusus agar tegangan
geser dapat teratasi
Ya
Cek
Stabilitas struktur
?
Tidak
Ya
SELESAI
Page 88
terdiri
bantaran pada dua sisi. Lebar dasar saluran utama 75 m, dan lebar bantaran
mempunyai ukuran yang sama yaitu 100 m.
Kemiringan tebing, baik pada saluran utama maupun bantaran adalah IV:2H.
Koefisien Manning (n) untuk saluran utama adalah 0,025, sedangkan untuk
bantaran 0,035. Kemiringan dasar saluran seragam 0,0001.
Data lain yang diketahui:
Tegangan geser izin pada bantaran ( o) = 19,91 kg/m2
Bantaran dilapisi oleh vegetasi kelas A
D50 = 5 mm, D75 = 6 mm.
Page 89
Pada bantaran
Fr =
V
gh
0.286
9.81x1.0
= 0,09
Saluran utama
Fr =
0.896
9.81 x3.35
= 0,16
Langkah 2:
n2
v 2 Rh 1 / 3 satuan British
2.22
f
v2
8
n 2 v 2 Rh 1 / 3
satuan SI
1/ 3
0,412 kg / m2
1/ 3
0.385 kg / m2
0.0164 xD75
satuan British
0.088 xD75
satuan SI
0.088 x 6 mm
0,53 kg / m 2
o>
Page 90
o<
c.
Dalam kasus ini lokasi abutment di bantaran. Ada aliran dibantaran, abutment
diletakkan 25 meter dari tebing bantaran (a = 25 m), dengan demikian a/y1 =
25/3,35 = 7.46 < 25. Kondisi sedimen dasar bergerak dan tipe abutment berlaku
umum.
o<
c.
a
h1
h
2.75 s
h1
25
1.0
h
2.75 s
1.0
hs
hs
1
11.50
hs
1
11.5h1
hs
1
11.5
1.7
1
1.7
1.7
9.09
hs
y1
2.27 K1K 2
a'
h1
0.43
Fr0.61 1
dimana;
K1 = 1, dan K2 = 1
Atot = (273,65 + 200) m2
= 473,50 m2
Ae = 0,9 Atot
= 0,9x473,50
Page 91
Q
Ae
Ve
=
300
426.15
= 0,70 m/det.
Diambil a = a = 25 meter, dan
Fr1 =
Ve
gh1
0.70
9.81 x1.0
= 0,22.
hs
1.0
25
2.27(1)(1)
1.0
0.43
(0.22)0.61 1
hs = 3,50 m.
Qo
qmcho
h
2.75 s
ho
hs
4.1ho
o<
c.;
7/6
dimana;
qo = ho Vo
= 1,0x0,286
= 0,286 m2/det
Qo = q o a
= 0,286x25
= 7,15 m3/det.
q mc
Page 92
14.872
245.23x1.0
h
2.75 s
1.0
hs
1
4.1
7/6
hS
h1
a
2.0 xK1 xK 2 x
h1
0.65
x Fr
0.43
hS
3,35
1.0
2.0 x1,0 x1.50 x
3,35
0.65
x 0.16
0.43
hs = 2,06 meter.
2. Persamaan Jani and Fisher (1979);
Dalam langkah 2 di atas diperloeh untuk saluran utama
>
, berarti dasarnya
bergerak.
Untuk dasar bergerak (Fr Frc)> 0.20, maka;
hs
a
2 Fr
Frc
0.25
h
( 1 )0.50
a
Page 93
hs
a
1.84 Frc
0.25
h
( 1 )0.30
a
dimana;
a = lebar pilar
Fr = 0,16
(sumbu vertikal)
4. Baca titik perpotongan antara garis lurus dengan garis grafik nilai .
Page 94
8x10-3 kg/m2.
- U*c;
c
U *c
8x10
103
= 8,864x10-3 m/det.
-
11 .6
U *c
dimana
= 9,29x10-7 m2/det
11 .6 x9.29 .10
8.864 .10 3
= 0,0012 m.
- K = D50, maka;
D50
0.10
0.0012
= 83,33
Page 95
5. Baca titik perpotongan antara garis lurus dengan garis grafik nilai X.
Vc
U*c ln
11h1 X
D50
= 8.86 .10
ln
11 x3.35 x1.0
0.10
= 0,05 m/det.
Page 96
Vc
gh1
0.05
9.81 x3.35
= 8,7x10-3
Fr Frc = 0,16 8,7x10-3
= 0,1513, berarti 0 < Fr Frc < 0,20.
Maka untuk air jernih;
hs
a
0.25
1.84 Frc
h
( 1 )0.30
a
Berdasarkan criteria di atas, maka ys diambil yang terbesar antara kedua rumus
di atas, jadi;
hs
1.0
2 0.15
0.25
3.35 0.50
)
1.0
diperoleh hs = 2,28 m.
hs
1.0
3 0.25
3.35 030
)
1.0
diperoleh hs = 0,81 m.
Maka diambil harga terbesar yaitu ys = 2,28 m.
3. Persamaan University of Auckland (UAK);
Bila
a
18 , dimana a = lebar pilar, digunakan;
D50
hs
a
Bila
2.1K1K 2 K3
a
18 , maka;
D50
hs
a
a
D50
0.45K1K 2 K 3
a
D50
0.53
1 / 0.10 ,
= 10, berarti < 18, maka digunakan kondisi pertama.
Page 97
= 0, K2 = 1 (table 8-8)
hs
1.0
1.0
0.45(1.0)(1.0)(1.0)
0.10
0.53
ys
a'
0.32K1
a
0.62
y1
a
0.46
Fr
0.20
a'
D50
0.08
dimana;
K1 = koefisien untuk tipe pilar, untuk itu froehlich mengambil;
K1 = 1,3 untuk pilar singular-nose.
K1 = 1,0 untuk pilar round-nose.
K1 = 0,70 untuk pilar sharp-nose.
bila
a = L = 8 m, diperoleh;
ys
0.32K1
8
1.0
0.62
3.35
1.0
0.46
(0.16) 0.20
8
0.10
0.08
Page 98
Metoda
ys (m)
Ys/y1
1.
Laursen, 1980
7,20
7,20
2.
Froechlich. 1987
3,50
3,50
3.
0,20
0,20
o<
Metoda
ys
Ys/y1
1.
2,06
0,61
2.
2,28
0,68
3.
University of Auckland
3,05
0,91
4.
Froechlich, 1988
2,99
0,89
Untuk mengatasi gerusan yang terjadi pada abutment maupun pada pilar, salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memasang riprap, yang dalam
hal ini digunakan rock riprap.
Langkah 6 : Penentuan rock riprap pada abutment
Menurut Isbash, untuk bilangan Froude
D50
y
K
V2
( Ss 1) g y
dimana :
D50
Ss
Page 99
D50
y
K
V2
( Ss 1) g y
0.14
dimana :
K = 0,61 untuk limpahan melalui abutment (spill-through abutment)
0,69 untuk dinding vertikal abutment (vertical wall abutment)
Pada lokasi abutment, bilangan Froude = 0,09, maka ukuran rock riprap yang
digunakan adalah:
D50
1,0
1,02
0,2862
(2,65 1) 9,81.1,0
D50
5,15 x 10
Untuk perhitungan detail tentang rock riprap dapat dilihat pada contoh soal
revetment tipe rock riprap.
D50
0,692 K V
( Ss 1) 2 g
dimana :
D50
Ss
Untuk lokasi pilar dekat tebing, kecepatan aliran (V) dikoreksi dengan koefisien
0,9. Sedangkan bila lokasi pilar berada pada tikungan saluran utama, maka
kecepatannya dikoreksi dengan koefisien 1,7.
Page 100
D50
D50
0,11 m
Untuk perhitungan detail tentang rock riprap dapat dilihat pada contoh soal
revetment tipe rock riprap.
e. Geotekstil
i. Deskripsi
1. Kriteria Perencanaan
Page 101
Metode Tes
Keadaan Geotekstil
Kelas A
Kelas B
Kekuatan tarik
90
ASTM D 4632 15
15
ASTM D 4833 80
40
ASTM D 4533 50
30
ASTM D 3884 55
25
50
140
Keterangan :
Kelas A : geotekstil berada pada keadaan yang lebih buruk dari kelas B
seperti geotekstil dijatuhi beban dengan tinggi kurang dari 3 ft (0,6 m) dan
berat kurang dari 250 pounds.
Kelas B : geotekstil hanya dilapisi oleh pasir atau tidak dijatuhi beban.
c. Material Penutup.
Geotekstil biasanya ditutupi oleh material seperti batu, riprap, blok beton dan
sebagainya. Material penutup geotekstil harus dapat melindungi dari gaya
hidraulik, sinar ultraviolet dan tetap menjaga agar menyatu dengan tanah.
Material yang melindungi geotekstil harus sama permeabilitasnya dengan
geotekstl. Kalau material tidak sama permeabilitasnya, maka material yang
halus seperti pasir harus diletakkan diantara geotekstil dan material penutup.
Hal yang paling penting dalam mendesain material penutup adalah menjaga
ruang udara (void) relatif kecil (tertutup).
Page 102
d. Pengait (Anchorage)
Pada bagian kaki sungai, geotekstil dan material penutup diletakkan
sepanjang bantaran pada kedalaman dibawah permukaan air rata-rata untuk
meminimalisir gerusan. Rekomendasi peletakan geotekstil adalah 3 ft
dibawah permukaan air rata-rata atau di dasar sungai bila permukaan air
kurang dari 3 ft. Sedangkan untuk bantaran bagian atas, geotekstil diletakkan
sepanjang bagian atas bantaran atau 2 ft diatas tinggi air maksimum. Kalau
pergerakan air terlalu kuat, maka dianjurkan menggunakan pengait pada
bagian atas maupun bawah.
2. Kondisi Konstruksi
Page 103
Jarak Pengait
(ft)
Diameter pengait yang digunakan adalah 3/16 inch, dengan panjang 18 inch.
Pengait yang lebih panjang digunakan untuk tanah berpasir.
d. Penempatan material penutup
Penempatan material penutup untuk tanah yang miring mulai dari bawah
menuju keatas. Penempatan material tidak boleh dijatuhi karena dapat
merusak geotekstil kecuali untuk tes.
Tata cara desain lainnya tergantung pada spesifikasi geotekstil yang digunakan.
Spesifikasi tersebut dapat dilihat pada petunjuk yang disertakan pada saat
pembelian geotekstil.
Page 104
Page 105