Anda di halaman 1dari 6

INVERTER 3 FASA

1.Pendahuluan
Inverter adalah suatu rangkaian elektronika daya yang dapat mengubah sumber tegangan searah
(DC) menjadi sumber tegangan dan arus bolak-balik (AC).
Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan :
1 .Battery
2. Cell bahan bakar
3. Tenaga surya
Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, cell bahan bakar, tenaga surya, atau
sumber tegangan DC yang lain. Tegangan output yang biasa dihasilkan adalah 120 V 60 Hz, 220
V 50 Hz, 115 V 400 Hz.
2.Tipe Inverter
a.Voltage source inverter (VSIs)
b. Current source invereter (CSIs)
c. PWM inverter
Secara umum Voltage source inverter (VSIs) ini dibagi menjadi beberapa kategori
Pulse width Modulated inverter
Pada inverter ini input tegangan DC pada dasarnya berupa besaran konstan dimana sebuah dioda
penyearah digunakan untuk menyerahkan tegangan line
.Square wave inverter
Pada inverter ini input tagangan dc dikontrol dengan maksud mengontrol besaran dari output
tegangan AC,karena itu inverter mesti hanya mengonrol frekuensi dari tegangan output.
Single phase inverters with voltage cancellation

3.Inverter 3 fasa
Aplikasi Inverter 3 fasa digunakan pada UPS,AC motor drive dan untuk mensupply beban tiga
fasa.
Bentuk rangkaian inverter 3 fasa

3.1 PWM in three phase voltage source inverter

Keuntungan operasi inverter PWM sebagai teknik konversi dibandingkan dengan jenisjenis inverter lainya dapat dilihat dari rendahnya distorsi harmonik pada tegangan keluaran
inverter PWM. Proses pembangkitan sinyal PWM menjadi salah satu faktor penentu unjuk kerja
sistem secara keseluruhan.
Selama ini pengendalian inverter PWM secara digital dilakukan dengan menggunakan
mikrokontroler atau DSP (Digital Signal Processing). Tuntutan akan kecepatan operasi dan
unjuk kerja pengendali yang handal mendorong untuk mengimplementasikan sinyal PWM dalam
bentuk rangkian logika perangkat keras (hardware logic). Operasi dalam bentuk perangkat keras
ini mempunyai kecepatan lebih tinggi dibanding operasi yang dilakukan secara perangkat lunak
oleh mikrokontroler, karena operasi dengan perangkat lunak membutuhkan waktu untuk
menerjemahkan perintah-perintah pemrograman. Selain itu lebar data yang dapat diproses juga
terbatas oleh kemampuan mikrokontroler.
Implementasi operasi-operasi digital dalam bentuk perangkat keras dapat dilakukan dengan
FPGA (Field Programmable Gate Array). FPGA memuat ribuan gerbang logika yang dapat
diprogram untuk membentuk suatu logika. FPGA dapat digunakan untuk mengimplementasikan
sistem kombinasional dan sekuensial berkecepatan tinggi dengan lebar bit data tidak terbatas.
Hal ini membuat FPGA mampu melakukan operasi dengan tingkat keparalelan tinggi yang tak
mungkin dilakukan oleh mikrokontroler.
Faktor daya pada inverter VVI dan CSI menurun mengikuti kecepatan, sedangkan pada inverter
PWM mempunyai faktor daya mendekati satu pada seluruh tingkat kecepatan.
Rashid (1993) menyatakan bahwa banyak penerapan dalam industri sering memerlukan
pengaturan tegangan. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sebagai berikut:
a.

Tegangan searah masukan bervariasi

b.

Regulasi tegangan inverter

c.

Syarat volt/frekuensi tetap


Metode yang paling efisien untuk mengatur tegangan keluaran adalah memasukkan pengaturan
PWM ke dalam inverter. Teknik yang umum digunakan adalah:

a.

PWM tunggal (single pulse width modulation)

b.

PWM jamak (multiple pulse width modulation)

c.

PWM sinusoida

d. PWM modifikasi sinusodia

e.

Pengaturan penempatan fasa (phase displacement)


PWM adalah satu teknik yang terbukti baik untuk mengatur inverter guna mendapatkan
tegangan berubah dan frekuensi berubah dari tegangan tetap sumber DC (Grant dan Seidner:
1981). Bentuk gelombang tegangan keluaran inverter tidak sinusoida murni karena mengandung
banyak komponen frekuensi yang tidak diinginkan. Jika keluaran inverter ini dicatu ke motor
AC, komponen tersebut akan menambah kerugian, getaran dan riak pada motor. Grant dan
Seidner juga menyatakan bahwa harmonik yang timbul dapat dihindari jika frekuensi pembawa
mempunyai variasi berupa kelipatan dari frekuensi pemodulasi. Teknik modulasi dengan
perbandingan frekuensi pembawa dan pemodulasi yang demikian disebut PWM sinkron.
Teknik PWM sinkron ini mampu menghasilkan bentuk gelombang dengan komponen
harmonik berfrekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi fundamental. Frekuensi tinggi ini
memberikan keuntungan pada sistem. Karena kebocoran induktansi motor menyebabkan
impedansi tinggi pada komponen yang tidak diinginkan, maka secara efektif menapis keluaran
inverter (Gendroyono: 1999).
Meskipun telah diketahui beberapa algoritma pembangkitan sinyal PWM dari hasil-hasil
penelitian terdahulu, akan tetapi uraian lengkap proses pembangkitan sinyal PWM sulit diperoleh
karena tidak dipublikasikan. Pada tesis ini akan dirancang pembangkitan sinyal PWM sinusoida
dua fasa secara digital berbasis FPGA XC4013. Teknik modulasi yang digunakan adalah
modulasi PWM sinkron, dengan jumlah gelombang segitiga dalam satu periode sinus ditetapkan
sebanyak 12 (mf=12). Teknik PWM sinkron ini mempunyai harmonik lebih kecil dari PWM tak
sinkron, sedangkan nilai mf menentukan bentuk sinyal sinus yang akan dihasilkan. Berbeda
dengan penelitian sebelumnya, pada tesis ini pembangkit sinyal PWM dirancang untuk
menghasilkan sinyal PWM dua fasa dengan beda fasa 900, frekuensi 50 Hz dan indeks modulasi
bervariasi dari 0 hingga 0,96875 dengan tingkat perubahan 0,03125 (32 variasi).

(http://doddyangryawan.blogspot.com/2010/09/inverter-3-fasa.html)

Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan di bidang industri
dibandingkan motor jenis lain. Ini dikarenakan motor induksi tiga fasa memiliki banyak
keunggulan. Tetapi terdapat juga suatu kelemahan dari motor induksi tiga fasa yaitu kesulitan
dalam mengatur kecepatan. Karena pengaturan kecepatan motot induksi tiga fasa pada dasarnya
dapat dilakukan dengan mengubah jumlah kutub motor atau mengubah frekuensi suplai motor.
Pengaturan kecepatan dengan mengubah jumlah kutub sangat sulit karena dilakukan dengan
merubah konstruksi fisik motor, jadi pengaturannya akan sangat terbatas sedangkan pengaturan
kecepatan motor induksi tiga fasa dengan mengubah frekuensi suplai motor akan jauh lebih
mudah dan tidak terbatas tanpa harus merubah konstruksi fisik motor. Inverter ini menggunakan
enam buah mosfet yang dipicu oleh ic IR2130 dan dikendalikan oleh mikrokontroller ATMega
16. Modul ini diuji dengan motor induksi tiga fasa menggunakan sistem open loop dengan
pembebanan rem. Kecepatan motor akan ditampilkan oleh tachometer yang dikendalikan oleh
mikrokontroller ATMega 16 lainnya. Modul dalam tugas akhir ini akhirnya sudah dapat
digunakan mengatur kecepatan motor induksi tiga fasa rotor bajing terhubung segitiga 220 volt
dari kecepatan sekitar 150 rpm pada frekuensi 5 hz sampai sekitar 1100 rpm pada frekuensi 50
hz. Modul ini terdiri dari rangkaian penyearah tidak terkontrol, dan Inverter 3 fasa yang
digunakan untuk menggerakkan motor induksi 3 fasa. Modul ini mendapat sumber dari jala-jala
1 fasa yang dihubungkan pada rangkaian penyearah yang diatur melalui rangkaian tca 785
dengan keluaran 50

- 210 VAc kemudian masuk ke rangkaian penyearah dengan keluan

maksimal 310 Vdc. Dengan keluaran tegangan inverter untuk menjalankan motor induksi 3 fasa.
Teknik switching yang digunakan untuk penyulutan mosfet pada inverter adalah PWM (Pulse
Width Modulated) dengan mode switching tegangan konduksi 180, dimana Pembangkitan
sinyal PWM ini dikontrol melalui mikrokontroler ATmega 16.

(http://www.eepis-its.edu/uploadta/downloadmk.php?id=1492)

Inverter 3 phase merupakan inverter dengan tegangan keluaran berupa tegangan bolak
balik (ac) 3 phase per segi. Sebuah rangkaian dasar inverter 3 phase tunggal sederhana terdiri
dari 3 buah inveter 1 phase dengan menggunakan mosfet daya (power mosfet) sebagai sakelar
diperlihatkan pada gambar dibawah.

Tegangan suplai merupakan sumber dc dengan tegangan sebesar Vs, dengan titik netral
merupakan titik hubung dari titik bintang (Y) pada beban. Terdapat 2 jenis mode operasi dari
inverter jenis ini, yaitu mode kondusi 120 dan mode konduksi 180. Diagram blok dari inverter
3 phase dapat dilihat pada gambar berikut.

Diagram Blok Inverter 3 Phase Inverter 3 Phase,blok Inverter 3 Phase,bagian Inverter 3


Phase,teori Inverter 3 Phase,rangkaian Inverter 3 Phase,membuat Inverter 3 Phase,jenis Inverter
3 Phase,tipe Inverter 3 Phase,sistem konduksi Inverter 3 Phase,dasar teori Inverter 3 Phase,mode
pensoperasin Inverter 3 Phase,sudut pengoperasian Inverter 3 Phase,pulsa kendali Inverter 3
Phase,aplikasi

Inverter

Phase,fungsi

Inverter

Phase,pengertian

Inverter

Phase,menggunakan Inverter 3 Phase,mode kerja Inverter 3 Phase,sistem kerja Inverter 3


Phase,karakter Inverter 3 Phase,susunan Inverter 3 Phase Dari mode konduksi, inverter 3 phase
dibedakan atas atas: inverter 3 phase mode konduksi 120 derjat. Inverter 3 phase dengan mode
konduksi 120 memungkinkan setiap komponen pensakelaran akan konduksi selama 120
dengan pasangan konduksi yang berbeda, misalnya 60 pertama antara Q1Q6, dan 60 ke dua
antara Q1Q2, dan seterusnya. inverter 3 phase mode konduksi 180 derjat Inverter 3 phase dengan
mode konduksi 180 memungkinkan 3 komponen pensakelaran konduksi pada saat yang
bersamaan. Ke tiga komponen pensakelaran akan konduksi selama 180 dengan pasangan
konduksi yang juga berbeda-beda.
http://elektronika-dasar.com/artikel-elektronika/inverter-3-phase/

Anda mungkin juga menyukai