Pengenalan Gemba Kaizen
Pengenalan Gemba Kaizen
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1. Perkenalan Kaizen
New Shorter Oxford English Dictionary merumuskan kaizen sebagai perbaikan
berkesinambungan dari penerapan cara cara kerja, efesien pribadi dan sebagainya,
sebagai filosofi bisnis. Dalam bahasa Jepang, kaizen berarti perbaikan
berkesinambungan. Istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan
semua orang, baik manajer dan karyawan, melibatkan biaya dalam jumlah tak
seberapa. Filsafat berpandangan bahwa cara hidup kita, baik kehidupan kerja,
kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga, hendaknya terfokus kepada
upaya perbaikan terus menerus. Meskipun perbaikan dalam bersifat kecil dan
berangsur, namun proses mampu membawa hasil yang dramatis mengikuti waktu,
juga sebuah pendekatan yang beresiko rendah.
2.1.1. Konsep Utama Kaizen
Manajemen harus belajar untuk menerapkan konsep dan sistem yang mendasar
tertentu dalam rangka mewujudkan strategi:
Siklus PDCA/SDCA
Mengutamakan kualitas
Kaizen
menekan
pola
pikir
berorientasi
proses,
karena
proses
harus
Rencana (plan) berkaitan dengan penetapan target untuk perbaikan (karena kaizen
adalah cara hidup, maka selalu harus ada target perbaikan untuk semua bidang)
dan perumusan rencana tindakan guna mencapai target tersebut. Lakukan (do)
berkaitan dengan penerapan dari rencana tersebut. Periksa (check) merujuk pada
penetapan apakah penerapan tersebut berada dalam jalur yang benar sesuai
Mengutamakan Kualitas
Tujuan utama dari kualitas, biaya dan penyerahan (QCD) adalah menempatkan
kualitas pada prioritas tertinggi. Tidak jadi soal bagaimana menariknya harga dan
penyerahan yang ditawarkan pada konsumen, perusahaan tidak akan mampu
bersaing jika kualitas produk dan pelayanannya tidak memadai. Praktek
mengutamakan kualitas membutuhkan komitmen manajemen karena manajer
seringkali berhadapan dengan berbagai godaan untuk membuat kompromi
berkenaan dengan persyaratan penyerahan atau pemotongan biaya. Dalam hal ini,
mereka mengambil resiko mengorbankan tidak hanya kualitas, tetapi juga
kehidupan bisnisnya.
Kaizen adalah proses pemecahan masalah, agar suatu masalah dapat dipahami
secara benar dan dipecahkan. Masalah tersebut harus dikenali untuk kemudian
data yang relevan dikumpulkan serta ditelaah. Mencoba menyelesaikan masalah
tanpa data adalah pemecahan masalah berdasarkan perasaan suatu pendekatan
yang tidak ilmiah dan tidak objektif. Mengumpulkan data tentang keadaaan saat
ini membantu anda memahami kearah mana fokus harus diarahkan. Hal ini
menjadi langkah awal dalam upaya perbaikan.
Salah satu prinsip dari manajemen Jepang adalah total quality control (TQC) yang
pada awal pertumbuhannya menekan pengendalian pada proses untuk mencapai
kualitas. Prinsip ini telah berevolusi menjadi sistem yang mencakup semua aspek
manajemen dan sekarang dirujuk dengan istilah total quality management (TQM),
istilah yang lebih dikenal secara internasional.
Huruf T pada TQC/TQM menekan total, berarti melibatkan semua orang dalam
organisasi, dari manajemen puncak, manajemen madya, supervisor dan para
pekerja langsung. Lebih lanjut pengertiannya diperluas kearah pemasok, agen
penjualan dan penjual. Huruf T ini juga mengacu pada kepemimpinan dan kinerja
10
manajemen puncak (top management), suatu faktor yang sangat esensial untuk
penerapan TQC/TQM yang berhasil.
Huruf C merujuk pada pengendalian (control) atau pengendalian proses. Dalam
TQC/TQM, proses kunci harus dikenali, dikendalikan dan diperbaiki secara
berkesinambungan agar hasilnya meningkat. Peran manajemen dalam TQC/TQM
adalah menerapkan rencana untuk memeriksa proses dan membandingkan
hasilnya guna memperbaiki proses tersebut dan bukan mengecam proses
berdasarkan hasil yang dicapai.
11
TPM. Namun, diluar itu kegiatan 5R dapat menghasilkan pencapaian yang tinggi
meskipun terpisah dari TPM.
Sistem Saran
Sistem saran berfungsi sebagai bagian terpadu untuk kaizen secara perorangan dan
menekan peningkatan moral serta memperbesar manfaat positif dari partisipasi
karyawan. Manajer Jepang memandang peran utama dari sistem saran sebagai
sarana menumbuhkan minat terhadap kaizen, yaitu dengan memberdayakan
karyawan mereka dalam mengajukan saran. Menbudayakan pola pikir kaizen dan
disiplin diri dikalangan karyawan adalah sasaran utama dari sistem saran ini.
12
dengan
kegiatan
menghasilkan
keuntungan:
mengembangkan,
memproduksi dan menjual.tanpa kegiatan ini, perusahaan tak akan ada. Oleh
13
karena itu, dalam pengertian umum gemba berarti tempat tiga kegiatan utama ini
terjadi, atau dalam konteks yang lebih khusus gemba sering kali diartikan tempat
dimana produk atau jasa layanan dibuat.
Dua kegiatan utama yang terjadi di gemba sehari-hari yang berkaitan dengan
manajemen sumber daya adalah pemeliharaan dan kaizen. Yang pertama merujuk
pada kegiatan mematuhi standar dan menjaga keadaan yang ada, sedang yang
terakhir berkaitan dengan meningkatkan standar tersebut. Bangunan gemba
menggambarkan pandangan global dari kegiatan-kegiatan yang terjadi di gemba
guna mencapai sasaran QCD. Sebuah perusahaan yang memproduksi produk atau
jasa layanan berkualitas dengan harga yang wajar dan menyerahkan kepada
konsumen pada saat yang tepat akan memberikan kepuasan bagi konsumen
sehingga mereka akan selalu loyal.
a. Standarisasi
Dalam mewujudkan QCD perusahaan harus mengelola berbagai sumber daya
secara tepat dari hari ke hari. Sumber daya ini mencakup tenaga kerja, informasi,
peralatan dan material. Pengelolaan harian dari berbagai sumber daya ini
membutuhkan standar. Setiap kali terjadi masalah atau ketidakwajaran, manajer
harus bertindak menyelidikinya, dan menemukan penyebab utamanya serta
14
mengubah standar yang ada atau menerapkan standar baru guna mencegah
terjadinya masalah berulang. Standar menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
gemba kaizen dan merupakan dasar dari perbaikan sehari-hari.
Bila diterapkan dengan benar, kaizen dapat meningkatkan kualitas, mengurangi
biaya secara tajam dan memenuhi tepat waktu penyerahan kepada konsumen
tanpa investasi yang besar maupun terobosan teknologi baru. Tiga kegiatan utama
kaizen yang paling mendasar standarisasi , 5R atau pemeliharaan tempat kerja
yang mencakup berbagai kegiatan pemeliharaan, serta penghapusan muda
(pemborosan). Tiga kegiatan ini tidak boleh diabaikan dalam membangun sarana
QCD yang berhasil, ramping dan efisien.
Standarisasi di gemba seringkali diterjemahkan kebutuhan teknologikal dan
teknikal yang telah ditetapkan oleh staft rekayasa teknik kedalam standar
operasional harian yang dipahami oleh tenaga kerja. Proses penerjemahan tersebut
tidak membutuhkan teknologi maupun kecanggihan apa-apa. Yang dibutuhkan
hanyalah rencana yang jelas dari manajemen untuk dijabarkan dalam tahapan
yang logis.
Standar terbagi menjadi dua, diantaranya standar manajerial yang dibutuhkan
untuk mengelola karyawan dalam konteks administrasi, didalamnya tercakup
aturan administrasi, pedoman dan kebijakan bagi karyawan, uraian tugas,
prosedur mempersiapkan bon pengeluaran dan sebagainya. Standar yang lain
disebut standar operasional yang berkaitan erat dengan cara karyawan
melaksanakan tugasnya dalam rangka mewujudkan QCD. Bila standar manajerial
berkaitan dengan keperluan internal dalam mengelola karyawan, standar
operasional berkaitan dengan permintaan atau tutuntan eksternal terhadap QCD
guna memuaskan konsumen.
15
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
16
lebih selektif untuk memilih barang-barang yang disimpan saat ini dan akan
disimpan (dalam artian sempit: akan dibeli) nantinya.
2. Seiton (Rapi)
Seiton berarti penataan dan penyimpanan. Sebagian orang merasa bahwa penataan
merupakan suatu hal yang mudah, dan memang seharusnya demikian. Tapi sejauh
mana penataan yang baik telah kita jalankan masih merupakan pertanyaan. Suatu
penataan yang baik adalah penataan yang mengacu pada efisiensi, kualitas, dan
keselamatan.
a. Efisiensi
Cara penyimpanan barang harus hemat (tempat, biaya, dan mudah dalam hal
pengambilan (storage) dan pengembalian (retrieval)).
b. Keselamatan
Cara penyimpanan dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah timbulnya cidera,
seperti sakit punggung, dan tergelincir.
c. Kualitas
Seiton harus dilakukan dengan memperhatikan kualitas. Barang-barang yang
disimpan harus selalu berada dalam kondisi siap: tidak berkarat, kusam, dimakan
rayap, dan sebagainya.
3. Seiso (Resik)
Seiso berarti pembersihan. Dengan pembersihan kita sekaligus memeriksa
Cleaning is inspection. Kegiatan membersihkan dipercaya sebagai pembawa
semangat dan gairah baru bagi manusia. Ada 3 mekanisme dimana kegiatan ini
akan memberikan hasil mengejutkan di tempat kerja.
a. Macro Level
Membersihkan segala sesuatu yang kotor dan membereskan sebab-sebab
munculnya kotoran tersebut. Dilakukan bersama-sama dan dalam skala besarbesaran.
17
b. Individual Level
Membersihkan tempat kerja yang lebih spesifik sesuai tempat kerja masingmasing. Misalnya operator bubut membersihkan mesin bubut yang menjadi
tanggung jawabnya. Bersifat personal dan dilakukan sebagai bagian pekerjaan
sehari-hari.
c. Micro Level
Operator mulai melakukan kegiatan membersihkannya dengan lebih teliti
sampai ke komponen-komponen yang lebih spesifik dari mesinnya. Setelah
melakukan pembersihan secara lebih mendetail, pekerja mulai berpikir tentang
cara mempertahankan kebersihan. Ia mulai menyelidiki sumber-sumber debu,
kontaminan, geram, dan mencari cara untuk mengeliminasinya.
Dari 3 tahap ini, tempat kerja akan berubah menjadi lebih menyenangkan dan itu
adalah hasil kerjanya sendiri. Kebanggaan akan tempat kerjanya pun akan
bertambah. Pekerja yang bangga atas pekerjaannya adalah aset perusahaan yang
tak ternilai.
4. Seiketsu (Rawat)
Seiketsu berarti pemantapan. Membakukan dan mempertahankan hasil 3S
sebelumnya, dapat dikatakan mempertahankan keadaan yang sudah ringkas, rapih
dan resik. Membakukan berarti berusaha menciptakan suatu mekanisme dimana
ketidakberesan-ketidakberesan
baru
yang
akan
mengancam
kondisi
3S
18
c. Pemborosan (Muda)
Muda dalam bahasa jepang berarti pemborosan, pemborosan diartikan sebagai
segala sesuatu yang tidak mempunyai atau tidak memberi nilai tambah. Taichi
Ohno mengelompokan pemborosan di gemba ke dalam tujuh jenis yaitu:
1.
Terapkan penggunaan mesin yang mahal agar depresiasi tinggi dan memaksa
untuk menaikan tingkat pemanfaatannya.
2.
Pemborosan Persediaan
Produk jadi, setengah jadi, atau komponen yang berstatus persediaan merupakan
pemborosan. Dengan kelebihan barang persediaan tidak ada nilai tambah yang
tercipta bahkan terjadi penurunan kualitas diakibatkan bertambahnya waktu
(adanya kadaluarsa). Bila pemborosan persediaan tidak ada, berbagai pemborosan
19
Gerakan kerja seseorang yang tidak berkaitan langsung dengan nilai tambah
adalah tidak produktif dan merupakan pemborosan. Gerakan-gerakan yang tidak
memberi nilai tambah antara lain: mengambil benda kerja, membawanya dan
menggunakannya, preposisi, berjalan dan sebagainya. Dalam mengenali
pemborosan gerakan kerja, kita harus mengamati cara operator menggunakan
tangan dan kakinya, dari pengamatan itu dapat dipikirkan penataan dari komponen
serta dikembangkan peralatan dan jig yang tepat juga.
5.
Pemborosan Proses
Kadang-kadang teknologi yang kurang tepat atau rancangan produk yang kurang
baik berakibat pada pemborosan yang terjadi pada pemrosesan. Pemborosan pada
pemrosesan pada banyak kasus umumnya diakibatkan karena kegagalan dalam
melakukan sinkronisasi proses.
20
6.
Pemborosan waktu tunggu terjadi bila terdapat operator yang tidak bekerja
(menganggur) atau saat operator menunda bekerja sebagai teknik mengatasi
berbagai keadaan, seperti jalur kerja yang tidak seimbang, komponen yang belum
tersedia, atau gangguan mesin.
7.
Pemborosan Transportasi
di
gemba.
Mura
berarti
ketimpangan,
keragaman,
atau
harus
dilaksanakan
dengan
informasi
yang
dibutuhkan
untuk
mengerjakannya dan dalam waktu yang cepat. Sistem visual akhir-akhir ini
dipandang sebagai cara efektif menerapkan kaizen. Saat ini kaizen diterapkan
dalam produksi, mutu, keamanan dan sebagainya.
Display adalah alat petunjuk yang memberikan informasi kepada manusia melalui
indera manusia. Visual display adalah display yang memberikan informasi pada
manusia melalui proses indera penglihatan oleh mata. Visual display dibagi lagi
21
menjadi dua yaitu, display statis dan display dinamis. Yang dimaksud dengan
display statis adalah display yang memberikan informasi yang tetap sama dari
waktu ke waktu, tidak ada perubahan dalam nilai maupun pengertian. Sementara
display dinamis adalah display yang memberikan informasi yang berubah nilainya
atau pengertiannya dari waktu ke waktu. Visual display dinamis biasanya
digunakan untuk memberikan informasi mengenai nilai suatu keadaan pada suatu
waktu tertentu, misalnya nilai suhu ruangan pada suatu waktu tertentu yang
berubah-ubah sesuai dengan keadaan saat itu.
e. Kegiatan Kelompok Kecil (Gugus Kendali Mutu)
Kegiatan kelompok kecil merupakan kegiatan informal, sukarela, dan merupakan
kelompok antar unit dalam perusahaan yang diorganisir untuk melakukan tugas
spesifik dalam lingkungan gugus tugas. Jenis yang paling terkenal dari kegiatan
kecil ini adalah gugus kendali mutu. Kegiatan ini tidak hanya menangani masalah
kualitas, namun juga masalah biaya, keselamatan kerja, dan produktivitas.
Kegiatan ini dianggap sebagai kegiatan kaizen secara berkelompok.
Upaya untuk meningkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu satuan
kerja baik dunia usaha maupun birokrasi perlu dilaksanakan terus menerus
sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuannya secara optimal.
Sejak dahulu, terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan konsep
manajemen dan organisasi yang bertujuan meningkatkan kinerja organisasi.
Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang Birokrasi,
Konsep Taylor tentang Manajemen ilmiah, Fayol dengan 14 prinsip-prinsip, serta
konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan pendekatan
demokrasi.
Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini, telah mampu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi baik pada perusahaan, pemerintahan dan
organisasi sosial. Total Quality Control (Pengendalian Mutu Terpadu) diprakarsai
oleh Dr. J.M. Juran dan Dr. E.W. Deming dan dikembangkan di Jepang oleh
Kaoru Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC) atau gugus
22
Kendali Mutu (GKM). GKM adalah salah satu konsep baru untuk meningkatkan
mutu dan produktivitas kerja industri/jasa. Terbukti bahwa salah satu faktor
keberhasilan industrialisasi di Jepang adalah penerapan GKM secara efektif.
Karena keberhasilan ini, sejumlah negara industri maju dan sedang berkembang
termasuk Indonesia, menerapkan GKM diperusahaan-perusahaan industri guna
meningkatkan mutu, produktivitas dan daya saing.
GKM adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri dari 3 8 orang dari unit
kerja yang sama, yang dengan sukarela secara berkala dan berkesinambungan
mengadakan pertemuan untuk melakukan kegiatan pengendalian mutu di tempat
kerjanya dengan menggunakan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah.
GKM merupakan bagian integral dari PMT dalam suatu organisasi. Tujuan GKM
ini adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki perusahaan atau
instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan
mutu dalam arti luas. Objek perbaikan (tema) GKM sangat luas meliputi bahan,
proses, produk, lingkungan dan lain-lain. Tema perbaikan atau objek dapat berasal
dari anggota gugus, fasilitator, ketua GKM atau pimpinan perusahaan atau
organisasi. Penerapan GKM secara konsisten pada perusahaan akan sangat
bermanfaat bagi semua pihak, antara lain:
f. Sistem Saran
Sistem saran sebagai sarana menumbuhkan minat terhadap kaizen, yaitu dengan
memberdayakan karyawan dalam mengajukan saran, betapapun kecil arti saran
tersebut. Membudayakan pola pikir kaizen dan disiplin diri dikalangan karyawan
23
adalah sasaran utama sistem saran. Sistem saran berfungsi sebagai bagian terpadu
untuk kaizen secara perorangan dan menekan peningkatan moral serta
memperbesar manfaat positif dari partisipasi karyawan. Manajer Jepang
memandang peran utama dari sistem saran sebagai sarana menumbuhkan minat
terhadap kaizen.
g. Displin Pribadi dan Peningkatan Moral
Disiplin pribadi adalah batu pertama yang terdapat pada bangunan gemba,
karyawan yang memiliki disiplin pribadi yang baik dapat diandalkan untuk
mengikuti dan mematuhi standar kerja yang berlaku dalam mengusahakan sasaran
QCD (Imai, 1998). Dalam pelaksanaan kaizen peran serta karyawan sangat
dibutuhkan karena merekalah yang melakukan proses produksi. Peningkatan
moral dan perbaikan disiplin pribadi karyawan sangat diperlukan untuk
mendukung kelancaran produksi.
h. Kerja Sama Tim
Kerja sama tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam TQM, tim
merupakan sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Tidak semua
kumpulan orang dapat dikatakan tim. Untuk dapat dianggap sebagai tim maka
sekumpulan orang tertentu harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Agar suatu kelompok dapat menjadi tim dan supaya tim tersebut dapat bekerja
dengan efektif, semua anggotanya harus memahami dan menyepakati misinya.
2.
Semua tim harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat membentuk
kerangka usaha pencapaian misi. Suatu kelompok atau grup dapat menjadi tim
manakala ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap peraturan yang
berlaku.
24
3.
Keberadaan tim tidak meniadakan struktur dan wewenang, tim dapat berjalan
dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang dibagi dan setiap anggota
diperlakukan secara adil.
4.
Dalam TQM, perubahan bukan saja tak terelakan tetapi juga diperlukan sekali.
Sayangnya, orang umumnya menolak perubahan. Oleh karena itu setiap anggota
tim harus dapat saling membantu dalam beradaptasi terhadap perubahan secara
positif.
2.3. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
Disebut juga Grafik Tulang Ikan, yaitu diagram yang menunjukkan sebab akibat
yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab-sebab timbulnya masalah
sehingga memudahkan cara mengatasinya. Penggunaan Analisis Sebab Akibat:
25
26
Oleh sebab itu, perancangan display harus mempunyai visibility, legibility dan
readability yang baik. Visibility berhubungan dengan kualitas dari karakter atau
simbol yang membuatnya dapat dilihat dengan baik dari kondisi lingkungannya.
Legibility berhubungan dengan atribut dari masing-masing abjad sehingga dapat
dibedakan antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan readability berhubungan
dengan kualitas yang membuat isi informasi dapat dikenali dengan baik.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran huruf yang akan
digunakan pada perancangan display, yaitu:
1. Tebal huruf atau angka
Berhubungan dengan perbandingan antara tebal dengan tinggi huruf atau angka.
Tebal huruf ini bergantung pada warna latar belakang dengan tingkat
pencahayaan. Berikut ini adalah beberapa ketentuan yang dapat digunakan
sebagai patokan dalam menentukan tebal huruf atau angka:
Untuk pencahayaan yang baik, rasio yang digunakan jika warna huruf hitam
dengan latar belakang putih adalah 1:6 sampai 1:8, sedangkan rasio yang
digunakan jika warna huruf putih dengan latar belakang hitam adalah 1:8
sampai 1:10.
Jika pencahayaan dikurangi, semakin tebal huruf maka semakin mudah dibaca.
Untuk pencahayaan atau kontras dengan latar belakang yang kurang baik, huruf
atau angka tersebut harus dicetak tebal dengan rasio tebal dengan tingginya
lebih kecil, misalnya 1:5.
Untuk huruf atau warna yang sangat cerah, rasio harus dikurangi menjadi 1:2
sampai 1:20.
Untuk huruf hitam dengan warna latar belakang yang sangat cerah, maka
digunakan yang tebal.
2. Perbandingan lebar dengan tinggi huruf atau angka
Rasio atau perbandingan antara lebar dengan tinggi huruf atau angka digunakan
untuk menghitung lebar dan tinggi dari masing-masing huruf atau angka. Rasio
yang paling umum digunakan antara lebar dengan tinggi huruf atau angka adalah
3:5.
27
HL =
Ws
............(Persamaan 2.2)
R
W =
3
xH L ...........(Persamaan 2.3)
5
Dimana:
WS
= jarak pembacaan
HL
Untuk pembacaan jarak dekat yang kurang dari 5000 mm, maka digunakan
persamaan 2.4 Persamaan-persamaan diatas sebenarnya masih dapat digunakan,
tetapi jarak pembacaannya dekat maka dimensi atau ukuran huruf yang dihasilkan
kurang baik karena hurufnya bisa menjadi terlalu tipis sehingga sulit untuk dibaca.
Untuk menggunakan persamaan 2.4 tetap harus menggunakan persamaan 2.1 dan
2.2 untuk mendapatkan nilai WS (dalam mm) dan nilai HL. Kemudian HL tersebut
dibagi dengan 0,35 yang mempunyai nilai yang sama dengan 1 points (pt) dalam
program Microsoft, sehingga akhirnya didapat ukuran huruf yang digunakan
dalam satuan pt.
28
pt =
2.4)
HL
..............(Persamaan
0,35