SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Akademik Mata Kuliah Tugas Akhir
pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widyatama
Disusun oleh :
NAMA
: RIAN PERMANA
NPM
: 05.07.008
LEMBAR PENGESAHAN
DESAIN PRODUK HOLDER CONNECTOR VGA
DENGAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Nama : Rian Permana
NPM : 05.07.008
Menyetujui:
Pembimbing
Teknik Industri
: Rian Permana
NPM
: 05.07.008
Alamat
(Rian Permana)
ii
ABSTRAK
Kegiatan mengajar sering terganggu karena LCD proyektor tidak dapat
beroperasi dengan baik.Kerusakan-kerusakan pada LCD proyektor ini disebabkan
oleh banyak hal, mulai dari lampu yang sudah melemah, adanya kerusakan lensa dan
lain-lain.Tetapi 80% kerusakan disebabkan karena, kerusakan konektor dan kabel
proyektor. Diharapkan pembuatan holder connector ini mampu mengurangi
kerusakan konektor VGA dan memperlancar proses mengajar dikelas.
Perancangan holder connector dengan menggunakan metode Quality Function
Deployment dilakukan karena, QFD dapat membuat produk berdasarkan keinginan
serta kebutuhan para pengguna LCD proyektor.Perancangan produk dengan QFD ini
membutuhkan customer voices untuk menyusun matriks pada House of Quality.
Kebutuhan primer bagi para pengguna yang didapat dari customer voices ini nantinya
akan dijadikan dasar untuk merancang dan membuat holder connector VGA.Setelah
melakukan perancangan, holder connector VGA ini kemudian di cetak dengan
menggunakan Printer 3D dalam prototyping holder connector.
Holder connector ini diharapkan mampu untuk mengurangi kerusakan pada
LCD proyektor sebesar 80% yang merupakan hasil dari jumlah kerusakan LCD
proyektor yang disebabkan oleh konektor dan kabel. Jika akan diproduksi, holder
connector ini menghabiskan biaya per unit sebesar Rp.4.697.
iii
ABSTRACT
Teaching activities are often disturbed because of the LCD projector cannot
operate properly. Damage to the LCD projector was caused by many things, ranging
from a light bulb which is already weakened, there is damage to the lens and others.
But 80% of damage caused due to damage to the cable and the connector of the
projector. Expected production of holder connector is capable of reducing the
damage the VGA connector and streamline the process of teaching a class.
The design holder connector using Quality Function Deployment QFD, done
because it can make the products according to the wishes and needs of the users of
the LCD projector. Designing products with QFD requires customer voices to
compile the matrix on the House of Quality. Basic needs for those users who
obtained from customer voices this will be relied upon to design and make the holder
VGA connector. After doing the design, VGA connector holder is then printed using
a 3D Printer in prototyping holder connector.
Holder connector is expected to be able to reduce the damage to the LCD
projector for 80% which is a result of the amount of damage caused by the projector
LCD connectors and cables. If you want this connector holder produced, the cost per
unit is Rp. 4.697.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena telah memberikan
kesehatan dan berkahnya kepada saya hingga bisa menyelesaikan skripsi yang
berjudul DESAIN PRODUK HOLDER CONNECTOR VGADENGAN QUALITY
FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) dengan baik.
Skripsi
ini
disusun
dengan
melakukan
penelitian
di
Universitas
Tulisan ini mungkin masih banyak kekurangan atau penulisan yang salah,
dengan ini saya minta kepada para dosen atau pihak lain dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun supaya skripsi ini menjadi skripsi yang sempurna, dan
dapat bermanfaat bagi orang lain yang membacanya.
Rian Permana
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
v
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
Perumusan Masalah
1.3.
Tujuan Penelitian
1.4.
Batasan Masalah
1.5.
Sistematika Penulisan
3
5
Desain
2.1.1.
Pengertian Desain
2.1.2.
2.2.
2.2.1.
2.3.
13
2.3.
15
vii
2.3.1.
18
2.3.2.
19
2.4.
20
2.4.1.
Pengertian Biaya
20
2.4.2.
Penggolongan Biaya
20
2.4.3.
22
2.4.4.
24
2.5.
24
2.5.1.
Diagram Pareto
25
2.5.2.
26
29
3.1.
Studi Literatur
30
3.2.
Perumusan Masalah
30
3.3.
30
3.4.
Pengumpulan Data
31
3.5.
Pengolahan Data
31
3.6.
Analisis
33
3.7.
33
Pengumpulan Data
34
34
4.1.1.
34
4.1.2.
34
4.1.3.
Customer Voice
36
4.2.
Pengolahan Data
38
4.2.1.
39
4.2.2.
QualityFunctionDeployment
39
viii
4.2.3.
Perancangan Produk
53
4.2.4.
58
BAB V ANALISIS
59
5.1.
59
5.2.
61
5.3.
5.4.
Analisis Perancangan
62
63
63
6.1.
Kesimpulan
63
6.2.
Saran
63
DAFTAR PUSTAKA
64
LAMPIRAN I
66
LAMPIRAN II
67
LAMPIRAN III
68
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
34
35
37
39
40
44
45
46
48
48
49
50
50
52
55
58
58
59
59
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 House Of Quality
10
18
26
28
29
Gambar 4. 1 Kerusakan 1
36
Gambar 4. 2 Kerusakan 2
36
Gambar 4. 3 Kerusakan 3
36
Gambar 4. 4 Kerusakan 4
36
60
61
61
62
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 House of Quality
66
67
68
xii
BAB I
PENDAHULUAN
baik itu
terjadi pada konektor. Padahal jika saringan pada proyektor kotor, proyektor masih
dapat digunakan meskipun dengan adanya notifikasi yang mengganggu tampilan
presentasi. Kerusakan konektor yang terjadi berakibat pada proyektor yang tidak
dapat menerima input dari komputer atau laptop sehingga presentasi tidak dapat
dilakukan sama sekali.
Jumlah kerusakan yang ada di Universitas Widyatama dari total proyektor
sebanyak 35 unit atau sebesar 22,44% dan kerusakan akibat terinjaknya konektor dan
kerusakan kabel sebanyak 29 atau sebesar 82.86%. Melihat dari nilai tersebut,
kerusakan akibat terinjaknya konektor dan rusaknya kabel karena penyimpanan yang
salah lebih dari setengah dari jumlah keseluruhan dari kerusakan total.
Berdasarkan data kerusakan konektor dan kabel diatas, makaakan lebih baik
jika ada suatu alat yang dapat mengurangi kerusakan tersebut. Untuk itu, akan dibuat
sebuat holder untuk menyimpan konektor agar konektor dapat ditempatkan pada
tempat yang aman atau tidak terinjak. Metode yang akan digunakan adalah metode
Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD digunakan karena, metode ini
dapat didukung dengan data-data yang ada pada saat observasi penelitian ini
dilakukan. Sehingga dapat memperlancar proses pengerjaan penelitian ini.
1.2. Perumusan Masalah
Melihat apa yang telah dijelaskan pada latar belakang, maka akan dilakukan
sebuah kajian yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana merancang tempat penyimpanan konektor VGA pada LCD
proyektor sehingga kerusakan pada konektor dapat dikurangi?
2. Berapa besar biaya pokok produksi holder konektor tersebut?
1.3. Tujuan Penelitian
Melihat perumusan masalah yang telah disusun, maka dapat disebutkan tujuan
utama dalam penulisan laporan skripsi ini:
1. Mendesain sebuah holder untuk konektor VGA pada LCD proyektor dengan
menggunakan QFD.
2. Menentukan biaya per unit produk hasil desain rancangan holder konektor.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, pokok permasalahan yang dikaji beserta
dilakukan dalam penelitian dari awal sampai akhir untuk menyelesaikan masalah.
D.
data-data yang mendukung pemecahan masalah beserta pengolahan data yang akan
digunakan untuk melakukan anlisis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan
penelitian.
E.
BAB V ANALISIS
Bab ini berisi interpretasi dari hasil pengolahan data penelitian dengan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Desain
2.1.1. Pengertian Desain
Menurut Kotler & Keller (2012), desain adalah sejumlah fitur-fitur yang
berdampak pada bagaimana suatu produk terlihat, dirasakan, dan berfungsi pada
konsumen. Desain merujuk pada pengorganisasian berbagai elemen dalam kemasan
(Kotler & Amstrong, 2001).
Hal tersebut senada dengan definisi yang dikemukakan oleh Eames (dalam
Morris, 2009), yaitu desain adalah sebuah rencana dalam menyusun elemen-elemen
terbaik
yang
digunakan
untuk
menyempurnakan
sesuatu
dengan
tujuan
yang
berdampak
pada
bagaimana
suatu
produk
terlihat.
Communication of aesthetic
Nilai estetika dari suatu produk berkaitan dengan kesenangan yang didapat dari
Symbolic
Penampilan
suatu
produk
dapat
mengkomunikasikan
pesan
produk
3.
Functional
Nilai fungsional dari suatu produk berkaitan dengan fungsi kegunaan produk
adalah
adanya
pegangan
pada
sebuah
produk
tersebut dengan kualitas manusia. Secara teknik, fungsi ergonomis suatu produk
dapat diimplementasikan pada sebuah produk dengan cara membuat produk menjadi
mudah digunakan. Hal ini mencakup aspek emosional dalam hal tidak adanya rasa
frustasi ketika menggunakan suatu produk dan produk tersebut memberikan
pengalaman penggunaan yang menyenangkan.Konsumen dapat membentuk kesan
tentang kemudahan penggunaan suatu produk atas dasar penampilan produk tersebut.
5.
Attention drawing
Mendapatkan perhatian konsumen adalah langkah awal bagi suatu produk yang
Categorization
Konsumen menggunakan tampilan produk untuk mengkategorisasikan suatu
menentukan
prioritas
kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
serta
produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Cohen,
1995).
b.
c.
E
Technical
Correlations
C
Technical Response
A
Customer
Needs
and
Benefits
D
Relationships
(Impact of Technical
Response on Customer
Needs and Benefits)
B
Planning
Matrix
(Market
Research
and
Strategic
Planning)
F
Technical Matrix
(Technical Response
Priorities, Competitive
Technical Benchmark,
Technical Target)
yang
menjadi
alasan
utama
perlunya
dilakukan
riset
untuk
b.
c.
SURVIVAL
EXPANSION
SECURITY
proses
dan
mengurangi
langkah
pengerjaan
ulang dan
menurunkan pembuangan.
10
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Meningkatkan produktivitas.
8.
b.
c.
11
d.
e.
f.
Efisisensi Waktu
QFD dapat mengurangi waktu pengembangan produk karena memfokuskan
pada persyaratan konsumen yang spesifik dan teah diidentifikasi dengan jelas.Oleh
karena itu, tidak terjadi pemborosan waktu untuk mengembangkan ciri-ciri produk
yang tidak atau hanya member sedikit nilai (value) kepada konsumen.
3.
didsarkan pada consensus dan dicapai melalui diskusi mendalam dan brainstorming/
oleh karena setiap tindakan yang perlu dilakukan diidentifikasi sebagai bagian dari
proses maka setiap individu memahami posisinya yang paling tepat dalam proses
tersebut, sehingga pada gilirannya hal ini mendorong kerjasama tim yang lebih
kokoh.
12
4.
komprehensif mengenai semua data yang berhubungan dengan segala proses yang
ada dan perbandingannya dengan persyaratan pelanggan. Dokumen ini berubah
secara konstan setiap kali ada informasi baru yang dipelajari dari informasi lama
yang dibuang. Informasi yang baru mengenai persyaratan pelanggan dan proses
internal, sangat berguna bila terjadi turnover.
2.3. Tahapan Quality Function Deployment
Sebelum merancang QFD, dilakukan terlebihdahulu pelaksanaan tahapan
perencanaan dan persiapan.Tahapan ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah
pelaksanaan QFD dengan mengimplementasikan dalam beberapa kata kunci. Kata
kunci yang dimaksud adalah:
a.
purchasing,
manufacturing,
quality
assurance,
sales
dan
b.
Beberapa keuntungan yang diberikan jika melaksanakan metode QFD antara lain:
Mengembangkan visi tim secara umum dari sebuah produk atau jasa
Mendokumentasikan
seluruh
keputusan
dan
asumsi-asumsi
selama
13
3.
a.
dilakukan saat riset pasar. Alat yang berguna untuk mengatur daftar pelanggan
adalah Affinity Diagram yang digunakan untuk mengelompokan item-item
brainstorming.
c.
1.
atribut dari produk atau jasa.Atribut ini biasanya disebut sebagai data pelanggan
14
secara kualitatif dan informasi numeric tiap atribut sebagai data kuantitatif.Data
kualitatif secara umum diperoleh dari pembicaraan dan observasi langsung dengan
konsumen, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara.
2.
dengan pembentukan matriks perencanaan produk atau sering disebut dengan House
of Quality.
3.
2.
Tahapperencanaan.
3.
4.
whats dalam HOQ) dan output (disebut sebagai hows dalam HOQ).
2.3. Analitychal Hierarchy Process
Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L.
Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah
satu metode yang dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan dengan
memperhatikan faktor faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP
menggabungkan penilaian penilaian dan nilai nilai pribadi ke dalam satu cara
yang logis.
pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta ketidakakuratan data yang tersedia.
Menurut Saaty, hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama
adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke
bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang
kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur
menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur
dan sistematis.
Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif
atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan
keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian bagiannya,
menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik
pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis
berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki
prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang
bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang
beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana
yang dipersentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.
Analytic Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik yang
terdiri dari:
1.
2.
3.
2.
3.
Membentuk
perbandingan
berpasangan
yang menggambarkan
4.
Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam
5.
Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten
maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang
dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh dengan
menggunakan matlab maupun dengan manual.
6.
7.
8.
Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 maka
penilaian harus diulangi kembali.
17
Decomposition
Tingkat kedua
: Kriteria kriteria
Tingkat ketiga
: Alternatif alternatif
Comparative Judgement
Comparative judgement dilakukan dengan penilaian tentang kepentingan relatif
dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya.
Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena akan berpengaruh terhadap urutan
prioritas dari elemen elemennya. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan
dalam bentuk matriks pairwisecomparisons yaitu matriks perbandingan berpasangan
memuat tingkat preferensi beberapa alternatif untuk tiap kriteria. Skala preferensi
yang digunakan yaitu skala 1 yang menunjukkan tingkat yang paling rendah (equal
importance) sampai dengan skala 9 yang menujukkan tingkatan paling tinggi
(extreme importance).
3.
Synthesis of Priority
Synthesis of priority dilakukan dengan menggunakan eigen vector method
Logical Consistency
Logical consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai
dengan mengagresikan seluruh eigen vector yang diperoleh dari berbagai tingkatan
hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor composite tertimbang yang
menghasilkan urutan pengambilan keputusan.
2.3.2. Analisis Sensitivitas Pada Bobot Prioritas Dari Kriteria Keputusan
Analisis sensitivitas pada kriteria keputusan dapat terjadi karena ada informasi
tambahan sehingga pembuat keputusan mengubah penilaiannya.Akibat terjadinya
perubahan penilaian menyebabkan berubahnya urutan prioritas. Dari tabel prioritas
global dapat dirumuskan persamaan urutan prioritas global sebagai berikut :
19
b.
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang
yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu
(Mulyadi, 1993).
c.
Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka
memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan (Supriyono, 1999,16).
Ada 4 unsur pokok dalam defenisi biaya tersebut diatas :
1.
2.
3.
4.
Biaya Variabel
20
kegiatan.Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya
variabel.
3.
Biaya Semifixed
Adalah biaya tetap untuk tongkat kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah
Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan
B.
Harga pokok adalah sebagai bagian dari harga perolehan suatu aktiva yang
ditunda pembebannya dimasa yang akan datang. ( Abdul Halim, 2003).
C.
produksi yaitu : bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik. (Masud
Machfoedz, 1995)
21
Full Costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya
22
b.
Biaya Langsung
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
XXX
Biaya Pemasaran
XXX
XXX
Variabel Costing
Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya-
biaya produksi yang bersipat variabel kedalam harga pokok produksi atau secara
keseluruhan dapat didefenisikan sebagai berikut :
Variabel costing adalah penentuan harga pokok yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produksi, yang terdiri
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
variabel.
Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Pendekatan metode Variabel Costing
Biaya Bahan Baku
XXX
XXX
XXX
XXX
Biaya Variabel
XXX
XXX
XXX
Biaya Tetap
XXX
XXX
XXX
XXX
23
departemen atau pusat-pusat yang dibentuk yang dibentuk sesuai dengan tahap-tahap
pengolahan produksinya. System ini dianggap tepat untuk perusahaan-perusahaan
yang menghasilkan produk yang sama dan proses produksinya berjalan secara
kontinyu, seperti pabrik makanan atau pabrik mainan.
2.5. Diagram Sebab Akibat
Kebanyakan suatu cacat produk mengakibatkan seorang operator melakukan
pengerjaan ulang yang mengakibatkan terlambatnya proses, hal ini disebabkan oleh
beberapa penyebab utama. Penyebab-penyebab utama inilah yang harus dicari,
dikaji, dan ditanggulangi sehingga masalah dapat diselesaikan hingga akarnya dan
diharapkan jika penanggulangan tepat sasaran, masalah yang menimbulkan cacat
produk atau pengerjaan berulang tidak timbul kembali.
Masalah-masalah yang timbul, diklasifikasikan sesuai jenisnya untuk
mempermudah proses penanggulangan, sehingga kualitas produk dapat dikendalikan
sesuai standard yang ada. Ada beberapa piranti atau alat untuk perbaikan kualitas,
antara lain: diagram Pareto, diagram tulang ikan, ataupun sumbang saran. Berikut
dijabarkan beberapa teori yang terkait dengan masalah-masalah yang dibahas
penulis.
24
2.
3.
4.
Menyusun data menjadi informasi yang berguna, data yang besar dapat
menjadi informasi yang signifikan.
Hasil Pareto Chart dapat digunakan pada diagram sebab-akibat untuk
mengetahui akar penyebab masalah. Setelah penyebab potensial diketahui dari
diagram tersebut, diagram Pareto dapat disusun untuk merasionalisasi data
yang diperoleh dari diagram sebab akibat. Selanjutna, diagram Pareto dapat
digunakan pada semua tahap PDCAcycle. Pada tahap evaluasi hasil, diagram
Pareto ditampilkan untuk melihat perbrdaan pada waktu sebelum dan sesudah
proses penanggulangan untuk mengetahui efek upaya perbaikan. Gambar 2.1
adalah gambar contoh grafik diagram Pareto.
25
Dapatkah kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapan masalah itu
sebagai suatu pertanyaan masalah.
2.
3.
baku, metode, manusia, mesin dan lingkungan ditempatkan pada cabang utama
(membentuk tulang-tulang besar dari ikan). Kategori utama dapat diubah sesuai
kebutuhan.
4.
5.
6.
Interpretasi atas diagram sebab-akibat itu adalah dengan melihat penyebabpenyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan
melalui konsensus tentang penyebab tersebut. Selanjutnya, fokuskan perhatian
pada penyebab yang dipilih melalui konsensus. Alas an yang lebih kuat untuk
menentukan prioritas dominan adalah dengan mereferansi data yang ditemukan
saat analisa kondisi yang ada dilapangan.
7.
1.
Faktor manusia,
2.
Faktor metode,
3.
Faktor alat/mesin,
4.
5.
Faktor lingkungan.
Sumbang saran dan penelusuran lanjut diperlukan untuk menemukan faktor-
faktor penyebab terjadinya masalah tersebut.Setiap faktor, dibagi lagi menjadi akarakar kecil sampai penyebab sesungguhnya kenapa masalah tersebut ditemukan.
Tidak semua faktor digunakan untuk mencari penyebab terjadinya masalah,
tetapi hanya factor-faktor yang berhubungan dengan kondisi yang ada saja yang
27
ditarik akar penyebabnya. Bias jadi dalam satu masalah hanya ada 1 faktor saja,
namun terdiri dari beberapa penyebab.
Berikut ini adalah contoh diagram tulang ikan:
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
29
penelitian
tugas
akhir
ini
adalah
teori
Quality
Function
perumusan
masalah.Perumusan
masalah
atau
identifikasi
masalah
merupakan tindak lanjut dari observasi yang telah dilakukan. Penelitian yang
dilakukan berupa penelitian deskriptif yang kemudian akan dijadikan rujukan atau
usulan kepada pihak Universitas Widyatama dalam merancang alat penahan konektor
proyektor.
Tenaga pengajar di Universitas Widyatama sering kali mendapatkan kendala
ketika akan melakukan kegiatan belajar mengajar tetapi proyektor yang akan dipakai
tidak dapay beroperasi sebagaimana mestinya. Salah satu penyebabnya adalah
konektor proyektor yang rusak atau kabel yang putus. Dengan adanya penelitian
tentang perancangan holder konektor proyektor, diharapkan dapat meminimalisir
bahkan menghilangkan kemungkinan kejadian tersebut akan terjadi.
3.3. Penetapan Tujuan Penelitian
Pada Bab I Pendahuluan telah dijelaskan tentang tujuan dari penelitian ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui cara penanganan dan pencegahan kerusakan terhadap konektor.
2. Mengetahui penanganan konektor yang telah rusak dan melakukan
improvement jika tidak ada penanganan khusus terhadap konektor yang rusak.
3. Mendesain sebuah holder untuk konektor pada proyektor.
Landasan Teori dan metode yang digunakan dalam penelitian ini akan
mempermudah penyelesaian penelitian tugas akhir ini. Harapan setelah penelitian
tugas akhir ini selesai adalah kerusakan konektor pada proyektor dapat diminimalisir
bahkan dihilangkan, sehingga proses kegiatan belajar mengajar tidak akan terganggu
karena konektor tidak dapat meneriman display dari laptop.
30
Data Primer
Data yang langsung didapatkan dari sumber asli tanpa melalui perantara dan
data yang belum pernah diolah oleh pihak lain. Beberapa data primer yang ada antara
lain:
1. Customer voices hasil wawancara. Wawancara dilakukan terhadap dosen dan
perawat ruangan.
2. Data kerusakan proyektor di Universitas Widyatama.
b.
Data Sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara dan data yang telah diolah oleh pihak lain, di
bawah ini merupakan data penunjang dari data primer:
Data harga bahan baku dan
Berat jenis akrilik,
Data tarif listrik PLN.
3.5. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan proses utama dalam sebuah penelitian. Data-data
yang didapat baik secara langsung ataupun melalui perantara diolah dengan
menggunakan metode yang telah dipilih sebelumnya. Berikut ini adalah tahapan
pengolahan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini:
1.
hubungan mereka.
Pada tahap kedua, penyebaran bagian-bagian merupakan persyaratan teknis
yang penting dari rumah mutu, menjadi WHATs dari matriks baru.
Pada tahap ketiga, perencanaan proses, karakteristik bagian penting menjadi
WHATs dan karakteristik proses menjadi HOWs.
Pada tahap
32
terhadap produk tersebut.Perhitungan HPP ini untuk mengetahui biaya per-unit jika
nanti produk ini akan di produksi.
3.6. Analisis
Bagian ini terdapat beberapa analisis yang akan dipaparkan, berikut ini adalah
analisi yang nantinya akan dijelaskan:
1.
Analisis Kerusakan
Pada tahap ini, penulis akan menganalisis tentang kerusakan-kerusakan yang terjadi
pada proyektor baik kabel ataupun konektor dengan menggunakan diagram Pareto.
2.
Analisis Perancangan
Analisis biaya produksi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan harga jika
nantinya produk ini akan di produksi.
3.7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang diambil ini berdasarkan analisis dan pengolahan data yang
telah dilakukan.Bagian terakhir ini juga berfungsi untuk menjawab tujuan penelitian
yang telah dipaparkan pada Bab I Pendahuluan. Kesimpulan yang diambil sebaiknya
dapat menjawab pertanyaan, efektif atau tidak pembuatan holder konektor untuk
proyektor dalam mencegah kerusakan yang dapat mengganggu kelangsungan proses
belajar mengajar di Universitas Widyatama.Penelitian ini juga dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas belajar dan mengajar di Universitas Widyatama.
33
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Lab
42
Kelas
31
Kelas
Kelas
11
adalah
jumlah
kerusakan
proyektor
34
pada
tahun
2012.
Tabel 4.2 berisi data kerusakan LCD proyektor pada tiap-tiap ruangn di
Universitas Widyatama.
Tabel 4.2 Jumlah kerusakan LCD Proyektor
No.
Jumlah
Jumlah
Laboratorium
Ruang Kelas
Gedung STMIK
Kantor
User
28
JUMLAH
35
35
Gambar 4. 1 Kerusakan 1
Gambar 4. 2 Kerusakan 2
Gambar 4. 3 Kerusakan 3
Gambar 4. 4 Kerusakan 4
Customer Voice
Pengumpulan customer voice dilakukan dengan melakukan wawancara
terhadap beberapa pegawai., baik dari dosen dan perawat ruangan. Wawancara
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut :
1.
Bagaimana kondisi konektor proyektor pada saat ini, kekurangan dan atau
kerusakan yang sering dialami pada konektor dan kabel?
2.
36
No.
1
Customer Needs
Memudahkan untuk menemukan
konektor.
No.
41
Customer Needs
Bahan holder aman.
42
3
4
5
6
7
8
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
Pemakaiannya mudah.
56
Instalasi mudah.
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
37
No.
Customer Needs
No.
27
67
28
68
29
30
Customer Needs
Penahan tidak mudah tergeser dari
tempatnya.
Mempunyai bentuk yang tidak
membahayakan.
69
Mudah dirawat.
70
31
71
32
72
73
33
34
35
36
37
38
39
40
74
75
38
No.
Masalah
Konektor
20
57.143
57.14
Kabel
25.714
82.86
Lampu Warning
14.286
97.14
Bintik-bintik
2.857
100
JUMLAH
35
100
A.
Desain
Fleksibilitas
Material
39
4.
Instalasi
Pemasangan dan perawatan yang mudah adalah contoh dari keinginan konsumen
yang masuk kedalam kelompok ini.
Berikut ini tabel pembagian kelompok berdasarkan 5 kategori diatas:
Tabel 4.5 Pengelompokan Berdasarkan Affinity Diagram
NO.
1
GROUP
Bentuk
1A
1B
1C
1D
1E
1F
Bentuknya kecil.
1G
1H
1I
1J
1K
1L
Fleksibilitas
2A
Mudah terjangkau.
2B
2C
2D
Mudah dipasang.
2E
2F
40
NO.
2
GROUP
Fleksibilitas
2G
2H
2I
2J
Mudah dipindahkan.
2K
2L
2M
Pemakaiannya mudah.
2N
Instalasi mudah.
2O
2P
Pemasangannya mudah.
2Q
2R
2S
2T
2U
Material
3A
3B
3C
3D
3E
3F
3G
3H
3I
3J
41
NO.
GROUP
4A
4B
Penggunaannya mudah.
4C
4D
4E
4F
4G
4H
4I
4J
4K
4L
4M
4N
4O
4P
4Q
4R
4S
Instalasi
5A
5B
5C
Mudah dibersihkan.
5D
5E
5F
5G
Mudah dirawat.
5H
NO.
5
GROUP
Instalasi
5I
5J
5K
B.
Technical Response
Technical response ini dibuat berdasarkan kebutuhan yang diminta oleh
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bahan yang digunakan adalah bahan yang tidak mengandung bahan kimia.
9.
10.
11.
12.
konsumen yang ada, sehingga semua keinginan konsumen dapat dipenuhi oleh
semua respon tersebut.
43
CUSTOMER REQUIREMENTS
TECHNICAL RESPONSES
Technical
Requireme
nt
DESAIN
Bentuknya kecil.
C.
Matriks Relationship
Matriks ini merupakan matriks yang menghubungkan technical response dan
customer needs and benefits.Antara technical response dan customer needs and
benefits pasti ada hubungan dengan tingkat kepentingan yang berbeda beda, maka
dari itu semua keinginan konsumen yang berhubungan dengan technical response
dinilai untuk dijadikan sebuah acuan dalam mendisain nantinya. Mengisi matriks ini
dimulai dengan menentukan impact yang sesuai dengan keterkaitan hubungan antara
technical response dan customer needs and benefits yang di wakilkan dengan
simbol-simbol seperti pada tabel 4.8.
Tabel 4.6 Symbol Impact
Simbol
Arti
Not Linked
Possibly Linked
Moderately
Linked
Strongly Linked
Tidak berhubungan
Bila Kemungkinan terjadi hubungan
diantara keduanya
Nilai
0
1
44
Penempatan holder di
rata-rata
Terdapat instruksi
disampi
Instalasi holder m
Holder ditempatkan d
CUSTOMER REQUIREMENTS
Matriks
DESAIN
Relationship
D.
Technical Importance
Setelah menentukan relationship, kemudian matriks tersebut dihitung
berdasarkan jumlah dan bobot yang sudah ditentukan. Penjumlahan bobot tersebut
dilakukan untuk menentukan technical response mana yang harus menjadi prioritas
dalam mendisain holder connector nanti, sehingga disain yang diciptakan nantinya
akan mendekati dengan keinginan konsumen. Penentuan technical importance ini
dihitung dengan mengalikan bobot dengan jumlah symbol yang terpadat pada satu
baris vertikal technical response.Masing-masing technical importance sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Technical Importance
TECHNICAL RESPONSE
BOBOT
0.917
1.726
0.721
1.612
0.662
0.652
0.789
Bahan yang digunakan merupakan bahan yang tidak mengandung bahan kimia
0.551
0.528
45
TECHNICAL RESPONSE
BOBOT
1.249
0.555
1.160
TECHNICAL RESPONSE
BOBOT
1.726
1.612
1.249
1.160
0.917
0.789
0.721
0.662
0.652
0.555
Bahan yang digunakan merupakan bahan yang tidak mengandung bahan kimia
0.551
0.528
Melihat hasil pada tabel 4.10, selain dari penempatannya yang dekat dengan
pengguna konektor dan holder connector tersebut yaitu disain holder connector
Technical Importance
46
E.
Desain
Fleksibilitas
Material
Fungsi
Instalasi
Sub
Kategori
Desain
Sub
Kategori
Fleksibilitas
Sub
Kategori
Material
Sub
Kategori
Fungsi
Sub
Kategori
Instalasi
47
Alternative
Priority
0.131
0.120
0.109
0.100
0.099
0.084
0.081
0.075
0.064
0.064
0.039
Bentuknya kecil
0.035
(Sumber: Data Diolah)
Berdasarkan prioritas pada tabel 4.9, maka desain holder connector nanti
harus pas dengan konektor.Alasannya adalah pada saat penyimpanan konektor tidak
mudah lepas atau jatuh dari holder.Sedangkan bentuknya kecil menjadi prioritas
terakhir karena bentuk dari holder akan disesuaikan dengan ukuran atau dimensi
konektor yang akan dipakai.
Tabel 4.10 Hasil Sintesis Pada Alternatif Fleksibilitas
Alternative
Priority
0.083
0.076
Mudah terjangkau
0.072
Instalasi mudah
0.060
0.057
0.055
Pemakaiannya mudah
0.055
Pemasangannya mudah
0.054
48
Alternative
Priority
0.050
0.050
0.046
0.041
0.039
Mudah dipasang
0.038
0.037
0.037
0.036
Mudah dipindahkan
0.036
0.033
0.024
0.021
49
Alternative
Priority
0.168
0.150
0.149
0.135
0.076
0.073
0.071
0.069
0.056
0.054
Alternative
Priority
0.083
0.083
0.081
0.066
Penggunaannya mudah
0.063
0.055
0.054
0.053
0.053
50
Alternative
Priority
0.052
0.051
0.051
0.044
0.039
0.036
0.035
0.027
0.026
0.026
0.022
51
Alternative
Priority
0.183
0.128
0.120
0.110
0.107
0.077
Mudah dirawat
0.070
0.069
0.051
0.046
Mudah dibersihkan
0.038
Bobot yang
didapat dari
AHP
Gambar 4.9Importance to Customer
52
53
Ketiga desain diatas akan dipilih salah satu. Pemilihan desain yang dipakai
ini dipilih berdasarkan QFD dan HOQ.Dalam HOQ terdapat prioritas pada masingmasing kriteria, prioritas tersebut akan dibandingkan dengan desain-desain diatas.
Desain yang paling memenuhi kriteria tersebut lah yang akan dipilih dan digunakan.
Desain yang dipilih adalah desain 2. Berikut ini alasan terpilihnya desain 2:
54
TECHNICAL RESPONSE
BOBOT
1.726
1.612
1.249
1.160
0.917
0.789
0.721
0.662
0.652
0.555
Bahan yang digunakan merupakan bahan yang tidak mengandung bahan kimia
0.551
0.528
Berdasarkan technical response pada tabel 5.1, maka holder connector akan
dirancang berdasarkan kriteria sesuai dengan jumlah bobot pada masing masing
kriteria.
technical response:
a.
Bentuk holder connector yang dibuat disesuaikan dengan ukuran dan dimensi
konektor.
Holder connector yang dibuat, didesain untuk konektor VGA D-SUB 15 pin
dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran konektor tersebut. Ukuran holder
connector untuk konektor VGA D-SUB 15 pin dapat dilihat pada gambar 5.1.
55
75 mm
41m
b.
56
c.
bagi pengguna supaya dapat mudah menemukan dan mengetahui cara pakai holder
tersebut. Berikut ini adalah contoh display yang akan ditempel disamping holder
connector.
d.
rata pengguna karena holder didesain dengan cara penempatan menggunakan baut.
e.
keamanan para penggunanya, untuk itu holder didesain dengan ujung yang bulat.Hal
ini ditujukan agar tangan pengguna tidak terluka jika dengan tidak sengaja
menyentuh ujung dari konektor.
57
f.
nantinya akan dibuat dengan menggunakan teknik cor dengan menggunakan bahan
akrilik.
g.
SUB akan disesuaikan dengan dimensi konektor. Sehingga, ukuran konektor tidak
akan mengganggu pergerakan penggunanya nanti.
4.2.4. Harga Pokok Produksi
Perhitungan harga pokok produksi atau HPP dihitung agar mengetahui berapa
biaya produksi
Keterangan
Harga
Sumber
35,000/liter
Brataco 2012
Keterangan
Harga
449.82
Overhead
2,318.80
JUMLAH
4,697
58
BAB V
ANALISIS
5.1.
dari tugas akhir ini, maka dari itu kerusakan yang ada seharusnya dihitung
dulu.Perhitungan analisis kerusakan ini menggunakan Diagram Pareto.Berikut ini
adalah analisis kerusakan menggunakan diagram pareto.
Tabel 5.1 Data Kerusakan Proyektor
No.
Jumlah
Jumlah
Laboratorium
Ruang Kelas
Gedung STMIK
Kantor
User
28
JUMLAH
35
No.
Masalah
Frekuensi
Frek
Frek Kumulatif
(%)
(%)
Konektor
20
57.143
57.14
Kabel
25.714
82.86
Lampu Warning
14.286
97.14
Bintik-bintik
2.857
100
JUMLAH
35
100
59
100,00
35
90,00
30
80,00
25
70,00
60,00
20
50,00
15
40,00
Frekuensi
Frek Kumulatif (%)
30,00
10
20,00
10,00
0,00
0
Konektor
Kabel
Lampu
Warning
Bintik-bintik
60
Penyebab kerusakan konektor ini didapat dari hasil pengamatan dan fishbone
diagram.
Fishbone
diagram
dapat
dilihat
pada
gambar
dibawah
ini.
Technical Response
Holder ditempatkan dekat dengan pengguna
Bentuk yang dibuat disesuaikan dengan ukuran dan
dimensi konektor
Terdapat instruksi dan cara pemakaian disamping holder
Technical
Importance
105
90
89
61
82
62
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Desain holder connector VGA dapat mengurangi kerusakan konektor dan kabel yang
ada di Universitas Widyatama.
Biaya perunitholder VGA jika akan diproduksi adalah sebesar Rp.4.697. Jadi
berdasarkan harga yang didapatkan pada perhitungan harga pokok produksi
makaholder connector ini dapat diproduksi.
6.2. Saran
Untuk Penelitian Selanjutnya
Saran untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan pengembangan desain, baik dari
segi bentuk atau ukuran.Menambahkan fungsi tambahan lainnya.
Implementasi
Selanjutnya diharapkan dapat dipasang pada tiap-tiap kelas di Universitas
Widyatama sebagai salah satu cara mengurangi dampak kerusakan pada konektor.
63
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deploymen How to make QFD work for
you Addison Wesley Publishing Compayi : New York
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
64
14.
15.
16.
65
LAMPIRAN I
Lampiran 1HOUSE OF QUALITY
66
LAMPIRAN II
Lampiran 2 Hierarki AHP
LAMPIRAN III
Lampiran 3Expert Choise