Badak jawa adalah binatang tenang dengan pengecualian ketika mereka berkembang biak dan
apabila seekor inang mengasuh anaknya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam
kelompok kecil di tempat mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah sifat
umum semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan parasit.
Badak jawa tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan lebih suka menggunakan kubangan
binatang lainnya atau lubang yang muncul secara alami, yang akan menggunakan culanya untuk
memperbesar. Tempat mencari mineral juga sangat penting karena nutrisi untuk badak diterima dari
garam. Wilayahi jantan lebih besar dibandingkan betina dengan besar wilayah jantan 1220 km dan
wilayah betina yang diperkirakan 314 km. Wilayah jantan lebih besar daripada wilayah wanita.
Tidak diketahui apakah terdapat pertempuran teritorial. [25]
Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang
dibuat oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota
spesies badak lainnya memiliki kebiasaan khas membuang air besar pada tumpukan kotoran badak
besar dan lalu menggoreskan kaki belakangnya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa ketika
buang air besar di tumpukan, tidak melakukan goresan. Adaptasi sifat ini diketahui secara ekologi; di
hutan hujan Jawa dan Sumatera, metode ini mungkin tidak berguna untuk menyebar bau. [25]
Badak jawa memiliki lebih sedikit suara daripada badak sumatra; sangat sedikit suara badak jawa
yang diketahui. Badak Jawa dewasa tidak memiliki musuh alami selain manusia. Spesies ini,
terutama sekali di Vietnam, adalah spesies yang melarikan diri ke hutan ketika manusia mendekat
sehingga sulit untuk meneliti badak.[5] Ketika manusia terlalu dekat dengan badak jawa, badak itu
akan menjadi agresif dan akan menyerang, menikam dengan gigi serinya di rahang bawah
sementara menikam keatas dengan kepalanya.[25] Sifat anti-sosialnya mungkin merupakan adaptasi
tekanan populasi; bukti sejarah mengusulkan bahwa spesies ini pernah lebih berkelompok. [9]
Badak jawa bisa hidup sepanjang 30-45 th. di alam bebas. Badak ini hidup di hutan
hujan yang ada di dataran rendah, padang rumput basah serta tempat daratan banjir
besar. Badak jawa umumnya memiliki sifat yang tenang, terkecuali pada saat kenalmengenal serta membesarkan anak, meskipun satu grup terkadang bisa berkumpul di
dekat kubangan serta area memperoleh mineral. Badak dewasa tak mempunyai hewan
pemangsa sebagai musuhnya. Badak jawa umumnya menjahui manusia, namun dapat
menyerang manusia bila ia merasa diganggu. Peneliti serta pelindung alam jarang
meneliti binatang itu dengan cara langsung di karenakan kelangkaan mereka serta ada
bahaya mengganggu sbuah spesies terancam. Peneliti memakai kamera serta sampel
kotoran untuk bisa mengukur kesehatan serta perilaku mereka. Badak Jawa lebih
sedikit dipelajari dari pada spesies badak yang lain.
Sifat
Badak jawa merupakan binatang yang sifatnya tenang terkecuali saat mereka
berkembang biak dan di saat seekor inang mengasuh anaknya. Terkadang mereka
dapat berkerumun membentuk grup kecil di area mencari mineral dan kubangan
lumpur. Berkubang di lumpur yaitu karakter umum seluruh badak utk melindungi suhu
tubuh dan menolong menghindar penyakit dan parasit. Badak jawa tak menggali
kubangan lumpurnya sendiri dan lebih senang memakai kubangan binatang yang lain
atau lubang yang nampak dengan cara alami, yang dapat memakai culanya untuk jadi
besar. Area mencari mineral juga amat mutlak di karenakan nutrisi utk badak di terima
dari garam. Wilayahi jantan semakin besar dibanding betina dengan besar lokasi jantan
1220 km dan lokasi betina yang diperkirakan 314 km. Lokasi jantan semakin besar
dari pada lokasi wanita. Tak diketahui apakah ada pertempuran teritorial.
Jantan menandai lokasi mereka dengan cara menumpukan kotoran dan percikan urin.
Goresan yang di buat dengan kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga dipakai
untuk berkomunikasi. Bagian spesies badak yang lain mempunyai rutinitas khas buang
air besar pada tumpukan kotoran badak besar dan lantas menggoreskan kaki
belakangnya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa saat buang air besar di tumpukan,
tak lakukan goresan. Adaptasi karakter ini diketahui dengan cara ekologi ; di rimba
hujan Jawa dan Sumatera, metode ini barangkali tak bermanfaat utk menyebar bau.
Badak jawa mempunyai lebih sedikit nada dari pada badak sumatra ; amat sedikit nada
badak jawa yang diketahui. Badak Jawa dewasa tak mempunyai musuh alami tak hanya
manusia. Spesies ini, terlebih sekali di Vietnam, yaitu spesies yang melarikan diri ke
rimba saat manusia mendekat hingga sukar utk meneliti badak. Saat manusia
terlampau dekat dng badak jawa, badak itu dapat jadi agresif dan dapat menyerang,
menikam dng gigi serinya di rahang bawah sesaat menikam keatas dng kepalanya.
Karakter anti-sosialnya barangkali adalah adaptasi tekanan populasi ; bukti histori
mengusulkan bahwa spesies ini dulu lebih berkelompok.
Makanan
Badak jawa merupakan hewan herbivora dan makan berbagai macam spesies tanaman,
terlebih tunas, ranting, dedaunan muda dan buah yang jatuh. Umumnya tumbuhan
yang disukai oleh spesies ini tumbuh di tempat yang terkena cahaya matahari : pada
pembukaan hutan, semak-semak dan jenis vegetasi yang lain tanpa pohon besar.
Badak menjatuhkan pohon muda utk meraih makanannya dan mengambilnya dng bibir
atasnya yang bisa memegang. Badak Jawa yaitu pemakan yang sangat bisa beradaptasi
dari seluruh spesies badak. Badak diperkirakan makan 50 kg makanan /hari. Layaknya
badak Sumatra, spesies badak ini membutuhkan garam utk makanannya. Area melacak
mineral umum tak ada di Ujung Kulon, namun badak Jawa tampak minum air laut utk
nutrisi sama yang diperlukan.
Badak Jawa Betina mencapai kematangan seksual pada umur 3-4 th. sesaat
kematangan seksual jantan pada usia 6. Kemungkinan untuk bisa hamil diperkirakan
akan terlihat pada periode 16-19 bln.. Interval kelahiran spesies ini 45 th. Empat
spesies badak yang lain mempunyai karakter pasangan yang serupa.
Status konservasi
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Mammalia
Ordo:
Perissodactyla
Famili:
Rhinocerotidae
Genus:
Rhinoceros
Spesies:
R. sondaicus
Kidnesia.com - Taman Nasional Ujung Kulon terkenal dengan maskotnya berupa badak bercula satu . Meski
masuk dalam jenis badak Jawa , tetapi penyebarannya tidak hanya di Pulau Jawa. Badak jenis ini juga terdapat
di negara-negara Asia lainnya. Namun, jumlah spesies ini semakin lama semakin berkurang karena perburuan
untuk culanya.
Secara fisik, panjang tubuh badak Jawa kira-kira 3,1 - 3,2 m dengan tinggi 1,4-1,7 m dan berat 900-2.300 kg.
Permukaan tubuh badak Jawa berbulu meski tidak sepanjang bulu badak Sumatera. Cula badak jenis ini
termasuk yang terkecil di antara sesama keluarga badak lainnya. Panjangnya hanya berkisar 20-27 cm dan
jarang digunakan untuk bertarung. Cula tersebut lebih banyak digunakan untuk memindahkan lumpur di
kubangan, menarik
Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa adalah habitat bagi sisa badak Jawa yang masih hidup.
Perkiraan yang paling optimistis memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 100 badak Jawa masih
ada di alam bebas. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun masih
terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan
beberapa pelindung alam menganggap mereka memiliki risiko yang lebih besar. Badak Jawa
diketahui masih hidup di dua tempat,Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat pulau Jawa
dan Taman Nasional Cat Tien yang terletak sekitar 150 km sebelah utara Kota Ho Chi Minh.[9][20]
Binatang ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala (tempat tinggal mereka akan saling
melengkapi antara badak Sumatra dan India di tempat tersebut [13]) ke arah timur
sampai Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, dan ke arah selatan di semenanjung
Malaya, serta pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan.[21] Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran
rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang banyak dengan sungai, dataran banjir
besar atau daerah basah dengan banyak kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak
jawa menyukai daerah rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang lebih tinggi
(diatas 2.000 m), yang disebabkan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia. [11]
Tempat hidup badak jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun
1000 SM, tempat hidup di utara badak ini meluas ke Tongkok, tetapi mulai bergerak ke selatan
secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di daerah itu.[22] Badak
ini mulai punah di India pada dekade awal abad ke-20. [13] Badak Jawa diburu sampai kepunahan
di semenanjung Malaysia tahun 1932.[23] Pada akhir perang Vietnam, badak Vietnam dipercaya
punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di Kamboja mengklaim
melihat badak jawa di Pegunungan Cardamom, tetapi survey pada daerah tersebut gagal
menemukan bukti.[24] Populasi badak Jawa juga mungkin ada di pulau Kalimantan, walaupun
spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang masih hidup di sana.
[21]