Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM GEODINAMIK
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
ACARA: FIELDTRIP II

ASISTEN ACARA:
(M. Anzja C. Istala)
(Anggara Widystanto)
(Maria Christine R)

DISUSUN OLEH:
Izzuddin Fathan Ainur Afif
13/366366/TK/42108
ROMBONGAN/KELOMPOK
2B/1

YOGYAKARTA
DESEMBER
2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas izin dan
ridha-Nya lah Fieldtrip II sebagai rangkaian acara praktikum Geologi Dasar dapat
terlaksana tanpa ada hambatan yang berarti. Penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada orangtua yang selalu mesupport walaupun dari jauh. Kepada Dosen dosen yag telah
membagi ilmu kepada kami. Terimakasih juga ingin penulis sampaikan kepada kakakkakak asisten Praktikum Geologi Dasar, yang telah membimbing kami sampai
sekaranGunung tak lupa juga kepada teman-teman Geologi 14 yang telah membantu,
menemani dan mensupport kami.
Fieldtrip adalah kegiatan rutin di Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada.
Kegiatan ini dilaksanakan agar para mahasiswa Teknik Geologi yang kelak akan menjadi
Geologist mampu mengetahui keadaa Geologi secara langsunGunung Karena keadaan
geologi di alam tidak selalu sama degan yang ada di teorinya.
Laporan ini tentunya sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sebagai penulis
ingin mengatakan mohon maaf apabila ada pernyataan dari penulis yang kurang berkenan.
karena kesempurnaan adalah milik tuhan

Yogyakarta, 17 Desember 2014


Penulis

Izzuddin Fathan Ainur Afif


NIM. 14/366366/TK/42108

DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................................
Kata Pengantar..........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
Daftar foto.................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
...................................................................................................................................................
1

I.1 Latar Belakang


........................................................................................................................................
1

I.2 Maksud dan Tujuan


........................................................................................................................................
1

I.3 Lokasi dan Kesampaian daerah


........................................................................................................................................
1

I.4 Perlengkapan Lapangan dan kegunaanya


........................................................................................................................................
2

BAB II Geologi Regional


...................................................................................................................................................
4

II.1 Geomorfologi regional


........................................................................................................................................
4

II.2 Stratigrafi regional


........................................................................................................................................
5

II.3 Struktur geologi regional


........................................................................................................................................
7

BAB III Pembahasan


...................................................................................................................................................
8

III.1 STA 1
........................................................................................................................................
8

III.2 STA 2
........................................................................................................................................
12

III.3 STA 3 LP 1
........................................................................................................................................
18

III.4 STA 3 LP 2
........................................................................................................................................
20

BAB IV Kesimpulan
...................................................................................................................................................
24
Daftar pustaka
...................................................................................................................................................
25
Lampiran...................................................................................................................................

DAFTAR FOTO
Tabel 1. Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan Menurut Beberapa Peneliti
Gambar 1.1. Singkapan Diorit pada STA 1
Gambar1.2. Batuan pada sta 1

Gambar1 3. Pelapukan membawang


Gambar 1.4. Urat kuarsa pada batuan
Gambar 1.5, Batuan Diabas
Gambar 1.6. Mineral dala batuan diabas
Sketsa STA 1
Gambar 2.1. Singkapan pada puncak gunung kemas
Gambar 2.2. Urat kalsit yang berada di utara lokasi pengamatan
Gambar 2.3. Batugampung (atas) dan Napal (bawah)
Gambar 2.4. Bidang perlapisan dalam singkapan
Gambar 2.6. Batu Gamping (kuning) dan Napal (abu-abu)
Gambar 2.7. Sesar yang berlanjut
Gambar 2.5. Deformasi ducktile disebelah timur lokasi pengamatan
Gambar 2.8. Mineral kalsit
Gambar 2.7. Hand specimen dari Urat kalsit
Gambar 2.9. Batugamping teroksidasi
Gambar 2.10 BatuGamping
Sketsa STA 2
Gambar 3.1. Fosil Nummulites Sp
Gambar 3.2. Fosil Nummulites sp yang masih terpelihara dengn baik
Gambar 3.3. fosil Nummulites dengan jumlah banyak
Sketsa STA 3 LP 1
Gambar 4.1. Perlapisan batuan sekis mika yang lapuk
Gambar 4.2. Batuan Sekis mika yang masih segar
Gambar 4.4. Hand sample Sekis mika, menunjukkan perlapisan batuan
Gambar 4.5. Hand sample sekis mika menunjukkan foliasi pada batuan
Gambar 4.6. Pecahan Kuarsit
Gambar 4.7. Mineral kuarsit
Sketsa STA 3 LP

BAB I
Pendahuluan

I.1 Latar Belakang


Mahasiswa geologi dituntut untuk dapat mengaplikasikan pengetahuannya di
lapangan Kegiatan pembelajaran baik di ruang kelas maupun di laboratorium tidaklah
cukup, karena kedaan di lapangan dan di dalam teori tidaklah selalu sama. Mahasiswa
geologi harus dapat mengerti dan terbiasa dengan kondisi di lapangan. Pentingnya
kegiatan lapangan ini adalah untuk melatih mahasiswa geologi dalam mengaplikasikan
keseluruhan ilmu ilmu yang telah didapatkannya. Kegiatan lapangan juga memberi
peranan penting bagi mahasiswa geologi dalam membangun kreativitas, kesigapan,
ketelitian, ketepatan dan keahlian sehingga dapat belajar untuk memiliki mental sebagai
seorang geologist. Sehingga, kegiatan Fieldtrip yang merupakan bagian dari kuliah
lapangan ini dianggap perlu untuk dilaksanakan.
I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari acara Fieldtrip 2 Geologi Dasar ini adalah untuk mengembangkan
pengetahuan yang telah didapatkan dari dosen dan praktikum mengenai pencarian dan
pendeskripsian mineral, pengamatan singkapan, dan pencatatan buku lapangan hingga
akhirnya mahasiswa dapat menerapkan pengetahuannya tersebut pada kondisi dan
situasi dilapangan. Selain itu, acara ini bertujuan sebagai pembiasaan bagi mahasiswa
geologi dengan kondisi nyata di lapangan dan untuk menguji sejauh mana pemahaman
mengenai materi materi yang telah diberikan dalam kegiatan perkuliahan dan kegiatan
praktikum dapat diserap dan dikembangkan.
I.3 Lokasi dan Kesampaian daerah
Fieldtrip II Geologi Dasar ini dilaksanakan di daerah Desa Gunung Gajah, Kec.
Bayat, Klate dengan tata urutan perjalanan adalah kampus Teknik Geologi UGM
Yogyakarta Gunung Pendul Gunung Temas Watuprau kampus Teknik Geologi
UGM Yogyakarta. Perjalanan dari kampus Teknik Geologi UGM Yogyakarta menuju
Stasun pertama ditempuh dengan menggunakan bus, sedangkan untuk mencapai
stasiun dan lokasi lokasi pengamatan dilakukan dengan berjalan kaki.

I.4 Perlengkapan Lapangan dan kegunaanya


Pada kegiatan Fieldtrip II Geologi Dasar ini dibutuhkan peralatan dan
perlengkapan untuk menunjang kegiatan di lapangan sehingga menjadi syarat untuk
mengikuti fieldtrip ini. Perlengkapan dan peralatan yang digunakan yaitu:
A. Peralatan kelompok

Kamera

Digunakan untuk mengambil kenampakan baik stasiun pengamatan


maupun batuan dan mineral yang ditemukan selama Fieldtrip.

Kompas Geologi

Digunakan untuk menentukan strike dan dip batuan, mengukur kelerengan


lereng, dan untuk plotting lokasi atau menentukan posisi objek dan pengamat
dalam peta.

Lup

Digunakan untuk mengamati kenampakan mineral dalam batuan pada


singkapan dengan lebih detail khususnya mineral-mineral yang termasuk
kedalam ukuran yang sangat kecil.

Palu Geologi

Digunakan untuk mengetahui kekompakan batuan, membuka singkapan,


memecah batuan pada objek pengamatan untuk mendapatkan sampel yang
akan dijadikan bahan dalam pendeskripsian dan sebagai pembanding dalam
mengambil foto singkapan batuan.

Plastik Sampel

Digunakan sebagai tempat batuan dan mineral yang dijadikan sampel.


B. Peralatan dan Perlengkapan Pribadi

Peta Topografi

Digunakan untuk plotting, gambaran morfologi dan petunjuk lokasi


pengamatan di lapangan.

HCL 0,1 M

Digunakan untuk mengetahui adanya komposisi material karbonatan pada


mineral dan batuan yang ditunjukkan dengan reaksi yang menghasilkan buih.

Alat tulis dan gambar


o Pensil
Digunakan untuk menulis data pengamatan pada buku catatan
lapangan dan menggambar sketsa dari tempat pengamatan.
o OHP Marker
Digunakan untuk memberi keterangan berupa nomor, tanggal, dan
lokasi pengambilan pada plastik sampel.
o Busur derajat
Digunakan untuk plotting tempat pengamatan pada peta topografi
sesuai dengan pengukuran dengan kompas geologi.
o Karet penghapus
Digunakan untuk menghapus catatan atau sketsa yang salah.
o Buku catatan lapangan (field note)
Digunakan untuk mencatat pengamatan, analisis, deskripsi dan
menggambar sketsa dari tempat pengamatan.
o Clip Board
Digunakan sebagai papan alas untuk menulis dan membantu
pengukuran strike dan dip.

Topi Lapangan
Digunakan untuk melindungi wajah dan kepala dari sinar matahari

Tas lapangan atau tas ransel


Digunakan untuk membawa perlengkapan dan perlatan yang
diperlukan selama Fieldtrip

Minuman dan makanan


Untuk menjaga stamina selama dilapangan

Obat obatan bagi yang membutuhkan

Jas hujan
Digunakan untuk melindungi tubuh jika pada Fieldtrip terjadi hujan

BAB II
Geologi Regional

II.1 Geomorfologi Regional


Perbukitan Jiwo disusun oleh batuan metamorf filit dan sekis yang berumur Pratersier, yangditutup oleh batugamping dan batu pasir berumur Eosen. Adanya
terobosan diorit, menyebabkan terbentuknya batuan metamorfik kontak di beberapa
tempat. Perbukitan Jiwo, merupakan perbukitan terisolir diantara dataran aluvial.
Perbukitan Jiwo terdiri dari perbukitan Jiwo Barat dan perbukitan Jiwo Timur yang
dipisahkan oleh Kali Dengkeng. Secara fisiografi, daerah Bayat termasuk perbukitan
yang muncul pada Zona Solo dimana bagian selatannya dibatasi oleh perbukitan
Baturagung yang memanjang dengan arah barat-timur yang dikenal sebagai
pegunungan selatan Jawa Timur.
Perbukitan Jiwo secara geomorfik, dapat dibagimenjadi dua satuan yaitu :
A. Satuan Geomorfik Dataran Aluvial.
Dataran ini meliputi daerah yang sangat luas, terletak disekitar Perbukitan
Jiwo Barat maupun Jiwo Timur. Batuan hasil endapan fluvio - volkanik dan
endapan rawa terdiri dari kerakal, pasir dan batulempung hitam. Daerah ini
digunakan oleh penduduksebagai tempat pemukiman dan lahan pertanian.
B. Satuan Geomorfik Perbukitan
Terdiri dari perbukitan Jiwo Timur dan perbukitanJiwo Barat, yang
dipisahkan oleh Kali Dengkeng. Perbukitan Jiwo berelevasi antara 100meter
sampai 300 meter di atas permukaan laut, dengan pola bukit yang
memanjang barat - timur,
Pegunungan di Jiwo Barat, terdiri dari : Gunung Kampak, Gunung Sari,
Gunung Budo, Gunung Tugu, Gunung Kebo, Gunung cakaran dan Gunung
Jabalkat.
Sedangkan Pegunungan Jiwo Timur,terdiri dari : Gunung Konang, Gunung
Semangu, Gunung Pendul, Gunung Temas, Gunung Jeto dan Gunung Lanang.
4

II.2 Stratigrafi Regional


Batuan tertua yang tersingkap di daerah Bayat terdiri dari batuan metamorf berupa
filit, sekis, batu sabak dan marmer. Penentuan umur yang tepat untuk batuan metamorf
hingga saat ini masih belum ada. Satu-satunya data tidak langsung untuk perkiraan
umurnya adalah didasarkan fosil tunggal Orbitolina yang ditemukan oleh Bothe(1927).
Karena umur batuan sedimen tertua yang menutup batuan malihan tersebut berumur
awal Tersier awal, maka umur batuan tersebut disebut batuan Pre-Tertiary Rocks.
Batupasir yang tidak gampingan secara tidak selaras menumpang di atas batuan yang
sedikit gampingan dan batu lempung, Kemudian di atasnya tertutup oleh batugamping
yang mengandung fosil nummulites yang melimpah dan bagian atasnya diakhiri
oleh batugamping Discocyc1ina. Peristiwa itu menunjukkan bahwa daerah itu pernah
berada di lingkungan laut dalam.
Keberadaan forminifera besar ini bersama dengan foraminifera plangtonik yang
sangat jarang ditemukan di dalam batulempung gampingan, menunjukkan umur Eosen
Tengah hingga EosenAtas. Batuan berumur Eosen ini disebut Formasi WungkalGampinGunungDiorit di daerah Jiwo merupakan penyusun utama Gunung Pendu,
yang terletak di bagian timur Perbukitan Jiwo. Diorit ini kemungkinan bertipe dike.
Singkapan batuan beku di Watuprahu di atas batuan Eosen miring ke arah selatan.
Batuan beku ini terletak dibawah batupasir dan batugamping yang mempunyai
kemiringan lapisan ke arah selatan. Penentuan umur pada dike intrusi pendul oleh
Soeria Atmadja dan kawan-kawan (1991) menghasilkan sekitar 34 juta tahun, dimana
hasil ini kurang lebih sesuai dengan teori Van Bemmelen (1949), yang menafsirkan
bahwa batuan beku tersebut adalah merupakan leher dari Gunung api Oligosen.
Sebelum Eosen tengah, daerah Jiwo mulai tererosi. Erosi tersebut disebabkan oleh
pengangkatan atau penurunan muka air laut selama periode akhir oligosen. Proses
erosi tersebut telah menurunkan permukaan
daratan yang ada, kemudian disusul oleh periode transgresi dan menghasilkan
pengendapan batugamping dimulai padakala Miosen Tengah.
5

Daerah Perbukitan Jiwo but mempunyai ciri litologi yang sama dengan Formasi
Oyo yang tersingkap lebih banyak di PeGunungan Selatan. Di daerah Bayat tidak ada
sedimen laut yang tersingkap di antara Formasi Wungkal-Gamping dan Formasi Oyo.
Selama zaman Kuarter, pengendapan batugamping telah berakhir. Pengangkatan
yang diikuti dengan proses erosi menyebabkan daerah Perbukitan Jiwo berubah
menjadi daerah lingkungan darat. Pasir vulkanik yang berasal dariGunung api Merapi
yang masih aktif mempengaruhi proses sedimentasi endapan aluvial terutama di
sebelah utara dan barat laut dari Perbukitan Jiwo.
Keadaan stratigrafi Pegunugan Selatan, dari tua ke muda yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Formasi Wungkal-Gamping
Formasi Kebo Butak
Formasi Semilir
Formasi Nglanggran
Formasi Sambipitu
Formasi Oyo
Formasi Wonosari
Formasi Kepek.

Tabel 1. Tatanan Stratigrafi Pegunungan Selatan Menurut Beberapa Peneliti

II.3 Struktur geologi regional


Pada bagian selatan Bayat, terdapat dataran rendah yang berarah memanjang barattimur, sejajar dengan kaki Pegunungan Selatan.Dataran Bukit ini terpotong oleh sesar
dan singkapan batuan metamorf dan tergeser ke arah timur laut di daerah Padasan,
Gunungunung Semangu dan berbelok ke utara hingga daerah Jokotuo.
Pada bagian utara dari jiwo barat yaitu di gunung tugu, gunung kampak dan daerah
ngembel serta bagian utara,timur dan tenggara dari jiwo timur, msing-masing di
gunung jeto, gunung bawak, gunung temas dan di gunung lanang, tersingkap
batugamping yang menumpang secara tidak selaras di atas batuan yang lebih tua
di bagian tenggara gunung kampak dan di gunung jeto, batugamping ini menumpang
di atas batuan metamorf, sedang di gunung temas menumpang diatas batuan beku.
Pada bagian selatan di gunung temas dijumpai kontak antara batuan beku dengan
batugampin. Batuan bekunya sudah sangat lapuk dan menunjukkan tanda-tanda
retakan yang kebanyakan telah terisi oleh oksida besi dan sebagian terisi oleh kalsit.
Retakan pada batuan beku tersebut tidak menerus pada batugampin hal ini
menunjukkan
bahwa sebelum pengendapan batugamping, batuan bekunya telahmengalami retakan,
terisi oleh hasil pelapukannya sendiri yang berupa oksida besi. setelah terjadi
pengendapan batugamping, sebagian dari karbonatnya mengisi celah akibat retakan
tersebut membentuk urat kalsit.
Setelah batugamping terangkat dan tererosi,sebagian dari urat kalsit pada batuan
beku ini bersama batuan bekunya tersingkap dan mengalami pelapukan membentuk
tanah. urat kalsit yang ada mengalami pelarutan dan pengendapan kembali
seperti yang banyak dijumpaidi barat gunung Temas dan lereng timur dan selatan
gunung Pendul.

BAB III
Pemahasan

III.1 STA 1
STA 1 Berlokasi di Gunung Pendul, Desa Gunung Gajah, Kec. Bayat, Kab. Klaten,
Jawa Tengah, dengan koordinat 07 46 20 S / 110 40 20 E.
Lokasi pengamatan berada pada suatu singkapan yang terletak kurang lebih 300m
arah barat jalan desa. jika dilihat dari Gunung pendul, Lokaso pengamata berada di
lereng timur Gunung pendul. Sebelah Utara, Barat dan Selatan Lokasi pengamatan
terdapat tebing yang ditutupi vegetasi. Di Timur Lokasi Pengamatan terdapat
perkebunan milik warga, jalan desa dan menara Air Hargo Tirta Ds Gunung Gajah
1. Morfologi,
Singkapan berada pada lereng gunung pendul dengan dimensi lebar 15m
dan tinggi 5m. singkapan menghadap ke arah timur

Gambar 1.1. Singkapan Diorit pada STA 1

2. Litologi
Singkapan diduga sebagai intrusi batuan beku diorit. batuan yang terdapat
pada Lokasi Pengaatan emiliki tingkat pelapukan lapuk dengan struktur lapukan
membawang. selain itu juga ditemukan urat kuarsa pada batuan di lokasi ini
Deskripsi batuan:
8

Batuan beku berwarna abu-abu dengan tingkat kristalinitas Holokristalin,


Hipidiomorfik, dengan tekstur poforitik berbentuk massif. dan oolitik
(plagioklas dikelilingi feldspar) komposisi batuan, fenokrisnya berupa mineral
plagioklas. Masa dasar berupa piroksen, pirit dan kalkopirit,
Deskripsi Kompisisi
Fenokris berupa plagioklas berwarna putih keabuan, dengan kilap kaca,
Mineral kristalin dengan tekstur fanerokristalin, Prismatik, rapuh dengan
kelimpahan 20%
Masa dasar terdiri dari
Feldspar, mineral putih dengan kilap kaca, berstruktur kristalin denga
tekstur fanerokristalin dengan kelimpahan10%
Piroksen, hitam keabu-abuan dengan kilap kaca, bertkstur mikrokristalin,
kelimpahan 10 %
Pirit, Mineral kuning keemasan dengan kilap logamdan tekstur
mikrokristalin kelimpahan 5%
Kalkoirit, mineral kining keemasan namun sedikit gelap dengan kilap
logam, dan tekstur mikrokristalin kelimpahan 5%
Dari komposisi dan karakteristiknya, batuan bernama Diabas

Gambar1.2. Batuan pada sta 1

Gambar1 3. Pelapukan membawang

Gambar 1.4. Urat kuarsa pada batuan

Gambar 1.5, Batuan Diabas

10

Gambar 1.6. Mineral dala batuan diabas

3. Struktur Geologi
Karena adanya adanya urat kuarsa, diduga pada lokasi ini terdapat kekar lain
namun tertutupi oleh lapukan dari batuan
4. Potensi Positif
Lokasi ini cocok untuk dijadikan lahan perkebunan karena tanah hasil
lapukan pada lokasi ini masih baru dan kandungan mineral di dalamnya
masih baik
5. Potensi Negatif
Pada lokasi ini rawan terjadinya pergerakan masa karena kedudukan batuan
yang tidak kokoh

SKETSA STA 1

11

III.2 STA 2
STA 2 Berlokasi di Gunung Temas, Desa Gunung Gajah, Kec Bayat, Kab. Klaten
Jawa Tengah dengan koordinat 07 46 19 S / 110 40 39 E
Singkapan terletak kurang lebih 200m arah selatan dari jalan desa. singkapan
terletak di gunung kemas kira-kira 100m ke selatan dari puncak gunung kemas . pad
bagian selatan lokasi terlihat puncak gunung Baturagung. Pada Barat dan Timurnya
terlihat tebing dan singkapan lain. dan juga ditemukan urat kalsit di utara dari lokasi
pengamatan
1. Morfologi
Lokasi berada di areal sekitar gunung kemas dengan kelerengan yang cukup
terjal kearah selatan. dimensi singkapan memiliki ketinggian sekitar 10m

12

Gambar 2.1. Singkapan pada puncak gunung kemas


2. Litologi
Batuan sedimen klastik putih kekuing-kuningan dengan butir pasir rounded.
Sortasi butir baik dan Matriks supported. bertekstur lapisan setebal 4-30cm
tersusun oleh mineral karbonat >90%
Deskripsi komposisi:
Mineral Berwarna putih denga kilap kaca, mikrokristalin dan berbuih banyak
ketika direaksikan dengan HCl Mineral bernama Kalsit
Batuan bernama Batugamping
Batuan sedimen klastik berwarna abu-bu dengan butir lanau-lempung
rounded. Sortasi butirnya baik dan Matriks supported, tekstur berlapis
dengan ketebalan 4-30cm tersusun oleh mineral karbonat dan mineral
lempung
Deskripsi komposisi:
-

Mineral karbonatan yang berbuih ketika ditetesi HCl

Mineral abu-abu berukuran lempung

Batuan Bernama Napal

13

Gambar 2.2. Urat kalsit yang berada di utara lokasi pengamatan

Gambar 2.3. Batugampung (atas) dan Napal (bawah)

Gambar 2.4. Bidang perlapisan dalam singkapan

Gambar 2.5. Deformasi ducktile disebelah timur lokasi pengamatan

14

Gambar 2.6. Batu Gamping (kuning) dan Napal (abu-abu)

Gambar 2.7. Sesar yang berlanjut

Gambar 2.7. Hand specimen dari Urat kalsit

15

Gambar 2.8. Mineral kalsit

Gambar 2.9. Batugamping teroksidasi

Gambar 2.10 BatuGamping


3. Struktur Geologi
Pada singkapan ditemukan zona sesar yang terdiri dari 2 sesar di sebelah Utara
yang memiliki kemiringan N 350 E / 58 dan sesar di sebelah selatan dengan
kemiringan N 162 E / 75 sesar berupa sesar turun dengan breksi di antara
keduanya. Pada singkapan juga terlihat adanya drag fold
16

Singkapan tersusun dari batugamping dan Napal yang berlapis denga ketebalan
4-30cm dengan kelerengan N 123 E / 9. Selain itu diantara lapisan ditemukan
Urat Kalsit yang diduga berasal dari Batugamping yang bereaksi dengan air hujan
Disekitar singkapan ditemukan struktur geologi lain seperti adanya lipatan
yang diduga Deformasi Ductile di timur dari lokasi pengamatan. dan ditemukan
pula cermin sesar di selatan Lokasi pengamatan. di areal tersebut banyak
ditemukan drag fold, salah satunya ada pada singkapan yang diamati.
4. Potensi Positif
lokasi ini cocok untuk dijadikan daerah pertambangan batugamping kaena
persediaan batugambing yang banyak
Potensi Negatif
daerah ini rawan longsor karena kurangnya vegetasi dan batuan yang hampir
semua terdiri dari mineral lempung

Sketsa STA 2

17

III.3 STA 3 LP 1
STA 3 LP 1 Berlokasi di Watuprau, Desa Gunung gajah, Kec. Bayat, Kab Klaten
Jawa Tegah dengan koordinat 07 46 00 S / 110 40 14 E
Lokasi Pengamatan 1 terletak pada singkapan yang berada di pinggir jalan Desa
Gunung gajah, daerah malangsari di lereng Gunung semungu. singkapan berupa
batuan sedimen yang mengandung fosil. singkapan berdimensi panjang sekitar 5m
dan tinggi sekitar 1 meter. Singkapan menghadap ke arah utara.
1. Morfologi
Lokasi pengamatan berada di lereng gunung semungu dengan kemiringan
kurag lebih 30 .
2. Litologi
Batuan sedimen klastik berwarna abu-abu kehitaman, dengan butir fragmen
berukuran pasir dan matriks berukuran lanau. butir berbentuk rounded dengan
sortasi yang buruk. Grain supported dan batuan berbentuk masif. batuan tersusun
atas mineral karbonat berukuran lanau dan fossil nummilites sp
18

Deskripsi Kompisisi
a. Fragmen Fosil nummulites sp Berwarna abu-abu, berbentuk bulatan
pipih dengan ruang-ruang (septa
b. Matriks tersusun oleh mineral lempung berwarna jingga kecoklatan
berukuran lempung, berbentuk amorf dengan kilap tanah.

Gambar 3.1. Fosil Nummulites Sp

Gambar 3.2. Fosil Nummulites sp yang masih terpelihara dengn baik

Gambar 3.3. fosil Nummulites dengan jumlah banyak

Pada lokasi ini tidak ditemukan struktur geologi apapun, lokasi ini
berpotensi untuk dijadikan lokasi pembelajaran geologi dan geowisata karena
fosil nummulites sp yang terdapat di lokasi ini masih terjaga dengan baik

19

Sketsa STA 3 LP 1

III.4 STA 3 LP 2
STA 3 LP 2 Terletak di Malangsari, Desa gajah, Kec Bayat, Kab klaten Jawa
Tengah denga Koordinat 07 46 02 S / 110 40 09 E berada di sebelah barat LP 1
dengan jarak tempuh memakan waktu 10 menit berjalan kaki
Singkapan terletak di area pemukiman warga, yakni di tepi jalan malangsari.
singkapan menghadap selatan dan dibatasi oleh jalan desa di barat dan utara.
sementara selatan dan timurnya dibatasi oler rumah warga. singkapan berupa endapan
alluvial yang di dalamnya ada batuan metamorf foliasi yang miring ke arah selatan.
pada singkapan terdapat terobosan urat kuarsa yang telah termetamorf
1. Morfologi
Singkapan terletak di areal perumahan warga yang berupa dataran namun
terletak di pegunungan. Dimensi singkapan memiliki panjang 15m dengan
tinggi sekitar 3 meter.
2. Litologi
Batuan dengan lapukan berwarna coklat mengkilap , dan keabu-abuan
mengkilap pada batuan segarnya. Tersusun atas mineral dengan ukuran halus
(<1mm) dengan struktur foliasi, berdasarkan ketahanan pada metamorfisme,
batuan bertekstur relic karena masih terlihat mineral asalnya. Berdasarkan
bentuk kristal bertekstur lepidoblastik karena mineral asalnya berbentuk
Lembaran. Terbentuk oleh metamorfisme Mika. Batuan Bernama Sekis Mika
20

a. Batuan berwarna putih. tersusun atas mineral berukuran halus (<1mm)


memiliki struktur foliasi. Jika dilihat dari ketahanan akan Metamorfisme,
termasuk ke dalam Batuan bertekstur Relic. Diduga terbentuk oleh
metamorfisme pada pasir kuarsa, atau urat kuarsa yang termetamorfisme.
Batuan Bernama Kuarsit

Gambar 4.1. Perlapisan batuan sekis mika yang lapuk

Gambar 4.2. Batuan Sekis mika yang masih segar

21

Gambar 4.3. Urat Kuarsa (kuarsit)

Gambar 4.4. Hand sample Sekis mika, menunjukkan perlapisan batuan

Gambar 4.5. Hand sample sekis mika menunjukkan foliasi pada batuan

Gambar 4.6. Pecahan Kuarsit

22

Gambar 4.7. Mineral kuarsit

Struktur Geologi
Pada lokasi ini, ditemukan fenomina cross cittng urat kuarsa yang memotong
batuan sekis mika. batuan sekis mika membentuk perlapisan dengan
ketebalan 3-5cm dengan kelerengan N 282 E / 47
Lokasi ini memiliki potensi sebagai daerah pemukiman warga karena kondisi
tanahnya yang kokoh dan juga cocok sebagai lahan perkebunan karena memiliki
tanah yang berasal dari lapukan yang masih muda

Sketsa STA 3 LP 2

23

BAB IV
Kesimpulan

Pada Fieldtrip II Geologi Dasar ini, secara Litologi, STA 1 Berisi Batuan Beku, STA
2 dan STA 3 LP 1 Bersi batuan Sedimen dan STA 3 LP 2 Berisi batuan Metamorf. Secara
Morfologi, Semua Lokasi Pengamatan berada di daerah pegunungan. Secara stratigrai,
lokasi yang mengandung batuan paling tua ada di STA 3 LP 1 yang mengandng batuan
sedimen Nummulites.
Jika dilihat dari potensinya,
1
Batuan Beku pada lereng gunung pendul, Desa Gunung Gajah, Kecamatan
Bayat, Kabupaten Klaten dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan objek
penelitian geologi
2

Batugamping pada areal Gunung Munjil, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten


dapat digunakan sebagai tempat pertambangan batugamping karena memiliki
kandungan batugamping yang melimpah

Batuan tertua yaitu batugamping numulites pada watuprau, Desa Gunung


Gajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten dapat digunakan sebagai cagar
budaya dan objek penelitian geologi

24

Singkapan batu sekis mika dan kuarsit pada formasi kompleks malihan dekat
rumah warga dapat dijadikan sebagai objek penelitian geologi

Daftar Pustaka
Staff Asisten Geologi Fisik.1989.Pedoman Praktikum Geologi Fisik.Yogyakarta : Seksi
Geologi Fisik, Laboratorium Geodinamik, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada
Wibandono, Ibnu. Geologi Regional Bayat Klaten
.http://ibnudwibandono.wordpress.com /2010/07/12/geologi-regional-bayat-klaten/
(diakses pada 16 Desember 2013 pukul 02.00)
Alfiyansyah, Diva. Laporan Praktikum Geologi Fisk.Yogyakarta: Program Studi Geofisika,
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gadjah
Mada
Soetoto, 2013. Geologi Dasar.Yogyakarta: Penerbit Ombak

25

Anda mungkin juga menyukai