Kualitas Udara Dalam Ruangan PDF
Kualitas Udara Dalam Ruangan PDF
Disusun Oleh :
Achmad Risa Harfit, ST.
DAFTAR ISI
Pendahuluan ...................................................................................... 1
II.
III.
Konsekuensi ...................................................................................... 2
....................................................................... 4
i
2
III. Konsekuensi
Keharusan atau kebutuhan untuk mensuplai udara segar (dari atmosfir
luar gedung) mulai dari beberapa persen hingga 100% sehingga berimplikasi
pada peningkatan konsumsi energi.
Hal ini ditambah dengan pendekatan normatif Pengenceran Polutan
dalam Ruangan sehingga semakin parah kualitas dan kuantitas polutan,
semakin besar jumlah udara segar yang diperlukan untuk pengenceran.
Hal ini diperparah oleh ketentuan ASHRAE 62-1989 yang
mengisyaratkan jumlah udara segar sebesar 20 cfm per orang dalam
ruangan. Hal ini akan menambah konsumsi energi yang dikarenakan oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sumber
Efek
Rokok dan asap yang Penyebab utama kanker paru-
Tobacco Smoke
disemburkan oleh
(ETS)
perokok
Bakteri, Fungi,
pada anak-anak.
Reaksi alergis, penyakit infeksi
Jamur, Lumut
smoke (ETS)
Formaldehid
disinfektan.
sistem syaraf sentral.
Bahan tahan api, lantai Efek jangka panjang ialah kanker
dan atap.
Monoksida.
- ASHRAE menyarankan penggunaan kadar gas Karbon Dioksida (CO2)
sebagai Surrogate Ventilation Index atau Variabel Terukur pada Level
CO2 merupakan indikator bagus dalam menentukan jumlah penghuni
maupun laju ventilasi dalam ruangan.
CO2 sendiri tidak digolongkan sebagai kontaminan udara dalam
ruangan. Manusia merupakan sumber penghasil utama.
Ketika manusia mengeluarkan CO2 saat bernafas, juga dikeluarkan
beragam bioeffluents. Bioeffluents antara lain adalah gas-gas, bau,
partikulat, bakteri dan virus.
Ketika terjadi penumpukan bioeffluent dalam ruangan karena
ventilasi yang buruk bagi penghuni akan mengeluh karena kelelahan,
sakit kepala dan sejumlah ketidaknyamanan lainnya.
Asumsi tindakan ialah bila diberikan fasilitas ventilasi yang cukup untuk
mengusir kontaminan yang dihasilkan manusia adalah ketidaknyamanan di
atas akan tereliminasi.
Kandungan CO2 di udara luar relatif konstan (350 to 600 ppm);
Kandungan CO2 dalam ruangan tidak akan pernah berada di bawah
tingkat kandungan di udara luar.
Jika kandungan CO2 dalam ruangan lebih tinggi dari 1000 ppm
indikasi terjadi ketidakcukupan udara segar untuk mengencerkan
kandungan CO2 ruangan; juga mengindikasikan tingkat polutan lain
yang tinggi dan harus diambil tindakan kuratif.
Est. #
Org/m2
l/s/m2
Lantai
Rumah Sakit
Ruang Pasien
Adm. Kesehatan
Ruang Operasi
R. Recovery dan
10
20
20
20
25
15
30
15
ICU
Ruang Otopsi
Ruang Terapi fisik 20
15
Toko Ritel, Ruang Penjualan, Showroom
Basemen
30
Lantai Atas
20
Ruang Penyimpanan 15
Ruang Ganti
Pakaian
Mal dan arcades
Pengiriman dan
0,5
2,5
0,30
0,20
0,15
0,20
1,50
1,00
0,75
1,00
0,20
0,15
1,00
0,75
30
15
20
10
Penerimaan
Ruang Merokok
70
Auditorium
150
Hotel, Motel, Resort
Ruang tidur
Lobi
30
Ruang Konferensi 50
Kantor
7
Berdasarkan ASHRAE 62-1999
V.
13
8
15
8
60
15
30
8
15
20
20
8
10
10
Ventilasi
3.
Memenuhi
kebutuhan
spesifik
ventilasi
dan
filtrasi
untuk
VI. Penutup
Ventilasi atau Pengkondisian Udara Ruangan tidak lagi ditujukan
semata untuk menciptakan kenyamanan dalam ruangan tetapi juga harus
memastikan terjaganya kesehatan penghuninya. Bagaimana memenuhi
standar normatif suplai udara segar dengan tetap memperjuangkan
penghematan energi?
Daftar Pustaka
1.
HAU, E., Lectures and Practical Sessions on Indoor Air Quality, The
University of Queensland, Australia, 2001.
2.
3.
10