Anda di halaman 1dari 6

Tugas 2

Fisiologi Manusia
Disusun Untuk Memenuhi Tugas 2 Mata Kuliah Fisiologi Manusia

DISUSUN OLEH:

Angelin Kristo 1520004


Yohanes Arifin 1520014
Flavia Ananda 1520018
Novita Ria Simanjuntak 1520022
Marco Batara 1520032

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI HARAPAN BANGSA
2023
Soal:
1. Sebutkan dua gangguan pernapasan dan jelaskan penyebabnya (termasuk organ apa
saja yang terpengaruh) (cek clinical connections).
2. Sebutkan ukuran (kriteria) kondisi kerja seperti apa yang sangat terkait dengan sistem
pernapasan, dan usaha-usaha apa yang dapat dilakukan untuk mencapai kriteria
tersebut.

Jawab:
1. Dua gangguan pernapasan:
a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sebenarnya mencakup dua jenis


penyakit sistem pernapasan, yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Emfisema
adalah kerusakan pada alveoli (paru) sehingga elastisitasnya berkurang.
Akibatnya, fungsi kantung udara ini untuk menyalurkan udara jadi berkurang,
sehingga oksigen dalam darah jadi berkurang dan terjadi penumpukan karbon
dioksida dalam darah. Sementara bronkitis kronis terjadi saat lapisan saluran
napas teriritasi dan meradang sehingga menjadi bengkak dan menyempit.
Akibatnya produksi lendir menjadi berlebih dan penderita sulit bernapas.
Sebagaimana dilansir dari website resmi WHO, sekitar 90% kasus kematian
akibat PPOK terjadi pada penderita dengan usia di bawah 70 tahun dan di
negara-negara berpenghasilan rendah/menengah. Penyebabnya adalah polusi
udara terutama di kawasan industri, menghirup tembakau atau terpajan asap
rokok, merokok (baik konvensional maupun elektrik), dan juga faktor genetik.
Gejala masalah pernapasan ini adalah sesak napas, mengi, dan batuk.

Page 2 of 6
Selain pengobatan medis sesuai saran dokter, penderita perlu mengikuti
program rehabilitasi paru. Program tersebut biasanya meliputi, mengubah pola
makan menjadi lebih sehat, belajar teknik pernapasan yang tepat, dan berolahraga
rutin.

b. Pneumonia atau Radang Paru-paru

Di dalam organ paru-paru kita terdapat alveoli atau kantung udara. Ketika
terjadi infeksi, maka alveoli akan meradang dan berisi nanah atau lendir. Inilah
yang terjadi ketika terserang pneumonia. Gejala yang terjadi adalah mual, batuk
berdahak, demam, banyak berkeringat, terasa nyeri pada dada (terutama ketika
menarik napas, tertawa, dan batuk), tidak berselera makan, serta pusing, dan
sesak. Penyebab gangguan pernapasan ini bisa karena infeksi virus (Rhinovirus),
bakteri (Streptococcus Pneumonia dan Legionella Pneumophila), atau jamur
(Pneumocystis Jirovecii dan Cryptococcus Species).
Dokter biasanya merekomendasikan obat-obatan seperti antibiotik,
parasetamol, dan ibuprofen untuk untuk membuat penderita lebih nyaman
sekaligus membasmi mikroorganisme penyebabnya. Jika penderita dirawat inap,
rumah sakit dapat memberikan terapi oksigen untuk mengurangi sesak napas.

2. Ukuran (kriteria) kondisi kerja yang terkait dengan sistem pernapasan, dan
usaha-usaha yang dapat dilakukan.
Ukuran atau kriteria kondisi kerja yang memiliki keterkaitan dengan sistem
pernapasan merupakan pengukuran untuk kualitas udara di lingkungan kerja. Terdapat
beberapa parameter dalam pengukuran kualitas udara di lingkungan kerja, antara lain:

Page 3 of 6
a. Parameter Pengukuran Kualitas Udara Lingkungan Kerja
Dengan parameter kimia:
● Debu total ● Karbon Monoksida
● Debu personal (PDS) (CO)
● Debu Asbes ● Oksigen (O2)
● Sulfur Dioksida (SO2) ● Karbon Dioksida
● Nitrogen Dioksida (CO2)
(NO2)
Dengan parameter fisika:
● Intensitas Kebisingan ● Intensitas Getaran (hand
● Kebisingan Personal arm & whole body)
● Intensitas Pencahayaan ● Iklim Kerja setempat

b. Ruang kerja yang tertutup:


Ruang kerja tertutup dapat menjadi kriteria kondisi kerja yang terkait dengan
sistem pernapasan karena dapat mempengaruhi kualitas udara di dalamnya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas udara di dalam ruang kerja
tertutup adalah kekurangan oksigen, gas yang mudah meledak dan terbakar, gas
beracun, debu, dan partikel-partikel lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan pada pekerja yang bekerja di dalam ruang tersebut.

c. Sirkulasi udara:
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sirkulasi udara di dalam ruang
kerja adalah ventilasi yang tidak memadai, kelembaban yang tinggi, dan suhu
yang tidak sesuai. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukan gas
beracun, debu, dan partikel-partikel lainnya di dalam ruang kerja, yang dapat
membahayakan sistem pernapasan pekerja.

d. Kondisi suhu dan kelembaban:


● Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi dan mengganggu
fungsi paru-paru.
● Suhu yang terlalu rendah dapat menyebabkan penyempitan saluran pernapasan
dan mengurangi kemampuan paru-paru untuk menghangatkan udara yang
masuk.

Page 4 of 6
● Kelembaban yang terlalu rendah dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan dan mengurangi kemampuan paru-paru untuk mengatur suhu dan
kelembaban udara yang masuk.
● Kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan
bakteri di lingkungan kerja, yang dapat memicu alergi dan infeksi saluran
pernapasan.

Maka dari itu, usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan


kondisi kerja terkait sistem pernapasan antara lain:
1. Melakukan pengukuran kualitas udara di dalam ruang kerja tertutup dan
memastikan bahwa ventilasi yang cukup tersedia untuk memastikan sirkulasi
udara yang baik.
2. Beberapa cara untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam ruang kerja adalah
dengan memasang ventilasi tambahan, memperbaiki sistem ventilasi yang
sudah ada, dan memastikan bahwa pintu dan jendela dapat dibuka untuk
sirkulasi udara yang lebih baik.
3. Melakukan pengukuran kualitas udara secara berkala untuk memastikan
bahwa kualitas udara di dalam ruang kerja memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja.
4. Memastikan bahwa pintu dan jendela dapat dibuka untuk sirkulasi udara yang
lebih baik.
5. Mengurangi atau menghilangkan sumber pencemar udara di dalam ruang
kerja, seperti asap rokok, bahan kimia beracun, dan debu.
6. Menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan respirator untuk
melindungi saluran pernapasan dari bahan kimia dan partikel berbahaya.
7. Rajin berolahraga untuk meningkatkan kapasitas paru-paru dan mengonsumsi
makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga kesehatan paru-paru.
8. Menjaga suhu dan kelembaban yang sesuai di tempat kerja.
9. Menghindari paparan suhu yang ekstrim dengan menggunakan alat pelindung
diri seperti pakaian kerja yang sesuai.
10. Menjaga kelembaban di tempat kerja dengan menggunakan humidifier atau
dehumidifier.
11. Menjaga kecukupan asupan cairan untuk menghindari dehidrasi.
12. Memberikan pelatihan dan edukasi kepada pekerja tentang pentingnya
menjaga kualitas udara di dalam ruang kerja dan cara-cara untuk
melakukannya.

Page 5 of 6
DAFTAR REFERENSI
1. https://www.royalprogress.com/rumah-sakit-royal-progress/blog/detail/1660125769-b
erbagai-jenis-gangguan-pernapasan-gejala-dan-pengobatannya
2. https://k3.disnakertrans.jatimprov.go.id/node/111
3. https://petrotrainingasia.com/confined-space/
4. https://www.alodokter.com/ini-alasan-penting-kenapa-harus-ada-ventilasi-di-rumah
5. https://www.dekoruma.com/artikel/59893/manfaat-ventilasi-rumah

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai