Kekuatan asamnya akan semakin besar dengan semakin banyaknya oksigen yang
terikat pada atom pusat.
Kekuatan asam akan semakin besar dengan semakin besarnya bilangan oksidasi
atom pusat (dalam kasusini adalah atom Cl)
Dengan menggunakan parameter diatas tentunya kamu sudah bisa mengurutkan kekuatan
asam dari senyawaan diatas bukan? Untuk mengetahui Kenapanya maka anda bisa
membaca keterangan berikut ini dan Struktur asam-asam tersebut adalah:
Bagaimana kita dapat menentukan asam-asam diatas, yang mana yang akan terionisasi
sempurna dan mana yang terionisasi sebagian untuk dapat kita gunakan dalam
menentukan kekuatan asamnya?
Cara yang dapat kita gunakan adalah dengan menentukan kestabilan anion sisa asam
dalam larutan yaitu anion ClO -, ClO 2 -, ClO 3 -, dan ClO 4 -. Semakin stabil anionnya maka
semakin banyak asamnya terionisasi dan otomatis asamnya semakin kuat.
Bagaimana kita dapat menentukan kestabilan anion-anion tersebut?
Jawabanya adalah dengan cara melihat bagaimana anion tersebut mendistribusikan
muatan negatifnya ( atau dengan kata lain melihat struktur resonansinya). Semakin
banyak jumlah atom oksigen maka anion diatas semakin stabil, karena semakin banyak
jumlah atom oksigen yang dapat menerima pendistribusian muatan negatifnya, hal ini
juga berarti anion tersebut memiliki banyak struktur resonansi.
Sebagai ilustrasi, kita lebih ringan membawa suatu beban bersama 4 orang daripada
membawa beban yang sama dengan dua orang saja. Untuk kasus diatas anggap saja
bebanya adalah muatan negatif, ion ClO 4 - dapat mendistribusikan muatan negatifnya
pada 4 atom oksigen sedangkan ion ClO 3 - hanya dapat mendistribusikan muatan
negatifnya pada 3 atom oksigen, dua untuk ion ClO 2 -, dan sayangnya ion ClO - tidak bisa
mendistribusikan muatan negatifnya, sehingga ClO 4 - jauh lebih stabil dibanding anion
yang lain.
Dengan demikian urutan anion yang stabil diatas adalah ClO 4 - >ClO 3 - >ClO 2 - >ClO - .
Ingat semakin stabil anion artinya semakin banyak asam yang terionisasi sehingga
kekuatan asamnya juga semakin besar oleh sebabitu urutan kekuatan asamnya dari yang
terbesar adalah HClO 4 > HClO 3 > HClO 2 > HClO.
Dengan melihat harga Ka/pKa
Harga pKa dari asam diatas adalah:
pKa HCl = -8
pKa HClO = 7,53
pKa HClO 2 = 2
pKa HClO 3 = -1
pKa HClO 4 = -10
Semakin kecil harga pKa maka semakin kuat keasamannya, jadi menurut harga diatas
maka kekuatan asamnya dari yang terbesar adalah HClO 4 > HCl >HClO 3 > HClO 2 >
HClO. Dari data diatas harga pKa HCl, HClO 3, dan HClO 4 adalah negatif disebabkan
asam-asam ini adalah asam kuat. kekuatan HCl adalah bisa dikatakan hampir sama
dengan HClO 4, kemungkinan ini disebabkan karena HCl dalam bentuk larutan [HCl (aq)]
bersifat sebagai senyawa ionik sehingga HCl mudah melepaskan protonnya. (HCl berupa
gas merupakan asam lemah karena ikatan H-Cl dalam bentuk gas bersifat kovalen).
Note:
HCl dalam pembahasan yang pertama tidak saya sertakan disebabkan kita tidak bisa
membandingkan kekuatan asam HCl secara kualittaif dengan HClO, HClO 2, HClO 3, dan
HClO 4 yang merupakan asam oksi. Kita lebih mudah membandingkan kekuatan
keasaman HCl secara kualitatif dengan HI, HBr, atau HF.
asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk menunjukkan titik ekivalen dapat digunakan
indikator mrtil merah, bromtimol biru atau fenolftalein. Indikator-indikator tersebut
menunjukkan perubahan warna pada sekitar titik ekivalen. Fenolftalein lebih sering
digunakan karena memberikan perubahan warna yang lebih tajam disekitar titik ekivalen.
b. Penetralan asam lemah oleh basa kuat
Titik ekivalen berada diatas 7, yaitu antara 8 dan 9. Lonjakan perubahan pH pada sekitar
titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara pH 7 sampai pH 10.
Sebagai indikator digunakan fenolftalein, karena jika menggunakan metil merah akan
terjadi perubahan warna sebelum tercapai titik ekivalen.
c. Penetralan basa lemah oleh asam kuat.
Titik ekivalen berada dibawah 7, lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih
sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara pH 7 sampai pH 4. Sebagai indikator
digunakan metil merah (trayek ; 4,2 - 6,3)
Begitu juga yang terjadi pada larutan basa kuat. Basa kuat jika dilarutkan dalam air akan
mengalami ionisasi sempurna. Sebagai contoh basa kuat antara lain:
KOH --> K + + OH Ba(OH) 2 --> Ba 2+ + 2OH Tetapan ionisasi asam kuat dan basa kuat dalam air sama dengan 1 .
Asam lemah yaitu senyawa asam yang jika dilarutkan dalam air akan terionisassi
sebagian (0< a <1).
Sebagai contoh asam lemah antara lain :
CH 3 COOH H + + CH 3 COO H 2 CO 3 2H + + CO 3 2Begitu juga yang terjadi pada larutan basa lemah. Basa lemah hanya terionisasi sebagian
jika dilarutkan dalam air.
Sebagai contoh basa lemah antara lain:
NH 4 OH NH 4 + + OH Al(OH) 3 Al 3+ + 3OH Asam lemah HA dalam air akan terionisasi sebagian sebagai berikut:
HA H + + A Menurut hukum kesetimbangan
atau
Sehingga
Contoh soal:
Berapa konsentrasi ion H + padas suhu 20 0 C yang mengandung 0,1 M asam sianida
(HCN) jika Ka = 4,9 x 10 -10 ?
Jawab:
Diketahui Ca = [HCN] = 0,1 M dan Ka = 4,9 x 10 -10
Dari rumus
, maka:
, sehingga
Basa lemah LOH dalam air akan terionisasi sebagian sebagai berikut:
LOH L+ + OHMenurut hukum kesetimbangan
jika [ L + ] = [ OH - ] dan [ LOH ] dianggap tetap karena LOH yang terionisasi kecil,
maka:
atau
sehingga
Contoh Soal:
Hitunglah harga konsentrasi ion OH - yang terdapat dalam larutan 0,01 M (CH 3 ) 2 NH
jika harga Kb = 5,1 x 10 -4 !
Jawab:
Diketahui Cb = [(CH 3 ) 2 NH] = 0,01 M dan Kb = 5,1 x 10 -4
Dari rumus
Merah
Biru
Asam
Basa
Netral
Merah
Merah
Biru
Biru
Merah
Biru
Zat
Lakmus merah
Lakmus biru
Air
HCl 0,1 M
Tetap merah
Tetap merah
Biru
Tetap biru
Merah
Tetap biru
NaOH 0,1 M
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1) Air bersifat netral karena tidak memberi perubahan warna pada kertas lakmus.
2) Larutan HCl bersifat asam karena dapat memerahkan lakmus biru.
3) Larutan NaOH bersifat basa karena dapat membirukan lakmus merah.
Penyebab sifat asam menurut Arrhenius adalah karena adanya ion H + jika zat tersebut
dilarutkan dalam air, begitu juga sifat basa ditimbulkan karena adanya ion OH - yang
terjadi oleh pelarutan zat dalam air.
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa
adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl NaOH --> Na + + OH Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat
karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan
pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari
Van Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa.
Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk
ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan
model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik
molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin
banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit
kuat dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu
perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih
bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan
oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H +
dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak
berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
b. Menggunakan Indikator
Untuk pengetesan senyawa bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan
menggunakan indikator. Indikator adalah suatu zat, yang warnanya berbeda-beda sesuai
dengan konsentrasi ion-Hidrogen. Indikator umumnya merupakan suatu asamatau basa
organik lemah, yang dipakai dalam larutan yang sangat encer. Asam atau basa indikator
yang tidak terdisosiasi mempunyai warna yang berbeda dengan hasil disosiasinya,
sehingga memudahkan praktikan dalam menentukan apakah larutan tersebut bersifat
asam atau bersifat basa.
Indikator
Nama Kimia
Dalam asam
Dalam basa
Jangka
pH
(Asam) biru
kresilbrilian
Amino-dietilaminometil difenazonium
klorida
Jingga-merah
Biru
0,0-1,0
Tak berwarna
Kuning
Hijau-biru
0,0-0,8
0,0-1,8
Kuning
Kuning
Kuning
Biru
1,2-2,8
1,2-2,8
1,2-2,8
2,8-4,6
Kuning
3,1-4,4
Merah
Merah
3,0-50
Lembayung
Biru
3,8-5,4
Kuning
Kuning
4,2-6,3
Merah
Merah
4,8-6,4
Kuning
Biru
Biru
5,0-8,0
6,0-7,6
Lembayung
7,0-8,6
Merah
Biru
Biru
Hijau-biru
Merah
Biru
Kuning
7,2-8,8
7,3-8,7
8,0-9,6
8,2-10,0
(Asam) a -naftol
benzein
Ungu metil
(Asam) merah
kresol
(Asam) biru timol
Ungu meta kresol
Ungu bromo fenol
Jingga metil
Merah Kongo
Hijau bromo kresol
Merah metil
Merah klorofenol
(Litmus) azolitmin
Biru bromotimol
Ungu difenol
(Basa) merah
kresol
a -Naftol-ftalein
(Basa) biru timol
Pentametil p -rosanilia
hidroklorida
O-kresolsulfon-ftalein
Timol-sulfon-ftalein
m-kresolsulfon-ftalein
Tetrabromofenolsulfon ftalein
Dimetilamino-azobenzena-natrium
sulfonat
Asam difenil-bis-azo a
-naftilamina-4-sulfonat
Tetrabromo-m-kresol
sulfon ftalein
O-Karboksibenzenaazo dimetilanilina
Diklorofenol-sulfon
ftalein
Dibromo-timol-sulfon
Kuning
Merah
Merah
Merah
Kuning
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Tak berwarna
8,3-10,0
9,3-10,5
(Basa) a -Naftolbenzein
Fenolftalein
Timolftalein
ftalein
Tak berwarna
(Basa) biru
kresilbrilian
O-Kresol-sulfon ftalein
O-Hidroksi-difenil
sulfon ftalein
Biru
10,812,0
a - Naftol-ftalein
Timol-sulfon ftalein
Amino-dietilaminometil difenazonium
klorida
Sumber : G.Svehla. 1990: 57-58
Selain indikator diatas larutan asam dan basa dapat ditentukan dengan menggunakan
bahan-bahan alami yang berwarna seperti dari kunyit, bunga sepatu merah, kulit manggis
dan lain-lain. Untuk membuat warna ungu akan terbentuk pada suasana netral, larutan
asam akan memberikan larutan berwarna ungu ke warna merah kecoklatan dan dalam
larutan basa akan memberkan warna ungu ke biru kehitaman.
pH asam basa
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH larutan
menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan
Suatu zat asam yang di masukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion
hidrogen (H+) dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH-). Sedangkan pada basa,
akan terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air akan mengakibatkan
bertambahnya ion hidroksida (OH-) dan berkurangnya ion hidrogen (H+).
Jumlah ion H+ dan OH- di dalam air dapat di gunakan untuk menentukan derajat
keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan
semakin sedikit jumlah ion OH- di dalam air. Sebaliknya semakin basa suatu zat,
semakin sedikit jumlah ion H+ dan semakin banyak ion OH- di dalam air.
Analog dengan pH
NB: Jangan sampai keliru, banyak siswa yang kadang menghitung dengan
menggunakan mol suat zat, tidak dirubah dalam molaritas. sehingga banyak terjadi
kesalahan dalam menentukan besar pH suatu larutan.
sehingga untuk asam langsung dapat diketahui pH nya. tetapi untuk basa pH dapat
dihitung dengan menghitung pOH terlebih dahulu, kemudian pH dihitung dengan
menggunakan rumus:
pH = 14 - pOH
ini menunjukkan adanya ion-ion di dalam air murni sebagai hasil dari swa-ionisasai air.
Persamaan ionisasi air :
Karena berada
dalam
kesetimbangan
maka,
Oleh karena konsentrasi ion H + dan ion OH - dalam air murni adalah sama besarnya,
maka air bersifat netral. Jika keadaan air ditambah asam, maka asam tersebut akan
melepaskan ion H + yang berakibat konsentrasi ion H + akan bertambah banyak sehingga
akan menggangu kesetimbangan air. Karena harga Kw tetap, akibatnya konsentrasi ion
OH - akan berkurang. Sedangkan jika air ditambahkan basa kedalamnya, maka basa
tersebut akan terionisasi dengan melepaskan ion OH -, akibatnya konsentrasi ion OH dalam air akan menjadi lebih besar dan konsentrasi ion H + akan berkurang.
Oleh karena [H2O] dapat dianggap konstan, maka hasil kali Kc[H2O] adalah suatu
konstanta yang disebut tetapan kesetimbangan yang disebut tetapan kesetimbangan air
(Kw).
Pada saat air dalam keadaan netral, pH air = 7, sehingga didapatkan bahwa:
Kw = [H+].[OH-]
= (10 -7 ) 2
= 10 -14
A. MENURUT ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan
ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air
terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl NaOH --> Na + + OH Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya
mengalami hambatan berat karena profesornya tidak
tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880,
diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak
benar. Setelah mendapat bantuan dari Van Hoff dan
Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya
mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori
Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk
ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna
meskipun hal tersebut merupakan model paling
sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan
daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan
arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak
asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam
kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan
elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan
sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan
penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan
berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan
oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam
adalah spesi yang mengandung H + dan basa adalah