Anda di halaman 1dari 3

Merinding adalah suatu mekanisme berdirinya bulu tangan akibat kontraksi otot di

sekitar pori-pori (Richard Potts). Merinding merupakan reaksi tubuh yang tidak bisa
dikendalikan secara langsung (unvolunteer). Hal ini berarti saraf yang bekerja adalah saraf
otonom. Mekanisme ini termasuk ke dalam sistem saraf simpatik. Menurut J.W. Kalat (2007)
saraf simpatik adalah saraf yang dipersiapkan untuk organ tubuh bagian dalam guna
menjalani aktivitas berat. Menurut Kukuh Praworo (2011) saraf simpatik juga disebut sebagai
saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks 1-12. Saraf
tersebut berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang
belakang. Mekanisme kerja saraf otonom adalah bekerja sebagai 1 unit utuh sehingga dapat
dikatakan saling bersinergi (bersimpati) walaupun hanya beberapa bagian tertentu yang lebih
aktif. Saraf simpatik ini akan merangsang organ dan mengaktivasi organ untuk memberikan
reaksi melawan atau melarikan diri (fight or flight). Gambaran umum untuk mekanisme kerja
saraf simpatik ini dapat dilihat dari ilustrasi berikut.
Gambar ?: Ilustrasi Sistem Saraf Otonom

Sumber: Terapi Medipic: Medical Picture

Selain bulu kuduk yang berkontraksi, terdapat reaksi lain yang timbul akibat
merinding, diantaranya gangguan emosional, denyut jantung meningkat, hingga suhu tubuh
menurun. Berikut penjelasan mengenai masing-masing reaksi tersebut berdasarkan hasil
analisis Guyton dan Hall (2006).
Gangguan emosional dialami karena adanya rangsangan yang mengagetkan atau tidak
biasa yang menimbulkan gejala emosional yang tidak biasa, seperti rangsangan ketika
melihat bayang aneh yang tidak biasa akan timbul rasa takut di dalam otaknya. Bagian saraf
yang bekerja adalah sistem limbik. Sistem limbik bekerja dengan mengatur tingkah laku
emosional dan dorongan motivasional. Sistem limbik bekerja dengan menggunakan
hipotalamus sebagai salah satu pengatur utamanya.
Gambar ?: Pusat Pengatur dalam Hipotalamus

Sumber: Guyton dan Hall (2006)

Telah disebutkan bahwa organ yang berperan penting dalam mekanisme ini salah
satunya adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pengatur sebagian besar fungsi vegetatif
dan fungsi endokrin tubuh yang banyak dipakai pada aspek perilaku emosional. Bagian
khusus hipotalamus yang mengaturnya disebut area hipotalamik lateral. Dengan merangsang
zona tipis dari nuklei paraventrikular yang letaknya berdekatan dengan ventrikel ketiga,
gangguan emosional berupa rasa takut bisa timbul.
Selanjutnya adalah peningkatan denyut jantung. Dalam hal ini sistem saraf yang
berperan juga sistem saraf limbik, tepatnya pada hipotalamus. Selain mengendalikan perilaku

emosional, hipotalamus juga mengatur tentang kardiovaskular. Bagian yang berperan di


dalam hipotalamus untuk pengaturan kardiovaskular adalah bagian hipotalamus posterior dan
lateral. Kedua bagian ini berperan dalam meningkatkan tekanan arteri dan frekuensi denyut
jantung. Bagian lain adalah preaptik yang berperan dalam penurunan denyut jantung dan
tekanan arteri. Kedua efek ini dijalarkan oleh pengatur kardiovaskular tertentu di regio
retikular dari pons dan medula.
Reaksi suhu tubuh yang menurun juga tidak luput dari kerja sistem limbik khususnya
hipotalamus. Bagian yang berperan dalam mekanisme ini adalah bagian anterior hipotalamus,
spesifiknya adalah area preoptik. Mekanisme secara umum adalah darah yang mengalir
melewati area tersebut disertai kenaikan suhu akan meningkatkan aktivitas neuron peka suhu,
sementara penurunan suhu bekerja sebaliknya.

Anonymous. 2009. Saraf Otonom. Pada Laman


https://mcvandee.wordpress.com/2009/02/06/saraf-otonom (Diakses pada 5 Oktober 2016).
Anonymous. 2012. 10 Misteri dan Keunikan Tubuh Manusia. Pada Laman
http://www.apakabardunia.com/2012/09/10-misteri-dan-keunikan-tubuh-manusia.html
(Diakses pada 5 Oktober 2016).
Kalat, J.W. 2007. Biopsikologi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
Praworo, Kukuh. 2011. Terapi Medipic: Medical Picture. Cimanggis:Penebar Swadaya
Group.
Guyton, Arthur C., dan John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi 11).
Diterjemahkan oleh: Irawati, dkk. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai