Anda di halaman 1dari 6

Kota Surabaya.

Kota yang terkenal dengan sebutan Kota


Pahlawan. Kota yang sangat identik dengan lambang ikan hiu Sura dan
Baya (buaya). Disinilah aku dan kawan kawanku dilahirkan. Kami
sangat bangga menjadi anak Surabaya. Berbeda beda suku, tapi kami
tetap akrab layaknya cerita dalam novel Laskar Pelangi. Persahabatan
antara aku, Arya, Roja, Farid, Nanda, Angga, dan Rafi sudah terjalin sejak
pertama kali dipersatukan di kelas yang sama sewaktu duduk di bangku
SMP. Awalnya pun kami tidak saling mengenal. Namun, sampai
sekarangpun kami menjadi akrab karena satu orang, yaitu Arya. Dialah
yang memperkenalkan dirinya ke aku, lalu teman temanku yang
lainnya. Eh, namaku Arya. Namamu siapa? tanya Arya. Lantas akupun
menjawab, Namaku Adit. Salam kenal ya. Arya pun bertanya hal yang
sama pada temanku yang lainnya. Akhirnya, kami pun jadi kenal satu
sama lain dan apapun kegiatannya selalu dilakukan bersama. Seperti
sholat, membeli makan di kantin, bermain sepakbola, dan lain lain.
Waktu pun berlalu dengan cepat. Kala itu tak terasa sebentar lagi
kami akan naik ke kelas 9. Untuk mengisi kekosongan waktu liburan,
kamipun berdiskusi akan melakukan apa saat libur itu tiba.
Angga : Eh, sebentar lagi kan liburan. Nah liburan ini aku ga kemana
mana. Kan bosen kalau di rumah terus.
Roja

: Nah iya, aku juga di rumah aja.

Arya

: Gimana kalau kita touring?

Aku

: Touring? Mau kemana?

Farid

: Malang ta? Ke Museum Angkut atau kemana gitu

Nanda : Malang? Wah, itu terlalu jauh. Kita ya nanti bakal ga diberi ijin
sama orangtua kita.
Rafi

: Setuju aku sama Nanda. Mending kita keliling Surabaya dulu

Arya

: Nah bener Rafi. Surabaya juga punya tempat menarik buat


hunting.

Aku

: Iya bener banget tuh. Kita ya harus bangga jadi anak


Surabaya. Kelak ya kita harus mempromosikan Surabaya di
bidang pariwisata
Kamipun mencari tempat yang menarik di Surabaya. Sejak kecil,

tempat menarik di Surabaya yang aku tau hanya Kebun Binatang


Surabaya dan Tugu Pahlawan. Namun, setelah mencari referensi di
internet, aku dan kawan kawan sadar, bahwa Surabaya juga punya
tempat yang menarik untuk berfoto. Kami sempat bingung memilih yang
mana dulu tempat yang akan dikunjungi. Akhirnya kami sepakat untuk
pergi ke tempat yang paling dekat dengan sekolah SMP, yaitu Wisata
Hutan Mangrove Wonorejo.
Kami sepakat berangkat pagi pagi, setelah semuanya sudah
berkumpul di rumahku. Kira kira pukul 07.00 kami semua berangkat ke
tempat tujuan. Kami nekat pergi ke Wisata Hutan Mangrove Wonorejo
menggunakan sepeda motor, meskipun kami juga tahu kalau belum
punya SIM.
Aku hanya berbekal Google Maps aja, agar tau jalan mana yang
tercepat ke tempat yang akan kami tuju. Kami juga berhati hati dalam
perjalanan, agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Aku juga
sempat salah membaca lokasi sehingga kami pun salah jalan dan harus
memutar jalan lagi.
Akhirnya, kami pun sampai di Wisata Hutan Mangrove Wonorejo.
Kami juga sempat gelisah, karena tidak tau berapa harga tiket masuknya.
Tapi, Arya bertanya ke pengunjung yang akan pulang, dan pengunjung itu
berkata kalau tidak ada harga untuk masuk, hanya membayar parkir
kendaraan saja. Di sebelah kanan dan kiri jalan jembatan kayu banyak
sekali pohon pohon mangrove. Disana juga ada sewa perahu, untuk

dibawa ke pantai. Namun kami tidak menyewa, karena uang kami sangat
pas pasan.
Kami disana untuk menikmati segarnya udara pagi. Tak lupa kami
juga berfoto lalu memberitau ke teman teman lain kalau Surabaya itu
punya hutan bakau, yang sangat menarik untuk foto foto. Setelah puas
berfoto hingga, Angga berniat mentraktir untuk makan makanan khas
Surabaya, yaitu lontong balap. Kebetulan juga, di sana juga terdapat PKL
yang menjualnya. Kami makan bersama sama di joglo tak jauh dari
hutan bakau. Setelah itu, kami kembali pulang ke rumah masing
masing.
Hunting dilanjutkan 2 hari setelah hari itu. Kami berencana pergi ke
Kenjeran Park. Seperti biasa, semua berkumpul di rumahku. Pukul 07.30
kami meluncur ke tempat tujuan. Ini termasuk perjalanan yang cukup
jauh, karena rumahku di Surabaya Selatan, sedangkan Kenjeran Park di
Surabaya Utara. Tapi tak apa, karena dengan bersama sama
perjalanan yang cukup jauh pun akan terasa menyenangkan.
Kamipun sampai di Kenpark, setelah melalui perjalanan yang
cukup panjang. Harga tiket masuk nya Rp 20.000,- untuk motor dengan
isi dua orang. Kami berfoto di patung budha, di pura, juga di pinggir
pantainya. Di sana juga terdapat tempat seperti foodcourt. Kami
menyempat diri untuk mampir untuk makan siang. Nah, kali ini giliran Rafi
yang berbaik hati untuk mentraktir makan rujak cingur. Rujak cingur itu
juga makanan khas dari Surabaya selain lontong balap. Aku pun bangga
di Surabaya terdapat makanan yang enak seperti rujak cingur dan lontong
balap.
Setelah makan, kami bingung untuk pergi pulang ke rumah masing
masing atau pergi ke tempat lain. Aku punya saran agar pergi ke
Benteng Kedungcowek. Benteng itu ada di dekat Jembatan Suramadu.
Tidak banyak orang Surabaya yang tau bahwa kota ini punya benteng

pertahanan yang pernah digunakan saat penjajahan Belanda. Kamipun


berangkat ke tempat itu, hanya berbekal Google Maps saja.
Setelah sampai, kami merasa kecewa karena kami tidak mendapat
izin dari warga setempat untuk masuk ke kawasan benteng tersebut.
Namun, kekecewaan itu seketika memudar, saat kami mendapat tempat
lain untuk mengambil foto. Yaitu di pantai batu batuan di sekitar
Jembatan Suramadu. Meskipun bisa mendapat tempat foto yang bagus,
namun aku merasa prihatin juga karena di tempat itu masih banyak
sampah yang berserakan. Padahal kalau bersih, tempat itu bisa menjadi
tempat bagus untuk wisatawan yang hendak melihat matahari terbenam
yang berdekatan dengan Jembatan Suramadu. Aku hanya berharap kalau
pemerintah bisa membenahi tempat tersebut agar dapat menarik minat
wisatawan lokal maupun mancanegara. Dan inilah akhir dari hunting
kami. Sebenarnya Surabaya masih memiliki tempat yang bagus untuk
fotografi, namun hanya segelintir orang yang tau.
Surabaya adalah kota metropolis, kota terbesar kedua di
Indonesia. Di kota pahlawan ini tidak hanya ada museum, makam
pahlawan atau peninggalan tentang kepahlawanan, tetapi terdapat juga
peninggalan budaya maupun bahasa. Kuliner seperti rujak cingur dan
lontong balap banyak diburu oleh wisatawan yang datang ke Surabaya.
Masih banyak lagi tempat tempat yang bagus untuk mengambil
foto yang berada di Surabaya, seperti Kebun Bibit Wonorejo, Taman
Sakura, Hutan Bambu, Wisata Bukit Mas, mural Penjara Kalisosok, dan
masih banyak lagi yang mungkin tidak banyak orang yang tau. Aku
berharap nanti akan ada seseorang yang akan mempromosikan tempat
tempat seperti di atas agar dapat menunjang ekonomi masyarakat kecil
karena banyaknya wisatawan. Juga perlu pembenahan di tempat
tempat yang masih terdapat sampah. Saya sangat bangga menjadi anak
Surabaya. Karena Surabaya memiliki tempat tempat yang bagus untuk
mengambil foto, dengan harga yang terjangkau untuk tiket masuknya.

Aku berharap kelak tempat itu bisa menjadi referensi liburan untuk
generasi yang akan datang. Agar mereka juga bangga menjadi anak
Surabaya dan tidak perlu mencari tempat wisata ke luar kota yang akan
memakan banyak biaya, karena di kota asal mereka sendiri, yaitu
Surabaya, sudah ada tempat yang bisa digunakan untuk berlibur.

NAMA

: ADITYA NURDIAN RAMADHANI

KELAS

: X MIA 1

SEKOLAH

: SMAN 21 SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai