Anda di halaman 1dari 4

1.

Tari Bengawak Be
Tarian ini merupakan tarian khas Jambi. Biasanya kesenian ini diiringi dengan boneka yang biasa
disebut dengan Lukah Gilo. Boneka ini dihias dan dibentuk sedemikian rupa dengan bahan dasar buah
labu. Buah labu ini memang sengaja dibentuk mirip kepala manusia. Saat tarian mulai digerakkan,
mantra-mantra juga dibacakan untuk mengundang roh agar masuk ke dalam boneka lukah. Mereka
meyakini bahwa lukah akan bergerak sendiri jika roh itu sudah mulai merasuk kedalam boneka
tersebut.

Biasanya tarian Bengawak Be dilakukan oleh penari laki-laki dan perempuan. Jumlah penari ini tidak
terbatas karena tidak ditentukan jumlahnya sama sekali. Pakaian yang dikenakan oleh penari ialah
pakaian tradisional Jambi yang dipadukan dengan kain songket bercorak pada bagian bawahnya.
Penari perempuan mengenakan lukah kecil yang digunakan sebagai atribut pnghias topi sedangkan
penari laki-lakinya mengenakan ikat kepala yang terbuat dari kain batik Jambi. Boneka lukah gilo juge
berperan dalam kesenian ini, seolah-olah boneka tesebut memang sengaja dimasukkan makhluk halus
agar ikut berperan dalam kesenian tari ini.

2. Tarian Sintren
Tarian asal cirebon propinsi Jawa Barat ini juga menyebar di wilayah Jawa Tengah. Tarian Sintren ini
memang diambil dari nama si yang berarti dia dan tren yang merupakan panggilan dari seorang putri.
Berawal dari arti Tarian Sintren tersebut, tarian ini menceritakan tentang seorang putri sebagai pemain
utamanya. Penari kesenian ini harus perawan dan melakukan ritual tertentu terlebih dahulu. Unsur
magis dari tarian ini adalah adanya sosok roh yang dipercaya sebagai roh bidadari akan merasuki
tubuh si penari.

Hal ini terlihat pada saat penari tersadar saat pawang memberikan mantra dan dalam sekejap si penari
akan berubah setelah dirasuki oleh makhluk halus. Uniknya, semula penari sintren berpenampilan
polos dengan keadaan diikat oleh tali yang berada di dalam sebuah kurungan besar. Beberapa saat
kemudian, penampilan penari menjadi lebih cantik ber-make up dengan keadaan tali sudah terlepas
saat ia sudah keluar dari kurungan. Hiiii aneh banget ya!

3. Jaran Kepang
Jaran kepang atau yang biasa disebut dengan Jathilan ini sudah sering dilakukan di beberapa wilayah
di Pulau Jawa khususnya Jawa Timur. Penar-penari yang mengiringi kesenian Jaran Kepang ini
bermacam-macam. Ada yang menggunakan topeng barongan atau topeng singa. Ada juga yang
menggunakan topeng genderuwo. Kesenian ini mengisahkan tentang prajurit yang gagah perkasa
berkendaraan kuda dan memegang senjata pedang tajam. Namun sisi magis kesenian ini begitu terasa
saat penari mengalami trance atau kondisi dimana penari tetap saja bergerak menari meskipun
pikirannya sudah tidak sadarkan diri.

Terkadang, penari bisa saja mengajak penonton lain ikut menari hingga mereka yang melihat juga
tidak sadarkan diri. Lebih mengerikannya lagi saat penari sudah hilang kendali sampai-sampai ia
mampu memakan benda pecah belah atau bahkan mengupas kelapa dengan gigi dengan mudahnya.
Terkadang, penari tiba-tiba saja menyeruduk ke arah penonton. Hal ini menandakan bahwa penari
telah dirasuki arwah banteng.

Teguh Kukuh Berlapis Baja


Teguh kukuh berlapis baja
semangat mengikat jiwa
Tegak benteng Indonesia
Tengah badai bersatu padu
Berpadu negara sumpah nan setia
Semati kita runtuh sehidup jaya
Biar topan menghantam baja
Mara hebat menembus rantai
Namun tegak menentang masa
Benteng kita menentang badai
Berpadu negara sumpah nan setia
Semati runtuh sehidup jaya

Di Timur Matahari
Ciptaan: W. R. Supratman
Di timur matahari mulai bercahaya
Bangun dan berdiri kawan semua semua
Marilah mengatur barisan kita
Seluruh Pemuda Indonesia

Anda mungkin juga menyukai