Proposal Ekspedisi Ugimba
Proposal Ekspedisi Ugimba
2016
Sekilas Papua
Provinsi Papua terletak di ujung timur
Indonesia, berbatasan langsung dengan
Papua Nugini. Merupakan provinsi terluas
di Indonesia dengan wilayah daratan
seluas 319.036,05 km yang dihuni oleh
2.833.381 jiwa, meliputi 255 suku yang
masing-masing memiliki budaya dan
bahasa berbeda.
Fenomena Pendidikan di
Ugimba
Keadaan diatas membawa konsekuensi bahwa Ugimba akan menjadi desa
yang banyak dikunjungi oleh banyak turis baik lokal maupun mancanegara.
Oleh karena itu masyarakat Ugimba yang didominasi oleh masyarakt adat
moni seakan dituntut untuk mampu menjawab tantangan ini. Pada tahun
2004, salah seorang tokoh masyarakat Ugimba, Maximus Tipagau melalui
Yayasan Somatua membangun satu unit sekolah di Ugimba. Harapan dari
didirikannya sekolah tersebut adalah untuk memberikan akses pendidikan
pada masyarakat Ugimba secara langsung, karena faktanya Pemerintah
Daerah baru memfasilitasi pendidikan di Ibu Kota Kabupaten Sugapa.
Fakta lain yang muncul adalah bahwa keberadaan bangunan sekolah sebagai
salah satu fasilitas pendidikan belum dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Berdasarkan penuturan Maximus (2015), tak jerang bangunan sekolah ini
kosong dan tidak ada kegiatan ajar mengajar. Alasannya banyak kadang tak
ada guru yang datang atau kadang juga muridnya yang tak datang.
Hal tersebut tentunya memperihatinkan berhubung dengan adanya nawacita
atau Sembilan cita-cita bangsa Indonesia yang salah satu poinnya adalah
mengenai pemerataan pendidikan.
Sekilas Tentang
Ekspedisi Padjadjaran
Nemangkawi
Dalam menyikapi kondisi pendidikan Papua
di atas, khususnya di Desa Ugimba, Distrik
Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. PALAWA
UNPAD ingin melakukan kegiatan
Ekspedisi Padjadjaran Nemangkawi
berupa kegiatan penelitian dan pendataan
mengenai kondisi pendidikan di sana
dengan menggunakan pendekatan
berbasis budaya.
Pada ekspedisi ini, tim dari PALAWA UNPAD
akan terjun langsung dan tinggal di tengah-tengah masyarakat di Desa Ugimba
untuk dapat menelusuri akar persoalan serta kendala pendidikan di sana.
Termasuk melihat bagaimana pendidikan dipahami oleh komunitas, misalnya
dalam sistem budaya mereka, harapan, juga bagaimana mereka memandang
dirinya, komunitasnya, serta persoalan-persoalan yang dihadapi.
Aspek-aspek dan hasil dari kegiatan ekspedisi ini adalah:
Mengungkapkan persoalan pendidikan di Ugimba melalui kajian dengan
pendekatan budaya. Hasil kajian berupa laporan narasi dan essay foto.
Memberikan
rekomendasirekomendasi serta
langkah-langkah
terobosan untuk
mengatasi persoalan
pendidikan khususnya
melalui pendekatan
budaya
Donasi/Sponsorship
Sebagai kontrapretasi dari dana yang diberikan, sponsor atau donatur
dapat meletakan logonya pada:
Spanduk
Seminar Kit
Merchandise dalam goodie bag
Mahasiswa Pecinta
merupakan
Universitas
sebuah
Padjadjaran
unit
yang
Alam
(PMPA)
kegiatan
PALAWA
mahasiswa
berkegiatan
dalam
di
dunia
34
tahun
perjalanannya,
Palawa
di dunia
Unpad
telah
kepecintaalaman.
operasional
Palawa
Unpad
juga
kerap
tahun
2016,
Palawa
Unpad bermaksud
melaksanakan
Visi:
Pendidikan untuk kehidupan
Misi:
Mengembangkan
pendidikan alternatif bagi
komunitas untuk
menghadapi perubahan
yang terjadi di tempat
hidup mereka tanpa
meninggalkan tradisi dan
budaya yang diyakininya.
10
Tentang Masyarakat
Adat
Masyarakat adat dunia berjumlah lebih dari 300 juta yang
tersebar di lebih dari 70 negara. Dari angka tersebut, sekitar 190
juta tinggal di kawasan Asia. Meskipun populasi mereka hanya
sekitar 5% dari total penduduk dunia, namun budaya mereka
mewakili 60% bahasa yang ada di muka bumi dan mewarisi lebih
dari setengah pengetahuan manusia (Unesco, 2005), serta
mereka mendiami dan memelihara 2/3 permukaan bumi beserta
biodiversity-nya.
Di Indonesia yang memiliki ratusan suku bangsa dan bahasa,
diperkirakan terdapat 50-70 juta masyarakat adat. Angka ini
didasarkan pada definisi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara
(AMAN) mengenai masyarakat adat, yakni Sekelompok
penduduk yang berdasarkan asal-usul leluhur, hidup dalam suatu
11
Mengapa tidak
bersekolah?
Anak-anak komunitas adat sering kali kesulitan mengakses
pendidikan formal. Bukan hanya jauhnya jarak ke sekolah
terdekat, namun juga karena faktor kultural. Sekolah formal pada
umumnya tidak dapat mengakomodir kekhususan budaya dan
persoalan mereka. Selain itu, manfaat pendidikan yang berjenjang
sulit dipahami oleh mereka dalam konteks adat dan persoalan
setempat.
12
Susunan
Kepanitiaan
Pelindung: Rektor Universitas Padjadjaran
Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Dr. Arry Bainus, M.A.
Direktur Kemahasiswaan dan Alumni
Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc.
Pembina: Drs. Sunggoro Tri Raharjo, M.Si.
Ketua Umum: Anisa Asri (190110120119)
Ketua Ekspedisi: Ichsan Lovano Pradewa (170210110134)
Bendahara: Fauziah Kautsara (160110120096)
Sekretaris: Rizki Mulia (190110120003)
Bid. Publikasi Media: Tika Amanda (190110120165)
Bid. Danus Sponsor: Allyani Zulhijah (190110120115)
Operasional: M. Ikhsan Rizky R. (2270110120119)
Bid. Akomodasi Izin: M. Ramdoni (270110120106)
Bid. Peralatan: Syarifudin Nur (230210130074)
Bid. Dokumentasi: Aghnia Hilya N. (210110130117)
Bid. Medik Konsumsi: Muniarsih (180310120001)
Rekening
Bank Account :
Rek BNI 0337716851 a.n. PMPA PALAWA
Unpad