6 Metode Pengumpulan Data PDF
6 Metode Pengumpulan Data PDF
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakapcakap secara tatap muka.
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka
tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang
baik.
b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.
Jenis Observasi :
1. Berdasarkan pengumpulan data : a. Observasi Partisipan
(participant 0bservation) : peneliti terlibat langsung dalam aktivitas
(orang) yang diamati. b. Observasi Non partisipan (non participant
observation) : peneliti tidak terlibat dalam aktivitas orang-orang yang
sedang diamati dan hanya sebagai pengamat independen.
2. Berdasarkan instrumen yang digunakan : a. Observasi
Terstruktur : observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang
apa yang diamati dan dimana tempatnya. b. Observasi Tidak Terstruktur;
observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi.
Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek
penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya
wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan
dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek
dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan
terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan
setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang
diamati tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton
menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti
akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari
pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang
disadari.
d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai
sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap
penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data
yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
Strategi Survey
Dalam proses identifikasi potensi dan permasalahan penyelenggaraan
penataan ruang, kinerja serta operasionalisasi BKPRD di masing-masing propinsi di
seluruh wilayah timur diperlukan strategi tersendiri dalam melaksanakan survey
tersebut. Hal ini mengingat luasnya wilayah studi, keragaman dinas dan instansi yang
terkait dengan lembaga tata ruang di daerah serta muatan substansi questioner yang
harus dapat mencakup semua materi operasionalisasi BKPRD itu sendiri, serta
keterbatasan waktu pelaksanaan pekerjaan. Strategi survey tersebut meliputi :
1) Pembagian Lokasi dan Penjadwalan Pengumpulan Data Guna efektifitas
waktu dan mengoptimalkan proses pencarian data dan informasi berkaitan
dengan operasionalisasi BKPRD, maka strateginya adalah pengumpulan
data dilakukan dengan menyebarkan cek list data dan questioner. Dengan
langkah ini diharapkan wakil-wakil propinsi dapat membawakan data
yang dibutuhkan pada waktu pertemuan yang akan diadakan di daerah
2) Penugasan Tenaga Ahli (Surveyor) dan Tim Supervisi Pusat Dalam
kegiatan sosialisasi ini, tim konsultan akan didampingi Tim Supervisi
Pusat Direktorat Tata Ruang Wilayah Timur Departemen Kimpraswil.
Dinas-dinas dan instansi yang akan diundang dalam kegiatan ini
merupakan obyek yang akan difasilitasi konsultan dalam proses Bantuan
Metode Analisis
Dalam kegiatan ini akan digunakan metode analisis yang dibagi dalam
beberapa tahapan analisis yakni tahap pertama dengan melaksanakan fishbone
analisis (analisa sirip ikan) untuk mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut
tata kerja operasional BKPRD.
Fishbone analisis merupakan metode analisis yang dapat menentukan akar
permasalahan terhadap kinerja suatu lembaga. Dalam kaitan dengan BKPRD ada
beberapa variabel analisis yang akan dipergunakan untuk mewujudkan suatu tata
laksana operasionalnya diantaranya : (1) Peralatan yang menyangkut perangkat lunak
perundangan dibidang tata ruang seperti pola dasar pembangunan, rencana strategis,
rencana operasional,RTRW, RDTR, RTBL, dan peta-peta zonasi, detail lingkungan
dan tata bangunan, termasuk perangkat keras seperti kantor, komputer, kendaraan,
dan lain lain. (2) Materi/Biaya yang menyangkut ketersediaan dan sumber anggaran
yang disediakan untuk kegiatan BKPRD; ((3) Sumber Daya Manusia yang
menyangkut ketersediaan tenaga yang memiliki kompetensi dibidang yang berkaitan
dengan tata laksana BKPRD; (4) Manajemen yang meliputi organisasi,kepemimpinan
dan tata laksana organisasi BKPRD; (5) Lingkungan dan Pemanfaatan Ruang yang
meliputi pola pemanfaatan ruang yang tersedia dan kebutuhan yang diharapkan akan
dipersiapkan; (6) Prosedur dan Perundangan yang menyangkut ketersediaan sistem
operasional
perundangan.
dan
prosedur
kerja
BKPRD
termasuk
ketersediaan
peraturan
data
hingga
tahap
analisis
serta
perumusan
pedoman
pelaksanaanBKPRD.
Persiapan
Kegiatan persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum semua kegiatan
pelaksanaan pekerjaan dimulai. Kegiatan persiapan ini terdiri dari beberapa bagian
kegiatan, antara lain : penyusunan rencana kerja, konfirmasi dengan daerah mengenai
status BKPRD propinsi, penyiapan bahan dan alat survey serta penyiapan metodologi
pelaksanaan pekerjaan