Anda di halaman 1dari 8

Hygiene Lalat dan Pengendaliaanya

di Industri Makanan,
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera.
Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera)
berdasarkan ukuranantenanya; lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk
berantena panjang. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta
sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang.
Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan
penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius
karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang
jatuh ke tempat tersebut.
Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata
majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan.
Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Beberapa
jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran yang
sangat canggih.
Beberapa Jenis Lalat Yang Ada Di Indonesia

Calliphoridae

Sarcophagidae (lalat daging)

Drosophilidae ( lalat buah)

Tabanidae

Muscidae

Syrphida (lalat bunga)

Siklus Hidup Lalat

Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu: telur, larva, pupa dan lalat dewasa.
Lalat betina dewasa mampu menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk oval. Telur
ini lalu berkembang menjadi larva (berwarna coklat keputihan) di feses yang lembab
(basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini keluar dari feses atau lokasi yang lembab
menuju daerah yang relatif kering untuk berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa
yang berwarna coklat ini berubah menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi yang optimal
(cocok untuk perkembangbiakan lalat), 1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat
dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 7-10 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki
usia hidup selama 15-25 hari. Dalam waktu 3-4 hari, seekor lalat betina mampu
menghasilkan telur sebanyak 500 butir.
Dalam menjalani siklus kehidupan, dalam usahanya mempertahankan keturunan, lalat
betina berusaha meletakkan telur-telurnya sebisa mungkin di daerah yang dekat dengan
makanan; bahkan di dalam makanan yang nantinya telur-telur itu tumbuh menjadi ulat-ulat
parasit. Dan makanan yang disukai anak-anak lalat ini adalah jaringan tubuh/daging dari
manusia ataupun hewan lain, baik jaringan tubuh itu masih hidup atau sudah mati. Lokasi
favorit biasanya pada kulit, mata, telinga, bagian perut. Pada daging hidup biasanya lalat
akan meletakkan telur-telurnya di bagian yang terluka atau terbuka. Saat larva atau ulat itu

tumbuh dalam daging hidup maka yang terjadi adalah myasis, atau dalam bahasa militer
disebut serangan lalat.

Salah satu jenis Myasis


Myasis merupakan salah satu kondisi yang merugikan, bagi manusia maupun hewan.
Pada hewan yang secara sengaja diternakkan akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi
para pengusaha. Tubuh hewan-hewan itu seringkali menjadi kurus. Ini sering terjadi di
daerah-daerah tropis terutama di pedesaan, yang sering menyerang hewan dan manusia.
Bahkan juga ada kejadian myasis di rumah sakit pada pasien-pasien yang sedang terluka,
disebutNosocomial Myiasis. Myasis jenis ini terjadi karena di ruang-ruang perawatan
rumah sakit terdapat banyak lalatatau dalam bahasa sederhana, ruangan rumah sakit bisa
diakses oleh lalat. Rumah sakit seperti ini mungkin berada di daerah-daerah pedalaman
yang tingkat kebersihannya rendah.
Lalat sebagai serangga pembawa penyakit (vektor)
Lalat aktif hanya di siang hari, sedangkan pada malam hari, mereka akan beristirahat di
tempat-tempat seperti: tanaman, pagar, langit-langit, kabel listrik dan sudut bangunan.
Lokasi istirahatnya tidak jauh dari lokasi mereka makan, biasanya 1-3 meter di atas
permukaan tanah.Sesuai dengan mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cairan atau
makanan basah dengan cara menghisap. Air merupakan sesuatu yang vital bagi kehidupan
lalat, karena tanpa air lalat hanya bertahan hidup tidak lebih dari 48 jam. Lalat sangat
menyukai berbagai macam sayuran dan buah-buahan, daging segar, ikan, sisa makanan,
sampah, kotoran serta bangkai dimana umumnya lalat dapat meletakkan telurnya.

Lalat disebut sebagai serangga pembawa penyakit dikarenakan peran lalat dalam
kemampuannya menimbulkan penyakit dan membawa penyakit pada manusia maupun
pada hewan.Larva lalat sendiri sudah merupakan penyakit, tapi ini masih ditambah
dengan kemampuannya sebagai kontainer yang memindahkan suatu mahluk hidup lain
yang merusak dari satu tempat ke tempat lain.
Saat lalat makan, yaitu dengan membuat perlukaan kecil pada daging dan kemudian
darah keluar, pada saat itu pula lalat mengeluarkan parasit ke dalam darah semang yang
dihisapnya. Parasit ini seringkali keluar bersamaan dengan air liur lalat saat ia berusaha
untuk menghisap darah yang telah keluar (bukan hanya manusia, lalat juga mengeluarkan
air liur saat lapar). Dengan aliran darah yang cukup kencang maka parasit itu ikut serta
masuk dalam aliran darah ke seluruh tubuh inang.
Salah satu jenis parasit yang dibawa dalam air liur lalat ini adalah Leishmania. Jenis
lalatnya Phlebotomus papatasi, atau akrab dipanggil Lalat Pasir. Leishmania adalah
genus dari trypanosome protozoa. Parasit ini yang menyebabkan penyakit
Leishmaniasis, dan jumlah manusia yang telah terkena ini kurang lebih 12 juta di hampir 88
negara, mulai dari Brazil hingga Syria. Di tiap-tiap negara berbeda-beda jenisnya. Misalnya
yang terjadi di Brazil, disebut mucocutaneous leishmaniasis, dengan pathogen (nama
hama penyakit)Leshmania braziliensis, menyebabkan kerusakan kulit setempat di bagian
kulit yang tergigit. Kerusakan kulit setempat ini bisa menyebar hingga ke bagian-bagian
organ vital tubuh seperti organ pernapasan. Pada akhirnya menyebabkan sesuatu yang
membahayakan.

Siklus Perkembangan Leishmania pada manusia


Leishmaniasis hanya satu dari beberapa penyakit yang bisa timbul oleh ulah ugal-ugalan
para lalat. Penyakit lainnya adalah penyakit ngantuk, powered by tsetsefly atauGollssina morsitans yang banyak terdapat di padang rumput. di Afrika, ini banyak
terdapat di wilayah antara gurun Sahara hingga gurun Kalahari. Manusia yang dihinggapi
oleh lalat ini sering mendapatkan serangan rasa ngantuk. Selain itu ada penyakit lainnya
yang banyak terjadi di Indonesia.

Porsi Lalat dalam Standar Kualitas Lingkungan (Kep. Men.


LH. tentang Baku Mutu Kualitas Lingkungan)
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit oleh serangga bernama lalat diperlukan
sebuah pengukuran sederhana. Dalam Tabel Standar Skala Kualitas Lingkungan Kep. Men.
LH. terdapat pembagian lima kelas kualitas yang harus menjadi perhatian dalam hal
kunjungan lalat ini. Pengukurannya menggunakan satuan landing rate per hour per
square meters atau jumlah individu lalat yang berkunjung/mendarat dalam waktu satu jam
dalam rentang luasan satu meter persegi. Satuan ini berlaku untuk semua tempat, mulai
tempat sampah hingga tempat tidur keluarga.

Jumlah Individu Lalat

Nilai/Kualitas Lingkungan

0 (nol) ekor / meter persegi

5 / Baik Sekali

0 1 ekor / meter persegi

4 / Baik

1 2 ekor / meter persegi

3 / Cukup

3 5 ekor / meter persegi

2 / Kurang

> 5 ekor / meter persegi

1 / Buruk (tempat sampah!)

Untuk menjauhkan lalat, atau mengurangi angka kunjungan individu lalat, diperlukan usaha
yang meskipun sederhana ternyata tidak semua orang mau (bukan tidak bisa, tapi sedikit
segan dan malas) melakukannya. Di antaranya ialah tidak menjadikan lingkungan sebagai
tempat yang disukai lalat (terutama untuk tempat bertelur). Lingkungan harus dibersihkan
secara teratur. Menjaga kebersihan tubuh, bagi manusia. Menjaga kebersihan kandang
ternak dan lingkungannya bagi area peternakan. Pakaian ternyata juga menjadi salah satu
pilihan untuk tempat lalat bertelur. Pakaian harus dicuci bersih, setelah kering disetrika
dengan suhu tinggi untuk mematikan telur-telur yang telah diletakkan oleh lalat.

Pengendalian Lalat
Pada prinsipnya pengendalian lalat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan


Ada 4 strategi yang dapat diterapkan dalam perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan yaitu
:

Pengurangan atau eliminasi tempat perindukan lalat (reduction


or elimination of fly breeding sites)

Eliminasi tempat perindukan lalat dapat dimulai dari membersihkan secara rutin tempattempat bersarang seperti kandang ternak, pipa pembuangan kotoran, dan perlu dilakukan
pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan,

Reduksi sumber-sumber yang menarik bagi lalat dari area


lain (reduction of sources that attract flies from other area)

Lalat tertarik pada bau yang dikeluarkan oleh suatu breeding sites, oleh karena itu tempat
atau sumber-sumber yang menarik bagi lalat perlu dilakukan
pembersihan (cleanliness),pembuangan (removal of waste), dan menyimpan sesuatu
dalam keadaan tertutup (its storage under cover).Mencegah kontak antara lalat dengan
pathogen penyebab penyakit(prevention of contact between files and disease
causing germs). Melindungi makanan, peralatan makan dan manusia dari kontak dengan
lalat (protected of food, eating utensils and people from contact with flies). Upaya
yang dapat dilakukan dengan menyimpan makanan pada container yang kedap lalat (fly
proofing container), almari, memasang jaring atau kasa pada jendela ataupun sesuatu
yang terbuka. Pemasangan pintu yang dapat menutup secara otomatis (self closing
door),fly curtain, dan plastic strips that touch other akan mampu mencegah kontak
antara lalat dengan manusia.

Membunuh lalat secara langsung

Metode membunuh lalat secara langsung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Metode Fisik (Physical method)

Metode ini sangat murah, dapat menghindari resistensi, namun tidak efektif bila tingkat
kepadatan lalat tinggi, sehingga metode ini hanya cocok pada skala rumah sakit, hotel,
supermarket, tempat penjualan daging, buah dan sayuran. Beberapa metode fisik yang
dapat digunakan adalah:

Fly Traps:

Metode ini terdiri dari dua bagian, yang pertama merupakan kontainer/kaleng tempat
umpan (bait) dengan volume 18 liter. Bagian kedua terdiri dari sangkar tempat lalat
terperangkap berbentuk kotak dengan ukuran : 30 cm x 30 cm x 45 cm. Dua bagian
tersebut disusun dengan sangkar berada diatas, jarak antara dua bagian tersebut diberi
sekat berlubang 0,5 cm sebagai jalan masuk lalat ke dalam perangkap.Model ini bisa
digunakan selama 7 hari setelah itu umpan dibuang dan diganti. Fly traps dapat
menangkap lalat dalam jumlah besar dan cocok untuk penggunaan diluar rumah, diletakkan
pada udara terbuka, tempat yang terang dan terhindar dari bayang-bayang pohon.

Sticky tapes:

Alat ini berupa tali/pita yang dilumuri larutan gula sehingga lalat akan lengket dan
terperangkap, bila tidak tertutup debu bisa bertahan beberapa minggu. Cara peletakan alat
ini adalah dengan cara digantungkan dekat atap rumah.

Light Trap with Electrocutor:

Prinsip alat ini adalah membunuh lalat dengan listrik, lalat yang hinggap pada lampu akan
kontak dengan electrocuting grid yang membingkai lampu dengan
cahaya blue atauultraviolet light. Dalam penggunaannya perlu diujicoba dulu karena
tidak semua lalat tertarik dengan alat ini. Alat ini banyak dipakai di dapur rumah sakit,
restoran, lokasi penjualan buah supermarket.

Metode kimia

Pengendalian lalat dengan bahan kimia direkomendasikan bila betul-betul diperlukan,


karena untuk menghindari resistensi misalnya pada kondisi KLB, kolera, disentri, trachoma.
Beberapa metode kimia adalah Vaporizing (slow release), toxic bait, space
spraying (quickly knocked down, short lasting) di dalam rumah maupun di luar
rumah,residual spraying (slow lasting) pada tempat peristarahatan lalat.

Penyemprotan lalat dengan insektisida:

Biasanya dilakukan di luar rumah seperti TPS/TPA, tempat rekreasi, pasar dan lain-lain.
Mempunyai efek sementara dan hanya membunuh lalat-lalat yang terkena insektisida, lalat
yang di dalam rumah, kandang dan ditempat perindukan akan tetap hidup. Penyemprotan
lalat direkomendasikan pada saat puncak kepadatan lalat (populasi tinggi). Penyemprotan
dilakukan pada waktu pagi hari, setiap hari selama 2 minggu.

Cara Penyemprotan:

Penyemprotan terhadap lalat dewasa dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :

Fogging/pengasapan (swing fox), seperti pad penyemprotan DBD.

Pengabutan, yaitu penyemprotan Ultra Low Volume (ULV)

Penyemprotan dengan mistblower, ini merupakan cara yang tepat,


tergantung pada putaran angin/udara, serta penyebaran insektisida terjadi
secara merata.

Insektisida yang digunakan:


Beberapa insektisida yang direkomendasikan digunakan untuk pengendalian lalat (tidak
menimbulkan resistensi) adalah :

Senyawa organo fosfat (Dichlorvos dan diazinon, dosis 0,3 s/d 1,0
gram/m b.a,Trichlorfon, dimethoate, fenchlorvos, tetrachlorvinphos,
bromophos, fenithrotion dan fention dengan dosis 1 2 gram/ m.)

Insect Growth Regulator /IGRs (Diflubenzuroncryomazine,


triflumuron dosis 0,5 1,0 gram/m, Pyriproxyfen dosis 0,1 gram/ m)
Kelompok ini mampu mencegah perkembangan larva selama 2-3 minggu.

Insektisida yang digunakan untuk membunuh larva bisa dalam bentuk suspensi atau larutan
dengan suprayer atau gembor. Volume air yang digunakan harus dapat membasahi
permukaan sampah sedalam 10 15 cm. Oleh karena itu dibutuhkan larutan sebanyak 0,5
5 liter/m permukaan sampah.

Anda mungkin juga menyukai