Anda di halaman 1dari 3

Hallo semuanya perkenalkan saya ilham bagus darma Negara dengan npm 130210200020 dari

program studi kedokteran hewan fakultas kedokteran.


Disini saya akan menayangkan hasil observasi lingkungan di sekitar rumah saya mengenai hama
pemukiman/urban berikut cuplikanya.
Yang pertama ini merupakan semut monomorium pharaonis yang umumnya dikenal sebagai
semut firaun.
SEMUT
Semut Monomorium pharaonis (Linnaeus) umumnya dikenal sebagai semut Firaun yang
merupakan spesies semut yang berasal dari kawasan khatulistiwa benua Afrika dan saat ini telah
menyebar ke seluruh dunia dan menjadi hama permukiman. Biasanya semut ini ditemukan di
dalam/luar rumah, retakan dinding,/keramik rumah, dapur, dll
Taksonomi semut M.pharaonis
Klasifikasi :

 Filum : Arthropoda
 Klas : Insecta
 Ordo : Hymnoptera
 Famili : Formicidae
 Subfamili : Myrmicinae
 Genus : Monomorium
 Spesies : Monomorium sp

Semut monomorium pharaonis memiliki karakteristik panjang sekitar 1,5-2,4mm dan memiliki
warna tubuh mulai dari coklat muda hingga merah., memiliki antenna sebanyak 12 segmen
termasuk scape dan klub, petiole terdiri dari dua node yang mana postpetiole melekat pada
bagian anterior gaster. Bagian caput, toraks dan anterior gaster berwarna kecoklatan, sedangkan
posterior berwarna gelap. Monomorium sp. menyukai sisa-sisa makanan, bangkai hewan dan
serangga.
Permasalahan yang terjadi dan yang dapat di timbulkan dari hama semut tersebut
Masalah utama yang disebabkan Monomorium sp selain mengganggu di ruangan adalah dapat
menyebabkan iritasi kulit dan lesi kulit yang berkembang menjadi infeksi, karena adanya
mikroorganisme patogen yang ditemukan dalam spesies ini seperti Micrococcus pyogenes,
Proteus vulgaris, Escherichia coli, Alcaligenes fecalis, Salmonella sp, Pseudomonas sp.,
Clostridium sp. dan Bordetella bronchi.
Upaya yang telah saya lakukan untuk membasmi hama tersebut memakaikan kapur ajaib di
setiap dinding yang terdapat semut tersebut agar semut tersebut tidak lagi muncul tetapi lama
kelamaan semut tersebut muncul kembali dan menjadi hama. Dikarenakan semut tersebut berada
di celah/retakan dinding menjadikan semut tersebut sulit dibasmi oleh beberapa cairan pembasmi
serangga seperti insektisida.
Selain faktor lingkungan dan suhu serta kelembaban yang menyebabkan kehadiran semut
tersebut adalah faktor kebersihan ruangan, bahan makanan yang sudah busuk atau berserakan,
ketidakteraturan perabot rumah tangga, dan penyimpanan makanan yang kurang baik. upaya
pengendalian semut tersebut sangat bergantung terhadap manusia karena Perilaku semut dapat
dimanipulasi oleh manusia untuk upaya penggendalian yang lebih baik. Seperti selalu menjaga
kebersihan rumah dan ruangan.
KECOA
Kecoa merupakan salah satu insekta yang berperan sebagai vektor penyakit yang banyak
ditemukan dalam rumah, gedung-gedung, termasuk dalam restoran ataupun rumah makan. Kecoa
dapat mengkontaminasi makanan manusia dengan membawa agent berbagai penyakit yang
berhubungan dengan pencernaan seperti diare, demam typoid, disentri, virus hepatitis a, polio
dan kolera. B
Taksonomi Kecoa Periplaneta americana (Erviana, 2014):
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthopoda
Class : Insecta
Order : Blattodea
Family : Blattidae
Genus : Periplaneta
Species : Periplaneta americana
Karatkteristik kecoa perpilaneta Americana
Kecoa rumah merupakan serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-ventral. Kepalanya
tersembunyi di bawah pronotum yang dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata
tunggal, antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak
berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua (Robby, 2012).
Kecoa Periplaneta americana memiliki panjang sekitar 3,81 cm, berwarna coklat kemerahan,
memiliki tanda di dada, dan memiliki sayap sempurna. Periplaneta americana biasanya menyukai
tempat yang gelap dan lembab seperti kamar mandi/wc, gudang, tempat sampah, selokan,
kandang binatang dll. Kecoa (Periplaneta americana) biasanya hidup berkelompok. Mereka
termasuk hewan nokturnal, yaitu hewan yang aktif pada malam hari dan suka bersembunyi di
balik retakan dinding atau lemari, di dekat saluran air, di kamar mandi.
Permasalahan yang terjadi adalah hewan ini mengganggu aktifitas dirumah selain itu hewan
tersebut dapat menularkan penyakit diantaranya Disentri, Diare, Cholera, Virus Hepatitis A,
Polio pada anak-anak. Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit
penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut terbawa oleh
kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme
sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi makanan (Ridwan, 2014).
Upaya yang telah saya lakukan untuk permasalahan hama tersebut ialah memberikan racun
kecoa di beberapa titik persembunyian kecoa tersebut dan hasilnya memang beberapa waktu
kecoa tersebut mati. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama hama tersebut muncul kembali.
Pengendalian hama kecoa
Menurut (Depkes RI, 2002) ada 4 cara pengendalian kecoa yaitu:
1. Pencegahan
Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang barang atau bahan
makanan selalu dirapihkan serta menutup semua celah-celah, lobang atau tempat-tempat
tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa seperti dapur, kamar mandi, pintu dan
jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.
2. Sanitas
Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa antara
lain, membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera
mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang
menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor,
furniture, dan tempat tersembunyi lainnya.
3. Trapping
Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk menangkap
kecoa dan dapat digunakan untuk alat monitoring. Penempatan perangkap kecoa yang
efektif adalah pada sudut-sudut ruangan.
4. Pengendalian dengan insektisida
Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain : Clordane,
Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate majemuk, Diazinon,
Dichlorvos, Malathion dan Runnel. “Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan
apabila ketiga cara di atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil.

Anda mungkin juga menyukai