Makalahfisikamagnet 121128032315 Phpapp01
Makalahfisikamagnet 121128032315 Phpapp01
Tentang
KEMAGNETAN/INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
: 1. AMMASE.S
2. ALIYATARRAFIAH
3. ANNISWATI NURUL ISLAMI
4. ASRIANI
BAB I
PENDAHULUAN
Arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini
dikenal sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini
adalah Oersted yang telah menemukan gejala ini secara eksperimen
dan dirumuskan secara lengkap oleh Ampere. Gejala induksi
magnetdikenal sebagai Hukum Ampere. Kedua, medan magnet yang
berubah ubah terhadap waktu dapat menghasilkan(menginduksi) medan
listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai gejala
induksi electromagnet. Konsep induksi elektromagnet ditemukan
secara
eksperimen
oleh
Michael
Faraday
dan
dirumuskan
s e c a r a l e n g k a p o l e h Joseph Henry.
H u k u m i n d u k s i elektromagnet sendiri kemudian dikenal sebagai
Hukum Faraday-Henry. Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di
atas
dan
dengan
mempertimbangkan
konsep
simetri
yang
yang
berubah
listrik
maka
terhadap
hal
waktu
dapat
sebaliknya
menghasilkan
boleh
jadi
dapat
BAB II
PEMBAHASAN
A. MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK
1. Defenisi Medan Magnet
Medan magnet didefenisikan sebagai daerah atau wilayah yang
jika sebuah benda bermuatan listrik berada pada atau bergerak
didaerah itu maka benda tersebut akan mendapatkan gaya
magnetic. Adanya medan magnetic disekitar arus listrik dibuktikan
oleh Hans Christian Oersted melalui percobaan.(GIANCOLLI Jilid 2).
Gaya yang diberikan satu magnet terhadap yang lainnya dapat
dideskripsikan sebagai interaksi antara suatu magnet dan medan
magnet dari yang lain. Sama seperti kita menggambarkan garisgaris medan listrik, kita juga dapat menggambarkan garis-garis
medan magnet. Garis-garis ini dapat digambarkan, seperti garisgaris medan listrik, sedemikian sehingga :
1. Arah
medan
magnet
merupakan
tangensial
(garis
Gambar
1.1b:
Garis-garis
medan
magnet
diluar
magnet batang
2. Arah kuat medan magnet
Selama abad kedelapan belas, banyak filsuf ilmu alam yang
mencoba menemukan hubungan antara listrik dan magnet. Muatan
listrik
yang
stasioner
dan
magnet
tampak
tidak
saling
adalah
bahwa
arus
listrik
menghasilkan
medan
sebagai pusatnya
I
r
Konstanta
pembanding
dinyatakan
sebagai
2 ,
dengan
demikian
B =
I
r
sebesar
25 A Keatas .
Peny : B =
0 I
2 r
(4 x 107 T . m/ A )(25 A)
(2 )(0,10 m)
(2 x 107 T . m/ A)(25 A)
(0.10 m)
kawat
melingkar terbuka :
(Perhatikan gambar berikut).
a. Dititik P
Untuk sebuah lilitan :
B=
I .r .
a3
0
4
B =
0 N
4
I .r .
3
a
B=
0
4
I .
r2
0 N
4
I .
2
r
2. Besarnya
medan
magnet
yang
terdapat
di
pusat
kawat
melingkar penuh
(perhatikan gambar berikut).
B =
I
a
0
2
Sin2
B =
0 N
2
I
a
Sin2
= sin 90 = 1.
B =
0
2
I
r
B =
0 N
2
I
r
0.n
2
I (cos
1 - cos
1 cos
2)
2)
Dengan:
n = jumlah lilitan tiap satuan panjang =
= panjang kumparan
N = Jumlah lilitan Kumparan
Besar medan magnet dititik :
P di tengah-tengah sumbu kumparan, berarti
= 0 dan
= 180
B = 0 . n . I
P di salah satu ujung kumparan, berarti
90 :
= 0 dan
B=
0.n
2. I
d. Untuk toroida
Toroida
dapat
dipandang
sebagai
solenoida
yang
Dengan
N
2a
F=I
B
a. Gaya Lorentz pada kawat berarus listrik
Apabila kawat penghantar sepanjang L yang dialiri arus listrik I
ditempatkan pada daerah medan magnet B, maka kawat tersebut
akan mengalami gaya Lorentz yang besarnya dapat ditentukan oleh
rumus :
FL = B I
sin
Dengan : FL = gaya magnetic / gaya Lorentz (N)
B = kuat medan magnet
(T)
I = Kuat arus listrik
(A)
L = Panjang kawat
(m)
b. Gaya Lorentz pada kawat sejajar berarus listrik
Dua buah kawat lurus berarus listrik yang diletakkan berdekatan
akan mengalami gaya Lorentz berupa gaya tarik menarik bila bira
arus listrik pada kedua kawat tersebut searah , dan berupa gaya
tolak menolak bila arus listrik pada kedua kawat tersebut
berlawanan arah.
Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak diantara
dua kawat sejajar berarus listrik yang terpisah sejauh a seperti
gambar diatas dapat ditentukan dengan rumus :
F 1 = F2 = F =
I I
l
2 a
FL = q v B
sin
Catatan :
Bila muatan q positif, maka arah v searah dengan arah I
Bila muatan q negatif, maka arah v berlawanan dengan I
Apabila besarnya sudut antara v dan B adalah 90 o (v B),
maka lintasan partikel bermuatan listrik akan berupa lingkaran,
sehingga partikel akan mengalami gaya sentripetal yang besarnya
sama dengan gaya Lorentz:
F L = FS
q v B sin 90o =
v2
R
R=
mv
qB
F=
2
I
a
Jika I = 1A dan a = 1m, maka :
F =
1
1
= 2 x 10-7 N/m
Dengan demikian kita dapat mendefinisikan arus yang mengalir
pada kawat sejajar besarnya satu amper jika gaya per satuan
panjang yang bekerja pada kawat adalah 2 x 10 -7 N/m .
(Diktat Kuliah Fisika Dasar II,Tahap Persiapan Bersama
ITB,Mikrajuddin Abdullah).
C. SIFAT KEMAGNETAN SUATU BAHAN
Sifat kemagnetan suatu bahan dialam ini dapat di golongklan
menjadi tiga, yaitu :
a. Bahan ferromagnetic, mempunyai sifat :
Ditarik sangat kuat oleh medan magnetic
Mudah ditembus oleh medan magnetic
b. Bahan paramagnetic, mempunyai sifat :
Ditarik dengan lemah oleh medan magnetik
Dapat ditembus oleh medan magnetik
Bahan diamagnetik, mempunyai sifat :
Ditolak dengan lemah oleh medan magnetik
Sukar, bahkan tidak dapat ditembus oleh medan
magnetik
seperti
besi
dan
tembaga
tidak
menunjukkan
sifat
Suhu
cair
untuk
setiap
bahan
berbeda-beda,
misalnya suhu cair besi 770.C dan suhu cair nikel 368.C.
D. GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI
1. Gejala induksi elektromagnetik dalam kumparan
Jika sebuah magnet batang digerakkan mendekati dan
menjauhi kumparan berulang-ulang, yang dihubungkan dengan
galvanometer secara seri maka garis-garis gaya magnet yang
keluar masuk kumparan berubah-ubah. Karena adanya perubahan
garis-garis gaya magnet pada kumparan membuat timbulnya arus
listrik dalam rangkaian. Adanya arus ini ditunjukkan oleh gerakan
jarum galvanometer (G) yang naik turun.
Arus dan gaya gerak listrik yang timbul disebut arus dan
gaya gerak listrik induksi, sedangkan gejalanya disebut induksi
elektromagnetik. Jadi, induksi elektromagnetik akan timbul
kumparan mengalami perubahan garis-garis gaya magnet (fluks
magnetic).
2. Terjadinya gaya gerak listrik induksi disekitar
penghantar
kawat penghantar ab bergerak kekanan dengan kecepatan v
memotong tegak lurus medan magnetic B. Gerakan kawat ab
tersebut akan menggerakkan muatan-muatan listrik positif ke atas
dan muatan-muatan negative kebawah. Akibatnya, di a akan
dan kecepatan gerak (v), dengan gaya gerak listrik (E), dapat
dirumuskan sebagai berikut :
E = l . v . B Sin
Ket :
cos
4. Hukum lenz
Hukum lenz tentang induksi elektromagnetik menyimpulkan bahwa
gaya listrik induksi yang terjadi akan menghasilkan arus induksi
yang arahnya sedemikian rupa, sehingga melawan penyebab
timbulnya gaya gerak listrik itu.
E. PENGARUH PERUBAHAN FLUKS MAGNETIK TERHADAP GGL
INDUKSI
1. Hukum Faraday-Henry
Besarnya GGL induksi (E) bergantung pada cepatnya
perubahan fluks magnetic ( ) yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
b. Untuk N lilitan
:E=-
d
dt
: E = -N
d
dt
Ket : tanda negative (-) pada rumus di atas diambil sebagai upaya
penyesuaian hukum lenz.
2. Fluks Magnetik
Fluks magnetic yang melalui suatu bidang dapat
didefenisikan sebagai besarnya induksi magnet (B) dikalikan
dengan luas bidang (A) yang tegak lurus terhadap medan magnet .
secara matematis dirumuskan sebagai berikut.
F = B . A Cos
Ket :
normal bidang
E. INDUKTANSI
1. GGL induksi akibat laju perubahan arus
Perubahan GGL induksi (E) bergantung pada ceatnya perubahan
fluks () yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
E = -L
dI
dt
( ddt )
( dldt )
d
dt
E = -N
L=N
= -L
dl
dt
d /dt
dI/dt
E = -L
dI
dt
L=-
E
dI /dt
W=
1
2
L I2
N : jumlah lilitan
f : fluksi magnet
e : tegangan imbas, ggl(gaya gerak listrik)
Dengan lain perkataan, apabila suau konduktor memotong garis-garis
fluksi TimbaleT
Bagian-Bagian Transformator
Contoh Transformator
Lambang Transformator
Vp
Vs
Np
Ns
V1
N1
V2
N2
V1
V2
N1
N2
Dengan :
N1 = jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan sekuner
(Inisarifisika SMA. :197)
c. Trnasformal ideal
Bila daya yang pada trafo (sebagai akibat arus Eddy) diabaikan
(dalam arti trafo dalam kondisi ideal / trafo ideal) maka berikut :
P2 = P1
V2 . I 2 = V1 . I1
V2
V1
I1
I2
Pout
Pin
x 100% 0
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah ini adalah
1. Medan magnet adalah daerah atau wilayah yang jika sebuah
benda bermuatan listrik berada atau bergerak di daerah itu
maka benda tersebut akan mendapatkan gaya magnetik.
2. Arah kuat medan magnetik disekitar arus listrik bergantung
pada arah arus listrik dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kanan.
3. Persamaan induksi magnetik untuk kawat lurus dan panjang
adalah:
B =
I
r
Dititik p
a. Untuk sebuah lilitan :
B =
b. Untuk N buah lilitan :
0
4
B =
0 N
4
I .r .
a3
I .r .
a3
B=
0
4
b. Untuk N buah lilitan :
I .
2
r
B =
0 N
4
5. Persamaan
I .
r2
induksi
magnetik
umtuk
dititik P
a. Untuk sebuah lilitan
0
2
B =
I
a
Sin
b.
0 N
2
B =
I
a
a.
Sin2
= sin 90 = 1.
B =
0
2
I
r
B =
0 N
2
I
r
B = 2 k. n .I (cos
0.n
2
B=
I (cos
1 - cos
cos
dan
=0
= 180
B 0 . n . I
= 90 :
B=
0.n
2. I
= 0 dan
FL = B I
sin
7. Persamaan muatan listrik yang bergerak tanpa kawat
FL = q v B
sin
F L = FS
q v B sin 90o =
v2
R
m
8.
R=
mv
qB
Persamaan
muatan
listrik
yang
F 1 = F2 = F =
9. Hubungan antara induksi magnetik (B),
I I
l
2 a
E = . v . B Sin
cos
E=-
d
dt
Untuk N lilitan
E = -N
d
dt
F = B . A Cos
dI
dt
E = -L
d
dt
= -L
dl
dt
d /dt
dI/dt
V2
V1
I1
I2
Pout
Pin
x 100% 0
DAFTAR PUSTAKA
Giancolli, Dauglas C.2001.Fisika Edisi v jilid II. Jakarta: Erlangga