Anda di halaman 1dari 2

nama: Rahmad

Stambuk: F121 14 027


Style:harvard

Bibliography
Delvi, M., 2010. Geologi Daerah Mangala Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai
Provinsi Sulawesi-Selatan, Makassar: Jurusan Teknik Geologi, Universitas Hasanudin.
Karnawati, D., 2005. Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia dan Upaya
Penanggulangannya. Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi Fakultas teknik Universitas
Gajah Maja .
kawamura, S., Mura, S., Ishikawa, S. & Ino, H., 2009. Failure Mechanism of Volcanic
Slope Due to Rainfall and Freeze-Thaw Action Thaw Action Prediction and Simulation
Methods for Geohazard Mitigation. London: Taylor & Francis Group.
M., 2011. Studi Gerakan Tanah pada Poros Jalan Raya Daerah Manipi Kecamatan
Sinjai Barat Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawei-Selatan , Makassar: Jurusan Teknik
Geologi Unhas.
Massinai, A. A. et al., 2010. Gerakan Tanah Pada Daerah Rawan Longsor di DAS
Jeneberang, Bagian Barat lembah Gunung Bawakeraeng, Sulawesi-Selatan. BTGL,
XX(2), pp. 93-102.
Nurjamil , A., Sadisiun, I. A. & Bandono, 2005. Pengaruh Derajat Pelapukan
Terhadap Potensi Mengembang Batulempung Formasi Subang. Surabaya, HAGI-IAGIPERHAPI .
Soedarno , I. & Hussein , S., 2010. Controls of Geological Structures on
Cikangkareng Rockslide.. Bali, International Symposium and the 2nd AUN/Seed-Net
Regional Conference on Geo-Disaster Mitigation in ASEAN, pp. 219-224.
Soekamto, S., 1982. Geologi Lembar Ujungpandang, benteng dan sinjai sulawesi..
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jendral
Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi.
Solle , M. S., Mustafa, M., Baja, S. & Imran, A. M., 2012. Landslide Susceptibility
Zonation Model On Jeneberang Watershed Based On Geographical Information
System and Analytical Hierarchy Process. Pasca Sarjana Unhas.
Sumaryono & Triyana, Y. D., 2011. Simulasi Aliran Bahan Rombakan di Gunung
Bawakareang.. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Volume Vol 2 no 3, pp. 191202.
Sutikno, 1999. Penanggulangan Tanah Longsor.. Bahan Penyuluhan Bencana Alam
Gerakan Tanah.
Yuwono, Y. S., 1989. Petrologi dan Mineralogi Gunung Lompobattang, Sulawesi
Selatan: Dalam Geologi Indonesia. Jurnal IAGI, 12(1), pp. 483-509.

Litologi/Batuan
Kontrol litologi pada kejadian longsor juga tidak kalah pentingnya. Selain jenis
batuannya ,tingkat pelapukan dan kompaksi juga memegang peranan penting.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa batuan penyusun wilayah penelitian adalah
vulkanik muda (Vulkanik Lompobattang) dan berumur pleistosen dengan
penanggalangan umur 2.33 0.12 juta tahun sampai 0.77 0.06 juta tahun
(Yuwono, 1989). Batuan vulkanik ini belum terkompaksi secara kuat,sehingga
saerah ini termasuk rawan longsor. Dilapangan baik dipermukaan maupun hasil tes
pit menunjukan pelapukan batuan tersebut tinggi yang ditandai dengan ketebalan
soil mencapai >1 meter.
Menemukan bahwa logsoran umumnya terjadi pada litologi batuan vulkanik hal ini
di sebablkan sifatnya yang belum terkonsolidasi dengan baik, erodibilitas tinggi,
serta porositas dan permeabilitas tinggi.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
batuan dengan tingkat pelapukan tinggi akan mempunyai tingkat pengembangan
mineral yang besar pula.BAtuan dengan tingkat pengembangan (swelling)tinggi
akan mudah mengalami longsoran.

Anda mungkin juga menyukai