Konsep Produktivitas
Konsep Produktivitas
KERJA
I.
Pengertian Produktivitas.
1
Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan
2.
1.
2
Konsep Dasar Produktivitas, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut Teknologi Indonesia
Serpong. h. 1.
3.
4.
5.
6.
7.
9.
10.
11.
12.
13.
pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan, atau dapat diformulasikan sebagai berikut :
3
Jumlah Keluaran
Produktivitas =
Jumlah Masukan
II.
Konsep Produktivitas.
3
Pencapaian Tujuan
=
Efektivitas
=
Efisiensi
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 18.
Bila dikelompokkan akan dijumpai tiga tipe dasar produktivitas. Tiga tipe
dasar ini merupakan model pengukuran produktivitas yang paling sederhana berdasarkan
pendekatan rasio output/input, yaitu :
1.
Produktivitas Parsial.
Perbandingan dari keluaran terhadap salah satu faktor masukan. Sebagai contoh,
produktivitas tenaga kerja (perbandingan dari keluaran dan masukan tenaga kerja)
merupakan salah satu ukuran produktivitas parsial. Pada pengukuran produktivitas
parsial produktivitas unit proses secara spesifik dapat diukur.
2.
Produktivitas Faktor-Total.
Perbandingan dari keluaran dengan jumlah tenaga kerja dan modal.
Keluaran bersih adalah keluaran total dikurangi jumlah barang dan jasa yang dibeli.
Berdasarkan faktor di atas jenis input yang digunakan dalam pengukuran
produktivitas faktor total hanya tenaga kerja dan modal.
3.
Produktivitas Total.
Perbandingan dari keluaran dengan jumlah keseluruhan faktor-faktor masukan,
pengukuran total produktivitas faktor mencerminkan pengaruh bersama seluruh
masukan dalam menghasilkan keluaran.
Dari ketiga jenis produktivitas, baik keluaran maupun masukan harus
dinyatakan dalam bentuk ukuran nyata berdasarkan harga konstan pada periode dasar,
dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh perubahan harga, sehingga hanya jumlah
dari masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan.
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 32.
IV.
Daur Produktivitas.
5
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 19.
TAHAP 1
PENGUKURAN
PRODUKTIVITAS
TAHAP 4
PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS
TAHAP 2
EVALUASI
PRODUKTIVITAS
TAHAP 3
PERENCANAAN
PRODUKTIVITAS
V.
Manfaat Produktivitas.
6
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 24.
adalah :
Makna Produktivitas adalah keinginan dan upaya manusia melakukan
perbaikan yang terus menerus untuk meningkatkan mutu kehidupan yang lebih
baik.
Menurut hasil penelitian, hambatan utama dalam melaksanakan program
peningkatan produktivitas secara total adalah peranan atasan yang kurang
terlatih dan sikap acuh tak acuh.
7
Konsep Dasar Produktivitas, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut Teknologi Indonesia
Serpong. h. 4.
10
Ada beberapa penyebab yang menjadikan seorang atasan tidak efektif sebagai
unsur pimpinan untuk meningkatkan mutu di segala bidang. Antara lain :
1. Tidak mau turun langsung ke lapangan untuk melihat kenyataan yang ada.
2. Tidak mau melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan dan
proses pemecahan masalah.
3. Tidak tahu bagaimana membina bawahan untuk menjadi tenaga kerja yang
berketerampilan tinggi dan memiliki unsur kepemimpinan.
4. Terlalu berkiblat pada gaya manajemen yang bersifat memihak dan
otokratik yang tidak kondusif untuk mengembangkan orientasi kepada
peningkatan karya.
5. Tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
6.1.
2.
3.
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 70.
11
4.
5.
Motivasi rendah, ketidak puasan, dan kebosanan dalam bekerja yang diakibatkan
oleh semakin terspesialisasinya dan terbatasnya proses kerja, sistem pengakuan dan
penghargaan yang diberikan tidak berkaitan dengan produktivitas dan tanggung
jawab karyawan.
6.
7.
Disiplin tentang waktu dikacaukan oleh karena adanya keinginan untuk mempunyai
waktu luang yang lebih banyak.
8.
VII.
Pengukuran Produktivitas.
Dalam melakukan pengukuran produktivitas, beberapa pendekatan yang
7.1.
Metode ini dikembangkan oleh James L. Riggs PE yang dikenalkan pada tahun
12.
13
2.
3.
Alat
peringatan
dan
pengambilan
keputusan
dalam
usaha
peningkatan
produktivitas.
7.1.4.Bentuk dan Penyusunan Model OMAX.
10
PERFORMANCE
10
9
8
7
10
15.
14
6
5
4
3
2
1
0
SCORES
score
Weight
Value
C
PERFORMANCE
INDICATOR
CURRENT
PREVIOUS
300
INDEX
%
Keterangan :
A.
B.
x 100 %
300
7.1.5.Penyusunan Matriks.
16
harus diberi bobot. Pembobotan biasanya dilakukan Oleh pihak pengambil keputusan
dan dapat pula dilakukan oleh orang-orang yang terpilih karena dianggap paham akan
kondisi unit kerja yang akan diukur.
6. Pengoperasian Matriks.
Pengoperasian Matriks baru dapat dilakukan apabila semua butir diatas telah dipenuhi.
Setelah itu dapat diukur indeks produktivitas dari unit kerja yang diukur.
7.2.
masukan dan keluaran di dalam perusahaan. Formulasi dari model ini adalah sebagai
berikut :
Total Keluaran
Produktivitas Total =
Total Masukan
Dimana Total Keluaran meliputi :
-
Dividen bunga
Pendapatan lainnya
11
Nilai kapita
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 19.
18
Nilai bahan
Nilai energi
Biaya lainnya
Yang dimaksud dengan output disini adalah jumlah semua produk yang
dihasilkan, dan input semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output ini.
Output dan semua input yang digunakan dinyatakan dalam satuan yang sama, seperti nilai
uang, yang dinyatakan dalam harga konstan pada periode dasar pengukuran.
7.3.
industriawan dalam mengukur dan meningkatkan produktivitas bidangnya. Roda ini terdiri
atas enam bagian yang masing-masing mempunyai ukuran produktivitas tersendiri. Karena
itu pengukuran ini disebut pengukuran produktivitas parsial.
Keenam bagian tersebut adalah :
1. Produktivitas tenaga kerja.
Gross margin
Kriteria produktivitas :
Total Wages
2. Produktivitas Modal.
Turnover
Kriteria produktivitas :
Total Capital Employee
3. Produktivitas Produksi.
12
10.
19
7.4.
produktivitas pada waktu pengukuran dengan produktivitas pada waktu dasarnya. Terdapat
dua bentuk pengukuran indeks produktivitasnya, yaitu :
AOMP / RIMP
IP =
X 100
AOBP / RIBP
Indeks kinerja periode yang diukur
x 100
Indeks kinerja periode dasar
AOMP / AOBP
IP =
X 100
RIBP / RIBP
Indeks Output
x 100
Indeks Input
13
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 39.
20
Dimana : IP
7.5.
= Indeks Produktivitas
AOMP
AOBP
RIMP
RIBP
sebagai berikut :
Ot
Pt =
L+C+R+Q
Dimana : Pt = Produktivitas
L = faktoral masukan tenaga kerja
C = Faktoral Masukan Modal
R = Faktor masukan bahan mentah dan alat
Q = Faktor masukan lain pada barang dan jasa
Qt = Keluaran Total
7.6.
14
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 43.
21
7.7.
Angka indeks yang diperkenankan oleh Kendric dan Creamer (1965) ada tiga
15
Vincent Gaspersz, Manajemen Produktivitas Total, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000, h. 38.
22
3. Produktitas Parsial.
Pada produktivitas parsial ini objek yang diukur adalah sebagai berikut :
Output dalam harga periode dasar
Produktivitas Parsial Tenaga Kerja =
Input dalam harga periode dasar
Output dalam harga periode dasar
Produktivitas Parsial Material =
Input material dalam harga periode dasar
Output dalam harga periode dasar
Produktivitas Parsial Modal =
Input modal dalam harga periode dasar
7.8.
nilai dalam mengukur produktivitas, yang kemudian dikenal dengan metode pengukuran
berdasarkan pertambahan nilai. Rumus dari pengukuran produktivitas berdasarkan
pertambahan nilai adalah seperti di bawah ini :
Pertambahan Nilai
Produktivitas =
Input
Dalam pengukuran produktivitas dengan menggunakan model pertambahan
nilai ini terdapat 2 metode, yaitu :
1. Metode Penambahan.
Formulasinya :
Nilai tambah = Biaya tenaga kerja + Bunga + Pajak + Penyusutan + Laba
2. Metode Pengurangan.
Formulasinya :
16
Pengukuran Produktivitas Metode Pertambahan Nilai, Diktat Kuliah Rekayasa Produktivitas, Institut
Teknologi Indonesia Serpong. h. 20.
23
oleh kelompok kerja lainnya dan alas an mengapa seseorang melakukan pekerjaan
tersebut.
Apabila ada pekerjaan yang dilakukan dengan cara yang sama selama
3 tahun, maka dapat dianggap ada peluang untuk melaksanakan
KAIZEN
25
Merasakan perlunya
KAIZEN dari diri kita
sendiri!
sendiri!
2.
Perbaikan
pekerjaan
Mendongkrak
mannerism
Waktu
3.
28
5.
Memahami Masalah
7.
Dalam menemukan masalah atau ide, lebih baik kita menuliskan poinpoin yang akan dikaji daripada diam hanya berpikir saja. Dengan
mengkaji setiap poin yang sudah dituliskan, maka pelaksanaannya
dapat lebih mudah dan poin-poin yang penting tidak akan terlewatkan.
Itulah metode check list.
(1) Kelebihannya,
Dapat mengkaji masalah dari berbagai sudut
Dapat menyusun pikiran kita
(2) Kelemahannya,
Akan melewati masalah besar apabila terlalu tergantung pada
metodenya
30
X. Studi Kasus
Studi kasus contoh kegiatan peningkatan produktivitas melaui
penurunan biaya produksi
1.
Bidang usaha :
Produk
:
Fasilitas
:
Penggantian :
Pengoperasian
Karyawan
:
31
lalu mengalami diversifikasi produk, dimana bertambah jenis dan warna resin,
sehingga terlihat bertambahnya jumlah penggantian.
Diperlukan berhentinya fasilitas dan tenaga kerja
5000kali/bulan penggantian, namun makin lama makin bertambah. Saat ini hampir
6000 kali/bulan penggantian. Dengan demikian terlihat kekurangan jam-tenaga
kerja untuk perawatan cetakan dan penggantian, sehingga banyak pekerja perlu
lembur. Bersamaan dengan itu bertambah mesin pembentukan yang mengalami
keterlambatan penggantian, sehingga ditemukannya penurunan drastis dari rasio
operasi fasilitas. Mulai lambatnya suplai suku cadang ke pasca proses pembentukan
sehingga mengakibatkan kekacauan ke seluruh pabrik. Untuk mengatasi kekacauan
tersebut, dibuatlah 2 rencana yaitu (1) sebagian produk dioutsourcing, (2)
menambah tenaga kerja sesuai dengan kekurangan jam-tenaga kerja dan fasilitas
yang perlu.
Penyelesaian dengan outsourcing harus dengan sekitar 20% produksi luar, dan
harus mencari pemasok dan beban biaya outsorcing, sulit diterapkannya. Untuk
menambah kemampuan produksi, harus menambah sekitar 20 orang (sekarang
sekitar 100 orang) dan 3 fasilitas. Alternatif tersebut juga sulit dilakukan karena
berbagai masalah seperti segi biaya, masalah ketrampilan pekerja, waktu
penyerahan fasilitas. Oleh karena itu, diputuskan mengurangi jumlah penggantian
dan mempersingkat waktu penggantian dari yang dijadwalkan.
32
2.
3.
5.
memperkirakan jumlah stok yang akan terjadi pada 1-3 hari kemudian. Untuk
34
7.
Kesimpulan
Pendekatan dimana pengurangan jumlah penggantian dan memperbesar lot
produksi dilakukan, dimana cukup berarti dalam penurunan biaya. Perusahaan yang
beroperasi dengan melakukan lot kecil yang berlebihan dan mengalami
35
Pertanyaan 1
Menyimak latar belakang dalam pelaksanaan kegiatan penurunan biaya
oleh perusahaan A, kegiatan perbaikan dan hasilnya, jelaskanlah hal-hal
yang menjadi intinya.
Pertanyaan 2
Jelaskanlah hal-hal yang dapat dipelajari dari contoh ini.
Pertanyaan 3
Jelaskanlah permasalahan dalam kegiatan tersebut dan cara untuk
mengatasinya apabila ada.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
DIKTAT KULIAH
PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI
PRODUKTIVITAS
Ditulis dan disusun oleh :
Ir. Linda Theresia MT
Semester Ganjil
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG, 2004
38