Anda di halaman 1dari 68

EKONOMI MANAJERIAL

DALAM PEREKONOMIAN GLOBAL

RESUME

Untuk Memenuhi Persyaratan pada Mata Kuliah


Ekonomi Manajerial
Dosen: Rizcky Oktavia Nur, S.E., M.M., Ak., CA.

Oleh:

GALANG SURYA ARIATAMA


185020200111057

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MAL ANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad

SAW, atas limpahan rahmat dan hidayah-Mu penulis dapat menyajikan tulisan

yang berjudul : “Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian Global”.Sangat disadari

bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah

dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak

kekurangtepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun

agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 31 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii

BAB I
1.1. DEFINISI EKONOMI MANAJERIAL
1.2. MODEL EKONOMI
1.3. RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL

BAB II
2.1. PERAN ORGANISASI BISNIS
2.2. KONSEP DASAR

BAB III
3.1. METODE HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
EKONOMI
3.2. FUNGSI TOTAL,RERATA,MARJINAL
BAB IV
4.1. ANALISIS OPTIMASI EKONOMI
4.2. ALAT MANAJEMEN UNTUK OPTIMASI
4.3. SITUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MANAJERIAL

BAB V
5.1. TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN HUKUM
PERMINTAAN
5.2. PENDEKATAN ATRIBUT DALAM TEORI
KONSUMEN

BAB VI
6.1. ARTI PENTING FUNGSI PERMINTAAN UNTUK
KEPUTUSAN BISNIS
6.2. BERBAGAI KONSEP ELASTISITAS

BAB VII
7.1. BEBERAPA METODE ESTIMASI DAN PRAKIRAAN
PERMINTAAN
7.2. MENGAPLIKASIKAN METODE ESTIMASI DAN
PRAKIRAAN PERMINTAAN

BAB VIII
8.1. ORGANISASI PRODUKSI DAN FUNGSI PRODUKSI
8.2. FUNGSI PRODUKSI DENGAN SATU MACAM INPUT
VARIABEL
8.3. FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA MACAM INPUT
VARIABEL

BAB IX
9.4. KOMBINASI INPUT YANG OPTIMAL
9.5. INOVASI,EFISIENSI,DAYA SAING GLOBAL

BAB X
10.1. FUNGSI BIAYA JANGKA PENDEK
10.2. FUNGSI BIAYA JANGKA PANJANG
10.3. ESTIMASI FUNGSI BIAYA
10.4. BEBERAPA CONTOH APLIKASI ANALISIS DAN
EFISIENSI BIAYA

BAB XI
11.1. MODEL PRICE TAKERS
11.2. PRICE MAKERS TANPA REAKSI PESAING
11.3. CONTOH CONTOH KASUS

BAB XII
12.1. OLIGOPOLI DAN TINGKAT KONSENTRASI PASAR
12.2. BEBERAPA MODEL OLIGOPOLI
12.3. IMPLIKASI OLIGOPOLI TERHADAP
PROFITABILITAS DAN EFISIENSI
12.4. MODEL MEMAKSIMALKAN PENJUALAN
12.5. CONTOH KASUS

BAB XIII PENETAPAN HARGA DALAM PRAKTIK


13.1. PENETAPAN HARGA DENGAN INFORMASI TIDAK
LENGKAP
13.2. MARKUP PRICING

LAMPIRAN
LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

01. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 16 Feb 2021

02. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 23 Feb 2021

03. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 01 Mar 2021

04. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 02 Mar 2021


(Lembar Jawaban QUIZ01)

05. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 09 Mar 2021

06. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 16 Mar 2021

07. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 23 Mar 2021

08. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 24 Mar 2021

09. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 30 Mar 2021


(Lembar Jawaban UTS)

10. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 31 Mar 2021

11. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 06 Apr 2021

12. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 13 Apr 2021

13. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 27 Apr 2021

14. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 04 Mei 2021

15. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 11 Mei 2021

16. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 25 Mei 2021


BAB I

1.1. Definisi Ekonomi Manajerial

Ekonomi manajerial adalah penerapan teori ekonomi dan perangkat


analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana cara suatu organisasi
dapat mencapai target dengan cara yang efektif dan efisien. Atau difinisi
ekonomi manejerial yakni suatu pengetahuan yang menunjukan adanya
penerapan teori-teori ekonomi dan analisis pengetahuan dalam mengambil
suatu keputusan yang mengidentifikasi bagaimana cara organisasi dapat
mencapai tujuannya secara lebih efisien. Menurut Hirschey (2003), ekonomi
manajerial merupakan penerapan ilmu ekonomi sebagai cara untuk
mengambil keputusan administrasi dan manajemen.

Ekonomi Manajerial memberikan teori dan metodologi ekonomi yang


dibutuhkan oleh para eksekutif dalam pengambilan keputusan usaha. Dengan
memanfaatkan konsep-konsep dan teknik-teknik yang biasa digunakan dalam
teori ekonomi dan teori pengambilan keputusan, topik-topik yang dibahas
antara lain mencakup: optimasi ekonomi, analisis resiko, teori dan peramalan
permintaan, analisis fungsi produksi, teori dan analisis biaya, analisis produk
dan struktur pasar, analisis kebijakan harga, peraturan pemerintah dalam
ekonomi dan perencanaan investasi.

1.2. Model Ekonomi

Model ekomomi adalah adalah suatu konsep atau model yang


menggabungkan dua atau lebih variabel yang: (a) menjelaskan hubungan
yang ada antara variabel-variabel; (b) menggambarkan hasil ekonomis ciaii
hubungan tersebut; (c) memperkirakan akibat perubahan variabel terhadap
hasil perekonomian. Model ekonomi dipergunakan untuk merangkum ciri- ciri
penting fenomena ekonomi yang rumit, menyederhanakan dan
menerjemahkannya sehingga dapat dilakukan penganalisisan yang dapat
dipahami. Biasanya tugas ini menuntut pembual model membuat asumsi
tertentu yang disederhanakan tentang perilaku manusia. Sebagai contoh,
dalam penganalisisan permintaan, ahli ekonomi mengasumsikan bahwa
konsumen mencari kepuasannya atau kegunaan yang maksimum sehingga
konsumen akan secara rasional mengkonsumsi lebih banyak suatu produk
yang harganya menurun, dan sebaliknya

1.3. Ruang lingkup Ekonomi Manajerial

 Teori Ekonomi

Teori ekonomi menjadi salah satu dasar dalam pengambilan keputusan di


dalam ekonomi manajerial. Ilmu ekonomi terbagi menjadi dua area utama,
yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro.

Ekonomi mikro berkaitan erat dengan perilaku ekonomi, seperti sistem


perdagangan, sumber daya, dan perilaku individu. Sedangkan ekonomi
makro lebih berkaitan dengan investasi, pendapatan, agregat, output, dan
lapangan kerja.

 Teknik Pengambilan Keputusan

Dalam ekonomi manajerial diperlukan teknik pengambilan keputusan yang


tepat. Pengambilan keputusan dapat dilakukan berdasarkan pada
ketersediaan sumber daya seperti “man, material, money, methode”. Ilmu
ekonomi dan prinsip ekonomi perlu dikombinasikan dalam pengambilan
keputusan agar mencapai hasil yang optimal.

 Ilmu Keputusan

Ekonometrika dan ilmu penunjang seperti matematika dan statistika dapat


digunakan untuk menunjang pengambilan keputusan agar bisnis dapat
mencapai tujuan secara efektif, efisien, dan optimal.

 Ilmu Administrasi Bisnis


Ilmu administrasi bisnis merupakan salah satu ilmu penting yang dapat
menunjang pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan keuangan,
pengelolaan sumber daya manusia dan material, serta akuntansi.
BAB II

2.1 PERAN ORGANISASI BISNIS

Peran Perusahaan dalam Perekonomian dan Masyarakat adalah


menjalankan kegiatan Produksi dan Distribusi. Perusahaan juga
mempunyai peran dalam menciptakan stabilitas perekonomian nasional.
Hal tersebut dapat dilihat pula dalam peran perusahaan dalam
menciptakan lapangan pekerjaan. Hadirnya perusahaan ditengah-tengah
masyarakat memberikan kontribusi riil akan salah satu permasalahan
nasional yaitu pengangguran.Perusahaan memiliki beberapa peran utama,
diantaranya:
1. Memproduksi berbagai macam barang maupun jasa.
2. Sebagai perantara bahan baku bagi individu maupun perusahaan
lainnya, baik untuk digunakan langsung atau sebagai bahan dasar
setengah jadi.
3. Hubungan yang saling bermanfaat dan menguntungkan antara
perusahaan dengan pemiliknya (antara pemilik modal dan yang
memerlukan modal).
4. Sebagai lembaga yang memanfaatkan dan memberikan kompensasi
kepada faktor-faktor produksi yang digunakan.

2.2 KONSEP DASAR EKONOMI MANAJERIAL

Tidak Sedikit teori ekonomi yang bisa diterapkan dalam dunia


bisnis, baik teori ekonomi makro maupun ekonomi mikro. Salah satu
penerapan teori ekonomi mikro untuk bisnis yang sering juga disebut
Ekonomi Manajerial. Ekonomi mikro terapan atau ekonomi manajerial
memiliki definisi yang berbeda-beda. Ada yang mendefiniskan sebagai
ekonomi mikro terapan da nada juga yang mendefinisikan konsep ilmu
manajemen dan riset operasi (operation research). Sementara itu ada pula
yang menganggap ekonomi manajerial terutama sekali sebagai suatu
kerangka kerja terpadu untuk menganalisis masalah-masalah pengambilan
keputusan dalam dunia bisnis. Ekonomi manajerial menerapkan teori dan
metodologi ekonomi dalam pembuatan keputusan di dunia bisnis dan
administrasi.
Secara lebih khusus, ekonomi manajerial menggunakan alat dan
teknik analisis ekonomi untuk menganalisis dan memecahkan
masalahmasalah manajerial. Dalam arti bahwa ekonomi manajerial
menghubungkan ilmu ekonomi tradisional dengan ilmu-ilmu pengambilan
keputusan ( decision sciences) dalam pembuatan keputusan manajerial.
Walaupun ilmu ini dititkberatkan pada penerapan-penerapannya di dunia
bisnis, tetapi harus pula diketahui bahwa konsep-konsep ekonomi
manajerial bias juga diterapkan pda tipe-tipe organisasi lainnya. Prinsip-
prinsip manajemen itu antara lain berkenaan dengan bagaimana
mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang langka secara efesien.
Peranan ekonomi manajerial dalam pembuatan keputusan manajerial
Masalah Manajemen Keputusan Teori Ekonomi Kerangka teoritis untuk
pengambilan keputusan Ilmu Pengambilan Keputusan Alat dan teknik
analisis Ekonomi Manajerial Penerapan teori ekonomi dan metodologi ilmu
pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah pengambilan
keputusan Solusi yang Optimal Untuk memecahkan masalah pengambilan
keputusan manajerial.
BAB III

3.1 METODE HUBUNGAN ANTAR VARIABEL EKONOMI

Variabel adalah besaran (konsep teori) yang dapat memuat


kemungkinan nilai yang berbeda.Variabel merupakan elemen dasar dari
sebuah model. Variabel ada 2 :
1. Variabel stock : konsep/besaran ekonomi yang tidak memiliki dimensi waktu.
Contoh : Persedian barang atau material perusahaan
2. Variabel flow : konsep/besaran ekonomi yang memiliki dimensi waktu.
Contoh : Jumlah penjulan perusahaan
Hubungan antar variabel dalam ilmu ekonomi terdiri dari 4 tipe:
1. Hubungan perilaku : menggambarkan hubungan satu variabel dengan satu
atau beberapa variabel.
Contoh : Bentuk hubungan jumlah uang yang diminta dengan pendapatan
dan suku bunga.
Md = a + bY + cR ,a, b>0 ; c < 0
2. Hubungan identitas : merupakan hubungan defisional yang tepat sama
antara satu variabel dengan satu atau beberapa variabel lain.
Contoh : reaksi TC karena perubahan jumlah output yang diproduksi.
3. Hubungan teknologi : menggambarkan hubungan antar variabel yang
disebabkan oleh sifat fisik variabel tersebut.
Contoh : reaksi TC karena perubahan jumlah output yang diproduksi.

3.2 FUNGSI TOTAL,RERATA,MARJINAL


Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang
harus dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa sampai barang
tersebut siap untuk dikonsumsi . Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi,
dengan keluaran, notasi C = f(Q).
C = biaya total
Q = jumlah produksi.
Biaya total yaitu keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun
variabel.
TC = TFC + TVC
Biaya Rata-Rata (Average Cost) adalah biaya yang dikeluarkan setiap
memproduksi satu unit barang (output).

Rumus : AC = TC/Q

Biaya Marjinal (Marginal Cost) adalah tambahan biaya yang dikeluarkan


setiap memproduksi satu unit tambahan.

Rumus : MC = ΔTC/ΔQ
BAB IV

4.1 ANALISIS OPTIMASI EKONOMI

Analisis optimisasi dapat lebih mudah dijelaskan dengan mempelajari proses


perusahaan dalam menentukan tingkat output yang memaksimumkan laba total.
a. Maksimisasi Laba dengan Pendekatan penerimaan total dan biaya total
b. Optimisasi dengan analisis marginal
Analisis marginal merupakan salah satu konsep terpenting pada ekonomi
manajerial secara umum dalam analisis optimisasi.menurut analisis
marginal,perusahaan memaksimumkan laba bila pendapatan marginal sama dengan
biaya marginal.kemiringan kurva TC turun sampai ke titik B dan kemudian
naik.Pendapatn marginal merupakan perbedaan penerimaan total per unit perubahan
output atau penjualan dan merupakan kemiringan kurva TR.
Optimasi Dengan Analisis Marijinal Sementara perusahaan memaksimalkan laba
yang ditentukan dengan kurva penerimaan total dan biaya total. analisis marjinal,
perusahaan memaksimumkan keuntungan bila penerimaan marjinal sama dengan
biaya marjinal.

4.2 ALAT MANAJEMEN UNTUK OPTIMASI


 Benchmarking
Upaya mencari jalan bagaimana agar perusahaan dapat melakukan operasional
lebih baik melalui penginderaan perusahaan lain atau mengkopy metode perusahaan
lain, yang tentu saja bisa dilakukan improvisasi yang sesuai dengan kondisi
perusahaan. Kata kunci: Komparasi, Adopsi, Improvisasi.
 Total Quality Management
1. Upaya secara konstan untuk improvisasi pada ranah mutu produk dan proses
produksi.
2. Upaya TQM dapat dilakukan melalui penerapan kerja tim yang solid serta
secara terus menerus melakukan pengawasan, pengendalian, serta benchmarking.
 Reenginering
Pendesainan ulang secara radikal seluruh proses perusahaan untuk meraih
keunggulan, kualitas, layanan, dan profitabilitas dengan cepat.
 Learning Curve
Penganalisaan peningkatan pencapaian hasil secara kontinyu. Berdasarkan
tingkat pencapaian sebelumnya. Meningkatkan kepercayaan bahwa keunggulan
kompetitive dapat diperoleh melalui penguasaan informasi, dan pembelajaran secara
kontinyu.

4.3 SITUASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL

 Pasti
Yang dimaksud dengan kondisi pasti (Certainty) adalah kondisi dimana pihak
manajemen atau manajer memiliki informasi yang cukup untuk mengetahui hasil
keputusan sebelum keputusan tersebut dibuat. Manajer mengetahui dengan jelas
alternatif yang tersedia serta kondisi dan konsekuensi dari tindakan pengambilan
keputusan tersebut. Kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan dalam
kondisi pasti ini relatif kecil.
 Risiko
Ketika seorang Manajer tidak memiliki informasi yang lengkap dalam mengambil
suatu keputusan maka timbulah risiko (Risk). Manajer yang bersangkutan mungkin
memahami permasalahan yang terjadi dan juga memiliki alternatifnya, namun
manajer tidak dapat memastikan apakah alternatif-alternatif yang diberikan tersebut
dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi sesuai dengan hasil yang
diharapkannya. Dalam situasi risiko ini, manajer harus menentukan probabilitas yang
terkait dengan setiap alternatif atas dasar informasi yang tersedia dan juga
berdasarkan pengalamannya.
 Tidak Pasti
Dibawah kondisi Tidak Pasti, Keputusan yang diambil penuh dengan
ketidakpastian, probabilitas hasil dari pengambilan keputusan tersebut tidak
diketahui. Kondisi tidak pasti ini bisa saja timbul dikarenakan minimnya informasi yang
diterima. Manajer yang mengambil keputusan dalam kondisi tidak pasti ini harus
membuat asumsi tertentu tentang situasi yang dihadapi untuk memberikan kerangka
yang wajar untuk pengambilan keputusan. Intuisi, penilaian dan pengalaman
Manager tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam proses
pengambilan keputusan dalam kondisi yang penuh dengan ketidakpastian ini.
BAB V

5.1 TEORI PILIHAN KONSUMEN DAN HUKUM PERMINTAAN

Salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi adalah bahwa setiap orang
menghadapi Tradeoff. Teori pilihan konsumen menelaah Tradeoff yang dihadapi oleh
setiap orang dalam perannya sebagai konsumen. Ketika seorang konsumen membeli
lebih banyak suatu barang, makia ia harus mengurangi barang lainnya. Ketika ia
menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersenang-senang dan sedikit bekerja,
maka pendapatannya akan lebih sedikit dan ia hanya mampu mengkonsumsi lebih
sedikit. Apabila ia membelanjakan pendapatannya lebih banyak sekarang dan
menabung lebih sedikit, ia hanya akan mampu mengonsumsi lebih sedikit di masa
yang akan datang. Teori Pilihan konsumen menjelaskan bagaimana konsumen
mengambil berbagai keputusan dalam menghadapi Tradeoff ini dan bagaimana
merema merespons perubahan-perubahan di lingkungan mereka
BATASAN ANGGARAN : BESARNYA KEMAMPUAN KONSUMEN
Kebanyakan orang ingin meningkatkan dan kualitas barang yang mereka konsumsi,
memperpanjang waktu liburan, mengendarai mobil yang lebih bagus, atau makan di
restoran yang lebih baik. Orang-orang mengonsumsi lebih sedikit daripada yang
mereka inginkan karena pengeluaran mereka dibatasi oleh pendapatan. Kita akan
mulai pembahasan tentang pilihan konsumen dengan menelaah hubungan antara
pendapatan dan pengeluaran.
PREFERENSI : APA YANG KONSUMEN INGINKAN Tujuan dari bab ini
adalah melihat bagaimana konsumen menentukan pilihan. Batasan anggaran
merupakan salah satu bagian dalam analisis tersebut: Batasan anggaran
menunjukkan kombinasi barang yang mampu dibeli oleh konsumen jika diketahui
pendapatan dan harga-harga barangnya. Bagaimana pun juga, pilihan konsumen
tidak hanya bergantung pada batasan anggarannya, tetapi juga pada preferensi atau
pilihannya terhadap kedua barang tersebut. Untuk itu, preferensi konsumen menjadi
bagian dari analisis kita selanjutnya. Kurva Indiferen : Kurva yang menggambarkan
kombinasi yang memberikan konsumen tingkat kepuasan yang sama. Tingkat
Substitusi Marginal : Tingkat dimana konsumen bersedia mengganti barang yang
satu dengan yang lainnya.
Empat Karakteristik Kurva Indiferen : Sifat 1 : Kurva Indiferen yang lebih tinggi
lebih disukai daripada kurva yang lebih rendah. Konsumen biasanya lebih suka
mengonsumsi barang dalam jumlah yang lebih banyak. Sifat 2 : Kurva Indiferen selalu
miring kebawah. Kemiringan suatu kurva indiferen mencerminkan tingkatan dimana
konsumen bersedia mensubstitusi barang yang satu dengan barang yang lain. Sifat

1
3 : Kurva Indiferen tidak saling berpotongan. Hal ini bertolak belakang dengan asumsi
kita bahwa konsumen selalu lebih suka apabila konsumen mereka lebih banyak. Oleh
karena itu, kurva indiferen tidak saling berpotongan. Sifat 4 : Kurva Indiferen selalu
melengkung kearah dalam. Kemiringan suatu kurva indiferen merupakan tingkat
substitusi marginalnya – tingkatan dimana konsumen bersedia mengganti barang
yang satu dengan barang yang lainnya. Tingkat substitusi marginal (MRS) biasanya
bergantung pada jumlah setiap jenis barang yang sedang dikonsumsi oleh
konsumen. Secara khusus, karena setiap orang lebih bersedia menukarkan barang
yang mereka miliki dalam jumlah banyak dan enggan menukarkan barang yang
mereka miliki yang jumlahnya sedikit. Maka kurva indiferen melengkung kearah

dalam

Dua Contoh Kurva Indiferen yang Ekstrem Substitusi Sempurna : dua barang
dengan kurva indiferen berbentuk garis lurus. Komplemen Sempurna : dua barang
dengan kurva indiferen berbentuk sudut siku-siku.

2
UTILITAS : CARA ALTERNATIF UNTUK MENJELASKAN PREFERENSI
DAN OPTIMISASI.
Kita telah menggunakan kurva indiferen untuk menjelaskan preferensi
konsumen. Cara lainnya yang lazim digunakan untuk menjelaskan preferensi adalah
konsep utilitas. Utilitas merupakan
sebuah ukuran abstrak atas kepuasan atau kesenangan yang diterima oleh ri
sejumlah barang. Para ekonom mengatakan bahwa seorang konsumen lebih
menykai sejumlah barang daripada barang lainnya jika kumpulan barang yang
pertama lebih berguna baginya dibanding yang kedua. Kurva-kurva indiferen dan
konsep utilitas berkaitan erat. Karena konsumen lebih menyukai titikp-titik pada kurva
indiferen yang lebih tinggi, maka kelompok barang pada kurva indiferen yang lebih
tinggi tersebut memberikan kegunaan yang lebih pula. Karena konsumen
memperoleh kesenangan yang sama pada setiap titik dalam kurva indiferen yang
sama, maka seluruh kelompok barang ini memberikan kegunaan yang sama. Anda
dapat membayangkan kurva indiferen sebagai “kurva utilitas setara.” Utilitas marginal
dari setiap barang merupakan peningkatan kegunaan yang diperoleh konsumen dari
setiap penambahan unit barang. Kebanyakan barang yang diasumsikan
menunjukkan sifat utilitas marginal yang semakin menurun : semakin banyak barang
yang dimiliki konsumen, semakin kecil utilitas marginal yang dihasilkan oleh setiap
penambahan unit barang tersebut. Tingkat Substitusi marginal antara dua jenis
barang bergantung pada utilitas marginalnya. Sebagai contoh, jika utilitas marginal
barang X adalah dua kali utilitas barang Y, maka seseorang akan memerlukan 2 unit
barang Y sebagai kompensasi atas hilangnya 1 unit barang X, dan besar tingkat
substitusi marginalnya adalah 2. Secara umum, tingkat substitusi marginal (demikian
juga kemiringan kurva indiferen) sama dengan utilitas marginal dari suatu barang
dibagi utilitas marginal barang lainnya. Analisis utilitas menyediakan cara lain untuk
menjelaskan optimisasi konsumen. Ingatlah bahwa pada titik optimum konsumen.
Ingatlah bahwa pada titik optimum konsumen, tingkat substitusi marginal sama
dengan perbandingan harga-harganya. Dengan demikian
MRS = Px/Py
Karena tingkat substitusi marginal sama dengan perbandingan utilitas marginalnya,
kita dapat menuliskan kondisi optimisasi ini sebagai,
MUxIMUy = Px/Py
Sekarang kita susun lagi persamaan ini menjadi sebagai berikut,
MUx/Px = MUy/Py

3
Persamaan ini interpretasinya sederhana: Pada titik optimum, utilitas marginal untuk
setiap nilai uang yang dikeluarkan untuk barang X sama dengan utilitas marginal
untuk setiap nilai uang yang dikeluarkan untuk barang Y.
EFEK PENDAPATAN DAN SUBSTITUSI
Dampak perubahan harga suatu barang terhadap konsumsi dapat dipisahkan
menjadi dua macam : efek pendapatan (income effect) dan efek substitusi
(substitution effect). Untuk mengetahui kedua jenis efek ini, bayangkan bagaimana
tanggapan konsumen kita ketika ia mengetahui bahwa harga Pepsi (contoh) telah
turun. Ia mungkin akan menanggapinya sebagai berikut :
 “Berita bagus! Sekarang harga Pepsi lebih murah, daya beli pendapatan saya
pun bertambah. Saya jadi lebih kaya daripada sebelumnya. Karena lebih kaya, saya
dapat membeli Pepsi dan Pizza lebih banyak. (ini adalah efek pendapatan.
 “Sekarang, karena harga pepsi telah turun, saya dapat memperoleh lebih
banyak Pepsi untuk setiap Pizza yang saya mampu beli tetapi tidak terbeli. Karena
harga pizza relative lebih mahal, saya perlu membeli pizza lebih sedikit dan membeli
Pepsi banyak.” (ini adalah efek substitusi.)
Efek Pendapatan : perubahan dalam konsumsi yang terjadi ketika harga
menggerakkan konsumen ke kurva indiferen yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Efek Substitusi : Perubahan dalam konsumsi yang terjadi ketika harga
menggerakkan konsumen di sepanjang kurva indiferen ke titik dengan tingkat
substitusi marginal baru.

Kita dapat menginterpretasikan efek pendapatan dan efek substitusi ini


menggunakan kurva indiferen. Efek pendapatan merupakan perubahan konsumsi
yang disebabkan oleh pergerakan ke kurva indiferen yang lebih tinggi. Efek Substitusi
merupakan perubahan konsumsi yang terjadi karena konsumen berada di suatu titik
pada kurva indiferen dengan tingkat substitusi marginal yang berbeda.
Apakah Semua Kurva Permintaan Miring ke Bawah?

4
Biasanya, ketika harga suatu barang meningkat, orang-orang kaan membeli barang
tersebut lebih sedikit. Perilaku umum ini disebut sebagai hukum permintaan. Hukum
Permintaan ini ditunjukkan dalam bentuk kurva permintaan yang miring ke bawah.

Bagaimanapun juga, dari sudut pandang teori ekonomi, kurva permintaan bias saja
miring ke atas. Dengan kata lain, konsumen mungkin saja melanggar hukum
permintaan dan membeli suatu barang lebih banyak ketika harga barang itu naik.

Para ekonom menggunakan istilah barang Giffen (Giffen Good) untuk


mendeskripsikan jenis barang yang melanggar hukum permintaan tersebut. (Istilah
ini diambil dari nama ekonom Robert Giffen, yang pertama kali mencatat
kemungkinan ini.) Barang Giffen(Giffen Good): Barang dimanja peningkatan dalam
harga meningkatkan jumlah permintaan.

5.2 PENDEKATAN ATRIBUT DALAM TEORI KONSUMEN

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Kelvin Lancaster pada tahun 1966.
Teori-teori sebelumnya menggunakan asumsi bahwa yang diperhatikan oleh
konsumen adalah produknya, maka pendekatan atribut ini didasarkan pada asumsi
bahwa perhatian konsumen bukan terhadap produk secara fisik, melainkan lebih
ditujukan kepada atribut produk yang bersangkutan.
5
Pendekatan ini menggunakan analisis utilitas yang digabungkan dengan analisis
kurva indiferens. Yang dimaksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa
yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut. Atribut sebuah
mobil antara lain meliputi jasa pengangkutan, prestise, privacy, keamanan,
kenyamanan, dan sebagainya.
Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga yang telah membagi-
bagi anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan. Misalnya untuk sandang, pangan,
perumahan, kesehatan dan sebagainya. Persoalan selanjutnya ialah bagaimana
jumlah anggaran untuk makan didistribusikan di antara berbagai pilihan makanan,
bagaimana jumlah anggaran untuk sandang dialokasikan, berapa banyak yang
digunakan untuk membeli baju, sepatu, dan sebagainya.

Konsumen mendapatkan kepuasan dari pengkonsumsian atribut. Namun demikian,


konsumen harus membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut. Jadi produk itu
merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi. Setiap barang
memberikan satu atribut atau lebih dalam suatu perbandingan tertentu.

Pendekatan Atribut merupakan pendekatan yang relative baru. Pendekatan ini


menganggap bahwa yang di perhatikan konsumen bukanlah produk secara fisik,
tetapi atribut yang terkandung di dalam produk tersebut.

Pendekatan atribut merupakan pendekatan yang relatif baru. Pendekatan ini


menganggap bahwa yang diperhatikan konsumen bukanlah produk secara fisik,
tetapi atribut yang terkandung di dalam produk tersebut.

Yang di maksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa yang di hasilkan
dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut.
Pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa konsumen dalam memberi produk
tidak hanya karena daya guna dari produk tersebut, tetapi karena karakteristik atau
atribut-atribut yang disediakan oleh produk tersebut.
Ada beberapa keunggulan pendekatan atribut antara lain :

1. Kita akan terlepas dari diskusi mengenai bagaimana mengukur daya guna suatu
barang, yang merupakan asumsi dari pendekatan sebelumnya.

2. Pendekatan ini memandang suatu barang diminta konsumen bukan jumlahnya,


melainkan atribut yang melekat pada barang tersebut, sehingga lebih dapat
dijelaskan tentang pilihan konsumen terhadap produk.

3. Dapat digunakan untuk banyak barang, sehingga bersifat praktis dan lebih mendekati
kenyataan, serta operasionalisasinya lebih mudah.

6
BAB VI

6.1 ARTI PENTING FUNGSI PERMINTAAN UNTUK KEPUTUSAN BISNIS

Elastisitas permintaan terhadap harga pada suatu komoditas sangat


bergantung dari ketersediaan substitusi untuk komoditas tersebut juga terhadap
jangka waktu yang diperlukan kuantitas komoditas yang diminta untuk memberikan
responnya terhadap perubahan harga. Secara umum makin sempit suatu komoditas
didefinisikan, makin besar harga elastisitas permintaan karena makin banyaknya
komoditas yang melakukan substitusi.elastisitas permintaan terhadap harga akan
menjadi lebih besar jika konsumen membutuhkan waktu untuk merespons perubahan
harga.
Analisis dari kekuatan atau variabel variabel yang mempengaruhi
permintaan dan estimasi yang dapat dipercaya terhadap dampaknya secara kuantitas
terhadap penjualan dan sangat penting bagi perusahaan untuk membuat keputusan
produksi yang terbaik dan rencana untuk pertumbuhannya.
Dasar pengambilan keputusan :

 Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi

 Pengambilan keputusan rasional

 Pengabilan keputusan berdasarkan pengalaman

 Pengambilan berdasarkan wewenang

6.2 BERBAGAI KONSEP ELASTISITAS

A. Elastisitas Permintaan (Price Elasticit of Demand)

Elastisitas harga permintaan adalah tingkat kepekaan (reaksi) perubahan


jumlah barang atau jasa yang diminta terhadap perubahan harga Untuk menentukan
besarnya elastisitas harga permintaan bisa dilakukan dengan membagi persentase
perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang
tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Macam macam elastisitas permintaan :

a. Permintaan Elastis (Ep> 1)


7
Permintaan suatu barang dikatakan elastis jika perubahan harga suatu barang
mengakibatkan perubahan permintaan yang besar. Jika diperoleh Ep > 1 maka sifat
permintaan dikatakan elastis yang artinya konsumen sensitif terhadap perubahaan
harga barang. jika perubahan harga sebesar 1% maka akan terjadi perubahan jumlah
barang yang diminta lebih dari 1%.

b. Permintaan Elastis Sempurna (Ep =~)

Apabila suatu barang atau jasa memilikı koefisien elastisitas tak terhıngga
maka barang atau jasa tersebut dikatakan elastisitas sempurna Artinya pada harga
tetap besarnya permintaan konsumen tak terhingga atau dengan kata lain berapapun
persediaan barang yang tersedia akan habis diminta oleh konsumen contohnya
permintaan pasar terhadap BBM.

c. Permintaan Inelastis (Ep < 1)

Dalam beberapa kasus ditemukan jenis pemintaan inelastis, dalam


permintaan ini konsumen kurang sensitif terhadap harga. artinya meskipun harga
barang naik, masryarakat akan tetap membelinya Kasus ini biasanya terjadi pada
barang-barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang-barang yang tidak
mempunyai pengganti.

d. Permintaan Inelastis Sempurna (Ep = 0)

Dalam permintaan inelastis sempurna berapapun harga barang tidak akan


berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta oleh konsumen Contohnya
permintaan terhadap garam

e. Permintaan Elastis Satuan (Ep = 1)

Elastisitas in menyatakan bahwa perubahan harga sebesar 1%


mengakibatkan terjadinya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebesar
1%

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Harga Permintaan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi elastisitas harga permintaan


yaitu sebagai berikut:

a Ketersediaan barang substitusi atas suatu barang.

semakain tinggi nilai barang substitusi maka permintaan barang tersebut akan
semakin elastis.

b. Intensitas kebutuhan

8
Desakan kebutuhan konsumen terhadap suatu barang akan mempengaruhi
elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Meskipun harga naik tetapi
permintaan terhadap barang tersebut tetap akan tingei karena dipengaruhi oleh
desakan kebutuhan konsumen. Contohnya permintaan konsumen terhadap
kebutuhan pokok pendapatan konsumen. Ketika pendapatan konsumen relatif lebih
besar dbandingkan dengan harga barang bersangkutan permintaan akan inelastis,
sebaliknya jika pendapatan konsumen relatif kecil. perubahan harga sedikitpun
terhadap barang akan membuat perubahan terhadap permintaan barang sehingga
permintaan bersifat elastis.

d. Tradisi

Ada beberapa orang yang menjadikan suatu barang menjadi sebuah


tradisi,jadi meskipun barang tersebut mengalami kenaikan harga, permintaan
terhadap barang tersebut tetap akan tinggi sehingga permintaaan cenderung bersifat
inelastis.

B. Elastisitas Penawaran (Price Elasticity of Supply)

Elastisitas penawaran adalah tingkat kepekaan (reaksi) perubahan Jumlah


barang atau jasa yang ditawarkan terhadap perubahan harga. Besarmya pengaruh
perubahan jumlah yang ditawarkan terhadap perubahan harga dapat diukur dengan
koefisien elastisitas penawaran, yakni :

Macam macam elastisitas penawaran:

a. Penawaran Elastis (Es>1)

Penawaran elastis dapat diartikan bahwa penjual sensitif atau peka terhadap
perubahan harga, yaitu perubahan harga sebesar 1% dapat menyebabkan terjadinya
perubahan jumlah barang/jasa yang ditawarkan lebih dari 1%.

b. Penawaran Elastis Sempurna (Es=~)

Penawaran yang elastis sempuma terjadi ketika harga tertentu jumlah barang
yang ditawarkan tidak terbatas atau perubahan harga 0% menyebabkan terjadinya
perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih dari 0%.

9
C. Penawaran Inelastis (Es< 1)

Penawaran inelastis ditandai oleh pernjual yang kurang sensitif terhadap


perubahan harga. Perubahan harga sebesar 1% menyebabkan teradinya perubahan
kuantitas barang yang ditawarkan kurang dari 1%

d. Penawaran Inelastis Sempurna (Es = 0)

Penawaran inelastis sempurna ditandai oleh perubahan harga yang tidak


berpengaruh terhadap jumlah barang yang ditawarkan. Pada tingkat harga
berapapun, jumlah barang yang ditawarkan tetap

e. Penawaran Elastisitas Satuan (Es = 1)

Jenis elastisitas ini ditandai oleh persentase perubahan harga berbanding


lurus dengan persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan.

BAB VII

7.1 BEBERAPA METODE ESTIMASI DAN PRAKIRAAN PERMINTAAN

Metode estimasi (penaksiran) dalam fungsi permintaan bisa digolongkan menjadi


2 yaitu:
a. Metode langsung
Metode langsung adalah metode yang langsung melibatkan konsumen,
misalnya melalui wawancara dan survey, pasar simulasi dan eksperimen
pasar terkendali.
1) Wawancara dan survey
Metode penaksiran permintaan secara langsung adalah dengan cara
mewawancarai para pembeli atau pembeli potensial mengenai berapa
kenaikan atau penurunan jumlah produk yang mereka beli jika
harganya berubah. Kelompok sasaran dapat dikumpulkan untuk
membicarakan masalah tersebut, atau kuesioner ditujukan kepada
suatu sampel pembeli. Walaupun kelihatannya sederhana, dalam
pelaksanaannya pendekatan ini menghadapi banyak kesulitan, yaitu :
 Kecakapan random
Individu yang disurvei harus mewakili pasar secara keseluruhan
sehingga hasilnya tidak bias. Oleh sebab itu sampel harus cukup
besar dan menggunakan metode random sehingga informasi pasar
yang layak untuk mengadakan rencana perubahan.
1
0
 Bias pewawancara
Dalam hal ini kehadiran pewawancara dapat mempengaruhi
perasaan responden sehingga responden dapat memberikan
jawaban-jawaban yang tidak benar. Bias pewawancara sering
terjadi baik dalam personal interview, dan bahkan koesioner yang
diposkan sekalipun (sebab ada orang lain yang membacanya).
 Adanya kesenjangan antara niat dan tindakan
Masalah ini sering disebut juga sebagai masalah akurasi jawaban
(response accurasy). Konsumen benar-benar berniat membeli
suatu produk ketika diwawancarai, tetapi ketika dipasarkanmungkin
sesuatu hal telah mengubah niat dan pikiran konsumen tersebut.
Akhirnya jawaban-jawaban responden juga tidak dapat dipercaya
bila pertanyaan yang diajukan membingungkan atauditafsir salah
atau mengundang hal-hal di luar dunia imajinasikonsumen. Secara
ringkas bisa dikatakan bahwa dalam membuat koesioner, harus
dipikirkan masak-masak dan hati-hati dan harus disertai analisis
dalam menginterprestasikan hasil survei. Berikut diberikan contoh
hasil survei pasar.

1
1
Secara ringkas bisa dikatakan bahwa dalam membuat koesioner,
harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang, dan kita harus
berpikir kritisdalam menginterpretasikan hasil-hasil survey tersebut.
Berikut contoh hasilsurvey pasar
2) Pasar simulasi
Alat lain untuk mengetahui respon konsumen terhadap perubahan
harga atau kegiatan promosi adalah dengan cara membuat suatu
pasar simulasi (buatan) dan mengamati perilaku dari para
partisipan terpilih dalam pasar simulasi tersebut. Cara seperti ini
disebut “klinik konsumen”dan dilakukan dengan cara memberikan
sejumlah uang kepada para partisipan tersebut dan meminta
mereka agar membelanjakan uang tersebut pada lingkungan toko
buatan tersebut. Untuk kelompok partisipan yang berbeda
ditetapkan harga dan peragaan promosi yang berbeda pula. Bila
para partisipan dipilih secara seksama sehingga dapat mewakili
pasar produk-produk tersebut, kita dapat mengamati sesudah
reaksi mereka terhadap perubahan harga dan berbagai kegiatan
promosi dan menyimpulkan bahwa seluruh pasar akan merespon
perubahan harga tersebut dengan cara yang sama.
Hasil dari uji pasar simulasi ini harus diamati secara cermat. Ada
kemungkinan bahwa cara para partisipan tersebut membelanjakan
uang orang lain berbeda dengan cara mereka membelanjakan
uang mereka sendiri. Kemungkinan lain adalah para partisipan
tersebut akan memilih produk tertentu bila harganya diturunkan
agar tampak bahwa mereka adalah pembelanja yang hemat dan
bertanggung jawab. Metode ini nampaknya merupakan metode
pencarian data yang mahal sebab biaya relatif tinggi karena kita
harus menyediakan produk yang akan dipilih para partisispan dan
prosesnya memakan banyak waktu. Konsekuensinya, tentu saja
kita akan menunjukkan jumlah sampel yang sedikit. Namun

1
2
demikian, metode eksperimen ini dapat memberikan wawasan
yang berguna bagi kita untuk mengetahui kesadaran harga
konsumen dan reaksi mereka secara umum terhadap perubahan
variable-variabel promosi tertentu.

3) Eksperimen pasar secara langsung


Eksperimen pasar secara langsung ini melibatkan orang-orang yang
benar-benar berada di situasi pasar sebenarnya yang
membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa yang mereka
inginkan. Perusahaan memilih satu kota atu lebih, pasar regional,
atau negara dan melakukan eksperimen pada “pasar-pasar uji” ini
dirancang untuk mencari tahu“penerimaan” konsumen atas produk
dan mengidentifikasi dampak perubahan dari satu variabel yang
dapat dikendalikan atau lebih terhadapjumlah yang diminta.
Sebagai contoh, pada sebuah pasar regional perusahaan dapat
memotong harga produknya sebesar 10% dan membandingkan
reaksi penjualan pada pasar tersebut dengan pasar regional serupa
lainnya. Kemungkinan lain, perusahaan tersebut dapat
meningkatkan promosi di pasar tertentu untuk “menilai” dampak dari
suatu perubahan sebelum menanggung biaya dan resiko yang lebih
besar untuk melakukan perubahan tersebut di seluruh wilayah
negara.

b. Metode tidak langsung


Metode tidak langsung adalah metode yang dilakukan
berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan kemudian dilakukan
upaya-upaya untuk menemukan hubungan-hubungan statistic antara
variable dependen dengan independen.

1
3
7.2 MENGAPLIKASIKAN METODE ESTIMASI DAN PRAKIRAAN PERMINTAAN

Perusahaan sepatu NANIA ingin memperkenalkan sepatu baru dan


ingin menaksir kurva permintaan untuk sepatu baru itu. Para staf departemen
riset pasar telah membuat survey dengan kuesioner atas seribu orang yang
diwawancarai yang sedang berbelanja barang-barang yang sifatnya sama.

Orang-orang yang diwawancarai masing-masing diminta untuk


memilih salah satu dari enam jawaban apakah mereka benar-benar ingin
membeli sepatu baru itu pada 5 tingkat harga?
Jawaban-jawabannya adalah (a) sama sekali tidak; (b) nampaknya
tidak; (c) barangkali, mungkin; (d) nampak suka; (e) sangat suka; (f) pasti ya.
Jumlah orang-orang yang menjawab pada setiap kategori pada setiap tingkat
harga ditunjukkan pada table dibawah. Analisis telah menentukan bahwa
probabilitas untuk pembelian nyata atas produk tersebut untuk setiap jawaban
adalah 0,0 untuk jawaban (a); 0,2 untuk jawaban (b); 0,4 untuk jawaban (c);
0,6 untuk jawaban (d); 0,8 untuk jawaban (e); 1,0 untuk jawaban (f).

Harga Jumlah Responden Kuantitas


(ribu yang
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
rupiah) diharapkan

9 500 300 125 50 25 0 160

8 300 225 175 150 100 50 335


7 100 150 250 250 150 100 500
6 50 100 100 300 250 200 640
5 0 25 50 225 300 400 800

Dari data di atas kita dapat memperoleh nilai harapan jumlah yang
diminta pada setiap tingkat harga. Sebagi contoh, pada tingkat harga Rp 9
ribu, harapan dari penjualan setiap kelompok responden adalah:

1
4
E(Q)= 500 (0,0) + 300 (0,2) + 125 (0,4) + 50 (0,6) + 25 (0,8) + 0(1,0)
= 160 unit
Dengan begitu kita dapat menghitung harga-harga yang lain

dengan cara yang sama. Dengan menempatkan koordinat kuantitas harga


tersebut pada suatu grafuk, tampak bahwa intersep kurva permintaan
mendekati Rp 10 ribu dan slopenya mendekati -5/800 atau -0,00625. Taksiran
atas slope tersebut bisa deperoleh dengan melihat bahwa jika harga turun dari
Rp 10 ribu ke Rp 5 ribu (meningkat = -5 ribu), jumlah yang diminta meningkat
dari 0 menjadi 800 unit (naik = 800). Taksiran kurva permintaan tersebut
adalah Px = 10,00 – 0,00625Qx. Kemudian dari kurva permintaan tersebut,
dapat ditentukan MR, yaitu MRx = 10,00 – 0,0125Qx, karena kurva MR
mempunyai intercept yang sama dengan kurva permintaan, tetapi slopenya
dua kali slope kurva permintaan.

1
5
BAB VII

8.1 ORGANISASI PRODUKSI DAN FUNGSI PRODUKSI

Produksi adalah cara bagaimana sumberdaya (input: tenaga kerja,


modal, tanah) dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk perusahaan
(output: barang/jasa).Dengan sumberdaya yang terbatas produsen dalam
memproduksi sesuatu barang memproses input menjadi barang jadi
(produksi/ keluaran) tetapi lebih dari itu aktivitas berproduksi yang dilakukan
harus mampu menciptakan nilai guna dan nilai tambah dari input yang
digunakan.
Input = berbagai sumberdaya yang digunakan dalam memproduksi barang
dan jasa.
•Input tetap : merupakan input yang sampai dengan kapasitas produksi
tertentu jumlah penggunaanya tidak terpengaruh oleh produk yang dihasilkan.
Misalnya : peralatan produksi (mesin-mesin), bangunan pabrik dan tanah.
•Input variabel : input yang jumlah penggunaanya berubah-ubah
proporsional dengan perubahan jumlah produk yang dihasilkan. Misal : bahan
baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan modal kerja.
Sistem dan teknologi merupakan suatu metode yang
mengintegrasikan berbagai input dengan proporsi sedemikian rupa sehingga
dengan sejumlah berbagai input tertentu menghasilkan produk maksimum
dan / atau pada sejumlah produk tertentu menggunakan berbagai masukan
minimum.
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang
menyatakan hubungan antara tingkat output dengan tingkat penggunaan
input-input. Hubungan antara jumlah output Q dengan jumlah input yang
dipergunakan dalam produksi X1, X2, X3, ... Xn, secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
Q=f (X1, X2, X3, ... Xn)
Q=output
X= input
Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour resources dan technology
maka persamaan produksi menjadi sebagai berikut,
Q=f(C, L, R, T)
Q Quantity, atau jumlah barang yang dihasilkan
f =Fungsi, atau simbol persamaan fungsional
C= Capital, atau modal atau sarana yang digunakan

1
6
L=Labour, tenaga kerja
R =Resources, sumber daya alam
T= Technology, teknologi dan kewirausahaan
Persamaan tersebut menjelaskan bahwa output dari suatu produksi
merupakan fungsi atau dipengaruhi atau akibat dari input. Artinya setiap
barang yang dihasilkan dari produksi akan tergantung pada jenis/macam dari
input yang digunakan. Perubahan yang terjadi pada input akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada output.
8.2 FUNGSI PRODUKSI DENGAN SATU MACAM INPUT VARIABEL

Dengan mengamsumsikan beberapa input dianggap konstan dalam


jangka pendek dan hanya satu faktor produksi yaitu tenaga yang dapat berubah,
maka fungsi produksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Q=f(L)
Persamaan produksi ini menjadi sangat sederhana kerana hanya
melibatkan tenaga kerja untuk mendapatkan tingkat produksi suatu barang
tertentu. Artinya, factor produksi yang dapat berubah dan mempengaruhi
tingkat prohuksi adalah hanya jumlah tenaga kerja. Jika perusahaan
berkeinginan untuk menambah Tingkat produksi, maka perusahaan hanya
dapat.menabah jumlah tenaga kerja, Jika input produksi adalah tenaga kerja,
maka fungSi produksinya menjelaskan tentang hubungan antara jumlah output
yang dihasilkan dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Dengan kata lain, fungsi produksi satu input tenaga kerja menjelaskan
pengauh jumlah tenaga kerja terhadap jumlah output yang dihasilkan dari suatu
produksi.
The Law of Diminishing Return.
Jika hanya satu input factor produksi yang dapat diubah secara terus
menerus, maka akan berlaku suatu kondisi di mana pertambahan outputnya
akan semakin berkurang secara terus menenus. Kondisi ini disebut dengan
hukum hasil lebih yang semakin berkurang atau the law of diminishing return
The law of diminishing return menyatakan bahwa jika salah satu factor produksi
ditambah terus menerus, maka produksi total akan bertambah terus (dengan
pertambahan semakin mengecil) sampai total produksi mencapai tingkat
maksimum dan bila ditambah lagi, maka produksi total akan semakin
berkurang.

1
7
Rumus Produk Total Produksi
Produk total dengan satu input factor produksi tenaga kerja dapat
dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus sebagai berikut:
TP-Q=f(L)
TP= produk total
Rumus Average Product (AP)
Produk rata rata dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus
sebagai berikut:
∆P TP/L
∆P = produk rata rata
TP produk total
L=jumlah tenaga kerja
Rumus Marginal Product (MP)
Produk marjinal dapay dinyatakan dengan menggunakan persamaan mus
seperti berikut :
MP ∆TP/∆L
MP = produk marjinal
∆TP=perubahan tambahan produk total
∆L = perubahan tambahan tenaga kerja
8.3 FUNGSI PRODUKSI DENGAN DUA MACAM INPUT VARIABEL

Teori Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel. Jika factor produksi
yang dapat berubah adalah jumlah tenaga kerja dan jumlah modal atau sarana
yang digunakan, maka fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:
f = (L, K)
Pada fungsi produksi ini diketahui, bahwa tingkat produksi dapat
berubah dengan merubah factor tenaga kerja dan atau jumlah modal Karena
menggunakan dua factor produksi yang dapat diubah ubah, maka disebut
fiungsi produksi dua input variabel.
Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Tingkat Output Produksi.
Perusahaan mempunyai dua alternative jika berkeinginan untuk
menambah tingkat produksinya. Perusahaan dapat meningkatkan produksi
dengan menambab tenaga kerja, atau menambah modal atau menambah tenaga
kerja dan modal.

1
8
Konsep Isoquant.
Kurva isokuan adalah garis atau grafik yang menggambarkan atau
menelaskan barbagai kombinasi penggunaan dua input variabel factor produksi
Untuk mendapatkan tingkat output yang sama.
Konsep isoguant ditunjukkan dalam ntuk table dan kurva atau grafik
yang menggambarkan hubungan berbagai titik kOmbinasi dua input factor
produksi yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan jumlah
output yang sama.
Konsep Isocost
Kurva Isocost atau garis batas biaya adalah suatu garis atau kurva yang
menggambarkan atau menjelaskan gabungan atau kombinasi penggunaan input
factor produksi dengan biaya yang dikeluarkan sama. Biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan adalah harga input dikalikan dengan unit input yang
digunakan.
Harga input terdiri dari harga tenaga kerja Pi dan harga modal Pr
Besarnya biaya input pada fungsi isocost dapat dinyatakan dengan
menggunakan persamaan umus berikut.
C = PL x L + P K x K
Dengan keterangan
C = biaya untuk mendapatkan input
PL = upah tenaga kerja
L = jumlah tenaga kerja
PK = harga modal
K = jumlah modal
Jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dinyataäkan dengan rumus berikut
L = C/PL - (PR/PL) K
Jumlah modal K yang digunakan dapat dinyatakan dengan rumus berikut
K= C/PK- (PLPK) L

1
9
BAB IX

9.1 KOMBINASI INPUT YANG OPTIMAL

KOMBINASI INPUT OPTIMAL adalah titik singgung isoquant dengan


isocost atau titik MTRS (L/K) = w/r. Isocline : garis perluasan
produksi/extension path =kurva yang menghubungkan titik-titik pada semua
tingkat MTRS yang sama.Isocline yang umum bukan garis lurus (belok-belok).
Isocline lurus/linear berlakuuntuk fungsi produksi homogenous berderajat satu,
yaitu constant return to scale :apabila semua input ditambah dengan proporsi
sama, maka output juga bertambah dengan proporsi itu. Increasing return to
scale: fungsi berderajat lebih dari satu = apabila semua input ditambah dengan
proporsi sama, maka output bertambahdengan proporsi lebih besar.
Decreasing return to scale : fungsi produksi berderajatkurang dari satu.
Elastisitas pengeluaran input L adalah perubahan proporsi input L
dibagi perubahan proporsi input K (EL) :
(EL) = dL / L = dL. K.
dK/ K dK L
EL) < 0 adalah sifat input inferior,(EL) : 0 s.d 1 : input normal, (EL) > 1 : input
superior.
Efek substitusi dan Efek output : perubahan input labour yang khusus
disebabkan kenaikan harga labour (misalnya : upah naik), maka posisinya
diganti olehtambahan kapital sehingga tingkat output yang dihasilkan tetap.
Perbedaan penting: teori perilaku konsumen menjelaskan keseimbangan, teori
perilaku produsenhanya mencari cara mencapai biaya terkecil.

9.2 INOVASI, EFISIENSI, DAYA SAING GLOBAL

 Inovasi

pengertian inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan


atau pun perekayasaan yang dilakukan dengan tujuan melakukan
pengembangan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang
baru, atau pun cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sudah ada ke dalam produk atau pun proses produksinya.
 Efisiensi

Kata efisiensi umumnya berkaitan dengan minimnya sumber daya yang


dikorbankan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Suatu kegiatan dapat
dikatakan efisien apabila ada perbaikan dalam prosesnya, bisa dari segi lebih
cepat atau lebih murah. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), kata efisiensi didefinisikan sebagai ketepatan cara dalam

2
0
melakukan sesuatu, dan kemampuan dalam melaksanakan tugas dengan baik
dan tepat tanpa membuang waktu, biaya serta tenaga.
Efisiensi sering dikaitkan dengan penghematan baik waktu, sumber
daya, biaya maupun tenaga. Jadi, efisiensi merupakan suatu yang memiliki
tujuan dan manfaat. Berikut adalah beberapa tujuan dan manfaat efisiensi.

 Mencapai suatu hasil atau tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
 Mengurangi dan menghemat penggunaan sumber daya dalam melakukan
kegiatan.
 Mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki sehingga tidak ada
yang dibuang percuma.
 Untuk meningkatkan kinerja satuan unit kerja sehingga output-nya semakin
optimal.
 Agar mengoptimalkan keuntungan atau laba yang mungkin didapatkan.
 Tujuan utama dari efisiensi adalah untuk mendapatkan efisiensi yang optimal
artinya adalah perbandingan terbaik antara sumber daya yang dikorbankan
dengan hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.

 Daya Saing Global

Menurut Michael Porter (1990) dalam buku PPSK-BI (2008)


menyatakan bahwa konsep daya saing yang dapat diterapkan level nasional
tak lain adalah “produktivitas” yang didefenisikan sebagai nilai output yang
dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Bank dunia menyatakan hal yang relatif
sama dimana “ daya saing mengacu kepada besaran serta laju perubahan nilai
tambah per unit mengacu kepada besaran serta laju perubahan nilai tambah
per unit input yang dicapai oleh perusahaan”. Akan tetapi, baik Bank Dunia,
Porter, serta literaturliteratur terkini mengenai daya saing nasional
memandang bahwa daya saing tidak secara sempit mencakup aspek yang
lebih luas, tidak berkutat hanya pada level mikro perusahaan, tetapi juga
mencakup aspek diluar perusahaan. Aspek –aspek tersebut dapat bersifat
firm-specific,region-specific, dan bahkan country-specifi.

World Economic Forum (WEF), suatu lembaga yang secara rutin


menerbitkan “Global Competitiveness Report”, mendefenisikan daya saing
nasional secara lebih luas namun dalam kalimat yang singkat dan sederhana
yaitu“kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan

2
1
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan”. Fokusnya adalah pada kebijakan-
kebijakan yang tepat, institusi-institusi yang sesuai, serta karakteristik-
karakteristik ekonomi lain yang mendukung terwujudnya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan.

Institute of Management Development (IMD) dengan publikasinya


“World Competitiveness Yearbook”. Secara lengkap dan relatif lebih formal
IMD mendefenisikan daya saing nasional adalah “kemampuan suatu negara
dalam menciptakan nilai tambah dalam rangka menambah kekayaan nasional
dengan cara mengelolah dan proses, daya tarik dan agresivitas, globality dan
proximity, serta dengan mengintegrasikan hubungan-hubungan tersebut
kedalam suatu model ekonomi dan sosial”. Secara sederhananya daya saing
nasional adalah suatu konsep dalam menyediakan suatu iklim tertentu yang
kondusif untuk mempertahankan daya saing domestik maupun global kepada
perusahaanperusahaan yang berada di wilayahnya.

Kesimpulan yang dapat di ambil dari berbagai penelitian di atas adalah


tidak adanya kesamaan defenisi yang sempurna. Setidaknya, walau dengan
defenisi yang tidak begitu seragam,hampir semua ahli mempunyai kesamaan
pendapat tentang apa saja yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan
daya saing (Sachs dkk, 2000). Dengan demikian, defenisi yang pasti dan
disepakati semua pihak tidak lagi menjadi syarat mutlak dalam rangka
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menentukan daya saing suatu
daerah

2
2
BAB X

10.1 FUNGSI BIAYA JANGKA PENDEK

Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisensi sistem


produksi, sehingga konsep biaya juga mengacu kepada konsep produksi,
hanya apabila pada konsep produksi kita membicarakan penggunaan input
secara fisik dalam menghasilkan output produksi, maka dalam konsep
biaya kita menghitung penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang
disebut biaya. Sesuai dengan konsep produksi jangka pendek, di mana
terdapat input tetap (fixed inputs) dan input variabel (variable inputs), maka
pada dasarnya biaya yang diperhitungkan dalam produksi jangka pendek
adalah biaya tetap (fixed costs) dan biaya variabel (variable costs).
Biaya tetap (fixed costs), merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
pembayaran input-input tetap (fixed inputs) dalam proses produksi jangka
pendek. Perlu dicatat bahwa penggunaan input tetap tidak tergantung pada
kuantitas output yang diproduksi. Dalam jangka pendek, yang termasuk
dalam biaya tetap adalah: biaya untuk mesin dan peralatan, upah dan gaji
tetap untuk tenaga kerja atau karyawan, dl. Biaya tetap total (total fixed
cost),dinotasikan sebagai: TFC.
Biaya variabel (variable costs), merupakan biaya yang dikeluarkan
untuk pembayaran input-input variabel inputs dalam proses produksi
jangka pendek. Perlu dicatat bahwa penggunaan input variabel tergantung
pada kuantitas output yang diproduksi, di mana semakin besar kuantitas
output yang diproduksi, maka pada umumnya semakin besar pula input
variabel yang digunakan. Dalam jangka pendek, yang termasuk biaya
variabel adalah: biaya atau upah tenaga kerja langsung, biaya material, dl.
Biaya variabel total (total variable cos), dalam buku ini dinotasikan sebagai:
TVVC.
Penjumlahan antara biaya tetap total (total fixed cost), TFC, dan
biaya variabel total, TVC, akan menghasilkan biaya total (total cost), yang
dalam buku ini dinotasikan sebagai: TC. Jadi TC = TFC+ TVC. Dengan
demikian biaya total produksi jangka pendek dapat didefinisikan sebagai
penjumlahan antara biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC).
Selanjutnya apabila produksi jangka pendek menghasilkan output sebesar
Q unit, maka dapat dihitung biaya tetap rata-rata (average fixed cos) yang
dinotasikan sebagai: AFC dan biaya variabel rata-rata (average variable
cost yang dinotasikan sebagai: AVC.

2
3
Biaya tetap rata-rata (AFC) dihítung melalui pembagian antara
biaya tetap total (TFC) dan kuantitas output yang diproduksi (Q). Jadi AFC
= TFC/a. Sedangkan biaya variabel rata-rata (AVC) dihitung melalui
pembagian antara biaya variabel total (TVC) dan kuantitas output yang
diproduksi (Q). Jadi AVC = TVC/Q.
Biaya total rata-rata (average total cost) yang dinotasikan sebagai
ATC merupakan pembagian antara biaya total (TC) dan kuantitas output
yang diproduksi, atau penjumlahan antara biaya tetap rata-rata (AFC) dan
biaya variabel rata-rata (AVC). Jadi ATC = TC /Q atau ATC = (TFC + TVC)
/Q = TFC/Q+ TVC/Q = AFC+AVC. Konsep biaya jangka pendek lain yang
perlu diketahui adalah biaya marjinal jangka pendek (short-run marginal
cost) yang dinotasikan sebagai SMC. Pada dasarnya biaya marjinal jangka
pendek (SMC) didefinisikan sebagai perubahan dalam salah satu, biaya
variabel total atau biaya total, per unit perubahan output. Jadi SMC =
∆TVC/AQ atau ∆TC/AQ. Catatan: ∆TC/AQ = ∆(TFC + TVC)/AQ =
∆TFC/AQ+ ∆TVC/AQ = 0 + ∆TVC/AQ = ∆TVC/AQ.

10.2 FUNGSI BIAYA JANGKA PANJANG

Konsep biaya jangka panjang diperlukan oleh manajer untuk


menentukan skala operasi dari suatu perusahaan. Dalam membuat
keputusan jangka panjang, manajer harus mengetahui biaya produksi
minimum dalam memproduksi setiap tingkat output tertentu. Jika biaya
jangka pendek diturunkan dari produksi jangka pendek, maka biaya jangka
panjang diturunkan dari jalur perluasan jangka panjang (long-run
expansion path). Analisis biaya jangka panjang sangat penting untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan beroperasi pada skala usaha yang
ekonomis (economies of scale) atau tidak ekonomis (diseconomies of
scale). Skala usaha ekonomis (economies of scale) terjadi apabila
perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya rata-
rata jangka panjang (LAC). Sebaliknya skala usaha tidak ekonomis
(diseconomies of scale) terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan
output akan meningkatkan biaya rata-rata jangka panjang (LAC).
Jika suatu perusahaan dalam mengembangkan usaha,
memproduksi produk lain yang berbeda dengan produk yang sekarang
diproduksi (melakukan diversifikasi usaha), maka yang harus dipantau
bukan skala usahanya tetapi lingkup usaha yang ekonomis (economies of
scope).
2
4
Lingkup usaha ekonomis (economies of scope) terjadi apabila
dalam suatu diversifikasi usaha ditandai oleh biaya produksi total bersama(
joint total production cost )dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk
secara bersama adalah lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi
dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah.
Lingkup usaha tidak ekonomis (diseconomies of scope) terjadi
apabila dalam suatu diversifikasi usaha ditandai oleh biaya produksi total
bersama (joint total production cos) dalam memproduksi dua atau lebih
jenis produk secara bersama adalah lebih besar daripada penjumlahan
biaya produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi
secara terpisah.
10.3 ESTIMASI FUNGSI BIAYA

Fungsi biaya jangka pendek dapat diduga menggunakan


pendekatan analisis regresi kubik. Bagaimanapun juga model fungsi biaya
lain seperti bentuk Cobb-Douglas dapat digunakan. Oleh karena
pendugaan fungsi biaya didasarkan pada teori biaya dan prinsip prinsip
statistika, maka setiap model empirik yang dibangun harus dapat
dipertanggungjawabkan secara teori ekonomi dan analisis statistika,
berupa koefisien-koefisien regresi dalam persamaan biaya empirik itu
sesuai dengan pembatasan yang ada dan harus signifikan secara statistik.
Dalam konsep biaya jangka pendek, kita telah mengetahui bahwa: TC =
TFC + TVC. Jika kita mengasumsikan bahwa model fungsi biaya total (TC)
yang cocok adalah fungsi regresi kubik, maka persamaan biaya total itu
dapat dinyatakan, sebagai berikut:
TC = a + bQ+ cQ2+ dQ3

Bentuk umum fungsi biaya jangka panjang dari suatu produksi


jangka panjang yang menggunakan dua jenis input modal, K, dan tenaga
kerja, L, dengan harga dari masing-masing input adalah sebesar: r per unit
K dan w per unit L, dinotasikan sebagai berikut:
TC = f(Q, r, w)

Dalam kenyataan pendugaan terhadap fungsi biaya jangka


panjang menggunakan model regresi kubik yang telah umum
dipergunakan dalam pendugaan fungsi biaya jangka pendek adalah tidak
memuaskan secara teori ekonomi. Hal ini dapat ditunjukkan melalui

2
5
kegagalan model regresi kubik dalam menerangkan karakteristik dari
fungsi biaya apabila harga-harga input berubah, sementara penggunaan
input dan produksi output konstan. Apabila produksi jangka panjang
menggunakan dua jenis input K dan L dengan harga dari masing-masing
input adalah r dan w, maka persamaan biaya total (TC) dapat dinyatakan
sebagai: TC = rK + wL. Apabila harga-harga input K dan L digandakan dua
kali, sementara output dan penggunaan input tidak berubah, maka biaya
total akan menjadi: TC' = (2r)K + (2w)L = 2(tK+ wL) = 2TC.

10.4 BEBERAPA CONTOH APLIKASI ANALISIS DAN EFISIENSI BIAYA

Beberapa Faktor Umum Penyebab Peningkatan Biaya (Inefisiensi)


Perusahaan Pada umumnya terdapat sejumlah faktor penyebab
peningkatan biaya (inefisiensi) dari suatu perusahaan, antara lain:
1. Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur, mengevaluasi, dan
mengelola 26nergy biaya dari perusahaan.
2. Motivasi karyawan yang rendah karena 26nergy pengakuan dan
penghargaan yang diberikan tidak berkaitan dengan kinerja dan tanggung
jawab dari karyawan itu.
3. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan
memenuhi jadwal yang ditetapkan, sehingga mengecewakan pelanggan.
4. Peningkatan yang sangat besar dalam biaya-biaya untuk proses produksi
dan pemasaran.
5. Pemborosan penggunaan sumber-sumber daya material, tenaga kerja,
26nergy, modal, waktu, informasi, dll.
6. Terdapat konflik-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerja sama
yang tidak terpecahkan, sehingga menimbulkan ketidakefektifan dalam
kerja sama dan partisipasi total dari karyawan.
7. Ketiadaan 26nergy pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang teknik-teknik peningkatan efisiensi,
kualitas, dan produktivitas perusahaan.
8. Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri dengan
tingkat peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam 26nergy26y.
9. Dan lain-lain, dapat diidentifikasi dan dikembangkan sendiri sesuai dengan
masalah peningkatan inefisiensi dari masing- masing perusahaan.

2
6
Pada dasarnya upaya-upaya peningkatan efisensi dari perusahaan
harus dimulai dari komitmen yang tinggi dari manajemen bisnis dan
27nergy27y disertai dengan peningkatan kinerja individu (karyawan) yang
ada dalam perusahaan itu, sehingga manajemen bisnis dan 27nergy27y
yang ingin meningkatkan efisiensi perusahaan harus memberikan
perhatian utama kepada masalah kinerja individu (karyawan), sebelum
menggarap kinerja dari sumber-sumber daya lain seperti: material,
27nergy, modal, mesin dan peralatan, informasi, dll. Karakteristik umum
dari individu atau karyawan yang memiliki kinerja yang unggul biasanya
ditandai dengan beberapa hal berikut:
 Secara terus-menerus selalu mencari gagasan-gagasan dan cara
penyelesaian tugas yang lebih baik.
 Selalu memberikan saran-saran untuk perbaikan secara sukarela.
 Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
 Selalu melakukan perencanaan dengan menyertakan jadwal waktu.
 Selalu bersikap positif terhadap pekerjaannya.
 Dapat berperan sebagai anggota tim kerja sama yang baik, sebagaimana
juga menjadi pemimpin tim kerja sama yang baik.
 Dapat memotivasi diri melalui dorongan dari dalam diri sendiri.
 Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik terhadap pekerjaannya
serta mau menerapkannya dalam pekerjaan itu.
 Mau menerima ide-ide atau saran-saran yang dianggap lebih baik
dari orang lain.
 Hubungan antar-pribadi dengan semua tingkatan manajemen
dalam organisasi berlangsung dengan baik.
 Sangat menyadari dan mempedulikan masalah pemborosan dan
inefisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya.
 Mempunyai tingkat kehadiran yang baik.
 Seringkali melampaui standar-standar yang telah ditetapkan.
 Selalu mampu mempelajari sesuatu hal baru dengan cepat.

2
7
BAB XI

11.1 MODEL PRICE TAKERS

Pengambil harga (price taker) merujuk pada perusahaan


yang tidak dapat mempengaruhi harga pasar dan hanya dapat
menetapkan harga output sebesar harga pasar. Semua perusahaan
dalam pasar persaingan sempurna adalah price taker.
Pengambil harga tidak dapat mempengaruhi harga pasar dan
hanya dapat menyesuaikan produknya dengan harga pasar. Ada
beberapa alasan mengapa itu terjadi.

 Pangsa pasar relatif kecil. Di bawah persaingan sempurna, pasar


terdiri dari banyak perusahaan yang saling bersaing. Ukuran bisnis
mereka juga relatif seragam. Jadi, pangsa pasar masing-masing
perusahaan terhadap total pasokan di pasar sangat kecil. Sebagai
hasilnya, perubahan output masing-masing perusahaan tidak
mempengaruhi pasokan di pasar.

 Produk homogen. Perusahaan menawarkan produk bersifat


homogen dan identik. Mereka saling mensubstitusi secara
sempurna. Karena itu, perusahaan tidak memiliki peluang untuk
menetapkan harga yang lebih tinggi, misalnya melalui diferensiasi.
Selain itu, karena produk homogen, loyalitas pelanggan juga tidak
ada.

 Biaya peralihan minimal (tidak ada). Konsumen dapat dengan


mudah beralih ke produk pesaing jika sebuah perusahaan
menetapkan harga yang lebih tinggi.

 Hambatan masuk ke pasar rendah. Sehingga, jika perusahaan


mengambil untung dengan menaikkan harga jual sedikit di atas
harga pasar, itu akan menarik pendatang baru untuk masuk.
Konsekuensinya, pasokan bertambah dan harga jatuh, kembali
menuju harga pasar.

i
 Hambatan keluar dari pasar rendah. Masuknya pendatang baru
mengintensifkan persaingan dan menurunkan harga pasar. Ketika
kalah bersaing, perusahaan dengan bebas keluar dari pasar.

 Informasi pasar sempurna. Baik perusahaan maupun konsumen


memiliki informasi sempurna tentang pasar, baik itu tentang harga,
pasokan dan permintaan. Oleh karena itu, masing-masing akan
cenderung memiliki respon yang relatif seragam.

11.2 PRICE MAKERS TANPA REAKSI PESAING

Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau


sering disebut sebagai "monopolis". Sebagai penentu harga (price-
maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga
dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi;
semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga
barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian,
penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga.
Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda
pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi
(pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi mencarinya di
pasar gelap (black market).
Karakteristik Pasar Monopoli, antara lain sebagai berikut:
1. Hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar.
2. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka
menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari
perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya
ditentukan oleh perusahaan monopoli itu, dan konsumen tidak dapat
berbuat suatu apapun didalam menentukan syarat jual beli.
3. Barang yang dihasilkan perusahaan monopoli tidak dapat
digantikann oleh barag lain yang ada didalam pasar. Barang-barang

ii
tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan
tidak terdapat barang mirip yang dapat menggantikan.
4. Promosi iklan kurang diperlukan. Oleh karena perusahaan
monopoli adalah satu-satunya perusahaan didalam industri, ia tidak
perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan.
Walau ada yang menggunakan iklan, iklan tersebut bukanlah
bertujuan untuk menarik pembeli, melainkan untuk memelihara
hubungan baik dengan masyarakat.
5. Hambatan, secara langsung maupun tidak langsung, diciptakan
oleh perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk memonopoli
pasar. Perusahaan monopolis akan berusaha menyulitkan pendatang
baru yang ingin masuk ke pasar tersebut dengan beberapa cara, salah
satu di antaranya adalah dengan cara menetapkan harga serendah
mungkin. Dengan menetapkan harga ke tingkat yang paling rendah,
perusahaan monopoli menekan kehadiran perusahaan baru yang
memiliki modal kecil. Perusahaan baru tersebut tidak akan mampu
bersaing dengan perusahaan monopolis yang memiliki kekuatan
pasar, image produk, dan harga murah, sehingga lama kelamaan
perusahaan tersebut akan mati dengan sendirinya. Cara
lainnya adalah dengan menetapkan hak paten atau hak cipta dan hak
eksklusif pada suatu barang, yang biasanya diperoleh melalui
peraturan pemerintah. Tanpa kepemilikan hak paten, perusahaan lain
tidak berhak menciptakan produk sejenis sehingga menjadikan
perusahaan monopolis sebagai satu-satunya produsen di pasar.
6. Harga, perusahaan di pasar monopoli dapat mempengaruhi
penentuan harga. Oleh karena perusahaan monopoli merupakan
satu-satunya penjual di dalam pasar, maka ia mempunyai kekuasaan
penuh dalam menentukan harga barang yang dijualnya dipasar.
Dengan mengadakan pengendalian terhadap produksi dan jumlah
barang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga
pada tingkat yang dikehendakinya. Seringkali harga dibuat serendah

iii
mungkin agar perusahaan lain tidak dapat masuk. Contoh produk:
microsoft windows, perusahaan listrik negara (PLN).
Kelebihan Pasar Monopoli:
1. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
2. Dapat meningkatkan daya saing bilamonopoli diperoleh karena
kemampuan efisiensi
3. Mudah mengontrol kepentingan orang banyak bila monopoli
dilakukan negara
4. Dapat meningkatkan inovasi (penemuan baru) bila monopoli
terbentuk karena pemberian hak cipta dan hak paten
Kelemahan Pasar Monopoli:
1. Perusahaan lain sulit memasuki pasar
2. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan
3. Jumlah produk tergantung monopolis
4. Monopolis umumnya bertindak boros
5. Timbul eksploitasi terhadap pemilik faktor produksi dan
pembeli/konsumen
11.3 CONTOH-CONTOH KASUS

1. Penetapan harga biaya plus (Cost-Plus Pricing Method)

Jika menggunakan metode ini, anda menentukan harga jual per


unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang anda kehendaki
pada unit tersebut atau disebut marjin.
Harga jual produk dapat anda hitung dengan rumus :
Biaya Total + Marjin = Harga Jual
Contoh :
Misalkan anda punya usaha distro dan mendapatkan order dari
konsumen sebanyak 10 T-shirt.
Biaya yg dikeluarkan untuk produksi diperkirakan mencapai Rp.
500.000,00. Rinciannya sbb :
- Biaya bahan baku : Rp. 300.000,00
- Biaya tenaga kerja : Rp. 100.000,00
- Biaya lain-lain (sewa tempat, penyusutan alat, dsb) : Rp. 100.000

Jika anda ingin laba sebesar 20% dari biaya total, maka sesuai
dengan rumus :
Biaya Total + Marjin = Harga Jual

iv
Rp. 500.000,00 + (20% x Rp. 500.000,00) = Rp. 600.000,00 (Harga
untuk 10 buah T-shirt)
Jadi, untuk setiap T-shirt akan dijual dengan harga sebesar Rp.
60.000,00

2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Pricing Method)

Penetapan harga mark-up ini hamper sama dengan penetapan harga


biaya plus.
Pedagang/perusahaan dagang lebih banyak menggunakan
penetapan harga mark-up ini.
Caranya lebih sederhana. Anda membeli barang-barang dagangan,
kemudian harga jualnya anda tentukan setelah menambah harga beli
dengan sejumlah mark-up, seperti rumus dibawah ini :
Harga Beli + Mark Up = Harga Jual
Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual diatas harga
belinya.
Contohnya, misalkan anda mempunyai counter yang menjual hp di
BEC.
Anda membeli HP merek “X” dari produsen/distributor seharga 1 juta.
Kemudian anda ingin keuntungan 500 ribu.
Jadi, anda akan menjual HP tersebut dengan harga jual 1 juta + 500
ribu = 1,5 juta.
Mudah kan ?
Jadi, keuntungannya dapat anda peroleh dari sebagian mark-up
tersebut.
Mengapa hanya sebagian ?
Karena anda juga harus mengeluarkan sejumlah biaya “lain-lain”
seperti sewa tempat, transport, dsb dari hasil penjualan tersebut.

v
BAB XII

12.1 Oligopoli dan tingkat konsentrasi pasar

Oligopoli adalah pasar dengan persaingan tidak sempurna.


Alasan mengapa oligopoli disebut sebagai pasar persaingan tidak
sempurna adalah karena di dalam area pasar tersebut, jumlah
produsen tidak sebanding dengan banyaknya jumlah konsumen.
Sehingga untuk tetap bertahan, para pebisnis harus secara terus
menerus memasarkan produk mereka untuk menarik perhatian
para pembeli. Oligopoli juga biasa dilakukan untuk menahan
perusahaan-perusahaan lain yang berpotensi untuk masuk ke
pasar. Sehingga hanya ada sedikit produsen yang bisa
memproduksi produk yang sama. Konsumen atau pembeli pun juga
membeli produk yang tersedia hanya dari produsen.
Konsentrasi pasar adalah jumlah penjualan mempengaruhi
bentuk pasar (pasar persaingan sempurna, persaingan
monopolistik, oligopoli, atau monopoli). jumlah penjual dapat
mempengaruhi perilaku, karena jumlah penjual mempengaruhi
ekspektasi perusahaan akan perilaku pesaingnya. Jumlah
penjualan diukur dengan rasio konsentrasi (concentration ratio atau
CR). Rasio konsentrasi menghitung persentase penjualan di pasar
dari jumlah absolut beberapa perusahaan besar yang ada di pasar.
12.2 Beberapa Model Oligopoli

a. Model Cournot

Asumsinya bahwa jika perusahaan telah menentukan


tingkat produksinya/outputnya, maka perusahaan tersebut tidak
akan mengubahnya. Atas dasar asumsi inilah perusahaan
pesaingnya akan menentukan tingkat produksinya. Dalam pasar
duopoli hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang
homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar.
Harga pasar ditentuka oleh keseimbangan antara jumlah
total output yang dihasilkan oleh dua perusahaan dengan
permintaan pasar. Penentuan output merupakan gerakan balasan

vi
dari perilaku perusahaan lain, sehingga Q untuk dua perusahaan
oligopoli adalah sama.

b. Model Edgeworth

Asumsinya jika hanya terdapat 2 perusahaan dg komoditi yg


homogen: (1) setiap perusahaan mempunyai kapasitas (2) setiap
perusahaan mempunyai kapasitas produksi dan tidak dapat
memenuhi seluruh penawaran pasar (3) setiap perusahaan, dalam
mencoba memaksimumkan TR atau keuntungan total
mengasumsikan bahwa perusahaan lain akan mempertahankan
harganya pada tingkat yg konstan. Akibatnya akan terjadi fluktuasi
harga produk yg terus menerus di antara harga monopoli dan harga
ouput maximum dari setiap perusahaan.

c. Model Chambelin

Chamberlin mengasumsikan bahwa duopolis mengakui


saling mengakui ketergantungan antar mereka, sehingga duopolis
tsb menetapkan harga-harga yg sama, menjual jumlah yg sama,
dan memaksimumkan keuntungan bersama.

12.3 Implikasi oligopoli terhadap profitabilitas dan efisiensi


Dalam jangka pendek, meskipun merugi seorang oligopolis
lebih baik untuk tetap berproduksi sepanjang P> AVC. Dalam
jangka panjang, perusahaan yang oligopolistik ini akan
meninggalkan industri kecuali jika dia manpu memperoleh laba
(atau paling tidak mencapai titik impas) dengan mengatur skala
pabrik optimum untuk menghasilkan tingkat output jangka panjang
alias paling menguntungkan yang diharapkan akan terjadi. salan
jangka panjang,oligopoli bisa menimbulkan akibat akibat yang
buruk ,yaitu :

vii
 Seperti halnya dalam monopoli, harga biasanya terjadi di atas LAC
sehingga laba dalam pasar oligopolistik bisa tetap ada dalam jangka
panjang karena adanya hambatan untuk masuk ke dalam pasar.
 Oligopolis biasanya tidak berproduksi pada titik terendah kurva LAC
mereka, tidak seperti perusahaan dalam pasar persaingan
senpurna.
 Karena kurva permintaan yang dihadapi oligopolis memiliki
kemiringan yang negatif, P>LMC pada tingkat output terbaiknya
(kecuali untuk harga bagi perusahaan pengikut dalam model
kepemimpinan harga),
sehingga dengan demikian terdapat alokasi sumber daya ekonomi
yang tidak efisien pada perusahaan-perusahaan dalam industri
oligopolistic.
 Ketika para oligopolis memproduksi barang-barang yang
terdiferensiasi, mungkin akan terlalu banyak uang dihabiskan untuk
pembuatan iklan dan perubahan model.
12.4 Model Memaksimalkan penjualan
Model maksimasi penjualan yang diperkenalkan oleh
William Baumol, yang merunuskan bahwa manajer perusahaan
modern berusaha memaksimumkan penjualan setelah tingkat
pengembalian yang cukup telah diperoleh untuk memuaskan para
pemegang saham.
Baumol menjelaskan bahwa sebuah perusahaan yang
besar lebih merasa aman, lebih mampu memperoleh harga yang
murah atas pembelian input, dan mampu mendapatkan pinjaman
yang lebih rendah bunganya, serta bisa memiliki citra yang baik
bagi konsumen, pegawai, dan pemasuknya. Beberapa penenuan
empiris sebelumnya menemukan adanya hubungan yang erat
antara gaji eksekutif dan penjualan, tetapi tidak antara penjualan
dan laba. Tetapi, penelitian yang lebih mutakhir menunjukkan
hallyang sebaliknya. Model maksimasi penjualan disajikan di sini
karena sangat relevan dengan pasar oligopoli.

viii
12.5 Contoh kasus

Industri Chip Microprocessor

Pergulatan untuk mempertahankan posisi dominan


di pasar, sampai pada kondisi tertentu seringkali membutuhkan
tidak hanya keunggulan teknologi, kehandalan jajaran manajemen,
namun juga kepiawaian merancang dan melaksanakan strategi
bisnis serta kemahiran dalam berperkara di pengadilan. Suasana
seperti ini tergambar dalam persaingan antara Advanced Micro
Devices (AMD) dan Intel, keduanya merupakan produsen chip
microprocessor, suatu perangkat utama dalam komputer. Bagi Intel
yang lebih dahulu eksis dan menguasai hampir 60% pangsa pasar,
persaingan dengan AMD merupakan upaya agar selalu waspada
bahwa ada “orang lain” yang dapat menggerogoti kue bisnisnya.
Sementara itu, bagi AMD, pertarungannya dengan Intel merupakan
pertaruhan untuk merebut kehormatan dan kelangsungan hidup.
Akhir 60-an hingga awal 70-an merupakan kurun waktu
yang menandai diawalinya produk Teknologi Informasi, beberapa di
antaranya adalah mini-computer, modulator-demodulator (Modem),
integrated circuits (IC), hingga teknologi yang memungkinkan
pesawat ruang angkasa Apollo mendarat di Bulan. Semua inovasi
dan karya besar ini dimungkinkan setelah ditemukannya bahan
Silicon yang selanjutnya digunakan sebagai komponen utama
bahan semi penghantar listrik (semiconductor).
Pertengahan 70-an mulai menunjukkan adanya
peningkatan permintaan terhadap microprocessor dan core
memory, ketika banyak perusahaan elektronika mulai menyadari
banyak aplikasi menggunakan semikonduktor dapat diterapkan
pada produk konsumer maupun bisnis. Barang – barang elektronik,
seperti radio, televisi, amplifier, jam tangan, kalkulator, telepon,
facsimili, dan masih banyak lagi merupakan produk elektronika
yang memanfaatkan semikonduktor dalam wujud transistor, atau
IC. Kemampuan komputer melakukan kerja komputasi juga

ix
semaikn meningkat dengan penggunaan semikonduktor
menggantikan tabung hampa udara (vacuum tubes). Jika semula,
dengan teknologi transistor komputer main frame merupakan
produk unggul dengan kemampuan time-sharing, dengan
ditemukannya IC, penggunaan komputer tidak lagi bergantung
pada ketersambungan kepada main frame, namun individu dapat
menggunakan komputer pribadi di mejanya (desktop personal
computer / PC).
Awal 80-an ditandai dengan mulai menanjaknya
penggunaan PC, tidak saja di kantor namun juga mulai dipakai di
rumah, dan mengubah tata cara berkomunikasi, bekerja, dan
pemrosesan informasi. Tahun 1986 terjadi penurunan tajam
permintaan terhadap PC yang berdampak pada pengurangan
permintaan terhadap chip microprocessor. Intel dan AMD di satu
sisi dan dan pelanggan mereka, yang notabene adalah perusahaan
– perusahaan produsen PC berjuang untuk menemukan
keunggulan kompetitif baru terutama didorong oleh makin sulitnya
lingkungan bisnis. Pada pertengahan hingga akhir dekade 80-an,
dengan microprocessor i386 dan i486 Intel berhasil mendominasi
pasar microprocessor untuk PC, sehingga produsen PC hanya
memiliki satu sumber. Kondisi ini berubah ketika tahun 1991 AMD
mulai berhasil membuat processor yang dapat bersaing dengan
produk Intel.
Di pihak lain, awal 90-an komunikasi selular mulai tumbuh,
demikian pula Internet mulai memasuki tahap komersial setelah
beberapa tahun sebelumnya dilepas oleh Pemerintah Amerika
Serikat dari penggunaan khusus untuk militer agar dapat digunakan
oleh masyarakat awam. Komunikasi data dan mobile computing
mulai merebak, integrasi antara telekomunikasi dan teknologi
informasi tidak terelakkan. Pertengahan hingga akhir dekade 90-an
produsen dan masyarakat pengguna PC mulai menikmati buah
kompetisi baru di industri microprocessor. Di sisi lain, fenomena ini
menunjukkan bahwa sementara kemajuan teknologi bergerak
sangat cepat, menjadi jelas bahwa perusahaan penghasil teknologi

x
perlu bekerja sama untuk memberikan teknologi yang dibutuhkan
pelanggan, dari pada melakukan inovasi hanya untuk memenuhi
kepentingannya sendiri.
Memasuki abad milenium yang ditandai dengan hiruk pikuk produk
teknologi informasi, muncul peningkatan permintaan terhadap PC
yang dilengkapi dengan sarana akses Internet dan komunikasi
nirkabel (internet-ready and wireless comunication devices). PC
yang tidak dilengkapi kedua perangkat ini menjadi tidak laku di
pasaran. Awal milenium juga ditandai dengan melejitnya bisnis
dotcom yang meski relatif sebentar namun dapat menghidupkan
kembali gairah industri Teknologi Informasi (TI). Ketika bisnis
dotcom tidak mewujudkan janjinya, industri TI secara umum,
termasuk semiconductor, mengalami penurunan kinerja. Kondisi ini
juga ditunjang oleh evolusi strategi produsen PC yang semula
memfokuskan pada perluasan produk kepada penggantian
komponen dan peningkatan kapasitas komputer dengan peralatan
tambahan (peripherals).
Meski dihadapkan pada tuntutan untuk membangun
perusahaan agar lebih ramping, namun pada awal 2001 permintaan
terhadap TI, khususnya kompuer yang Internet-ready masih tetap
kuat. Namun demikian peristiwa penghancuran gedung World
Trade Center di New York pada tanggal 11 September 2001
mengubah segalanya. Kinerja industri semikonduktor mengalami
penurunan paling tajam dalam sejarah, sementara perusahaan
dituntut untuk selalu kompetitif. Awal tahun 2002 menunjukkan
gejala perbaikan. Penjualan consumer electronics meningkat,
didorong oleh penjualan DVD, perekam-suara digital, dan kamera
digital. Tahun 2003 industri TI kembali menancapkan kakinya,
permintaan kembali menguat, dan hal ini mendorong peningkatan
harga saham perusahaan - perusahaan TI. Penjualan PC tumbuh
dengan mantap, wireless computing memperoleh momentumnya,
dan komputasi 64-bit memasuki arus utama.
Lembah Silicon (Silicon Valey) di California melahirkan
teknologi khususnya Teknologi Informasi (TI) yang setelah

xi
diimplementasikan di pasar mengubah tatanan industri,
masyarakat, dan bahkan tata hubungan dunia. Komputer salah
satunya. Ditemukannya bahan silikon yang memiliki sifat semi-
penghantar listrik (semi-conductor) mengilhami dibuatnya transistor
yang selanjutnya digunakan sebagai pengganti tabung hampa
udara (vacuum tube) yang sebelumnya digunakan sebagai
komponen inti perangkat elektronika. Perubahan besar terjadi
setelah digunakannya transistor. Ukuran fisik komputer yang
semula besar sekali berangsur mengecil, demikian pula kapasitas
pengolahan data melonjak cukup besar dibandingkan dengan
ketika masih menggunakan tabung hampa udara.
Perkembangan teknologi terus bergulir, transistor yang
semula ukurannya sudah seper-sekian dari tabung hampa udara,
dengan ditemukannya teknologi mikro elektronik dapat dibuat
semakin kecil dan dirangkai dalam sebuah integrated circuit (IC).
Awalnya, dalam satu IC yang berdimensi 0.5 x 3 x 1cm (tebal x
panjang x lebar), terdapat setidaknya 1000 transistor. Awal tahun
2006, dengan kemampuan yang makin berkembang, IC dengan
dimensi sama dapat terdiri dari 100.000 transistor. Akibat
peningkatan kemampuan untuk memperkecil ukuran IC, perangkat
elektronik digital berukuran makin kecil sementara kemampuannya
(features) makin banyak bahkan hampir tidak terbatas.
Intel muncul di masa komputer digital baru diperkenalkan.
Pembuat IC terbesar pada masa itu adalah Fairchild yang
mengoperasikan pabrik di banyak negara termasuk Indonesia.
Pendiri Intel – Bob Noyce dan Gordon Moore – meninggalkan
Fairchild setelah keduanya melihat peluang yang sangat besar
apabila mereka membangun bisnis sendiri. Intel semula menekuni
bisnis pembuatan chip IC yang digunakan sebagai Random Access
Memory (RAM). Dalam perjalanan waktu, dan sebagai reaksi atas
munculnya pemain baru dari Jepang (NEC, Fujitsu, Toshiba, Sharp,
dll.) maupun dari dalam negeri (USA), Intel akhirnya menghentikan
produksi RAM dan fokus hanya pada memroduksi microprocessor.
Tidak lama setelah Intel berdiri, tepatnya pada tanggal 1 Mei

xii
1969 Jerry Sander – mantan pegawai Fairchild – mendirikan
Adanced Micro Devices (AMD) yang produknya sebagian besar
sama dengan yang dibuat oleh Intel. Berdirinya AMD menambah
pemasok IC dan tentu saja mengubah situasi industri IC yang
semula dikuasai oleh Fairchild, Motorola, Texas Instrument, Zilog,
dan Intel. Dalam perjalanan waktu Fairchild perlahan – lahan
mengurangi perhatian pada produksi IC, sementara Motorola mulai
fokus pada perangkat telekomunikasi, sehingga praktis pada
industri microprocessor pemain utamanya tinggal Intel dan AMD.
Persaingan Intel versus AMD diawali pada tahun 1975
ketika Intel memberi lisensi kepada AMD untuk membangun
microprocessor-nya sendiri menggunakan rancangan
microprocessor 8080A karya Intel. Berangkat dari lisensi Intel inilah,
AMD membangun kompetensi barunya di industri microprocessor.
Perjalanan waktu membuktikan, pertarungan dua perusahaan ini
dalam memengaruhi standar komputer, agar produsen komputer
menggunakan processor hasil produksinya, tidak saja merupakan
pergulatan membangun teknologi baru, tetapi juga melibatkan
kegiatan mata – mata (industrial spionage), perjuangan di
pengadilan, serta melibatkan politisi dan pejabat pemerintah di
berbagai negara di mana kedua perusahaan ini eksis.

xiii
BAB XIII

13.1 PENETAPAN HARGA DENGAN INFORMASI TIDAK LENGKAP

Dalam sebuah kegiatan bisnis atau jual-beli tentu pasti akan


berkaitan soal harga baik itu harga jual maupun harga beli. Harga
menjadi pemeran yang sangat penting agar terjadi transaksi antara
produsen dengan konsumen. Oleh sebab itu, penetapan harga
secara lengkap sangat penting bagi perjalanan bisnis karena harga
menjadi sebuah cara perusahaan untuk mencapai target.

Strategi Penetapan Harga

Karena harga sangat penting artinya bagi bisnis dan perusahaan,


maka setiap perusahaan akan melakukan berbagai strategi dalam
menetapkan harga yang terbaik. Dalam strategi untuk menetapkan
harga, umumnya dibagi berdasarkan jenis produknya, produk baru
atau produk yang sudah beredar. Berikut ini adalah penjelasan
singkat strategi dalam melakukan penetapan harga

1. Cost Oriented Pricing (Penetapan harga berdasar pendekatan


biaya)

Merupakan cara paling umum yang banyak digunakan oleh


perusahaan, yakni dengan penetapan harga jual berdasar biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan menambahkan suatu
prosentase tertentu sebagai labanya. Terdapat tiga kelompok
dalam melakukan penetapan harga model ini yakni :

 Cost Plus Pricing Method (Metode Penetapan Harga Biaya-Plus),


yakni penetapan biaya yang banyak dilakukan oleh perusahaan
produksi. Penghitungannya dengan cara harga jual per unit produk
dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya per unit ditambah

xiv
jumlah tertentu sebagai laba yang dikehendaki. (Rumus: Biaya
Total + laba = Harga jual)
 Mark-up pricing (Metode Penetapan Harga Mark-Up), merupakan
penetapan harga yang dilakukan hanya dengan menambah laba,
cara ini banyak dilakukan oleh pedagang perantara karena mereka
tidak ada biaya-biaya produksi.(Rumus: Harga Beli + MarkUp =
Harga Jual)
 Target pricing, merupakan penetapan harga yang
dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI) yang
diinginkan.

2. Demand-Oriented Pricing (Penetapan harga


berdasar pendekatan kebutuhan/permintaan)

Menurut Djaslim Saladin (2003:96) Demand-Oriented


Pricing adalah Penentuan harga dengan mempertimbangkan
keadaan permintaan, keadaan pasar dan keinginan
konsumen. Demand-oriented pricing mendasarkan kepada tingkah
laku demand, misalnya harga tinggi apabila demand sangat kuat
dan harga rendah bilamana demand lemah.

Untuk menanggapi aneka macam konsumen yang mengiinginkan


suatu produk, maka cara yang biasa ditempuh adalah dengan
mengadakan diskriminasi harga. Macam-macam diskriminasi harga
yang dapat dilakukan misalnya adalah diskriminasi terhadap
teritorial (wilayah), kelompok customer (pelanggan), Waktu dan
kualitas atau bentuk produk.

3. Competition Oriented Pricing (Penetapan harga


berdasar pendekatan persaingan)

Competition oriented pricing merupakan penetapan harga yang


didasarkan kepada harga yang ditetapkan oleh pesaing, hal ini
dilakukan terutama untuk produk-produk yang bersifat homogen.
Beberapa metode penetapan harga yang dapat disebutkan sebagai
berikut:

xv
1. Perceived value pricing, yaitu penetapan harga dimana perusahaan
berusaha menetapkan harga setingkat dengan rata – rata industri.
2. Sealed bid pricing yaitu suatu penetapan harga didasarkan pada
tawaran yang diajukan oleh pesaing.

Tujuan Penetapan Harga

Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk mendapatkan keuntungan


yang sudah diperhitungkan dari produk atau jasa yang dijualnya.
Sehingga untuk mencapai tujuannya tersebut, sebuah perusahaan
akan melakukan penetapan terhadap harga bagi produk atau jasa
yang dimiliki. Selain itu ada beberapa tujuan dari penetapan harga
yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan, yakni:

1. Memaksimalkan Keuntungan atau Laba

Memaksimalkan keuntungan atau laba yang ingin diraih oleh


sebuah perusahaan adalah tujuan utama penetapan harga produk
atau jasa. Untuk mendapatkan keuntungan atau laba secara
maksimal, sebuah perusahaan tentu harus menetapkan range yang
cukup besar dari harga beli dan harga produksi suatu barang.
Semakin besar range, semakin besar pula keuntungannya.

Namun dalam menentukan range dan harga tentu tidak bisa


dilakukan semudah itu, karena akan berdampak pada beberapa
faktor lain seperti kemampuan pasar dalam membeli produk atau
jasa yang dijual. Sehingga sebuah perusahaan harus
memperhitungkan dengan cermat harga jual yang tepat untuk
dilepas ke pasar agar bisa mendapatkan keuntungan secara
maksimal.

2. Mendapatkan dan Mempertahankan Pasar

Meraih daya tarik dan mendapatkan pasar juga menjadi salah satu
tujuan sebuah perusahaan dalam menentukan harga yang akan
dilepas. Sebuah perusahaan harus memetakan target dan daya beli
pasar. Sehingga perusahaan dapat menentukan harga yang tepat

xvi
untuk dilepas di pasaran karena menetapkan harga yang tepat juga
bisa menarik perhatian pasar.

Meski tetap berkiblat pada tujuan awal untuk mendapatkan


keuntungan sebesar-besarnya, tetapi sebuah perusahaan tetap
harus melihat kemampuan pasar untuk membeli sesuai dengan
harga yang sudah ditetapkan, sehingga perusahaan dapat menarik
perhatian pasar. Mendapatkan dan mempertahankan pasar yang
sudah dimiliki juga berarti yang penting bagi sebuah perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan.

3. Melakukan Return of Investment atau Pengembalian Modal


Usaha

Selain mendapatkan keuntungan, sebuah perusahaan juga pasti


memiliki tujuan untuk dapat melakukan pengembalian modal usaha
dengan cepat. Sebuah perusahaan tentu mengincar cara untuk
mendapatkan tingkat Return of Investment yang tinggi. Sehingga
perusahaan dapat segera memiliki keuntungan bersih seperti yang
menjadi tujuan awalnya. Caranya agar mendapatkan return of
investment yang tinggi tentu dengan mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya.

Untuk mendapatkan keuntungan yang besar, tentu angka penjualan


yang harus dicapai oleh perusahaan harus besar pula. Namun, agar
dapat mencapai angka penjualan yang besar, perusahaan tentu
tidak menetapkan harga tinggi yang mengakibatkan pasar tidak
mampu menjangkau. Bila hal tersebut terjadi, alih-alih
mendapatkan keuntungan dan melakukan ROI, perusahaan justru
bisa merugi.

4. Melakukan Stabilitas Harga

Menetapkan harga jual suatu produk juga bertujuan agar dapat


melakukan stabilitas harga. Sebagai ilustrasi, bila dalam sebuah
pasar, suatu perusahaan melakukan penurunan harga jual maka

xvii
secara tidak langsung akan memaksa pesaingnya untuk melakukan
hal yang sama. Hal ini bisa berdampak positif maupun negatif,
terutama bagi beberapa industri yang sangat sensitif seperti minyak
bumi.

Stabilitas harga tidak hanya berdampak pada sebuah perusahaan


tetapi juga pada perusahaan lainnya yang bergerak pada industri
yang sama. Pentingnya stabilitas harga adalah untuk mencegah
perang harga yang bisa saja terjadi. Selain itu dengan stabilitas
harga juga dapat mempertahankan keutuhan sebuah perusahaan
dan memunculkan persaingan yang sehat.

5. Menjaga Kelangsungan dan Keutuhan Perusahaan

Sebuah perusahaan bisa saja menentukan harganya dengan titik


ekstrem yang sangat rendah dengan tujuan untuk menggaet pasar
sebanyak-banyaknya dan mengalahkan pesaing. Atau sebaliknya
titik ekstrem yang sangat tinggi agar bisa mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya. Namun tindakan seperti itu justru sangat
berbahaya karena dapat mengancam kelangsungan dan keutuhan
perusahaan.

Baik dalam titik ekstrem mana pun, meski tujuannya baik, tetapi bisa
berdampak negatif pada perusahaan. Titik harga ekstrem yang
sangat rendah membuat perusahaan tidak dapat menutup harga
operasional. Sementara titik harga yang terlalu tinggi membuat
perusahaan tidak mendapatkan pasar. Inilah yang menjadikan
penetapan harga yang tepat menjadi sangat penting.

Penetapan harga pada sebuah bisnis adalah sangat penting ,


terutama untuk menjaga keberlangsungan operasional bisnis.
Dengan perencanaan yang baik, Anda bisa menentukan harga
yang akan saling mengntungkan baik bagi bisnis Anda, maupun
bagi konsumen. Hal terpenting yang harus Anda lakukan adalah

xviii
mencatat semua biaya atau cost pada setiap produk atau jasa yang
Anda jual.

13.2 MARKUP PRICING

Mark up adalah sebuah peningkatan harga atau jumlah


rupiah yang telah ditambahkan pada biaya dari sebuah produk
untuk memproduksi harga jual. Perlakuan dari sebuah mark up bisa
membuat margin mengalami peningkatan. Margin sendiri
merupakan tingkat keuntungan awal yang diperoleh dari barang
atau jasa yang akan ditawarkan dalam satuan persen.

Mark up merupakan salah satu metode penentuan harga


yang biasanya dianggap paling simpel dan paling banyak
diterapkan. Metode ini adalah penentuan harga yang ditetapkan
dengan tujuan tersendiri, yakni untuk menutup biaya tidak langsung
serta laba rugi perusahaan. Rumus sederhana dalam
menghitung mark up adalah sebagai berikut:

HARGA JUAL = Biaya Beli Produk + Mark Up

Lawan dari mark up adalah mark down. Mark down merupakan


sebuah upaya penurunan dalam harga jual. Hal ini tidak terlepas
dari adanya pengurangan harga ritel awal atau pengurangan margin
berdasarkan pada fakta bahwa harga yang rendah ditujukan untuk
meningkatkan jumlah penjualan. Jadi, harga yang telah
diberlakukan mark down tidak berarti membuat pihak retail
mengalami kerugian.

Meskipun demikian, keuntungan yang diperoleh lebih sedikit dari


yang diharapkan di awal usaha. Pada umumnya, sebuah mark
down dilakukan dengan alasan untuk cuci gudang. Sama
seperti menaikkan harga, menurunkan harga atau mark down juga
memiliki rumus tersendiri dalam perhitungannya. Simaklah rumus
sederhananya di bawah ini:

HARGA JUAL = Biaya Beli Produk – Mark Down

Mark down sendiri merupakan pembedaan harga tingkat kedua.


Pasalnya, sebuah retail pasti sudah memberikan beban harga yang
berbeda pada konsumen yang berbeda berdasarkan pada sifat
penawaran.

xix
LAMPIRAN

01. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 16 Feb 2021

02. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 23 Feb 2021

03. Dokumentasi kelas Daring Tanggal 1 Maret 2021

xx
04. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 02 Mar 2021

(Lembar Jawaban QUIZ01)

05. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 9 Maret 2021

xxi
06. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 16 Maret 2021

07. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 23 Maret 2021

08. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 24 Maret 2021

xxii
09. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 30 Mar 2021

(Lembar Jawaban UTS)

xxiii
xxiv
10. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 31 Maret 2021

11. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 6 April 2021

12. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 13 April 2021

xxv
13. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 27 April 2021

14. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 4 Mei 2021

15. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 11 Mei 2021

xxvi
16. Dokumentasi Kelas Daring Tanggal 25 mei 2021

xxvii

Anda mungkin juga menyukai