Anda di halaman 1dari 3

PARADIGMA SEHAT

A. Definisi Paradigma Sehat


Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model
pembanguan kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait
dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya
yang lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan
kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan
kesehatan.
Paradigma sehat mengubah cara pandang terhadap masalah kesehatan
baik secara makro maupun mikro.
Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sektor harus
memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan, minimal memberi
sumbangan dalam pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.
Secara makro,

berarti bahwa pembangunan kesehatan harus menekankan pada upaya


promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilatif.

Paradigma sehat dengan sebutan :Gerakan Pembangunan Yang Berwawasan


Kesehatan dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1 Maret 1999.
Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban
dan kemanusiaan secara keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan
mental dan watak dalam pembangunan.
Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi , yaitu sebagai berikut:

1. pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif,
menjadi merupakan keperluan dan bagian dari hak asasi manusia (HAM).
2. Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan suatu investasi karena menjamin
tersedianya SDM yang produktif secara sosial dan ekonomi.
3. Kesehatan yang semula hanya berupa penanggulangan yang bersifat jangka
pendek ke depannya akan menjadi bagian dari upaya pengembangan SDM
yang bersifat jangka panjang.
4. Pelayanan kesehatan tidak hanya pelayanan medis yang melihat bagian dari
yang sakit/penyakit, tetapi merupakan pelayanan kesehatan paripurna yang
memandang manusia secara utuh.
5. Kesehatan tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat mental dan sosial.
6. Pelayanan kesehatan tidak lagi terpecah-pecah (fragmented), tetapi terpadu
(integrated).
7. Fokus kesehatan tidak hanya penyakit, tetapi juga bergantung pada
permintaan pasar.

8. Sasaran pelayanan kesehatan bukan hanya masyarakat umum (pelayanan


kesehatan pada fasilitas kesehatan umum), melainkan juga masyarakat
swasta (pelayanan kesehatan untuk perorangan/pribadi, misalnya homecare ).
9. Kesehatan bukan hanya menjadi urusan pemerintah, melainkan juga menjadi
urusan swasta.
10. Biaya yang ditanggung pemerintah adalah untuk keperluan publik (seperti
pemberantasan penyakit menular, penyuluhan kesehatan), sedangkan
keperluan lainnya perlu ditanggung bersama dengan pengguna jasa.
11. Biaya kesehatan bergeser dari pembayaran setelah pelayanan menjadi
pembayaran di muka dengan model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat.
12. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi ekonomi.
13. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi
berdasarkan aspirasi dari bawah (bottom up).
14. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah terdesantralisasi.
15. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreuner.
16. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan sebagai
mitra.
B. Latar belakang /Dasar Pemikiran Paradigma Sehat
Hidup sehat adalah hak asasi manusia, artinya sehat merupakan sesuatu yang
sangat esensial dalam diri manusia yang perlu dipertahankan dan dipelihara.
Sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif, bukanlah
hal yang konsumtif, melainkan prasyarat agar hidup kita menjadi berarti,
sejahtera dan bahagia.
Kesehatan merupakan salah satu dari tiga faktor utama yang sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia, disamping pendidikan dan
pendapatan (ekonomi). Oleh karena itu, kualitas kesehatan perlu dipelihara
dan ditingkatkan.
Sehat juga merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri. Mensyukuri karunia
dapat ditunjukan dengan perkataan, perasaan, dan perbuatan. Bersyukur
dengan perbuatan ditunjukan dengan memelihara kesehatan dan berupaya
untuk meningkatkannya.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada mengobati
penyakit. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan (promosi) dan
pencegahan penyakit (preventif) perlu ditekankan tanpa mengesampingkan
upaya penyembuhan dan pemulihan.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku, pelayanan
kesehatan, dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku memiliki konstribusi
yang sangat besar terhadap kualitas derajat kesehatan. Di pihak lain, faktor

lingkungan dan perilaku terkait dengan banyak sektor di luar kesehatan. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan dampak pembangunan semua sektor dibidang
kesehatan.
Adanya transisi demografis dan epidemologis, tantangan global dan regional,
perkembangan iptek, tumbuhya era desentralisasi, serta maraknya
demokratisasi disegala bidang, mendorong perlunya upaya peninjauan
kebijakan yang ada serta perumusan paradigma baru dibidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai