Anda di halaman 1dari 14

LITERATUR UNTUK ANAK DAN REMAJA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI

INDONESIA : MASALAH DAN SOLUSINYA

Essay Ini Diajukan sebagai UAS Mata Kuliah Literasi Untuk Anak dan Remaja

Disusun Oleh:
Derry Herdiana Wiguna

(1111025100057)

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

I.

Pendahuluan
Tidak ada satu pun orangtua di Indonesia bahkan di dunia ini yang ingin dikaruniai

seorang anak dengan kebutuhan khusus atau lebih dikenal dengan anak cacat baik fisik
maupun mental. Anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki masalah hidup yang melekat
dalam dirinya, misalnya kesulitan belajar, mengidap beberapa penyakit, keterlambatan
perkembangan motorik, alergi terhadap makanan atau bahkan gangguan kejiwaan yang
serius.Orangtua baru bisa menyadari anak-anak mereka berbeda dengan anak-anak normal
lainnya adalah saat anak-anak tumbuh semakin besar. Karena anak dengan kebutuhan khusus
tidak bisa dikenali sejak dia lahir. Anak-anak dengan kebutuhan khusus sama memiliki hak
yang sama dengan anak-anak normal lainnya, yaitu memperoleh pendidikan. Namun,
pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus adalah pendidikan khusus yang di
Indonesia adalah bentuknya Sekolah Luar Biasa atau yang biasa disingkat SLB.
Salah satu tugas pokok sekolah (Sekolah Luar Biasa) adalah membantu siswa untuk
mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tingkat dan jenis anak berkebutuhan
khusus. Seorang siswa dikatakan berhasil mencapai perkembangan yang optimal apabila ia
dapat menggunakan sisa kemampuannya secara optimal sesuai dengan derajat ketunaannya.
Namun kenyataannya masih banyak kesenjangan dalam mengantarkan anak untuk mencapai
perkembangan tersebut. Kesenjangan tersebut antara lain masih banyaknya anak
berkebutuhan khusus yang belum mampu melakukan aktivitas sehari-hari, padahal waktu di
sekolah ia mampu; kemandirian anak tunanetra yang kurang, karena dalam dirinya masih ada
rasa khawatir; prestasi anak yang belum sesuai dengan potensinya; bakat anak yang belum
mendapatkan tempat yang sesuai (berkembang secara optimal).1
Ketidakberhasilan tersebut tidak semuanya semata-mata karena ketunaan yang disandang
oleh anak-anak itu sendiri, tetapi ada juga karena ketidakmampuan pelaksana pendidikan baik
itu guru, maupun pustakawan di perpustakaan sekolah luar biasa maupun perpustakaan umum
untuk memfasilitasi secara individu kebutuhan para anak-anak berkebutuhan khusus,
sehingga dapat mengetahui berbagai hambatan-hambatan yang mereka hadapi. Untuk itu para
anak-anak berkebutuhan khusus perlu diupayakan dan dibantu untuk mengatasi berbagai
hambatan tersebut. Salah satunya adalah diberikan bahan bacaan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Namun di Indonesia bahan bacaan atau literatur untuk anak dan remaja
berkebutuhan khusus masih memiliki berbagai masalah. Oleh karena itu pada bagian
1

Edi Purwanta, BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Artikel diakses pada tanggal 03

Januari 2015 dar ihttp://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Edi %20Purwanta ,%


20%20M.Pd/Buku%20Ajar%20BK%20ABK%20-%20upload.pdf

selanjutnya akan dijelaskan masalah dan solusi dari literatur anak dan remaja berkebutuhan
khusus di Indonesia.

II.

Isi
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang

berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan
gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan
anak cacat.2
Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, Anak Berkebutuhan Khusus
memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan
potensi mereka. Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, bahwa jenis
pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No.
20 tahun 2003 memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi
peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang
berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan
secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Untuk jenjang pendidikan tinggi secara khusus belum tersedia.
Anak-anak berkebutuhan khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka. Kebutuhan-kebutuhan tersebut yang
menjadi masalah dalam pelayanan pendidikan khususnya dalam literatur bagi mereka anakanak berkebutuhan khusus, masalah-masalah tersebut akan saya jelaskan dalam poin-poin
sebagai berikut beserta solusinya:
a. Tunanetra
Anak-anak tunanetra yang memiliki keterbataan dalam indra penglihatan maka proses
pembelajaran tidak bisa membaca tulisan dalam bentuk buku biasa. Namun menekankan pada
alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu solusi dari
2

Anak Berkebutuhan Khusus, Artikel diakses pada tanggal 03 Januari 2015 http://id.wikipedia.org

/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus

masalah yang dihadapi oleh anak-anak dan remaja tunanetra terhadap bahan bacaan adalah
penulis di Indonesia harus membuat buku-buku yang memberikan pengajaran kepada
individu tunanetra dengan media yang digunakan adalah bersifat taktual dan bersuara,
contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata
seperti beberapa contoh di bawah ini :

Dari contoh-contoh buku bagi anak-anak tunanetra diatas, dapat dilihat bahwasannya
tema-tema yang diangkat sama saja seperti buku-buku untuk anak-anak kebanyakan yang
normal yaitu tentang cerita fabel, fantasi, sehari-hari dan juga buku yang mengajarkan
matematika. Namun yang menarik bahwasannya walaupun buku tersebut ditujukan bagi
anak-anak tunanetra namun buku tersebut berwarna-warni dan memiliki ilustrasi yang
menarik jika dilihat, selain itu juga beberapa buku dilengkapi juga dengan teks biasa. Hal
tersebut dimaksudkan agar buku tersebut tidak hanya bisa dibaca untuk para penyandang
tunanetra saja namun juga bisa dibaca oleh kita yang memiliki penglihatan normal, jadi buku
tersebut bisa mendukung terjadinya aktifitas reading aloud oleh orang tua, guru ataupun
pustakawan bisa membacakannya kepada para anak-anak tunanetra.

Anak-anak dan remaja tunanetra yang memiliki ketertarikan akan musik menemui
kebuntuan karena di indonesia belum ada, walaupun ada juga sangat jarah sekali buku-buku
musik yang khusus ditujukan bagi anak-anak tunanetra. Oleh karena itu dibutuhkan sekali
manual book musik bagi para tunanetra di Indonesia seperti yang ada di Amerika Serikat,
para musisi tunanetra mengandalkan skor musik braille yang tersedia melalui Layanan
Perpustakaan Nasional untuk orang buta dan Cacat Fisik di Perpustakaan Kongres.
Transcribers harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang kode sastra dan musik
braille dalam rangka mempersiapkan skor tersebut. Pelatihan manual ini, Pengantar Braille
Musik Transkripsi, menjelaskan kepada siswa Transcribers teknik dan metode produksi skor
musik braille. Buku tersebut berjudul Mary Turner De Garmo. Pengantar Braille Musik
Transkripsi, vol. 1. Revisi dan diedit oleh Lawrence R. Smith, Bettye Krolick, Beverly
McKenney, dan Sandra Kelly. Washington, DC: Layanan Perpustakaan Nasional untuk orang
buta dan Cacat Fisik, Library of Congress 2005.3

Selain buku-buku braille yang memang khusus ditujukan bagi para penyandang
tunanetra, mereka juga berhak mendapatkan apresiasi dan dukungan moral dengan dibuatnya
buku-buku yang memuat kisah kisah para penyandang tunanetra. Buku tersebut bisa dicetak
dengan huruf braille maupun huruf biasa. Jika ditulis dengan huruf braille maka ditujukan
3

Braille Music Transcription, Artikel diakses pada tanggal 03 Januari 2015 di

http://www.loc.gov/exhibits/louis-braille/exhibition-items.html

untuk panduan para anak tunanetra dalam menjalani hidupnya sehari-hari. Namun jika ditulis
dalam huruf biasa maka ditujukan bagi kita yang normal untuk memahami bagaimana kita
memandang dan memperlakukan mereka secara layak dan baik.

Seharusnya perpustakaan di Indonesia, khususnya Perpustakaan Nasional Republik


Indonesia mencontoh Perpustakaan Kongres di Amerika Serikat dalam memberikan layanan
bagi Penyandang tunanetra. Layanan Nasional Perpustakaan untuk orang buta dan Cacat
Fisik / The National Library Service for the Blind and Physically Handicapped (NLS),
Library of Congress, mengelola program perpustakaan nasional gratis yang menyediakan
braille dan mencatat bahan-bahan untuk orang-orang yang tidak dapat melihat cetak biasa
atau menangani bahan cetak. Didirikan oleh Undang-undang Kongres pada tahun 1931 untuk
melayani orang dewasa buta, program ini diperluas pada tahun 1952 untuk memasukkan
anak-anak, pada tahun 1962 untuk menyediakan bahan musik, dan sekali lagi pada tahun
1966 untuk memasukkan individu dengan cacat fisik lainnya yang mencegah membaca cetak
biasa. Di bawah ketentuan khusus undang-undang hak cipta AS dan dengan izin dari penulis
dan penerbit karya yang tidak tercakup oleh ketentuan itu, NLS memilih buku dan majalah
untuk publikasi full-length di braille, e-braille, dan audio digital. Bahan-bahan bacaan yang
diedarkan ke peustaka yang memenuhi syarat, jaringan bekerja sama perpustakaan regional
dan subregional dan pusat-pusat konsultasi dan penjangkauan di seluruh Amerika Serikat,
dan untuk warga Amerika yang tinggal di luar negeri. Bahan-bahan dan peralatan pemutaran
bebas diperlukan untuk membaca buku audio dan majalah yang dikirim ke peminjam dan
kembali ke perpustakaan melalui surat pos-bebas. Audio dan braille bahan digital juga
tersedia melalui NLS Braille dan Audio Reading Download (Bard) layanan online.
Buku yang dipilih untuk koleksi NLS berdasarkan daya tarik penyandang tunanetra
dalam berbagai kepentingan. Buku terlaris, biografi, fiksi, dan buku-buku yang diminati.

Koleksinya meliputi buku dalam bahasa Spanyol dan beberapa judul dalam bahasa lain. Buku
untuk pemuda-dari prasekolah ke dewasa muda-disediakan dalam audio, braille, dan cetak /
braille.Peminjam terdaftar belajar dari buku-buku baru ditambahkan ke koleksi melalui dua
publikasi dua bulanan: Braille Resensi Buku dan Talking Book Topik. NLS koleksi buku dan
sumber daya lainnya dari instansi bekerja sama tercantum dalam Katalog NLS Union, yang
dicari di www.loc.gov/nls.Sedangkan untuk Majalah yang dipilih untuk program ini dalam
menanggapi kepentingan pembaca ditunjukkan. NLS menghasilkan 41 audio dan 34 judul
majalah braille. Pembaca dapat berlangganan judul seperti People, National Geographic, dan
Consumer Reports di audio dan ESPN: The Magazine dan New York Times Besar Cetak
Weekly di braille. Berbagai majalah untuk anak-anak juga tersedia. Isu-isu saat ini dikirim ke
pembaca tak lama setelah masalah cetak dilepaskan.
Para penyandang tunanetra yang tertarik dalam bahan musik dapat menerimanya
langsung dari Bagian NLS Music. Koleksinya terdiri dari nilai, buku pelajaran, dan buku di
braille dan besar cetak. Bahan apresiasi musik pada berbagai topik dan self-instruksi untuk
suara, piano, organ, keyboard, gitar, recorder, akordeon, banjo, harmonika, dan instrumen
lain yang tersedia pada cartridge audio. Semua judul audio dan skor braille dan buku juga
tersedia secara online melalui Bard.Selain itu, NLS mengkompilasi dan menghasilkan tiga
publikasi musik dalam bentuk yang dapat diakses: Mainstream Musik; Kontemporer Suara
Track: Sebuah Tinjauan Pop, Jazz, Rock, dan Negara; dan Populer Musik Timbal Sheets.
Bard adalah layanan berbasis web yang menyediakan akses ke ribuan buku khusus
format, majalah, dan bahan musik. Bahan-bahan yang sama yang ditawarkan pada cartridge
digital juga tersedia untuk di-download di audio atau braille format kompresi. Layanan yang
dilindungi sandi dioperasikan sebagai kemitraan antara NLS dan jaringan bekerja sama
perpustakaan. Dengan aplikasi Bard Mobile, pembaca dapat men-download dan bermain
materi audio pada iPhone, iPad, atau iPod touch (NLS bekerja pada sebuah aplikasi Android).
Pembaca Braille dapat membaca materi pada tampilan braille disegarkan dengan koneksi
Bluetooth.Pemustaka yang dipinjamkan peralatan pemutaran gratis untuk digunakan dengan
bahan bacaan audio yang direkam pada cartridge atau di-download dari Bard. Digital mesin
bicara-book bermain rekaman digital buku dan majalah dan datang dalam dua model: standar
dan maju. Kedua model menyediakan suara berkualitas tinggi, menawarkan kontrol
kecepatan variabel, dan memiliki built-in instruksi audio. Pemain canggih juga
memungkinkan bookmark dan navigasi, memungkinkan pembaca untuk melompat ke bagian
yang berbeda dari sebuah buku. Aksesoris untuk mesin berbicara-buku digital termasuk
headphone ringan, pembicara bantal, adapter untuk memfasilitasi penggunaan komersial USB

flash drive, dan switch napas. Pembaca dengan gangguan pendengaran yang signifikan dapat
meminta headphone amplifier.
Relawan yang berkontribusi dalam memberikan layanan penting untuk program NLS
di bidang transkripsi braille dan proofreading, produksi audiobook, layanan perpustakaan,
dan perbaikan mesin. NLS mensponsori kursus korespondensi bebas yang mengarah ke
sertifikasi dalam transkrip braille (sastra, musik, dan matematika) dan proofreading braille.
Kelompok rekaman lokal dapat meminta pelatihan dalam produksi buku audio, dan
perpustakaan jaringan melibatkan relawan dalam berbagai layanan proyek pemeliharaan.
Kelompok relawan nasional juga membantu perpustakaan jaringan dalam memperbaiki
peralatan pemutaran. NLS dan perpustakaan yang bekerja sama menanggapi pertanyaan
tentang berbagai aspek kebutaan dan cacat fisik. Layanan gratis ini tersedia untuk individu,
organisasi, dan perpustakaan. Publikasi yang dihasilkan dari query tersebut tersedia secara
gratis

dalam

berbagai

format.

Untuk

daftar

apa

yang

tersedia,

kunjungi

www.loc.gov/nls/reference/index.html.4
Perpustakaan Nasional Republik seharusnya mengikuti langkah-langkah yang
diberikan Layanan Nasional Perpustakaan untuk orang buta dan Cacat Fisik Library of
Congress kepada para pemustakanya yang menyandang tunanetra.
b. Tunagrahita
Anak-anak Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan
berada dibawah rata-rata memiliki ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul
dalam masa perkembangan. Selain itu individu tunagrahita memiliki masalah dalam
kemampuan bina diri dan sosialisasi. Oleh karena itu anak-anak remaja yang menyandang
tunagrahita diberikan buku-buku yang ditulis khusus mereka baik itu oleh penulis maupun
pustakawan. Buku-buku yang ditujukan adalah buku-buku yang dapat meningkatkan
kemampuan mereka dalam bersosialisasi dalam kelarga dan masyarakat seperti buku berikut
ini :

Books for Individuals Who Are Blind or Have a Physical Disability, Artikel diakses pada tanggal 03 Januari 2015

di http://www.loc.gov/nls/reference/factsheets/annual.html

Dalam buku ini diceritakan seorang anak yang memiliki keingintahuan yang tinggi,
hal itu ditunjukkan dengan banyaknya petanyaan yang diajukan terhadap ayahnya tentang
siapa saja orang-orang yang ayahnya temui setiap hari. Buku ini cocok sekali diberikan
kepada anak-anak penyandang tunagrahita karena dapat mengajarkan mereka dalam
bersosialisasi bai itu kepada keluarga maupun masyarakat di lingkungan sekitarnya baik itu di
sekolah maupun lingkungan rumah.
c. Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik
permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu
tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara.
Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah
dipatenkan secara internasional. Oleh karena itu anak-anak penyandang tunarungu
membutuhkan buku-buku yang menggunakan bahasa isyarat yang berisi panduan maupun
kosakata baru dalam bahasa isyarat. Seperti dalam buku-buku berikut ini :

Selain itu mereka juga selain membutuhkan panduan buku isyarat, mereka juga
membutuhkan buku yang merepresntasikan mereka sebagai penyandang tunarungu,
seharusnya penulis di Indoensia menulis cerita-cerita yeng mengangkan tokoh tokoh seperti
penyandang tunarungu seperti bukudberikut :

Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1986 kisah ini mengangkat cerita anak-anak
tunarungu yang dapat menjelajahi dunia dengan dan tanpa alat pembantu pendengaran. Buku
ini menurut saya dapat membangun kepercayaan diri anak tunarungu yang bermanfaat bagi
perkembangan mental mereka.
d. Anak-Anak Berkebutuhan Khusus
Anak-Anak Berkebutuhan Khusus kerap kali kurang tangkas dan keseimbangan
dalam perihal Gerak Motorik Kasar (Gross), sedangkan dalam Gerak Motorik Halus (Fine)
Anak-Anak Berkebutuhan Khusus kerap kurang terampil dan terkordinir dalam
melaksanakan salah satu tugas maka dari itu diperlukan buku yang mengajarkan mereka akan
hal-hal yang bisa menolong mereka dari kekurangan mereka seperti misalnya quite book
yang pernah saya buat seperti berikut ini :

10

Buku quiet book yang waktu itu saya buat berisi tentang aktifitas sehari-hari anakanak seperti memakai sepatu, memasang kancing d.l.l. yang terlihat mudah bai anak-anak
normal, namun sulit dilakukan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Oleh karena itu anakanak berkebutuhan khuss memerlukan buku-buku sejenis ini untuk mereka agar mereka bisa
mandiri.
e. Anak-anak disabel dan tunadaksa
Anak-anak disabel dan tunadaksa memiliki keterbatasan fisik seperti tidak memiliki
anggota tubuh yang lengkap dan lainnya

yang menyebabkan mereka tidak memiliki

kepercayaan diri yang tinggi dan rendah diri. Oleh karena itu penulis-penulis di Indonesia
seharusnya membuat buku-buku yang mengangkat mereka di dalam tokohnya dengan apa
adanya tanpa mengurangi sehingga sesuai dengan kenyatan yang ada di masyarakat. Bukubuku yang bertemakan anak berkebutuhan khusus bertujuan meningkatkan semangat mereka,
bahwasannya tidak ada perbedaan antara mereka dengan anak-anak normal lainnya jika
mereka percaya diri dan mau berusaha keras. Di luar negeri sudah banyak buku-buku yang
bertemakan seperti itu, nmaun di Indonesia masih jarang sekali. Yang saya ketahui ada satu
buku yang mengangkat tema penyandang cacat atau tunadaksa hasil karya penulis Indonesia.
Buku terbitan balai pustaka yang berjudul Tuti
Menemukan Jalannya karya A. Soeroto

ini,

dikisahkan seorag anak yang bernama Tuti yang


memiliki kekurangan yaitu memiliki cacat kaki.
Ayah dan ibunya dengan sabar dan penuh
kelembutan membimbing putrinya. Akhirnya anak
tersebut

dapat

kurangnya

berhasil

sehingga

mengatasi

membahagiakan

perasaan
seluruh

keluarganya.
Anak yang memiliki kekurangan atau cacat,
biasanya memiliki perasaan yang peka. Ia mudah
sekali tersinggung, emosinya lekas meluap. Oleh
karena itu anak yang semacam ini membutuhkan bimbingan yang khusus dan memerlukan
kesabaran, kasih sayang serta motivasi. Oleh karena itu, sangat perlu motivasi bagi anak-anak
cacat baik itu melaui orang tua, teman maupun dari bahan bacaan. Satu hal yang perlu dicatat
di sini adalah, bahwa masih jarang cerita-cerita yang bertemakan anak cacat dengan dunia
pengalaman sendiri. Buku yang berjudul Tuti Menemukan Jalannya ini mudah-mudahan
dapat mengisi kekurangan jenis bacaan itu.

11

III.

Penutup

Anak-anak berkebutuhan khusus wajib mendapatkan hak pendidikan di sekolah (Sekolah


Luar Biasa) yag dapat membantu siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal sesuai
dengan tingkat dan jenis anak berkebutuhan khusus. Namun, masih banyaknya anak
berkebutuhan khusus yang belum mampu melakukan aktivitas sehari-hari, padahal waktu di
sekolah ia mampu. Oleh karena itu ia butuh suatu bacaan atau literatur yang tepat bagi
mereka untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang mereka jalani. Buku bacaan bagi
mereka hampir sama dengan anak-anak normal lainnya hanya saja medianya disesuaikan
dengan ketunaanya. Tema-temanya pun disesuaikan dengan kebutuhan dan ketunaan mereka
namun intinya yaitu sama membantu mereka untuk keluar dari rasa minder dan rendah diri
untuk keluar ke permukaan dan bisa bergabung di tengah-tengah masyarakat.

12

Daftar Pustaka

Wopperer E. Inclusive Literature in the Library and the Classroom. Knowledge Quest [serial
online]. January 2011;39(3):26-34. Available from: Library, Information Science &
Technology Abstracts with Full Text, Ipswich, MA. Accessed January 2, 2015.

Emmerson, J., Fu, Q., Lendsay, A., & Brenna, B. (2014). Picture book characters with
disabilities: Patterns and trends in a context of radical change. Bookbird, 52(4), 12-22.
Retrieved from http://search.proquest.com/docview/1622339373?accountid=25704

Van Hart, R.,F., & Fink, L. S., R.W.T. (2012). A case for the autistic perspective in young
adult literature. English Journal, 102(2), 27-36. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/1315166543?accountid=25704

Brenna, B. (2013). Mindful portrayals: Using fiction to create awareness, understanding, and
support for people with autism and developmental disabilities. Education and
Training in Autism and Developmental Disabilities, 48(4), 514-521. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/1503664472?accountid=25704
Edi Purwanta, BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.
Artikel diakses pada tanggal 03 Januari 2015 dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/
files/pendidikan/Dr.%20Edi %20Purwanta ,%20%20M.Pd/Buku%20Ajar%20BK
%20ABK%20-%20upload.pdf
Anak Berkebutuhan Khusus, Artikel diakses pada tanggal 03 Januari 2015 dari :
http://id.wikipedia.org /wiki/Anak_berkebutuhan_khusus
Braille Music Transcription, Artikel diakses pada tanggal 03 Januari 2015 di
http://www.loc.gov/exhibits/louis-braille/exhibition-items.html

Books for Individuals Who Are Blind or Have a Physical Disability, Artikel diakses pada
tanggal 03 Januari 2015 di http://www.loc.gov/nls/reference/factsheets/annual.html

13

Anda mungkin juga menyukai