STRATEGI PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI
SAMBUTAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Bahan Ajar Diklat
Berjenjang PTK PAUD Tingkat Lanjutan. Pedoman ini merupakan salah satu
pengimplementasian kebijakan dalam pembinaan PTK PAUD, sekaligus menjadi referensi
bagi pihak-pihak yang peduli pada peningkatan mutu PTK PAUD, khususnya Pelatih Diklat
Berjenjang PTK PAUD Tingkat Lanjutan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI),
Kemdikbud merupakan institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap Pembinaan
PTK PAUDNI termasuk Pembinaan PTK PAUD. Dalam Undang-undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 disebutkan bahwa PAUD dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Keberhasilan
penyelenggaraan PAUD tidak terlepas dari peran Pendidik PAUD, mengingat tugas utamanya
adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada satuan pendidikan jenjang PAUD. Untuk menjalankan tugas utama
tersebut seorang Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Selain itu seorang Pendidik juga harus
memiliki kualifikasi minimal S1/D-IV (Permendiknas nomor 16 tahun 2007 dan
Permendiknas nomor 58 tahu 2009).
Ditjen PAUDNI telah berupaya melakukan berbagai pembinaan baik dalam hal peningkatan
kualifikasi, pembinaan karir dan kompetensi, pemberian penghargaan dan peningkatan
kesejahteraan kepada PTK PAUD (baik jalur pendidikan formal maupun nonformal). Pada
tahun 2011 dan 2012 telah diselenggarakan Diklat Pendidik PAUD tingkat Dasar melalui
bantuan dari pemerintah pusat, dengan jumlah sasaran sebanyak 4.025 (425 + 3.600) orang.
Tahun 2013 direncanakan sebanyak 7.200 orang.
Dengan adanya Bahan Ajar Diklat Berjenjang PTK PAUD ini, diharapkan tuntutan standar
kompetensi PTK PAUD dapat dipenuhi sehingga layanan PAUD semakin bermutu. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas dukungannya terutama stakeholders
pendidikan di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota yang telah memberikan
konstribusinya dalam peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Informal.
Jakarta,
Maret 2013
Direktur Jenderal PAUDNI,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Dit. PPTK PAUDNI), Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI) dapat
menyelesaikan Bahan Ajar Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini ini.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 58 tahun 2009 tentang
Standar PAUD mengamanatkan bahwa seluruh PTK PAUD harus memiliki
kualifikasi dan kompetensi minimum agar dapat melakukan pelayanan kepada
peserta didik secara maksimal. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk terus
mendorong peningkatan kualitas PTK PAUD, yang pada akhirnya diharapkan
menjadi agen bagi peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini. Berkaitan
dengan pengembangan kompetensi, Dit. PPTK PAUDNI telah menyusun
Sistem Pelatihan Berjenjang yang mengacu pada tuntutan standar kompetensi
dalam peraturan menteri tersebut di atas. Pedoman serta seluruh bahan ajar
diklat berjenjang tersebut telah disusun sesuai dengan harapan minimal PTK
PAUD.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada T. Yulia Djuhana
sebagai penulis serta semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam
proses penyusunan Pedoman dan Bahan Ajar Diklat Berjenjang ini.
Halaman:
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B Tujuan ..
C Ruang Lingkup
D Petunjuk Belajar .
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A Kompetensi .
B Indikator
C Materi/Submateri
D Metode .
E Penilaian ..
F Alokasi Waktu .
G Sumber Belajar
H Metode dan Media Pembelajaran
A URAIAN MATERI
1
2
3
4
5
5
6
6
6
6
6
6
9
11
13
16
29
30
34
37
43
45
46
46
47
A Bahan Tayang
B Kunci Jawaban
57
A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya
Ketika anak didik kita lulus dari kehidupan sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan
tetapi mereka miskin aplikasi.
Untuk mengaplikasikan hasil belajar, guru sebagai pendorong utama dan
pelaksana kegiatan belajar, harus memiliki kemampuan mengembangkan strategi
pembelajaran. Suasana dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya
lebih aplikatif.
Pembelajaran bagi anak usia dini, lebih banyak aktifitas uji coba, bermain sosial seperti
halnya bermain peran, dan kegiatan stimulatif lainnya.
Peran guru sangat menentukan dalam kegiatan pembelajaran, karena guru
merupakan motivator dan penyampai ilmu pengetahuan atau informasi kepada anak
didik sehingga anak didik mendapatkan pengalaman dan pengayaan dirinya sendiri.
Untuk memberikan pengayaan kepada anak didik, sebaiknya guru harus mempunyai
langkah yang tepat agar pembelajaran mencapai hasil yang diharapkan.
Guru sebagai sumber belajar merupakan kunci utama atas keberhasilan anak
didik sebagai pembelajar. Peran guru sangat penting karena berkaitan erat dengan
penguasaan materi belajar atau kurikulum pada umumnya. Apapun yang ditanyakan
anak didik tentang materi belajar, guru harus memiliki keyakinan untuk menjawabnya
sehingga anak didik dapat memperoleh informasi yang memadai. Oleh
karena itu,
strategi pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai
dengan optimal sesuai dengan yang direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat
dengan kehidupan anak di luar lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Oleh karena itu,
mengenali dan memahami sifat anak merupakan bekal yang sangat berharga bagi
pendidik agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan
metode yang tepat dalam setiap kegiatan belajar (bermain) yang diselenggarakan,
sesuai dengan usia, tahap perkembangan, kebutuhan, minat belajar anak.
Dengan tersusunnya bahan ajar diklat ini diharapkan semua peserta diklat dapat
memahami tentang strategi pembelajaran pada anak usia dini secara menyeluruh dan
mempraktekannya dalam proses pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran dapat
B. Tujuan
Tujuan dari bahan ajar diklat Strategi Pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
1. Peserta dapat menjelaskan standar proses pendidikan anak usia din (Permen
No.58 tahun 2009)
C. Ruang Lingkup
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka ruang lingkup pembahasan adalah
sebagai berikut.
1. Standar proses pendidikan anak usia din (Permen No.58 tahun 2009)
2. Pengertian dan ruang lingkup strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
PAUD
3. Prinsip-prinsip strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran anak usia dini
4. Latar belakang, filosofi, dan prinsip pembelajaran berpusat pada anak
5. Strategi pembelajaran anak usia dini
6. Model pendekatan pembelajaran berpusat pada anak
7. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator
8. Strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
9. Strategi penilaian perkembangan anak
10. Praktek/ simulasi pembelajaran dengan berbagai pendekatan pembelajaran anak
usia dini
D. Petunjuk Belajar
1. Bacalah dengan cermat secara tuntas bagian demi bagian bahan belajar ini
agar anda dapat memahami isi dan tujuan materi ini
2. Apabila Anda menemukan kata-kata asing yang dianggap baru. Carilah
pengertian kata-kata tersebut dalam kamus yang anda miliki.
3. Telaah dan pahami maksud dan tujuan isi bahan belajar ini dan diskusikan
dengan teman sejawat Anda agar memperoleh interpretasi dan pengertian
yang sama..
4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang
relevan.
A. Kompetensi
Peserta
diklat
dapat
memiliki
kemampuan
dalam
mengembangkan
strategi
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan kondisi lingkungan belajar
yang sudah direncanakan.
B. Indikator
1. Menjelaskan standar proses pendidikan anak usia din (Permen No.58 tahun
2009)
2. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran PAUD,
3. Menjelaskan prinsip-prinsip strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
anak usia dini
4. Menjelaskan latar belakang, filosofi, dan prinsip pembelajaran berpusat pada anak
5. Menjelaskan strategi pembelajaran anak usia dini
6. Menjelaskan model pendekatan pembelajaran berpusat pada anak
7. Menjelaskan peran guru sebagai fasilitator dan motivator
8. Menjelaskan strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
9. Menjelaskan strategi penilaian perkembangan anak
10. Mempraktekkan/ melakukan simulasi pembelajaran dengan berbagai pendekatan
pembelajaran anak usia dini
C. Materi/Sub Materi
1. Standar proses pendidikan anak usia din (Permen No.58 tahun 2009)
2. Pengertian dan ruang lingkup strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
PAUD,
3. Prinsip-prinsip strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran anak usia dini
4. Latar Belakang, filosofi,dan prinsip pembelajaran berpusat pada anak
5. Strategi pembelajaran anak usia dini
6. Model pendekatan pembelajaran berpusat pada anak
7. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator
8. Strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
9. Strategi penilaian perkembangan anak
10. Praktek/ simulasi pembelajaran dengan berbagai pendekatan pembelajaran anak
usia dini
D. Penilaian
Penilaian yang diberikan akan dilakukan melalui:
1. Test (terulis, Lisan)
2. Observasi
3. Refleksi
4. Rancangan pembelajaran dengan pendekatan sesuai dengan perkembangan anak
usia dini
E. Alokasi Waktu
Materi Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini ini disajikan selama 8 jampel dengan
alokasi waktu @ 45 menit , teori 2 jam dan praktek 6 jam.
F. Media Pembelajaran
1. Laptop
2. LCD Projector
3. Bahan-bahan praktek
A. Uraian Materi
suasana
pembelajaran
diarahkan
agar
anak
didik
dapat
mengembangkan potensi dirinya, hal ini berarti proses pendidikan harus berorientasi
pada pembelajaran berpusat pada anak.
Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, keterampilan sosialisasi dengan masyarakat, bangsa dan negara. Dengan
demikian proses pendidikan berujung pada pembentukan sikap, pengembangan
Dengan
demikian
strategi
pembelajaran
menekankan
kepada
teori/asumsi serta kinerja refleksi yang kuat dan mendalam dari penemu
atau penciptanya.
b. seperangkat asumsi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
Contohnya pendekatan Maria Montessori, Bank Street, High Scope, Reggio
Emilia, kurikulum kreatif, BCCT, dan pendekatan PAUD lainnya
Metode pembelajaran adalah :
a. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal.
Cara yang digunakan dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan
pembelajaran
b. Cara agar peserta melakukan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran
Contohnya ceramah, tanya jawab, menyanyi, bercerita, mendongeng, bermain
peran, demonstrasi, diskusi ,dan sebagainya
Teknik
pembelajaran
adalah
suatu
cara
pengelolaan
secara
Beberapa kriteria yang penting untuk menjadi pertimbangan guru dalam memilih
strategi pembelajaran, adalah sebagai berikut.
1. Karakteristik tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan domain fisikmotorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika. Selain dari aspek
domain tersebut, dapat juga untuk mengembangkan pemahaman anak
mengenai nilai-nilai, etika dan sebagainya.
2. Karakteristik anak sebagai peserta didik
baik
usianya
maupun
perilaku. Oleh karena itu, penting bagi guru dalam merancang strategi
pembelajaran, untuk memikirkan juga tempat yang akan dipakai agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, sentra bermain alam agar
dilakukan di luar ruangan, dikarenakan kegiatan dalam sentra tersebut
lebih banyak menggunakan bahan-bahan sifat cair, sehingga akan
terhindar dari terjatuhnya anak karena lantai yang licin, dan sebagainya.
4. Karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak. Guru
dapat melibatkan orang tua dan lingkungan sekitar sekolah dalam
menetapkan tema dan bahan ajar untuk anak. Misalnya, guru dapat
memaksimalkan kekayaan alam yang ada di sekitar lingkungan sekolah
untuk dijadikan bahan ajar. Dengan memaksimalkan potensi alam di
sekitar lingkungan anak, maka anak akan menjadi lebih peka terhadap
lingkungannya.
Selain
memaksimalkan
potensi
alam,
dapat
juga
tersebut
merupakan
komponen
yang
utama,
segala
aktifitas
pembelajaran antara guru dan anak didik sangat penting, sebab \pembelajaran
adalah proses kegiatan yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu
strategi pembelajaran dapat dirasakan keberhasilannya bila anak didik mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian guru harus terlebih
dulu menetapkan tujuan pembelajaran sebelum memberikan pelayanan kepada
anak didik, seperti pembuatan rencana kegiatan harian, mingguan maupun
bulanan atau yang biasa disebut dengan lesson plan. Dalam lesson plan, selain
menetapkan kegiatan dan materi yang akan disampaikan, perlu juga menetapkan
tujuan dari kegiatan tersebut.
2. Aktivitas
Pembelajaran bukan saja menghafal fakta atau sekedar informasi, tetapi
pembelajaran adalah berbuat untuk memperoleh pengalaman baru. Oleh karena
itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong anak didik untuk banyak
melakukan uji coba dan permainan-permainan baru, meliputi aktifitas yang
bersifat psikis seperti aktifitas mental.
3. Individualistis
Pembelajaran adalah usaha mengembangkan setiap individu anak didik,
sebaiknya standar keberhasilannya ditentukan oleh standar keberhasilan guru,
semakin tinggi standar keberhasilan, semakin berkualitas proses pembelajaran.
4. Integritas
Pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja,
tetapi harus mengembangkan aspek lain, yaitu afektif dan psikomotor. Oleh
karena itu strategi pembelajaran harus mengembangkan aspek-aspek tersebut
secara integrasi, salah satunya metode diskusi tidak hanya mendorong
intelektual anak didik, tetapi mereka didorong secara keseluruhan untuk bersikap
jujur, tenggang rasa dan lainnya.
Di dalam peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 Bab IV pasal 19 dikatakan
bahwa proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi anak didik untk berpartisipasi aktif,
berprakarasa, kreatif dan mandiri sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis anak didik.
5. Interaktif
Interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan dari guru ke anak didik, melainkan mengajar
sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang anak untuk
belajar. Dengan demikian melalui proses interaksi memungkinkan anak
berkembang baik mental maupun intelektual.
6. Inspiratif,
Inspiratif mengandung makna agar setiap anak didik selalu mencoba dan
melakukan hal-hal yang baru dengan mendapatkan informasi dan dapat
memecahkan masalahnya sendiri. Dengan demikian guru harus memberikan
kesempatan kepada setiap anak didik agar dapat berbuat dan berpikir sesuai
dengan inspirasinya.
7. Menyenangkan,
Menyenangkan mengandung makna bahwa pembelajaran untuk anak didik
terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu guru harus
mengupayakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, dimulai dengan
penataan lingkungan main yang apik dan menarik, serta memenuhi unsur
kesehatan, mulai dari kebersihan lingkungan main, pengaturan cahaya apabila
belajar di dalam ruangan, ventilasi yang baik, dan memenuhi unsur keindahan.
Misalnya cat dinding yang segar dan bersih, lukisan dan karya-karya anak yang
tertata rapi, media dan sumber belajar yang relevan, dan bahasa tubuh guru
yang mampu membangkitkan motivasi belajar anak didik.
8. Menantang,
Menantang mengandung makna bahwa pembelajaran adalah proses yang
menantang anak didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir untuk
merangsang kerja otak secara maksimal.
Kemampuan menantang dapat melalui aktifitas kerja anak dengan mencoba
berbagai kegiatan main memanfaatkan bahan main yang berasal dari daundaunan, tanah liat, lumpur, dan lain-lain sehingga secara tidak langsung anak
sudah berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.
Apabila guru hendak memberikan informasi, harus mampu membangkitkan
anak didik menelan untuk memikirkan sebelum mengambil kesimpulan.
9. Motivasi,
Motivasi mengandung makna dorongan dari dalam jiwa anak didik untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam
diri anak didik manakala anak didik merasa membutuhkan. Oleh karena itu guru
harus dapat menunjukkan pentingnya setiap anak mempunyai pengalaman dan
materi belajar untuk kebutuhan dirinya, dengan demikian anak didik belajar tidak
sekedar memperoleh nilai atau pujian melainkan didorong oleh rasa ingin tahu
sesuai kebutuhannya.
A.4. Latar Belakang, Filosofi dan Prinsip Pembelajaran Berpusat Pada Anak
A.4.1. Latar Belakang Pembelajaran PAUD yang Berpusat pada Anak
Sepanjang hidupnya, dimanapun mereka berada baik dirumah maupun di
sekolah, anak- anak akan melewati dan merasakan bahwa apa yang di lakukannya
merupakan pengalaman dan perubahan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi
lebih tahu, anak- anak adalah pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif. Untuk
mempersiapkan anak- anak menjadi pembelajar yang aktif, kreatf dan inovatif,
pembelajaran harus berpusat pada anak. Pembelajaran berpusat pada anak
memadukan metodologi dan praktek untuk memahaminya, menghargai dan
mendukung kemampuan yang diperlukan sesuai perkembangan masing masing
anak dengan ciri ciri anak akan : Menghadapi tantangan, Menjadi pemikir yang
kritis, mampu memilih. Menjadi pendeteksi masalah dan pemecah masalah,
Menjadi kreatif, imajinatif dan inofatif, Memperhatikan masyarakat, budaya dan
lingkungannya.
1. Konstruktivisme
Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap apa yang diketahui
di lingkungan sekitarnya, pembelajaran menjadi proses interaktif antara teman
dan gurunya, anak membangun pemahaman mereka sendiri yang ada di
lingkungan sekitarnya, mereka memahami apa yang terjadi disekitarnya dengan
mensintesa pengalaman barunya yang telah dipahami sebelumnya. Contoh
pembelajaran konstruktivisme : Saat anak bermain balok, lalu mereka membuat
sebuah bangunan yang sebelumnya guru memperlihatkan gambar gedung
dengan ketinggian tertentu. Salah satu anak mengatakan bahwa bangunan
baloknya tidak sama dengan bangun yang diperlihatkan guru karena bangunan
balok yang di buatnya diatasnya dibangun taman, kemudian guru bertanya apa
fungsi dari taman tersebut dan anak akan menjawab untuk meneduhkan orang
apabila berada diatas bangunan tersebut. Informasi tersebut dicerna dengan
apa yang telah diketahui dan disesuaikan dengan mental yang sudah dibentuk
secara rasional, meskipun anak harus membangun pikirannya secara
menyeluruh. Peran orang dewasa ataupun guru sebagai fasilitator dan meiator
sangatlah
penting
karena
dukungan
atau
petunjuknya
akan
a. Bermain pola
Gambar 1.
Kegiatan Membuat Pola adalah
bagian dari
b. Bermain Balok
aktivitas Konstruktivisme
Gambar 2.
Kegiatan Bermain Balok
adalah bagian dari
aktivitas Konstruktivisme
Gambar 3 Kegiatan
Bermain Balok
Gambar 4.
Metode
Pembelajaran
Sesuai
Perkembangan
(Usia 0-1
Tahun) dapat
diperkenalkan
permainan ini
untuk mengenal
warna, bentuk dan melatih kemampuan motorik
Gambar 5.
Metode Pembelajaran Sesuai
Perkembangan
(Usia diatas 3 Tahun)
dengan kegiatan mencuci
beras
Gambar 6
Anak sedang menabuh rebana sesuai
perkembangan
kesempatan
dilakukannya
terlebih
untuk
dahulu.
memilih
Guru
sendiri
akan
kegiatan
membantu
yang
akan
apabila
anak
guru, apabila kegiatan yang telah disiapkan tersebut menarik atau tidak untuk
anak.
Materi pembelajaran juga harus dirancang secara konkret, agar anak
dapat menangkap secara langsung maksud dan inti dari pembelajaran
tersebut, selain juga dapat menceritakannya kembali secara berurut dan
benar di akhir kegiatan.
e. Mendorong
anak-anak
untuk
mengembangkan
keterampilan
membuat
kegiatan
berkelompok
dan
individual.
Kegiatan
f. Motivasi
dan
lingkungannya,
bimbingan
diberikan
mengembangkan
agar
anak
keterampilan
mengenal
sosial,
dan ketika anak mengalami kesulitan agar anak yakin dan percaya bahwa ia
akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
g. Kurikulum
diorganisasikan
mengembangkan
seluruh
secara
aspek
terpadu
perkembangan
untuk
anak
yang
agar
guru
dapat
menstimulasi
tepat
sesuai
dengan
usia
adalah
proses
pengumpulan
bukti
dan
dokumentasi
anak,
yang
dilakukan
pada
awal,
selama
proses
3. Pendidikan Progresif
Jhon dewey, yang dikenal sebagai bapak pendidikan progresif, menekankan
bahwa pendidikan dipandang sebagai proses sepanjang hidup,Dewei (1983)
berpendapat bahwa pendidikan sebagai persiapan untuk kehidupan masa
dewasa. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip
konstruktif. Pendidikan yang berpusat pada anak mendudukung lingkungan
belajar yang meningkatkan keterampilan dan minat masing masing anak
sementara itu pula memperlihatkan pentingnya pembelajaran antar teman
sebaya dan pembelajaran dalam kelompok - kelompok kecil.
Pembelajaran yang berpusat pada anak merancang berkesempatan bagi
anak untuk memilih melalui susunan kelas. Setiap kelas memiliki beberapa pusat
kegiatan yang berisi berbagai macam bahan ajar bagi eksplorasi dan perminan.
Pusat kegiatan bervariasi dari satu kelas ke kelas lainnya, namun semua kelas
memiliki pusat kegiatan utama, yaitu :
a. Kesenian
Pusat kesenian mendorong anakanak untuk mengembangkan
dan
b. Memasak
Memasak merupakansaat yang istimewa bagi anak untuk mengalami
pross reaksi ilmiah. Mencicipi makanan makanan baru, menyantap
makanan, dan menimbang makanan akan membuat mereka memahami
konsep matematika.
Gambar 7.
Kegiatan Memasak
c.
Drama Peran
Pusat drama peran
memiliki baju baju
bagus dan benda benda lain yang mendorong anak memperagakan apa yang
mereka lihat dari kehidupan mereka, membantu mereka untuk memahami
dunia mereka dan memainkan berbagai
macam peran.
Gambar 8.
Kegiatan Bermain Peran
Gambar
Tulisan
e. Matematika/ Berhitung
Tempat untuk matematika/ berhitung memiliki buahbuahan yang dapat
dipisahpisahkan dan disatukan anakanak. Seperti puzzle dan balokbalok
kecil. Disini permainanpermainan bersifat dapat belajar mencocokan,
berhitung, dan mengelompokan serta menciptakan sendiri permainan yang
mereka sukai dan berlatih kemampuan berbahasa mereka.
f.
Musik
Musik dapat dipergunakan sepanjang hari untuk menyatukan kegiatan
pembelajaran. Bernyanyi, menggerakan badan, bertepuk tangan, menari dan
memainkan alat musik atau menyimak dengan tenang. Kesemuanya dapat
diberikan
sebagai
kegiatan
pembelajaran
sepanjang
hari.
Musik
g.
Gambar 12.
Kegiatan Di Luar Kelas
h.
i.
Ilmu
menciptakan
lingkungan,
memancing
pembicaraan,
menimbulkan
keingintahuan
dan
kegiatan
pembelajaran
dapat
anak
yang
berubahubah.
besar,
dan
kelompok
kecil.
Strategi
kelompok
tidak
bagi
dirinya
sebagai
manusia
lainnya
memandang
dari
pendekatan
High/Scope:
a. Berdasarkan teori konstruktif Piaget
b. Mementingkan pembelajaran aktif
c. Mementingkan benda-benda yang dapat dimanipulasi
d. Adanya peranan orang dewasa
pendekatan
pembelajaran
Regio
Emillia
sangat
dorongan,
serta
bimbingan
pembelajaran
agar
anak
dapat
1. Kompetensi profesional
maupun
keterampilan
motorik,
sehingga
anak
berani
antar-umat
beragama,
c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan
sistem nilai yang berlaku di masyarakat,
d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru, misalnya
sopan santun dan tata karma,
e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
3. Kompetensi paedagogik
Kompetensi
profesional
adalah
kompetensi
atau
kemampuan
yang
tujuan
institusional,
tujuan
kurikuler,
dan
tujuan
pembelajaran.
b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham
tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori
belajar, dan lain sebagainya.
c. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan
bidang studi yang diajarkannya.
d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran.
e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar.
f. Kemampuan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran.
g. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya
paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan.
i. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untku
meningkatkan kinerja.
4. Kompetensi sosial kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota
masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:
dilaksanakan
secara
bertahap
dan
berulang-ulang,
mengacu
pada
perkembangan anak.
b. Classical
Prinsip dasar pembelajaran classical adalah menggunakan metode
klasifikasi kelas menurut usia anak.
c. Sudut
Prinsip dasar
pembelajaran sudut
adalah
pembelajaran dengan
berikut :
a. Perkembangan Fisik
Diluar ruangan, anakanak akan semakin tahu bagaimana tubuh mereka
bekerja dalam ruangan yang berbeda dengan merasakan kekuatan fisik,
keseimbangan, dan stamina dikembangkan dengan terampil.
dan
mendokumentasikannya
dalam
setiap
kegiatan
yang
berlangsung. Hal ini tentu jauh lebih baik daripada anakanak dipaksa untuk
membayangkan beberapa peristiwa alam yang hanya diungkapkan secara
verbal
oleh
guru.
Lingkungan
diluar
akan
membuat
anakanak
Semua kegiatan bermain anak, baik di dalam kelas (indoor) maupun di luar
kelas (outdoor) selalu dimulai dengan 4 (empat) langkah pengelolaan kegiatan main,
yaitu :
b. Suhu Ruangan,
Hal pertama yang akan diperhatikan anak ketika memasuki ruang
belajar adalah suhu ruangan. Jendela adalah hal termudah untuk
mendapatkan sirkulasi yang baik. Jika sangat memungkinkan, guru
harus menemukan cara untuk memberikan sirkulasi yang baik.
c. Akustik dan Mutu Suara,
Ruang kelas yang tidak dirancang dengan baik akan berpengaruh
terhadap kebisingan, gema dan masalah akuistik lainnya sehingga
menyebabkan terganggunya perhatian dan disiplin ruang kelas.
d. Penerangan,
Penerangan
penerangan
alamiah
lampu
sesungguhnya
listrik.
Sebagian
lebih
alasannya
baik
daripada
adalah
bahwa
yang
penuh
sesak
akan
menyebabkan
anak
saling
f.
pembelajaran.
anak
siswa
tanpa
terkecuali.
Misalnya,
anak
diharuskan
a. Catatan Anekdotal
b. Running Record
Sama halnya dengan anecdotal record yaitu berupa deskripsi tertulis atas
perilaku seorang anak, namun lebih terinci dan menceritakan secara berurutan
dari kejadian-kejadian yang terjadi.
c. Specimen Record
Specimen record sama dengan running record dan lebih terperinci lagi. Hal
ini biasa dilakukan oleh observator yang bukan merupakan bagian dari kelas
yang diobservasi atau orang luar.
d. Time Sampling
Tujuan dari time sampling adalah untuk merekam frekuensi dari perilaku
yang muncul untuk satu periode yang telah dirancang. Pelaku observasi atau
observator akan menentukan perilaku apa yang akan diobservasi, kapan interval
waktunya dan bagaimana perilaku tersebut akan direkam.
e. Event Sampling
Event sampling lebih banyak digunakan dari pada time sampling,
dikarenakan perilaku tertentu akan lebih pasti muncul pada setting tertentu dari
pada periode waktu yang telah diprediksi. Sampling ini biasa digunakan untuk
menemukan penyebab atau hasil dari suatu perilaku,
Komprehensi,
bahwa
anak
telah
melakukan
seliuruh
kegiatan
B. RANGKUMAN MATERI
Untuk mengaplikasikan hasil belajar, guru sebagai pendorong utama dan pelaksana
kegiatan belajar, harus memiliki kemampuan mengembangkan strategi pembelajaran.
Suasana dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui aktifitas belajar yang lebih aplikatif. Pembelajaran bagi anak usia
dini, lebih banyak aktifitas uji coba, bermain sosial seperti halnya bermain peran, dan
kegiatan stimulatif lainnya.
Guru sebagai sumber belajar merupakan kunci utama atas keberhasilan anak didik
sebagai pembelajar. Peran guru sangat penting karena berkaitan erat dengan
penguasaan materi belajar atau kurikulum pada umumnya. Apapun yang ditanyakan
anak didik tentang materi belajar, guru harus memiliki keyakinan untuk menjawabnya
sehingga anak didik dapat memperoleh informasi yang memadai. Oleh
karena itu,
strategi pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai
dengan optimal sesuai dengan yang direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat
dengan kehidupan anak di luar lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Oleh karena itu,
mengenali dan memahami sifat anak merupakan bekal yang sangat berharga bagi
pendidik agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan
metode yang tepat dalam setiap kegiatan belajar (bermain) yang diselenggarakan,
sesuai dengan usia, tahap perkembangan, kebutuhan, minat belajar anak.
Prinsip-prinsip metode dan teknik pembelajaran PAUD adalah Berorientasi pada
tujuan, Aktifitas,
Individualistis,
Pembelajaran
bukan
hanya
mengembangkan
kemampuan kognitif saja, tetapi harus mengembangkan aspek lain, yaitu afektif dan
psikomotor. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus mengembangkan aspek-aspek
tersebut secara integrasi, salah satunya metode diskusi tidak hanya mendorong
intelektual anak didik, tetapi mereka didorong secara keseluruhan untuk bersikap jujur,
tenggang rasa dan lainnya.
Ada beberapa jenis strategi pembelajaran untuk PAUD, antara lain: Strategi
pembelajaran langsung, yaitu materi pembelajaran disajikan langsung pada anak didik
dan anak didik langsung mengolahnya, misalnya bermain balok, puzzle, melukis dan
lain-lain. Diharapkan anak didik bekerja secara menyeluruh dan peran guru hanya
sebagai fasilitator.
Strategi belajar individual, dilakukan oleh anak didik secara mandiri. Kecepatan,
kelambatan dan keberhasilan pembelajaran anak didik sangat ditentukan oleh masingmasing individu anak yang bersangkutan.
Strategi belajar kelompok, dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok bisa
dalam pembelajaran kelompok besar, dan kelompok kecil. Strategi kelompok tidak
memperhatikan kecepatan belajar individual karena setiap individu dianggap sama.
Strategi pembelajaran kelompok dapat dikatakan strategi pembelajaran deduktif dan
induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan
dengan mempelajari konsep-konsep, kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi dari yang
abstrak menuju ke hal yang kongkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari
umum ke khusus.
C. EVALUASI
Evaluasi diperlukan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran, terutama
dalam hal ini berkaitan erat untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana pemahaman
dan penguasaan peserta pelatihan terhadap seluruh isi materi bahan ajar Strategi
Pembelajaran Anaka Usia Dini
Berikut ini soal-soal latihan yang harus dijawab oleh peserta pelatihan:
Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai
dengan optimal sesuai dengan yang direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat dengan
kehidupan anak di luar lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.
Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru dan murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, strategi pembelajaran adalah segala
usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dengan adanya bahan belajar ini, diharapkan para peserta pelatihan dapat memahami
strategi pembelajaran anak usia dini secara menyeluruh dan dapat menerapkannya dalam
kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan.
JUDUL BAHAN
HALAMAN
MASUKAN/PERBAIKAN
AJAR
1.
BAB
I 1-3
PENDAHULUAN
6
Latar
Belakang
Tujuan
Ruang
Lingkup
Petunjuk
Belajar
BAB II RENCANA 4
PENYAJIAN
6
MATERI
Kompetensi
Indikator
Materi/Subma
teri
Metode
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber
Belajar
Metode dan
Media
Pembelajaran
BAB III MATERI
Uraian Materi
Rangkuman
Materi
Evaluasi
9-47
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
Bahan Tayang
Soal Latihan
Kunci
Jawaban
Bahan dan
Alat yang
Diperlukan
Tugas Mandiri
untuk peserta
Silabus
DAFTAR PUSTAKA