Anda di halaman 1dari 46

bahan ajar

STRATEGI PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN
INFORMAL
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL
TAHUN 2013

SAMBUTAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Bahan Ajar Diklat
Berjenjang PTK PAUD Tingkat Lanjutan. Pedoman ini merupakan salah satu
pengimplementasian kebijakan dalam pembinaan PTK PAUD, sekaligus menjadi referensi
bagi pihak-pihak yang peduli pada peningkatan mutu PTK PAUD, khususnya Pelatih Diklat
Berjenjang PTK PAUD Tingkat Lanjutan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI),
Kemdikbud merupakan institusi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap Pembinaan
PTK PAUDNI termasuk Pembinaan PTK PAUD. Dalam Undang-undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28 disebutkan bahwa PAUD dapat
diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Keberhasilan
penyelenggaraan PAUD tidak terlepas dari peran Pendidik PAUD, mengingat tugas utamanya
adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada satuan pendidikan jenjang PAUD. Untuk menjalankan tugas utama
tersebut seorang Pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Selain itu seorang Pendidik juga harus
memiliki kualifikasi minimal S1/D-IV (Permendiknas nomor 16 tahun 2007 dan
Permendiknas nomor 58 tahu 2009).
Ditjen PAUDNI telah berupaya melakukan berbagai pembinaan baik dalam hal peningkatan
kualifikasi, pembinaan karir dan kompetensi, pemberian penghargaan dan peningkatan
kesejahteraan kepada PTK PAUD (baik jalur pendidikan formal maupun nonformal). Pada
tahun 2011 dan 2012 telah diselenggarakan Diklat Pendidik PAUD tingkat Dasar melalui
bantuan dari pemerintah pusat, dengan jumlah sasaran sebanyak 4.025 (425 + 3.600) orang.
Tahun 2013 direncanakan sebanyak 7.200 orang.
Dengan adanya Bahan Ajar Diklat Berjenjang PTK PAUD ini, diharapkan tuntutan standar
kompetensi PTK PAUD dapat dipenuhi sehingga layanan PAUD semakin bermutu. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas dukungannya terutama stakeholders
pendidikan di wilayah provinsi maupun kabupaten/kota yang telah memberikan
konstribusinya dalam peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Informal.

Jakarta,
Maret 2013
Direktur Jenderal PAUDNI,

Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, Psikolog


NIP. 19570322198211 2 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini, Nonformal, dan Informal (Dit. PPTK PAUDNI), Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI) dapat
menyelesaikan Bahan Ajar Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini ini.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 58 tahun 2009 tentang
Standar PAUD mengamanatkan bahwa seluruh PTK PAUD harus memiliki
kualifikasi dan kompetensi minimum agar dapat melakukan pelayanan kepada
peserta didik secara maksimal. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk terus
mendorong peningkatan kualitas PTK PAUD, yang pada akhirnya diharapkan
menjadi agen bagi peningkatan mutu Pendidikan Anak Usia Dini. Berkaitan
dengan pengembangan kompetensi, Dit. PPTK PAUDNI telah menyusun
Sistem Pelatihan Berjenjang yang mengacu pada tuntutan standar kompetensi
dalam peraturan menteri tersebut di atas. Pedoman serta seluruh bahan ajar
diklat berjenjang tersebut telah disusun sesuai dengan harapan minimal PTK
PAUD.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada T. Yulia Djuhana
sebagai penulis serta semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam
proses penyusunan Pedoman dan Bahan Ajar Diklat Berjenjang ini.

Jakarta, Mei 2012


Direktur PPTK PAUD NI,

Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar, M.Psi


NIP. 19560724 198303 2 001

Halaman:
BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B Tujuan ..
C Ruang Lingkup
D Petunjuk Belajar .
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A Kompetensi .
B Indikator
C Materi/Submateri
D Metode .
E Penilaian ..
F Alokasi Waktu .
G Sumber Belajar
H Metode dan Media Pembelajaran
A URAIAN MATERI

1
2
3
4
5
5
6
6
6
6
6
6
9

1 Standar proses pendidikan anak usia din (Permen No.58


tahun 2009)
2 Pengertian dan ruang lingkup strategi, pendekatan, metode
dan teknik pembelajaran PAUD,.

3 Prinsip-prinsip strategi, pendekatan, metode dan teknik


pembelajaran anak usia dini ..

4 Latar belakang, filosofi, dan prinsip pembelajaran berpusat


pada anak
5 Strategi pembelajaran anak usia dini
6 Model pendekatan pembelajaran berpusat pada anak
7 Peran guru sebagai fasilitator dan motivator .
8 Strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
9 Strategi penilaian perkembangan anak ..............................
B Rangkuman Materi ..
C Evaluasi .
BAB IV
PENUTUP ....
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....

11

13

16
29
30
34
37
43
45
46
46
47

A Bahan Tayang
B Kunci Jawaban

C Bahan dan Alat yang Diperlukan


DAFTAR PUSTAKA ....

57

A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya
Ketika anak didik kita lulus dari kehidupan sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan
tetapi mereka miskin aplikasi.
Untuk mengaplikasikan hasil belajar, guru sebagai pendorong utama dan
pelaksana kegiatan belajar, harus memiliki kemampuan mengembangkan strategi

pembelajaran. Suasana dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya

melalui aktifitas belajar yang

lebih aplikatif.

Pembelajaran bagi anak usia dini, lebih banyak aktifitas uji coba, bermain sosial seperti
halnya bermain peran, dan kegiatan stimulatif lainnya.
Peran guru sangat menentukan dalam kegiatan pembelajaran, karena guru
merupakan motivator dan penyampai ilmu pengetahuan atau informasi kepada anak
didik sehingga anak didik mendapatkan pengalaman dan pengayaan dirinya sendiri.
Untuk memberikan pengayaan kepada anak didik, sebaiknya guru harus mempunyai
langkah yang tepat agar pembelajaran mencapai hasil yang diharapkan.
Guru sebagai sumber belajar merupakan kunci utama atas keberhasilan anak
didik sebagai pembelajar. Peran guru sangat penting karena berkaitan erat dengan
penguasaan materi belajar atau kurikulum pada umumnya. Apapun yang ditanyakan
anak didik tentang materi belajar, guru harus memiliki keyakinan untuk menjawabnya
sehingga anak didik dapat memperoleh informasi yang memadai. Oleh

karena itu,

strategi pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai
dengan optimal sesuai dengan yang direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat
dengan kehidupan anak di luar lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Oleh karena itu,
mengenali dan memahami sifat anak merupakan bekal yang sangat berharga bagi
pendidik agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan
metode yang tepat dalam setiap kegiatan belajar (bermain) yang diselenggarakan,
sesuai dengan usia, tahap perkembangan, kebutuhan, minat belajar anak.
Dengan tersusunnya bahan ajar diklat ini diharapkan semua peserta diklat dapat
memahami tentang strategi pembelajaran pada anak usia dini secara menyeluruh dan
mempraktekannya dalam proses pembelajaran, sehingga proses

pembelajaran dapat

mencapai standar pendidikan sesuai dengan Permendiknas No 58 tahun 2009 tentang


standar PAUD.

B. Tujuan
Tujuan dari bahan ajar diklat Strategi Pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

1. Peserta dapat menjelaskan standar proses pendidikan anak usia din (Permen
No.58 tahun 2009)

2. Peserta dapat menjelaskan pengertian dan ruang lingkup strategi, pendekatan,


metode dan teknik pembelajaran PAUD,
3. Peserta dapat menjelaskan prinsip-prinsip strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran anak usia dini
4. Peserta dapat menjelaskan latar belakang, filosofi dan prinsip pembelajaran berpusat
pada anak
5. Peserta dapat menjelaskan strategi pembelajaran anak usia dini
6. Peserta dapat menjelaskan model pendekatan pembelajaran berpusat pada anak
7. Peserta dapat menjelaskan peran guru sebagai fasilitator dan motivator
8. Peserta dapat menjelaskan strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
9. Peserta dapat menjelaskan strategi penilaian perkembangan anak
10. Peserta dapat mempraktekkan/ melakukan simulasi pembelajaran dengan berbagai
pendekatan pembelajaran anak usia dini

C. Ruang Lingkup
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka ruang lingkup pembahasan adalah
sebagai berikut.
1. Standar proses pendidikan anak usia din (Permen No.58 tahun 2009)
2. Pengertian dan ruang lingkup strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
PAUD
3. Prinsip-prinsip strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran anak usia dini
4. Latar belakang, filosofi, dan prinsip pembelajaran berpusat pada anak
5. Strategi pembelajaran anak usia dini
6. Model pendekatan pembelajaran berpusat pada anak
7. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator
8. Strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
9. Strategi penilaian perkembangan anak
10. Praktek/ simulasi pembelajaran dengan berbagai pendekatan pembelajaran anak
usia dini

D. Petunjuk Belajar

1. Bacalah dengan cermat secara tuntas bagian demi bagian bahan belajar ini
agar anda dapat memahami isi dan tujuan materi ini
2. Apabila Anda menemukan kata-kata asing yang dianggap baru. Carilah
pengertian kata-kata tersebut dalam kamus yang anda miliki.
3. Telaah dan pahami maksud dan tujuan isi bahan belajar ini dan diskusikan
dengan teman sejawat Anda agar memperoleh interpretasi dan pengertian
yang sama..
4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang
relevan.

Anda dapat menemukan berbagai informasi berkenaan dengan

materi ini dari berbagai sumber, termasuk dari internet.


5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan dan melalui
kegiatan diskusi dengan teman sejawat.
6. Jawablah soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. untuk
mengetahui sejauhmana Anda sudah memahami dengan benar isi bahan
belajar ini.
7. Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban dalam bahan ajar

A. Kompetensi
Peserta

diklat

dapat

memiliki

kemampuan

dalam

mengembangkan

strategi

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak dan kondisi lingkungan belajar
yang sudah direncanakan.

B. Indikator
1. Menjelaskan standar proses pendidikan anak usia din (Permen No.58 tahun
2009)
2. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran PAUD,
3. Menjelaskan prinsip-prinsip strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
anak usia dini
4. Menjelaskan latar belakang, filosofi, dan prinsip pembelajaran berpusat pada anak
5. Menjelaskan strategi pembelajaran anak usia dini
6. Menjelaskan model pendekatan pembelajaran berpusat pada anak
7. Menjelaskan peran guru sebagai fasilitator dan motivator
8. Menjelaskan strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
9. Menjelaskan strategi penilaian perkembangan anak
10. Mempraktekkan/ melakukan simulasi pembelajaran dengan berbagai pendekatan
pembelajaran anak usia dini

C. Materi/Sub Materi
1. Standar proses pendidikan anak usia din (Permen No.58 tahun 2009)
2. Pengertian dan ruang lingkup strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran
PAUD,
3. Prinsip-prinsip strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran anak usia dini
4. Latar Belakang, filosofi,dan prinsip pembelajaran berpusat pada anak
5. Strategi pembelajaran anak usia dini
6. Model pendekatan pembelajaran berpusat pada anak
7. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator
8. Strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
9. Strategi penilaian perkembangan anak
10. Praktek/ simulasi pembelajaran dengan berbagai pendekatan pembelajaran anak
usia dini

D. Penilaian
Penilaian yang diberikan akan dilakukan melalui:
1. Test (terulis, Lisan)
2. Observasi
3. Refleksi
4. Rancangan pembelajaran dengan pendekatan sesuai dengan perkembangan anak
usia dini
E. Alokasi Waktu
Materi Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini ini disajikan selama 8 jampel dengan
alokasi waktu @ 45 menit , teori 2 jam dan praktek 6 jam.
F. Media Pembelajaran
1. Laptop
2. LCD Projector
3. Bahan-bahan praktek

A. Uraian Materi

A.1. Standar Proses Pendidikan


Lemahnya dunia pendidikan kita adalah masalah proses pembelajaran. Dalam
proses ini anak didik kurang dimotivasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir
dan berketerampilan. Untuk anak usia dini pada usia-usia tertentu tidak diberikan
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya, baik
oleh guru maupun orangtua, terlihat masih banyak anak-anak yang penakut, tidak
mandiri dan tidak percaya diri. Terlebih di sekolah yang kurang inovatif dan kurang
kreatif di mana banyak hal saat kegiatan dibantu oleh para guru, ketika anak didik
selesai mengikuti kegiatan pendidikan pra sekolah, mereka pintar namun menjadi
kurang mandiri.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri kepribadian, kecerdasanm ahlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan konsep pendidikan menurut undang-undang tersebut, maka
sedikitnya ada empat hal yang perlu dicermati lebih lanjut.
Pertama, pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, berarti proses
pendidikan di lembaga-lembaga belajar atau sekolah bukanlah proses yang
dilaksanakan secara asal, tetapi proses yang bertujuan sehingga segala aktivitas
belajar yang dilakukan guru dan anak didik diarahkan pada pencapaian tujuan.
Kedua, proses pendekatan yang terencana diarahkan untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang harus dimaknai oleh anak didik
bahwa belajar harus memperoleh hasil dan manfaatnya yang berjalan secara
seimbang untuk menempuh menjadi manusia yang berkembang secara utuh.
Ketiga,

suasana

pembelajaran

diarahkan

agar

anak

didik

dapat

mengembangkan potensi dirinya, hal ini berarti proses pendidikan harus berorientasi
pada pembelajaran berpusat pada anak.
Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia, keterampilan sosialisasi dengan masyarakat, bangsa dan negara. Dengan
demikian proses pendidikan berujung pada pembentukan sikap, pengembangan

kecerdasan atau intelektual, dan pengembangan keterampilan. Permendiknas No 58


tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral
dari Standar Nasional Pendidikan, yang dirumuskan dengan mempertimbangkan
karakteristik penyelenggaraan PAUD dalam empat kelompok standar, yaitu (1)
Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar pendidik dan tenaga
kependidikan, (3) Standar isi, proses, dan penilaian dan (4) Standar sarana dan
prasarana, pengelolaan dan pembiayaan.
Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Tingkat
pencapaian perkembangan memuat aktualisasi potensi yang dimiliki setiap anak
melalui tahapan-tahapan perkembangan bukan tahapan pada akademiknya.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi
yang dipersyaratkan bagi guru, guru

pendamping, pengasuh, dan tenaga

kependidikan PAUD. Standar isi, proses, dan penilaian meliputi perencanaan,


pelaksanaan, dan penilaian program yang dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu
sesuai dengan kebutuhan anak. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan
pembiayaan mengatur persyaratan fasilitas, manajemen, dan pembiayaan dalam
penyelenggaraan PAUD.

A.2. Pengertian dan Ruang Lingkup Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Strategi pembelajaran adalah segala usaha
guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.

Dengan

demikian

strategi

pembelajaran

menekankan

kepada

bagaimana aktivitas guru mengajar dan aktivitas anak belajar.


Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan merencanakan
pembelajaran yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilakukan guru dan
murid, termasuk di dalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan sumber daya
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pendekatan/Model Pembelajaran adalah:

a. Pola pembelajaran yang sistematis dan terukur yang didapatkan melalui


proses berpikir keras (hard thinking) dan pola tersebut didukung oleh

teori/asumsi serta kinerja refleksi yang kuat dan mendalam dari penemu
atau penciptanya.
b. seperangkat asumsi untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran
Contohnya pendekatan Maria Montessori, Bank Street, High Scope, Reggio
Emilia, kurikulum kreatif, BCCT, dan pendekatan PAUD lainnya
Metode pembelajaran adalah :
a. Cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal.
Cara yang digunakan dalam menyampaikan materi untuk mencapai tujuan
pembelajaran
b. Cara agar peserta melakukan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran
Contohnya ceramah, tanya jawab, menyanyi, bercerita, mendongeng, bermain
peran, demonstrasi, diskusi ,dan sebagainya

Teknik

pembelajaran

adalah

suatu

cara

pengelolaan

secara

sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.


Contohnya, wawancara, angket, dsb,

Beberapa kriteria yang penting untuk menjadi pertimbangan guru dalam memilih
strategi pembelajaran, adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik tujuan pembelajaran, yaitu mengembangkan domain fisikmotorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika. Selain dari aspek
domain tersebut, dapat juga untuk mengembangkan pemahaman anak
mengenai nilai-nilai, etika dan sebagainya.
2. Karakteristik anak sebagai peserta didik

baik

usianya

maupun

kemampuannya. Setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan yang


berbeda-beda. Guru harus terlebih dahulu peka dalam membaca dua hal
tersebut, sehingga dapat membuat strategi yang sesuai dengan usia dan
kemampuan anak didiknya agar tidak terjadi suatu pemaksaan terhadap
kemampuan anak.
3. Karakteristik tempat yang akan digunakan untuk kegiatan pembelajaran
apakah di luar atau di dalam ruangan. Lingkungan sangat mempengaruhi

perilaku. Oleh karena itu, penting bagi guru dalam merancang strategi
pembelajaran, untuk memikirkan juga tempat yang akan dipakai agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, sentra bermain alam agar
dilakukan di luar ruangan, dikarenakan kegiatan dalam sentra tersebut
lebih banyak menggunakan bahan-bahan sifat cair, sehingga akan
terhindar dari terjatuhnya anak karena lantai yang licin, dan sebagainya.
4. Karakteristik tema atau bahan ajar yang akan disajikan kepada anak. Guru
dapat melibatkan orang tua dan lingkungan sekitar sekolah dalam
menetapkan tema dan bahan ajar untuk anak. Misalnya, guru dapat
memaksimalkan kekayaan alam yang ada di sekitar lingkungan sekolah
untuk dijadikan bahan ajar. Dengan memaksimalkan potensi alam di
sekitar lingkungan anak, maka anak akan menjadi lebih peka terhadap
lingkungannya.

Selain

memaksimalkan

potensi

alam,

dapat

juga

memaksimalkan potensi dari para orangtua murid. Misalnya, dengan


mengundang orangtua murid dengan profesi tertentu sebagai guru tamu
pada saat membahas tema yang sesuai. Dengan begitu anak didik akan
merasa bangga dengan orangtua mereka, dan bersemangat dalam
kegiatan tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi
anak agar menaruh minat yang besar pada setiap kegiatan yang akan
disajikan. Dan hal yang menjadi pokok adalah menetapkan tema dan
bahan ajar yang berguna, baik dan sesuai untuk anak serta dikemas
secara menarik.
5. Karakteristik pola kegiatan yang akan digunakan apakah melalui
pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif. Guru juga perlu
memikirkan cara penyampaian bahan ajar atau materi agar dapat
tersampaikan dan diterima dengan baik oleh anak didik. Pengarahan
materi yang baik, akan terlihat dari cara anak dalam bekerja. Anak akan
bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru sebelumnya.
Sedangkan apabila arahan tidak diberikan dengan baik, maka anak akan
lebih banyak bertanya atau terlihat bingung untuk memulai kegiatan.
Namun tentu saja, daya tangkap setiap anak berbeda, oleh karena itu
dibutuhkan kepekaan guru dalam membaca anak.
A.3.Prinsip-prinsip Strategi, pendekatan, metode dan teknik Pembelajaran Anak
Usia Dini

Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip metode dan teknik pembelajaran PAUD


adalah sebagai berikut:

1. Berorientasi pada tujuan


Hal

tersebut

merupakan

komponen

yang

utama,

segala

aktifitas

pembelajaran antara guru dan anak didik sangat penting, sebab \pembelajaran
adalah proses kegiatan yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu
strategi pembelajaran dapat dirasakan keberhasilannya bila anak didik mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian guru harus terlebih
dulu menetapkan tujuan pembelajaran sebelum memberikan pelayanan kepada
anak didik, seperti pembuatan rencana kegiatan harian, mingguan maupun
bulanan atau yang biasa disebut dengan lesson plan. Dalam lesson plan, selain
menetapkan kegiatan dan materi yang akan disampaikan, perlu juga menetapkan
tujuan dari kegiatan tersebut.

2. Aktivitas
Pembelajaran bukan saja menghafal fakta atau sekedar informasi, tetapi
pembelajaran adalah berbuat untuk memperoleh pengalaman baru. Oleh karena
itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong anak didik untuk banyak
melakukan uji coba dan permainan-permainan baru, meliputi aktifitas yang
bersifat psikis seperti aktifitas mental.

3. Individualistis
Pembelajaran adalah usaha mengembangkan setiap individu anak didik,
sebaiknya standar keberhasilannya ditentukan oleh standar keberhasilan guru,
semakin tinggi standar keberhasilan, semakin berkualitas proses pembelajaran.

4. Integritas
Pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja,
tetapi harus mengembangkan aspek lain, yaitu afektif dan psikomotor. Oleh
karena itu strategi pembelajaran harus mengembangkan aspek-aspek tersebut
secara integrasi, salah satunya metode diskusi tidak hanya mendorong
intelektual anak didik, tetapi mereka didorong secara keseluruhan untuk bersikap
jujur, tenggang rasa dan lainnya.
Di dalam peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 Bab IV pasal 19 dikatakan
bahwa proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi anak didik untk berpartisipasi aktif,
berprakarasa, kreatif dan mandiri sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik serta psikologis anak didik.

5. Interaktif
Interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar
menyampaikan pengetahuan dari guru ke anak didik, melainkan mengajar
sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang anak untuk
belajar. Dengan demikian melalui proses interaksi memungkinkan anak
berkembang baik mental maupun intelektual.

6. Inspiratif,
Inspiratif mengandung makna agar setiap anak didik selalu mencoba dan
melakukan hal-hal yang baru dengan mendapatkan informasi dan dapat
memecahkan masalahnya sendiri. Dengan demikian guru harus memberikan
kesempatan kepada setiap anak didik agar dapat berbuat dan berpikir sesuai
dengan inspirasinya.

7. Menyenangkan,
Menyenangkan mengandung makna bahwa pembelajaran untuk anak didik
terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu guru harus
mengupayakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, dimulai dengan
penataan lingkungan main yang apik dan menarik, serta memenuhi unsur
kesehatan, mulai dari kebersihan lingkungan main, pengaturan cahaya apabila
belajar di dalam ruangan, ventilasi yang baik, dan memenuhi unsur keindahan.
Misalnya cat dinding yang segar dan bersih, lukisan dan karya-karya anak yang
tertata rapi, media dan sumber belajar yang relevan, dan bahasa tubuh guru
yang mampu membangkitkan motivasi belajar anak didik.

8. Menantang,
Menantang mengandung makna bahwa pembelajaran adalah proses yang
menantang anak didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir untuk
merangsang kerja otak secara maksimal.
Kemampuan menantang dapat melalui aktifitas kerja anak dengan mencoba
berbagai kegiatan main memanfaatkan bahan main yang berasal dari daundaunan, tanah liat, lumpur, dan lain-lain sehingga secara tidak langsung anak
sudah berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.
Apabila guru hendak memberikan informasi, harus mampu membangkitkan
anak didik menelan untuk memikirkan sebelum mengambil kesimpulan.

9. Motivasi,
Motivasi mengandung makna dorongan dari dalam jiwa anak didik untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam

diri anak didik manakala anak didik merasa membutuhkan. Oleh karena itu guru
harus dapat menunjukkan pentingnya setiap anak mempunyai pengalaman dan
materi belajar untuk kebutuhan dirinya, dengan demikian anak didik belajar tidak
sekedar memperoleh nilai atau pujian melainkan didorong oleh rasa ingin tahu
sesuai kebutuhannya.

A.4. Latar Belakang, Filosofi dan Prinsip Pembelajaran Berpusat Pada Anak
A.4.1. Latar Belakang Pembelajaran PAUD yang Berpusat pada Anak
Sepanjang hidupnya, dimanapun mereka berada baik dirumah maupun di
sekolah, anak- anak akan melewati dan merasakan bahwa apa yang di lakukannya
merupakan pengalaman dan perubahan pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi
lebih tahu, anak- anak adalah pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif. Untuk
mempersiapkan anak- anak menjadi pembelajar yang aktif, kreatf dan inovatif,
pembelajaran harus berpusat pada anak. Pembelajaran berpusat pada anak
memadukan metodologi dan praktek untuk memahaminya, menghargai dan
mendukung kemampuan yang diperlukan sesuai perkembangan masing masing
anak dengan ciri ciri anak akan : Menghadapi tantangan, Menjadi pemikir yang
kritis, mampu memilih. Menjadi pendeteksi masalah dan pemecah masalah,
Menjadi kreatif, imajinatif dan inofatif, Memperhatikan masyarakat, budaya dan
lingkungannya.

A.4.2. Filosofi Pembelajaran yang Berpusat Pada Anak


Pembelajaran yang berpusat pada anak di dasarkan pada keyakinan bahwa
anak- anak akan tumbuh dan berkembang secara alamiah, lingkungan bermain
dirancang dengan setting pembelajaran untuk mendorong anak untuk berekreasi
dan bereksperimen baik indoor mapun outdoor. Pendampingan pembelajaran yang
berpusat pada anak dilakukan oleh guru, guru pendamping atau pengasuh yang
sudah menyiapkan segala bahan pembelajaran dengan menyiapkan lesson plan
kegiatan dengan tujuan yang sesuai kebutuhan untuk memenuhi dan menanggapi
masing masing anak, serta menghargai kelebihan setiap anak, dengan menjaga
rasa ingin tahu yang secara alami dimiliki setiap anak sehingga dapat mendukung
pembelajaran bersama.

A.4.3. Tiga Prinsip Utama Pembelajaran Berpusat Pada Anak


Pembelajaran berpusat pada anak mencakup 3 (Tiga) program utama, yaitu

1. Konstruktivisme
Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap apa yang diketahui
di lingkungan sekitarnya, pembelajaran menjadi proses interaktif antara teman
dan gurunya, anak membangun pemahaman mereka sendiri yang ada di
lingkungan sekitarnya, mereka memahami apa yang terjadi disekitarnya dengan
mensintesa pengalaman barunya yang telah dipahami sebelumnya. Contoh
pembelajaran konstruktivisme : Saat anak bermain balok, lalu mereka membuat
sebuah bangunan yang sebelumnya guru memperlihatkan gambar gedung
dengan ketinggian tertentu. Salah satu anak mengatakan bahwa bangunan
baloknya tidak sama dengan bangun yang diperlihatkan guru karena bangunan
balok yang di buatnya diatasnya dibangun taman, kemudian guru bertanya apa
fungsi dari taman tersebut dan anak akan menjawab untuk meneduhkan orang
apabila berada diatas bangunan tersebut. Informasi tersebut dicerna dengan
apa yang telah diketahui dan disesuaikan dengan mental yang sudah dibentuk
secara rasional, meskipun anak harus membangun pikirannya secara
menyeluruh. Peran orang dewasa ataupun guru sebagai fasilitator dan meiator
sangatlah

penting

karena

dukungan

atau

petunjuknya

akan

mengoptimalisasikan kesempatan belajr yang langsungdiserap dan belum tentu


ada kesempatan untuk melakukannya kembali, tentunya di tunjang dengan
media belajar (bahan - bahan dan alat - alat yang mendukung).
Contoh permainan konstruktivisme

a. Bermain pola

Gambar 1.
Kegiatan Membuat Pola adalah
bagian dari

b. Bermain Balok

aktivitas Konstruktivisme

Pusat permainan balok dipenuhi berbagai macam balok dalam berbagai


bentuk dan ukuran untuk menciptakan susunan khayal atau yang dapat
dikenali, seperti bangunan, kota, pertanian dan kebun binatang.

Gambar 2.
Kegiatan Bermain Balok
adalah bagian dari
aktivitas Konstruktivisme

Gambar 3 Kegiatan
Bermain Balok

2. Metodologi yang Sesuai Dengan Perkembangan


Metodologi yang sesuai dengan perkembangan adalah didasarkan pada
pengetahuan perkembangan anak, semua anak berkembang sesuai dengan
tahapantahapannya. Orang dewasa, pengasuh maupun pendidik harus faham
dan mengerti bahwa setiap anak mempunyai keunikan masingmasing walaupun
pada saat tertentu

keunikannya dapat bersatu tergantung dari kegiatan

bersama yang dilakukan bersama sama dengan teman sebayanya. Metodologi


yang sesuai dengan perkembangan meliputi kegiatan kegiatan yang mengacu
pada minat anak, perkembangan kognitif dan kematangan sosial emosional.
Pendekatan perkembangan didasarkan pada teori Jean Piaget, Eric Erickson dan
L.S Vygotsky

Gambar 4.
Metode
Pembelajaran
Sesuai
Perkembangan
(Usia 0-1
Tahun) dapat
diperkenalkan
permainan ini
untuk mengenal
warna, bentuk dan melatih kemampuan motorik

Gambar 5.
Metode Pembelajaran Sesuai
Perkembangan
(Usia diatas 3 Tahun)
dengan kegiatan mencuci
beras

Gambar 6
Anak sedang menabuh rebana sesuai
perkembangan

Prinsip Pembelajaran Berdasarkan Perkembangan Anak


Prinsip-prinsip pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan dapat
diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut.

a. Menciptakan iklim yang positif dan kondusif untuk belajar.


Iklim yang positif dan kondusif merupakan komponen penting yang perlu
dipersiapkan secara matang. Anak akan dapat menerima materi yang
diberikan apabila berada dalam suasana yang menyenangkan tanpa
ketegangan, tidak terlalu ramai agar anak dapat fokus pada kegiatan, dan
sebagainya.

b. Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.


Kegiatan yang dilakukan tidak saja diperuntukkan untuk kepentingan
kelompok anak secara keseluruhan, namun juga perlu untuk memperhatikan
kebutuhan setiap individu anak yang berada di dalam kelompok tersebut.
Sebagai contoh aspek sosial yang perlu diperhatikan, maka pembelajaran
juga dapat memungkinkan anak untuk bersosialisasi dengan temantemannya dan memiliki cukup ruang dan waktu bagi dirinya sendiri untuk
bereksplorasi.

c. Lingkungan dan jadwal hendaknya memberi kesempatan kepada


anak untuk berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif, melakukan
eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya.
Dalam mempersiapkan materi pembelajaran, maka hendaknya kita
sebagai guru juga memperhitungkan waktu atau lamanya kegiatan yang akan
berlangsung. Waktu yang disediakan haruslah dapat memberi kesempatan
pada setiap anak untuk bereksplorasi terhadap dirinya sendiri, obyek dan
lingkungannya. Lingkungan belajar juga dirancang sesuai dengan kebutuhan
materi pembelajaran, serta dibuat agar dapat mengundang rasa ingin tahu
anak.

d. Pengalaman belajar hendaknya dirancang secara konkret dan


memberi kesempatan kepada anak untuk memilih kegiatannya
sendiri.
Materi pembelajaran akan lebih bermakna untuk anak apabila anak
diberikan

kesempatan

dilakukannya

terlebih

untuk
dahulu.

memilih
Guru

sendiri
akan

kegiatan

membantu

yang

akan

apabila

anak

membutuhkan bantuannya, seperti apabila terjadi bentrokan antara anak satu


dengan yang lain yang menginginkan kegiatan yang sama dalam waktu yang
bersamaan juga. Namun hal tersebut juga dapat menjadi suatu indikator bagi

guru, apabila kegiatan yang telah disiapkan tersebut menarik atau tidak untuk
anak.
Materi pembelajaran juga harus dirancang secara konkret, agar anak
dapat menangkap secara langsung maksud dan inti dari pembelajaran
tersebut, selain juga dapat menceritakannya kembali secara berurut dan
benar di akhir kegiatan.

e. Mendorong

anak-anak

untuk

mengembangkan

keterampilan

berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi


kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis
dini.
Pembelajaran yang baik tentu saja akan banyak memperhatikan banyak
aspek yang dapat menstimulasi anak secara keseluruhannya, di antaranya
adalah keterampilan berkomunikasi dan berbahasa. Bentuknya beragam,
misalnya

membuat

kegiatan

berkelompok

dan

individual.

Kegiatan

berkelompok tentu saja didasarkan pada kemampuan sosial anak terlebih


dahulu. Bagi anak yang sudah mantap bermain secara individu (mandiri)
akan lebih siap dibandingkan dengan anak yang belum mandiri. Ketika
berkelompok, maka akan terjadi kegiatan berdiskusi dan sebagainya. Dalam
kegiatan berdiskusi tersebut anak akan belajar berinteraksi dengan temantemannya dalam menyelesaikan kegiatannya. Interaksi sosial tersebut
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan anak dalam berbicara,
kemampuan untuk menyampaikan pendapatnya, mendengarkan ketika orang
lain berbicara, membaca dan menulis, serta kemampuan berbahasa lainnya.

f. Motivasi

dan

lingkungannya,

bimbingan

diberikan

mengembangkan

agar

anak

keterampilan

mengenal
sosial,

pengendalian dan disiplin diri.


Ketika anak bermain maupun berkegiatan, hendaknya guru juga
memberikan stimulasi, motivasi dan bimbingan pada anak. Stimulasi yang
diberikan berupa penguatan-penguatan seperti pertanyaan yang berkaitan
dengan permainan yang sedang dilakukan anak. Stimulasi hendaknya
dilakukan seiring dengan bimbingan, apabila anak mengalami kesulitan,
motivasi dilakukan sedari awal kegiatan agar anak semangat dalam bekerja,

dan ketika anak mengalami kesulitan agar anak yakin dan percaya bahwa ia
akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

g. Kurikulum

diorganisasikan

mengembangkan

seluruh

secara

aspek

terpadu

perkembangan

untuk

anak

yang

meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan


seni.
Dalam membuat kurikulum, hendaknya memperhatikan keseluruhan
aspek perkembangan, sesuai dengan kelompok usia anak. Hal tersebut
penting,

agar

guru

dapat

menstimulasi

tepat

sesuai

dengan

usia

perkembangan anak dan dengan kebutuhan anak.

h. Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui


observasi.
Penilaian

adalah

proses

pengumpulan

bukti

dan

dokumentasi

kemampuan belajar dan perkembangan anak (Campbel, 1994).


Oleh karena itu, penilaian merupakan serangkaian proses pengumpulan
data dan informasi mengenai anak didik kita (guru) yang ditujukan untuk
membuat suatu rencana pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan

anak,

yang

dilakukan

pada

awal,

selama

proses

pembelajaran berlangsung, dan akhir dari pembelajaran.

3. Pendidikan Progresif
Jhon dewey, yang dikenal sebagai bapak pendidikan progresif, menekankan
bahwa pendidikan dipandang sebagai proses sepanjang hidup,Dewei (1983)
berpendapat bahwa pendidikan sebagai persiapan untuk kehidupan masa
dewasa. Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip
konstruktif. Pendidikan yang berpusat pada anak mendudukung lingkungan
belajar yang meningkatkan keterampilan dan minat masing masing anak
sementara itu pula memperlihatkan pentingnya pembelajaran antar teman
sebaya dan pembelajaran dalam kelompok - kelompok kecil.
Pembelajaran yang berpusat pada anak merancang berkesempatan bagi
anak untuk memilih melalui susunan kelas. Setiap kelas memiliki beberapa pusat
kegiatan yang berisi berbagai macam bahan ajar bagi eksplorasi dan perminan.
Pusat kegiatan bervariasi dari satu kelas ke kelas lainnya, namun semua kelas
memiliki pusat kegiatan utama, yaitu :

a. Kesenian
Pusat kesenian mendorong anakanak untuk mengembangkan

dan

mengeksplorasi kreativitas mereka serta bersenang senang dengan


bahanbahan baru dan pengalaman fisik (Cat, Kertas, Crayon, gunting).

Gambar 6.Kegiatan Melukis


Anak

b. Memasak
Memasak merupakansaat yang istimewa bagi anak untuk mengalami
pross reaksi ilmiah. Mencicipi makanan makanan baru, menyantap
makanan, dan menimbang makanan akan membuat mereka memahami
konsep matematika.
Gambar 7.
Kegiatan Memasak

c.

Drama Peran
Pusat drama peran
memiliki baju baju
bagus dan benda benda lain yang mendorong anak memperagakan apa yang
mereka lihat dari kehidupan mereka, membantu mereka untuk memahami
dunia mereka dan memainkan berbagai
macam peran.

Gambar 8.
Kegiatan Bermain Peran

d. Pusat Kegiatan Bacaan dan


Tulisan

Pusat kegiatan membaca dan menulis meliputi bukubuku dan bahan


bahan untuk kegiatan menyimak dan menulis. Wilayah ini adalah tempat
yang tenang sehingga anakanak dapat melihat buku, membacakan
temannya atau meminta guru untuk membacakannya.

Gambar

9. Kegiatan Pengenalan Bacaan dan

Tulisan

e. Matematika/ Berhitung
Tempat untuk matematika/ berhitung memiliki buahbuahan yang dapat
dipisahpisahkan dan disatukan anakanak. Seperti puzzle dan balokbalok
kecil. Disini permainanpermainan bersifat dapat belajar mencocokan,
berhitung, dan mengelompokan serta menciptakan sendiri permainan yang
mereka sukai dan berlatih kemampuan berbahasa mereka.

Gambar 10. Kegiatan Berhitung,


Mengenal huruf dan Angka

f.

Musik
Musik dapat dipergunakan sepanjang hari untuk menyatukan kegiatan
pembelajaran. Bernyanyi, menggerakan badan, bertepuk tangan, menari dan
memainkan alat musik atau menyimak dengan tenang. Kesemuanya dapat
diberikan

sebagai

kegiatan

pembelajaran

sepanjang

hari.

Musik

mengembangkan panca indra, mengajarkan ritme, berhitung dan pola


kalimat, memperkuat otot halis dan kasar dan mendorong kreatifitas.

Gambar 11. Kegiatan Musik

g.

Kegiatan diluar Kelas


Kegiatan diluar kelas merupakan bagian yang penting dalam jadwal
seharihari. Semuanya dapat dipelajari dan diajarkan didalam atau diluar
kelas. Anakanak dapat belajar ilmu pengetahuan alam, matematika,
keterampilan sosial dan mengembangkan kecintaan terhadap lingkungan.
Mereka juga dapat meningkatkan penggunaan otot otot halus dan kasar.
Lingkungan diluar kelas dipandang sebagai wilayah perluasan kelas dan
kegiatan pembelajaran diluar kelas direncanakan secermat kegiatan di dalam
kelas.

Gambar 12.
Kegiatan Di Luar Kelas

h.

Pasir dan Air


Anakanak sibuk bermain di pusat pembelajaran pasir dan air, baik di
dalam kelas, dimeja pasir dan air maupun diluar kelasdi wilayah kotak air dan
pasir.Wilayahwilayah ini menawarkan banyak kesempatan bagi anak anak
untuk menggunakan panca indra mereka. Bahanbahan yang digunakan
dipusat pembelajaran ini antara lain sekop, saringan dan ember kecil.

Gambar 13. Kegiatan Bermain Pasir

i.

Ilmu Pengetahuan Alam


Pusat
pembelajaran

Ilmu

Pengetahuan alam (IPA) mencerminkan langsung minat anakanak terhadap


kejadiankejadian almiah dan bendabenda yang mereka temukan. Guru
mempersiapkan tempat dikelas untuk pameran dan ekslporasi yang menarik.
Pembelajaran juga berlangsung pada ilmu lingkungan hidup dan alamiah saat
anakanak me;lihat tumbuh-tumbuhan, pepohonan dan binatang. Peran guru
adalah menekankan proses ilmiah.
Para guru bertanggung jawab
untuk

menciptakan

lingkungan,

memancing

pembicaraan,

menimbulkan

keingintahuan

dan

memperhatikan anak anak.


Sehingga

kegiatan

pembelajaran

dapat

disesuaikan untuk memenuhi


kebutuhan

anak

yang

berubahubah.

Gambar 14. Kegiatan Berlandaskan Ilmu Pengetahun Alam (Berkebun)

A.5. Strategi pembelajaran anak usia dini


Ada beberapa jenis strategi pembelajaran untuk PAUD, antara lain:

1. Strategi pembelajaran langsung,


Yaitu materi pembelajaran disajikan langsung pada anak didik dan anak
didik langsung mengolahnya, misalnya bermain balok, puzzle, melukis dan
lain-lain. Diharapkan anak didik bekerja secara menyeluruh dan peran
guru hanya sebagai fasilitator.

2. Strategi belajar individual,


Dilakukan oleh anak didik secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan
keberhasilan pembelajaran anak didik sangat ditentukan oleh masingmasing individu anak yang bersangkutan.
3. Strategi belajar kelompok,
Secara beregu. Bentuk belajar kelompok bisa dalam pembelajaran
kelompok

besar,

dan

kelompok

kecil.

Strategi

kelompok

tidak

memperhatikan kecepatan belajar individual karena setiap individu


dianggap sama.
Oleh karena itu belajar kelompok dapat terjadi pada anak didik yang
memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh anak didik yang
kemampuannya biasa-biasa saja.
Strategi pembelajaran kelompok dapat dikatakan strategi pembelajaran
deduktif dan induktif.
4. Strategi pembelajaran deduktif
Adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari
konsep-konsep, kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi dari yang
abstrak menuju ke hal yang kongkret. Strategi ini disebut juga strategi
pembelajaran dari umum ke khusus.
5. Strategi induktif,
Bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret kemudian secara
perlahan anak didik dihadapkan pada materi yang cukup rumit, strategi ini
dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum.

A.6. Model Pendekatan Pembelajaran Berpusat Pada Anak

1. Model Pendekatan Montessori


Pendekatan Montessori menggunakan bahan-bahan yang dapat
dimainkan anak, namun di dalam pendekatan ini tidak memberikan anak
di bawah 6 tahun untuk berfantasi. Padahal jika seorang anak bermain,
maka salah satu unsur bermain adalah berfantasi (berpura-pura).

Dengan demikian di dalam pendekatan ini anak tidak bisa bermain


secara bebas, tetapi sangat terstruktur sehingga imajinasinya tidak
berkembang. Pengaruh guru untuk memberikan mainan yang sudah
terpola dan berurutan secara ketat membatasi kreativitas anak dalam
mengeksplorasi mainannya. Dengan anak belajar secara mandiri, maka
kesempatan anak untuk berinteraksi dengan teman sangat terbatas.

2. Model Pendekatan Bank Street


Pendekatan Bank Street memiliki unsur-unsur, yaitu :
a. Menekankan pada bermain
b. Anak aktif dalam mengkonstruksi pemahaman mereka tentang dunia,
melalui interaksi dengan benda-benda dan lingkungannya.
c. Mempertimbangkan anak secara keseluruhan
d. Melibatkan orangtua dan membangun komunikasi dengan orangtua.
e. Peranan guru sebagai pengamat dan fasilitator pembelajaran

Catatan tentang Model Pendekatan Bank Street


Apa potensi yang ada pada diri manusia-anak, guru,

dan diri kita

sendiri-apakah kita ingin melihat perkembangannya?

a. Kebahagiaan hidup yang diperoleh di dunia menggunakan lima


panca indera
b. Kehidupan keinginntahuan intelektual menjadikan dunia sebagai
laboratorium yang menarik dan mendorong orang untuk belajar
sepanjang hayat.
c. Fleksibilitas terhadap perubahan

dan mampu menyesuaikan

diri terhadap perubahan.


d. Semangat kerja, tidak dirundung ketakutan dan efisien, dalam
dunia dengan kebutuhan baru, permasalahan baru dan ide-ide
baru.
e. Keberanian dikombinasikan dengan kearifan dalam menentukan
kebijakan terhadap orang lainnya.

f. Sensitivitas , tidak hanya pada peraturan yang bersifat formal


tetapi

bagi

dirinya

sebagai

manusia

lainnya

memandang

kehidupan yang baik melalui kajian dirinya sendiri.


g. Menumbuhkan kehidupan demokratis, baik di sekolah maupun
di luar sekolah sebagai suatu konsep yang paling baik untuk
meningkatkan konsep tentang demokrasi
h. Semua falsafah memerlukan standar etika

dan sikap ilmiah.

Kerja kita berdasarkan kepada falsafah bahwa manusia dapat


meningkatkan kemasyarakatan yang diciptakan.
3. Model pendekatan High/Scope
Pada prinsipnya

ada beberapa prinsip dasar

dari

pendekatan

High/Scope:
a. Berdasarkan teori konstruktif Piaget
b. Mementingkan pembelajaran aktif
c. Mementingkan benda-benda yang dapat dimanipulasi
d. Adanya peranan orang dewasa

di dalam memfokuskan perhatian

anak dan penggunaan bahasa dalam pembelajaran


e. Menekankan pada pilihan dan kegiatan di dalam sentra
f.

Mementingkan pengamatan dan penilaian (assessment)

4. Model Pendekatan Kurikulum Kreatif


Prinsip-prinsip kurikulum kreatif adalah :
a. Konsepnya berdasarkan riset dan teori.
b. Peranan aktif dari anak sangat dominan pada saat bermain dan
bereksplorasi
c. Menekankan pada kualitas bahan-bahan dan pengaturan lingkungan
pembelajaran
d. Fokus pada pengamatan dan penilaian agar dapat mencapai tujuan
perkembangan anak secara menyeluruh
e. Mementingkan hubungan
guru.

dengan keluarga dan antara anak dan

5. Model Pendekatan Regio Emillia


Model

pendekatan

pembelajaran

Regio

Emillia

sangat

mengutamakan pada kebutuhan anak dan didukung oleh masyarakat


(orang tua), dan lembaga PAUD.
Pendekatan Regio Emillia sangat focus terhadap perkembangan
anak oleh karena setiap anak perlu diberikan kesempatan untuk
mengembangkan seluruh kemampuan dan potensi yang dimilikinya agar
kecerdasaran anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Peran masyarakat (orang tua) wajib mendukung secra penuh di
setiap kegiatan yang dilakukan anak baik disekolah maupun di rumah.
Bahkan orang tua terlibat untuk merencanakan program kegiatan yang
disusun oleh lembaga PAUD.
Peran Guru sebagai fasilitator dan motivator sangat penting dalam
mendorong dan menyediakan berbagai fasilitas belajar yang diperlukan
anak.
Hasil kegiatan anak didokumentasikan dalam bentuk buku atau
fortofolio.
Model Pendekatan Regio Emillia sangat menekankan bahwa apa
yang dilakukan anak sekecil apapun merupakan hasil pemikiran anak
yang luar biasa dan harus dihargai, karena pengalaman anak adalah
penguatan untuk karya=karyanya dikemudian hari.

A.7. Peran guru sebagai fasilitator dan motivator


Proses pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari peserta didik,
guru, kurikulum (SKM/SKH), bahan belajar, media belajar (APE), sarana prasarana,
dan lingkungan belajar. Guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung
dengan anak didik. Sebagai fasilitator, guru perlu memberikan berbagai fasilitas
belajar anak sesuai dengan kebutuhan. Sebagai motivator, guru perlu memberikan
motivasi,

dorongan,

serta

bimbingan

pembelajaran

agar

anak

dapat

mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki


Bagaimanapun idealnya kurikulum pendidikan, tanpa diimbangi dengan
kemampuan guru, maka semuanya akan kurang bermakna.
Beberapa kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru antara lain:

1. Kompetensi profesional

Artinya guru tidak hanya mengajar untuk menyampaikan materi, tetapi


guru harus merubah perilaku anak didik sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Oleh karenanya dalam proses mengajar terdapat kegiatan
membimbing anak agar tumbuh kembangnya muncul sesuai dengan
tugas-tugas perkembangannya. Guru juga harus melatih keterampilan
intelektual

maupun

keterampilan

motorik,

sehingga

anak

berani

menghadapi tantangan, karena kelak anak akan hidup di masyarakat


dengan penuh persaingan. Oleh karena pekerjaan guru merupakan
profesi yang membutuhkan kemampuan-kemampuan khusus dalam
proses pembelajaran. Guru harus meningkatkan kualitas pekerjaannya,
agar menjadi guru yang profesional.
Untuk lebih meyakinkan guru sebagai pekerjaan profesional, berikut
adalah ciri-ciri pekerjaan profesional.
a. Profesional harus ditunjang oleh ilmu tertentu yang dipelajari melalui
seminar lokakarya, studi banding, magang, dan lan-lain.
b. Profesional juga ditunjang oleh keahlian tertentu yang spesifik.
c. Meningkatkan kualitas belajar melalui latar belakang akademik.
d. Memahami dan peka terhadap masalah sosial di lingkungannya.
2. Kompetensi pribadi
Seringkali guru dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal,
sehingga sering dijadikan panutan. Oleh karenanya, guru harus memiliki
kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal
competences), di antaranya:

a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama


sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya,
b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai

antar-umat

beragama,
c. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan
sistem nilai yang berlaku di masyarakat,
d. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru, misalnya
sopan santun dan tata karma,
e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.
3. Kompetensi paedagogik
Kompetensi

profesional

adalah

kompetensi

atau

kemampuan

yang

berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini


berhubungan dengan kinerja guru dalam bekerja, di antaranya adalah:

a. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya


paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai, baik tujuan
nasional,

tujuan

institusional,

tujuan

kurikuler,

dan

tujuan

pembelajaran.
b. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham
tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori
belajar, dan lain sebagainya.
c. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan
bidang studi yang diajarkannya.
d. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi
pembelajaran.
e. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar.
f. Kemampuan dalam melaksanakan penilaian pembelajaran.
g. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.
h. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya
paham akan administrasi sekolah, bimbingan, dan penyuluhan.
i. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untku
meningkatkan kinerja.
4. Kompetensi sosial kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota
masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:

a. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman


sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.
b. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan.
c. Kemampuan untuk menjalin kerja sama, baik secara individual maupun
secara kelompok.
A.8. Strategi Pengelolaan Kegiatan Main Anak
Strategi pengelolaan kegiatan main anak meliputi Kegiatan di dalam ruangan
(Indoor) ataupun kegiatan diluar ruangan (Outdoor).

1. Pengelolaan kegiatan main anak didalam kelas (Indoor) meliputi :


a. Sentra
Prinsip dasar pembelajaran sentra adalah Pendidikan berorientasi pada
anak, Dunia anak adalah dunia bermain, Kegiatan pembelajaran dirancang
secara cermat untuk membangun sistematika kerja, Kegiatan pembelajaran
berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup anak, Pendidikan

dilaksanakan

secara

bertahap

dan

berulang-ulang,

mengacu

pada

perkembangan anak.

b. Classical
Prinsip dasar pembelajaran classical adalah menggunakan metode
klasifikasi kelas menurut usia anak.

c. Sudut
Prinsip dasar

pembelajaran sudut

adalah

pembelajaran dengan

menggnakan sudutsudut ruangan sebagai tempat pembelajaran yang


didalamnya terdapat mediamedia tertentu untuk menunjang proses
pembelajaran.
d. Area
Serupa dengan prinsip dasar pembelajaran sudut. Hanya saja Area
adalah pembelajaran yang tidak hanya menggunakan sudutsudut ruangan
sebagai tempat pembelajaran.

2. Pengelolaan kegiatan main anak di luar kelas, meliputi :


Adapun pengelolaan kegiatan main anak dengan kegiatan di luar kelas
meliputi lingkungan di luar kelas yang dapat digunakan untuk tempat belajar.
Taman, telaga, danau, kebun dan yang lainnya, merupakan tempat yang menarik
untuk anakanak belajar dan bertumbuh. Keunggulannya adalah anakanak
dapat menunjukan ketertarikan secara alami dan rasa ingin tahu yang dalam.
Disini anakanak dapat belajar disemua tempat perkembangan dan guru guru
dapat meningkatkan pertumbuhan mereka melalui pengamatan, interaksi dan
kegiatan yang telah direncanakan.
Lingkungan diluar kelas menambah keseimbangan hari. Sangat sehat
dan baik untuk anakanak dan guru dalam menghirup udara segar, merasakan
udara, menikmati kebebasan ruangan terbuka dan menggunakan otototot
dengan cara yang baru.
Beberapa dampak positf dari kegiatan di luar

kelas adalah sebagai

berikut :

a. Perkembangan Fisik
Diluar ruangan, anakanak akan semakin tahu bagaimana tubuh mereka
bekerja dalam ruangan yang berbeda dengan merasakan kekuatan fisik,
keseimbangan, dan stamina dikembangkan dengan terampil.

b. Keterampilan Sosial Budaya


Lingkungan diluar secara alami mendorong interaksi diantara anak dan
lingkungannya. Suara keras diluar ruangan sangat diperbolehkan dan
menyanyi dan berteriak juga akan menjadi media interaksi mereka. Beberapa
anak yang pendiam akan lebih mudah bergaul ketika berada di luar ruangan.
Karena keadaan di luar yang dinamis pula, guruguru akan mampu
mengamati anakanak lebih jauh.
c. Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelektual akan meningkat bagi setiap anak ketika
belajar di luar ruang kelas. Mereka akan dapat melihat proses alami secara
langsung

dan

mendokumentasikannya

dalam

setiap

kegiatan

yang

berlangsung. Hal ini tentu jauh lebih baik daripada anakanak dipaksa untuk
membayangkan beberapa peristiwa alam yang hanya diungkapkan secara
verbal

oleh

guru.

Lingkungan

diluar

akan

membuat

anakanak

mengembangan imajinasi daya khayalnya serta mengasah kreativitas mereka

Semua kegiatan bermain anak, baik di dalam kelas (indoor) maupun di luar
kelas (outdoor) selalu dimulai dengan 4 (empat) langkah pengelolaan kegiatan main,
yaitu :

1. Penataan Lingkungan Main Anak


Penataan lingkungan main diperlukan agar lingkungan main anak lebih
terstruktur, terencana akan menciptakan kondisi nyaman pada lingkungan main
anak.
Riset tentang otak manusia menyangkut pemerkayaan itu sangat
persuasif. Sehingga American Academy of Architects memiliki cabang baru yang
disebut Architect for Neuroscience yang mempertimbangkan lingkungan fisik
sebagai faktor dalam mengubah otak. Lingkungan merupakan semua hal yang
mencakup dan dimiliki sekitar arena permainan. Diantaranya lantai, dinding
dinding, bentuk serta ukuran ruangan belajar, taman, perabotan dan bahan
bahan yang akan diperlukan dalam lingkungan main. Ruangan belajar yang
secara estetika memberi kesan aman dan nyaman, dapat membantu suasana
pembelajaran menjadi nyaman. Rancangan didalam maupun di luar kelas harus
direncanakan dengan baik. Suasana yang telah di tata dan direncanakan dapat
mendukung anak untuk proses sosialisasi dan pemecahan masalah. Sehingga

anak-anak akan tertarik untuk terus belajar, menelusuri bahanbahan dan


mencari berbagai informasi baru.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menata
lingkungan main :

b. Suhu Ruangan,
Hal pertama yang akan diperhatikan anak ketika memasuki ruang
belajar adalah suhu ruangan. Jendela adalah hal termudah untuk
mendapatkan sirkulasi yang baik. Jika sangat memungkinkan, guru
harus menemukan cara untuk memberikan sirkulasi yang baik.
c. Akustik dan Mutu Suara,
Ruang kelas yang tidak dirancang dengan baik akan berpengaruh
terhadap kebisingan, gema dan masalah akuistik lainnya sehingga
menyebabkan terganggunya perhatian dan disiplin ruang kelas.
d. Penerangan,
Penerangan
penerangan

alamiah

lampu

sesungguhnya

listrik.

Sebagian

lebih

alasannya

baik

daripada

adalah

bahwa

penerangan alamiah itu lebih terang. Terkadang penerangan lampu


nyang sudah tua dan berkedip akan mengganggu pengelihatan.
e. Ukuran Ruang dan kepadatan,
Kepadatan dalam lingkungan kelas dapat menimbulkan stress.
Kelas

yang

penuh

sesak

akan

menyebabkan

anak

saling

bersenggolan, bertabrakan dan menganggu satu sama lainnya.

f.

Mebel dan MobilitasTempat duduk,


Kursi kursi yang tidak nyaman dan berat serta tempat duduk
yang terpatri mati akan menciptakan lingkungan belajar yang kaku.

2. Pembukaan kegiatan Main


Pembukaan kegiatan main diperlukan untuk menambah gairah anak dalam
melakukan

pembelajaran.

Dalam kegiatan awal main, yang paling

menentukan adalah seorang guru/ pengajar. Adapun beberapa hal


pfenting yang perlu dilakukan dalam tahapan ini adalah : guru bertindak
sebagai informan pengetahuan untuk setiap anak yang akan melakukan
pembelajaran serta guru membuat aturan kesepakatan yang harus

dipatuhi oleh setiap anak tanpa pengecualian. Aturan di awal permainan


sangat bermanfaat dalam peningkatan kedisiplinan anak serta melatih
kemandirian anak.
Berikut ini adalah contoh pembukaan kegiatan main yang dapat
diterapkan sebelum anak melakukan permainan :
Pada hari tersebut materi yang akan sampaikan kepada anak/ siswa
adalah mengenai Buah Pepaya maka sebelum pembelajaran dimulai,
guru sebaiknya memberikan penjelasan kepada anak mengenai Buah
Pepaya. Dimulai dari : Asal Buah Pepaya, Bentuk Buah Pepaya, Manfaat
dan Kegunaan Buah Pepaya dan banyak lagi. Sehingga ketika
pembelajaran dimulai akan terasa suasana yang sangat menyenangkan.
Selanjutnya setelah memberikan penjelasan dan informasi maka guru
sebaiknya membuat suatu kesepakatan bersama yang harus dipatuhi oleh
semua

anak

siswa

tanpa

terkecuali.

Misalnya,

anak

diharuskan

menggunakan media crayon secara bergantian. Hal ini dilakukan untuk


menumbuhkan sikap peduli dan peka dalam diri anak.
Dampak positif dalam pembukaan kegiatan main adalah :
a. Meningkatkan daya fikir
b. Menganalisa masalah dan
c. Memecahkan masalah dan meningkatkan rasa percaya diri anak ketika
proses pembelajaran berlangsung

3. Kegiatan Inti Pada Saat Bermain


Kegiatan inti saat bermain berkaitan erat dengan taksonomi pertanyaan,
yang terdiri atas Fakta, Konvergen, divergen dan penilaian.
Fakta merupakan rangkaian jawaban yang diberikan dan bersifat absolut/
sebenarnya. Konvergen adalah jenis pertanyaan yang hanya memiliki satu
jawaban. Divergen adalah jenis pertanyaan yang memiliki banyak jawan yang
benar. Sedangkan penilaian adalah bentuk pertanyaan yang memerlukan uraian
untuk menjawabnya.
Contoh :

Fakta : Apa rasa air laut?


Jawab : asin

Konvergen : Bagaimana ikan bergerak di air?


Jawab : berenang

Divergen : Apa saja yang hidup di laut?

Jawab : Ikan, Plankton, Ubur ubur, dll

Penilaian : Apa yang terjadi kalau air laut tercemar?


Jawab : Akan menyebabkan laut menjadi kotor, Akan menyebabkan kematian
bagi seluruh biota laut dll.

4. Penutup Setelah Kegiatan Main


Penutup setelah kegiatan main dilakukan untuk membagi pengalaman antara
satu anak dengan yang lainnya, memberikan informasiinformasi baru sehingga
akan terlihat perkembangan setiap anak dalam menangkap setiap materi
pembelajaran.
Dalam Tahap ini guru dapat melakukan halhal dibawah ini :
a. Menyelesaikan Buku Harian pelajaran anak
b. Memainkan suatu game yang melibatkan poin poin pokok dari pelajaran
c. Memasukan sesuatu yang relevan kepada anak untuk di sharing (dibagi) satu
sama lain.
d. Menulis puisi tentang pembelajaran yang telah dilakukan oleh anak/siswa,
atau sebaliknya meminta mereka menggambarkan perasaan mereka tentang
pembelajaran tersebut.
e. Mengucapkan terimakasih secara verbal atas keikutsertaan mereka dalam
pembelajaran dan menjalani kesepakatan bermain.

A.9. Strategi Penilaian Perkembangan Anak


Menilai perkembangan anak merupakan salah satu kegiatan mengobservasi,
mencatat, dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak saat bermain
(belajar).
Observasi yang dilakukan oleh guru harus diikuti dengan pencatatan mengenai
perkembangan anak selama berkegiatan di sekolah. Observasi dilakukan dengan
tujuan:

a. Untuk mengerti perilaku anak,


b. untuk mengpenilaian perkembangan anak,
c. untuk mengpenilaian progres pembelajaran.
Berikut adalah jenis-jenis observasi yang dapat dilakukan oleh guru:

a. Catatan Anekdotal

Catatan anekdotal atau anecdotal record adalah deskripsi tertulis atas


perilaku seorang anak. Isinya menceritakan suatu kejadian, kapan dan di mana.
Catatan tersebut dapat digunakan untuk mengerti beberapa aspek perilaku.

b. Running Record
Sama halnya dengan anecdotal record yaitu berupa deskripsi tertulis atas
perilaku seorang anak, namun lebih terinci dan menceritakan secara berurutan
dari kejadian-kejadian yang terjadi.

c. Specimen Record
Specimen record sama dengan running record dan lebih terperinci lagi. Hal
ini biasa dilakukan oleh observator yang bukan merupakan bagian dari kelas
yang diobservasi atau orang luar.

d. Time Sampling
Tujuan dari time sampling adalah untuk merekam frekuensi dari perilaku
yang muncul untuk satu periode yang telah dirancang. Pelaku observasi atau
observator akan menentukan perilaku apa yang akan diobservasi, kapan interval
waktunya dan bagaimana perilaku tersebut akan direkam.

e. Event Sampling
Event sampling lebih banyak digunakan dari pada time sampling,
dikarenakan perilaku tertentu akan lebih pasti muncul pada setting tertentu dari
pada periode waktu yang telah diprediksi. Sampling ini biasa digunakan untuk
menemukan penyebab atau hasil dari suatu perilaku,

f. Checklists dan Rating Scales


Checklist adalah sebuah daftar mengenai perkembangan perilaku yang
disusun dalam satu kategori sistem. Pelaku observasi dapat membubuhkan
tanda centang (checklist) pada kolom centang apabila ada perilaku yang muncul
sesuai isi kolom tersebut.
Sedangkan rating scale digunakan untuk mendeterminasikan perilaku anak
pada derajat kualitas dari perilaku yang muncul.

g. Audiotapes dan Videotapes


Kedua media tersebut sangat membantu dalam merekam perkembangan
bahasa anak dalam percakapan.

Penilaian perkembangan dapat dikatakan baik dan sukses apabila mencapai


manfaat pada 5 (Lima) aspek berikut ini :

a. Rasa Tercapai, bahwa anak telah mencapai aspek aspek yang


diharapkan oleh guru/ pengajar.
b. Rasa Validasi, bahwa anak dapat berbagai pengalaman dan pikirannya satu
dengan yang lainnya
c. Rasa

Komprehensi,

bahwa

anak

telah

melakukan

seliuruh

kegiatan

pembelajaran secara menyeluruh


d. Rasa Lega, bahwa anak telah menyelesaikan seluruh kegiatannya sesuai
dengan aturan di awal langkah-langkah kegiatan main.

B. RANGKUMAN MATERI
Untuk mengaplikasikan hasil belajar, guru sebagai pendorong utama dan pelaksana
kegiatan belajar, harus memiliki kemampuan mengembangkan strategi pembelajaran.
Suasana dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan
potensi dirinya melalui aktifitas belajar yang lebih aplikatif. Pembelajaran bagi anak usia
dini, lebih banyak aktifitas uji coba, bermain sosial seperti halnya bermain peran, dan
kegiatan stimulatif lainnya.
Guru sebagai sumber belajar merupakan kunci utama atas keberhasilan anak didik
sebagai pembelajar. Peran guru sangat penting karena berkaitan erat dengan
penguasaan materi belajar atau kurikulum pada umumnya. Apapun yang ditanyakan
anak didik tentang materi belajar, guru harus memiliki keyakinan untuk menjawabnya
sehingga anak didik dapat memperoleh informasi yang memadai. Oleh

karena itu,

strategi pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai
dengan optimal sesuai dengan yang direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat
dengan kehidupan anak di luar lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang sangat
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak. Oleh karena itu,
mengenali dan memahami sifat anak merupakan bekal yang sangat berharga bagi
pendidik agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan

metode yang tepat dalam setiap kegiatan belajar (bermain) yang diselenggarakan,
sesuai dengan usia, tahap perkembangan, kebutuhan, minat belajar anak.
Prinsip-prinsip metode dan teknik pembelajaran PAUD adalah Berorientasi pada
tujuan, Aktifitas,

Individualistis,

Pembelajaran

bukan

hanya

mengembangkan

kemampuan kognitif saja, tetapi harus mengembangkan aspek lain, yaitu afektif dan
psikomotor. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus mengembangkan aspek-aspek
tersebut secara integrasi, salah satunya metode diskusi tidak hanya mendorong
intelektual anak didik, tetapi mereka didorong secara keseluruhan untuk bersikap jujur,
tenggang rasa dan lainnya.
Ada beberapa jenis strategi pembelajaran untuk PAUD, antara lain: Strategi
pembelajaran langsung, yaitu materi pembelajaran disajikan langsung pada anak didik
dan anak didik langsung mengolahnya, misalnya bermain balok, puzzle, melukis dan
lain-lain. Diharapkan anak didik bekerja secara menyeluruh dan peran guru hanya
sebagai fasilitator.
Strategi belajar individual, dilakukan oleh anak didik secara mandiri. Kecepatan,
kelambatan dan keberhasilan pembelajaran anak didik sangat ditentukan oleh masingmasing individu anak yang bersangkutan.
Strategi belajar kelompok, dilakukan secara beregu. Bentuk belajar kelompok bisa
dalam pembelajaran kelompok besar, dan kelompok kecil. Strategi kelompok tidak
memperhatikan kecepatan belajar individual karena setiap individu dianggap sama.
Strategi pembelajaran kelompok dapat dikatakan strategi pembelajaran deduktif dan
induktif. Strategi pembelajaran deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan
dengan mempelajari konsep-konsep, kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi dari yang
abstrak menuju ke hal yang kongkret. Strategi ini disebut juga strategi pembelajaran dari
umum ke khusus.

C. EVALUASI
Evaluasi diperlukan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran, terutama
dalam hal ini berkaitan erat untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana pemahaman
dan penguasaan peserta pelatihan terhadap seluruh isi materi bahan ajar Strategi
Pembelajaran Anaka Usia Dini
Berikut ini soal-soal latihan yang harus dijawab oleh peserta pelatihan:

Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat tercapai
dengan optimal sesuai dengan yang direncanakan Pendidik sebagai orang terdekat dengan
kehidupan anak di luar lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak.
Strategi pembelajaran merupakan pola umum perbuatan guru dan murid dalam
mewujudkan kegiatan belajar mengajar. Selain itu, strategi pembelajaran adalah segala
usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
Dengan adanya bahan belajar ini, diharapkan para peserta pelatihan dapat memahami
strategi pembelajaran anak usia dini secara menyeluruh dan dapat menerapkannya dalam
kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan.

1. Childrens Resources International, (1997), Menciptakan Kelas Yang Berpusat


Pada Anak, Ahli Bahasa : Kenny Dewi Juwita, I Gusti Nyoman Sanjaya, Enda E
Ginting, Childrens Resources International. Inc, Wasinghton DC.
2. Jensen Eric, (2010), Guru Super dan Super Teaching, Edisi Keempat, Indeks,
Jakarta.
3. Sanjaya wina (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Prenada, Jakarta.
4. Permekdiknas No 58 Tahun 2009 tentang Standar Paud
5. Pedoman berbagai pendekatan pembelajaran anak usia dini
6. Modul dan bahan ajar Paud dari berbagai sumber yang relevan

REVISI FINAL (Bandung 7-11 April 2012)

Judul Bahan Ajar: Strategi Pembelajaran PAUD


NO

JUDUL BAHAN

HALAMAN

MASUKAN/PERBAIKAN

AJAR
1.

BAB
I 1-3
PENDAHULUAN
6
Latar
Belakang
Tujuan
Ruang
Lingkup
Petunjuk
Belajar

Revisi pada kalimat, tata bahasa, tata letak, kaidah


penulisan.
Daftar isi sudah rlebih rinci
Sistematika sudah runtut
Penomoran pada setiap judul dan sub
judul
Pemberian nomor halaman
Revisi semua petunjuk belajar
Penggunaan istilah asing sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia

BAB II RENCANA 4
PENYAJIAN
6
MATERI

Penambahan pada poin semula 6 poin


menjadi 10 pada :
Kompetensi
Indikator
Materi/Submateri
Metode dan Media Pembelajaran

Penambahan isi materi pada sub materi


sbb:
Standar proses pendidikan anak usia
din (Permen No.58 tahun 2009) ..hal 9
Pengertian dan ruang lingkup strategi,
pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran PAUD,..hal 11
Prinsip-prinsip strategi, pendekatan,

Kompetensi
Indikator
Materi/Subma
teri
Metode
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber
Belajar
Metode dan
Media
Pembelajaran
BAB III MATERI

Uraian Materi
Rangkuman
Materi
Evaluasi

9-47

metode dan teknik pembelajaran anak


usia dini ..hal 13
Latar belakang, filosofi, dan prinsip
pembelajaran berpusat pada anak hal
16
Strategi pembelajaran anak usia dini
hal 29
Model pendekatan pembelajaran
berpusat pada anak hal 30
Peran guru sebagai fasilitator dan
motivator hal 34
Strategi Pengelolaan Kegiatan Main
Anak hal 37
Strategi penilaian perkembangan
anak ...hal 43

BAB IV PENUTUP

Misal penambahan pada model pendekatan


pembelajaran anak, sbb:
Montesssori
High Scope
Bank Street
Kurikulum kreatif
Regio emillia

Gambar sudah dilengkapi dan diperbaiki sesuai


dengan letaknyai
Penambahan isi pada strategi pembelajaran anak
usia dini

LAMPIRAN

Bahan Tayang
Soal Latihan
Kunci
Jawaban
Bahan dan
Alat yang
Diperlukan
Tugas Mandiri
untuk peserta
Silabus
DAFTAR PUSTAKA

Melengkapi lampiran sbb:


Bahan Tayang
Soal Latihan
Kunci Jawaban
Bahan dan Alat yang Diperlukan
Tugas Mandiri untuk peserta
Silabus

Penambahan isi daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai