Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Jaringan VSAT

VSAT (dalam bahasa Inggris, merupakan singkatan dari Very Small Aperture
Terminal) adalah stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk
piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk
menerima dan mengirim data ke satelit. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk
dikirimkan ke titik lainnya di atas bumi. Sebenarnya piringan VSAT tersebut menghadap
ke sebuah satelit geostasioner. Satelit geostasioner merupakan satelit yang selalu berada
di tempat yang sama sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya yang
dimungkinkan karena mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi, dan
mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.
Teknologi VSAT pertama kali dikenal di Amerika Serikat pada awal tahun 1980-an.
VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan bermunculannya bankbank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi online seperti ATM
(Automated Teller Machine).
Arsitektur Jaringan VSAT terdiri dari :
1. Ground Segment (segmen bumi), yang terbagi menjadi :

Unit Luar (Outdoor Unit (ODU):

Unit Dalam (Indoor Unit (IDU)):

2. Space Segment (segmen angkasa) yakni satelit.

Satelit
Merupakan alat di orbit bumi khusus untuk menerima/ menghantar maklumat
secara nirkabel, berkomunikasi melalui frekuensi radio.
Menggunakan Satelit Telkom 2 (Indonesia) digunakan untuk Depdagri, dengan
teknologi C band yang lebih tahan dengan cuaca di Indonesia (berhubungan
dengan masalah curah hujan yang cukup tinggi di Indonesia). Menggunakan
Komunikasi 2 arah, menerima dan menghantar isyarat. Daerah yang dipasang
VSAT dikenali sebagai remote terminal, dikawal oleh hub station. Semua isyarat
dari satelit dikirim ke hub terlebih dahulu sebelum dikirim kembali ke terminal
remote lain, yaitu Propinsi / Kabupaten.

Keseluruhan jaringan VSAT ini dimonitor dan dikendalikan oleh suatu Network

Management System (NMS) yang berlokasi di Hub Network Operations Center (NOC).
Dewasa ini, VSAT telah digunakan di lebih dari 120 negara dengan lebih dari
500.000 terminal terpasang. Solusi komunikasi hemat biaya yang ditawarkan VSAT
menjadi pilihan berbagai sektor industri yang seringkali menghadapi kenyataan bahwa
adopsi teknologi akan diikuti dengan kebutuhan biaya yang lebih tinggi.
Teknologi ini sesuai bagi pengguna yang membutuhkan komunikasi dan jaringan
independen yang menghubungkan sejumlah tempat yang terpisah secara geografis.
Jaringan VSAT adalah layanan tambahan dari penyedia jasa satelit untuk mendukung
aplikasi Internet, data, LAN, suara dan faksimili seta VOIP. VSAT sesuai dengan kebutuhan
jaringan komunikasi publik maupun private.
Secara umum, sistem ini bekerja pada frekuensi Ku-band dan C-band. Ku-band
digunakan di Eropa and Amerika Utara menggunakan antena VSAT ukuran kecil. C-band
banyak digunakan di Asia, Afrika dan Amerika Latin, membutuhkan antena yang lebih
besar.
Aplikasi VSAT Receive Only
Teknologi broadcast maupun multicast sesuai bagi kebutuhan content provider. Beberapa
contoh aplikasi :
1. Stock market & news broadcasting
2. Training dan distance learning
3. Distribusi financial trends & analisis
4. Memperkenalkan produk baru pada lokasi pasar yang terpisah secara geografis
5. Update data pasar, berita dan katalog (harga)
6. Distribusi video dan TV programs
7. Distribusi music ke toko & area publik
8. Relay iklan ke papan elektronik di toko retail

Aplikasi VSAT Transmit/Receive


1. Transaksi interaktif berbasis komputer
2. Aplikasi dan backbone Internet
3. Video Teleconferencing
4. Database inquiries
5. Bank transactions, ATM
6. Reservation systems
7. Distributed remote process control dan telemetry
8. Komunikasi suara dan VOIP
9. Layanan darurat
10. Transfer elektronik pada Point-of-Sale
11. Medical data transfer
12. Sales monitoring & stock control
Perusahaan Pengguna VSAT
1. Pertambangan dan energi (minyak, emas dll.) yang berada di daerah terpencil
2. Toko obat (apotik), supermarkets, kesehatan (rumah sakit)
3. Perusahaan manufaktur, hubungan site plant ke head office
4. Kurir, hotel, travel agents, car rental, food manufacturers
5. Dealer kendaraan bermotor, bengkel dan pom bensin
6. Bank, asuransi, lembaga keuangan lainnya
7. Lembaga pemerintahan
8. NAP, ISP, Warnet dll.
Jaringan VSAT menyediakan akses yang sangat efisien. Metode ini cost effective
untuk distribusi data ke banyak lokasi dengan tingkat pelayanan dan perawatan yang
sama di tiap titik. VSAT mudah diatur dari satu tempat, dibanding dengan komunikasi
terestrial yang menggunakan banyak jalur komunikasi dan peralatan dari penyedia
jaringan dan vendor yang berbeda. Teknologi yang tersedia:
1. SCPC Single Channel Per Carrier
2. TDM/TDMA Time Division Multiplexing/Time Division Multiple Access
3. FDMA Frequency Division Multiple Acces
4. DAMA Demand Assigned Multiple Acces
5. DVB-IP (DVB RCS) Digital Video Broadcasting-Internet Protocol.

Kelebihan VSAT Dibandingkan Kabel


Dalam hal biaya, sulit dibandingkan antara VSAT dengan layanan terestrial.
Terestrial selalu memperhitungkan jarak dan kapasitas, sementara VSAT hanya
memperhitungkan kapasitas, jauh maupun dekat jarak yang ditempuh tidak masalah.
Pada VSAT biaya investasi awal tinggi namun abonemen akan semakin turun setiap client
bertambah. Berbeda dengan layanan terestrial yang memerlukan tambahan investasi dan
biaya operasional setiap kali client bertambah.
Bentuk Bentuk Konfigurasi VSAT
Pemilihan topologi/konfigurasi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut:

Struktur aliran informasi di dalam jaringan

Kualitas link dan kapasitas yang diperlukan

Delay transmisi

VSAT Point-to-Point
VSAT Point-to-Point menggunakan teknologi Single Channel per Carrier. Konfigurasi ini
umumnya digunakan untuk aplikasi yang menggunakan kanal yang relatif besar dan

transmission delay yang relatif kecil. SCPC biasa digunakan sebagai backbone pada
komunikasi antar kantor pusat dan pabrik atau kantor cabang besar. Di samping untuk
data komunikasi juga digunakan untuk saluran telepon. Contoh penggunaan konfigurasi
ini adalah backbone pada jaringan selular, perusahaan minyak, pertambangan dan lain
lain.

VSAT Point-to-Multipoint
VSAT Point-to-Multipoint menggunakan teknologi TDM/TDMA. Teknologi ini pada
umumnya digunakan pada korporasi yang mempunyai data center terpusat, dengan
karakteristik aplikasi mempunyai outbound data yang besar (dari Kantor Pusat) dan

inbound data yang kecil. Pengiriman data harus melalui Hub atau stasiun pusat

pengendali. Contoh pengguna teknologi ini adalah perbankan, pemerintah, perusahaan


pembiayaan, kantor pos dan lain-lain.

Konfigurasi Point-to-multipoint umumnya berbentuk Star atau Mesh


Konfigurasi Mesh
Konfigurasi Mesh menggunakan teknologi DAMA/TDMA. Konfigurasi ini memungkinkan
komunikasi secara langsung dari satu titik ke titik lainnya. Digunakan untuk telephony dan
saluran data.

Konfigurasi STAR
Konfigurasi STAR merupakan pengembangan dari teknologi TDM/TDMA dengan

outbound channel yang mencapai 40 Mbps. Aplikasinya membutuhkan bandwidth besar


yaitu asimetrikal. Teknologi andal dan mampu mengurangi waktu keterlambatan
pengiriman. Biasa digunakan untuk Internet.

Arsitektur Jaringan VSAT


---> Ground Segment <---

ODU (Outdoor Unit)


1. Antena
Antena berfungsi untuk memancarkan dan menerima gelombang radio RF.
Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antenna yang
memiliki bentuk parabola.
Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah sebagai berikut :

Memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit yang mana


besar frekuensinya dari 5,8 GHz sampai dengan 6,7 GHz.

Menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi yang mana besar
frekuensinya dari 3,4 GHz sampai dengan 4,2 GHz.

Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, dan penyangga. Ukuran piringan
antena atau dish VSAT berkisar antara 0,6 3,8 meter. Ukuran dish sebanding
dengan kemampuan antena untuk menguatkan sinyal.

Antena VSAT

Feedhorn dipasang pada frame antena pada titik fokusnya dengan bantuan lengan
penyangga. Feedhorn mengarahkan tenaga yang ditransmisikan ke arah piringan
antena atau mengumpulkan tenaga dari piringan tersebut. Feedhorn terdiri atas
sebuah larik komponen pasif microwave.
a. Feedhorn
Feedhorn atau yang biasa disebut OMT (Ortho Mode Transduser) berfungsi
untuk menerima sinyal yang dipantulkan oleh permukaan reflektor ketika
receive dan pada waktu transmit berfungsi menyebarkan seluruh sinyal ke
seluruh permukaan reflektor.
b. CPR
Berfungsi untuk meneruskan sinyal Up Link RF carrier ke feedhorn yang
langsung disebarkan ke seluruh permukaan antena.
c. TRF
TRF (Transmit Reject Filter) merupakan waveguide dengan LPF (Low Pass Filter)
yang letaknya berdekatan dengan LNA / LNB / LNC Fungsinya yaitu agar sinyal
receive tidak terganggu oleh sinyal transmit dan juga meredam noise sekecil
mungkin dari sinyal yang diterimanya.
d. LNB, LNA (Receiver)
LNB (Low Noise Block Up) bekerja pada frekuensi C-band (3,4 4,2 GHz). LNA
hanya dapat melakukan penguatan saja pada frekuensi C-band yang
diterimanya, sedangkan LNB selain penguatan dia juga dapat melakukan down
conversion dari C-band ke L-band (950 1950 MHz) menggunakan LO (Local
Oscilator) dan juga sebagai penerima sinyal informasi dari satelit. Perangkat ini
juga sering disebut sebagai Receiver (Rx).
2. ODU (Out Door Unit)
Merupakan perangkat VSAT yang dipasang diluar ruangan, umumnya dipasang di
antena (terpisah dari control room). Bisa berupa Converter, LNA, LNC, BUC, SSPA,
dan lain-lain. Tapi umumnya kita menyebut ODU itu adalah Converter. Converter
bekerja pada frequency RF (5,8 - 6,7 GHz untuk C-Band), fungsi utama dari
Converter yaitu mengkonversi sinyal IF (Intermediate Frequency) dari modem
Satelit untuk kemudian menjadi sinyal RF (Radio Frequency) lalu dikuatkan, dan
dipancarkan ke Satelit. Kenapa harus dirubah jadi sinyal RF dahulu?

Alasan pertama, karena sinyal RF memampu menjangkau jarak yang jauh dan tidak
rentan gangguan, jarak 36.000 KM ke Satelit terdapat banyak hambatan, mulai dari
cuaca, suhu, interferensi, dan sebagainya.
-

Alasan kedua, karena Satelit commercial umumnya memiliki range frequency di


C-Band (4-6 GHz) dan penguatan sinyal juga sangat diperlukan pada sebuah
transmisi Satelit.

ODU

(Converter)

umumnya

terdiri

dari

Local

Oscilator

yang

berguna

membangkitkan sinyal untuk meng-conversi sinyal source (IF), lalu Amplifier,


kemudian ada juga Converter yang sudah include SSPA (Solid State Power
Amplifier) umunya Converter seperti ini disebut dengan SPT (Single Package
Transceiver.
ODU memiliki power maksimum umumnya disebut P1dB (Power Maksimum ini
menjadi karakteristik bagi sebuah ODU) biasanya disebutkan dengan satuan Watt
(W) yaitu 5W, 10W, 20W, dst. Makin besar kapasitas (Watt) ODU biasanya makin
besar kemampuan ODU untuk meng-Conversi sinyal IF, dan tentunya makin kuat
sinyal, makin bagus untuk mencapai Satelit.
ODU juga memiliki nilai Intermodulasi yaitu kemampuan ODU untuk mengconversi lebih dari satu sinyal IF.
3. BUC
BUC (Block Up Converter) berfungsi menguatkan sinyal dan mengubah range
frekuensi L-Band menjadi range frekuensi RF menggunakan LO (Local Oscilator)
yang akan dipancarkan ke satelit dan juga sering disebut transmitter. BUC hanya
dapat menjadi Transmitter namun tidak bisa menjadi Receiver, tidak seperti RFT
yang dapat melakukan keduanya mesikpun berada pada jenis frekuensi berbeda.
4. RFT
RFT (Radio Frequency Tranceiver) berfungsi untuk menguatkan sinyal dan
mengubah range frekuensi IF mendadi range frekuensi RF, namun RFT jg berfungsi
sebagai Receiver tidak seperti BUC. Jadi RFT akan mengkonversikan frekuensi RF
yang diterima dari satelit kembali menuju frekuensi IF.

5. Low Noise Amplifiers (LNA) (Receiver)


LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari satelit
melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang lebar (500
MHz).
Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh faktor
berikut:

Jauhnya letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar


disepanjang lintasannya.

Keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah


yang luas.

Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA harus
memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan / gain yang
cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band frekuensi
antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz).
6. Solid State Power Amplifier (SSPA)
SSPA berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat dipancarkan pada
jarak yang jauh. Setelah frekuensi awal IF di konversi melalui perangkat Converter
menuju RF, output yang dihasilkan masih terlalu kecil, SSPA ini merupakan
penguat akhir dalam rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan
penguat daya frekuensi sangat tinggi dalam orde GHz.
Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar pada band
frekuensi 5,8 GHz sampai dengan 6,7 GHz dari Ground Communication Equipment
(GCE) pada suatu level tertentu yang jika digabungkan dengan gain antena akan
menghasilkan daya pancar (EIRP) yang dikehendaki ke satelit.

7. Up / Down Converter
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu
sebagai up converter dan sebagai down converter.
1. Up Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau
sinyal frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz
menjadi sinyal RF Up link
(5,8 6,7 GHz).

2. Down Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,4 MHz 4,2 MHz)
menjadi sinyal Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70
MHz.

Indoor Unit (IDU)


1. Modem Satelit
Modem digunakan untuk melakukan transmisi dan penerimaan data juga
merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai modulator dan demodulator.
-

Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi kedalam sinyal IF


pembawa yang dihasilkan oleh synthesiser. Frekuensi IF besarnya mulai dari
55MHz sampai 88MHz dengan frekuensi center 70 MHz.

Demodulasi adalah proses memisahkan sinyal informasi digital dari sinyal IF


dan meneruskannya ke perangkat teresterial yang ada. Teknik Modulasi yang
dipakai dalam modem satelit yaitu modulasi dengan sistem PSK ( Phase Shift
keying ).

Contoh Modem Satelit (COMSTREAM CM701)


-

Lebih jauh lagi fungsi dari Modulator dan Demodulator yakni:


a. Modulator
Modulator berfungsi untuk mencampurkan sinyal informasi digital dari
perangkat teresterial kedalam sinyal IF 70MHz yang dihasilkan dari dalam
modem.

Diagram Blok Modulator

Pada proses modulasi sinyal data masuk melalui port Interface kemudian
diteruskan ke bagian Digital to Analog Converter dan diubah menjadi sinyal
analog I dan sinyal Q. Sinyal I dan sinyal Q mempunyai amplitude yang
sama tetapi memiliki fase yang berbeda. Sinyal I & Q diperkuat, difilter
kemudian dicampur dengan sinyal IF dari sinthesizer sehingga dihasilkan
sinyal IF termodulasi. Sinyal IF kemudian dikuatkan dan diatur powernya
oleh bagian TX control dan kemudian diteruskan ke port IF Output di
bagian belakang modem.
b. Demodulator
Demodulator menerima sinyal dari RFT dalam range frekuensi IF dan
melakukan demodulasi pada sinyal untuk memisahkan user traffic signal
dari carrier.

Digram Blok Demodulator


Pada proses demodulasi, sinyal IF yang diterima di masukan ke rangkain
AGC. Rangkaian AGC ini berfungsi untuk mengatur kekuatan sinyal IF yang
akan didemodulasi. Rangkain AGC dikontrol oleh bagian A/D converter.
Sinyal IF yang sudah disesuaikan levelnya kemudian dicampur dengan
sinyal dari sintisiser sehingga menghasilkan sinyal I dan sinyal Q. Kemudian
sinyal ini dikuatkan dan difilter, setelah itu sinyal I & Q masuk ke bagian A/ D
converter sehingga didapatkan sinyal data digital, kemudian sinyal data
digital diteruskan ke bagian interface dan diteruskan ke port interface.

2. INVERTER

Inverter adalah suatu alat yang berfungsi untuk merubah tegang DC menjadi
tegangan AC, dimana frekuensi dari tegangan tersebut dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan. Inverter yang memberikan daya pada frekuensi yang dapat diubahubah bagi sistem pengerak motor AC biasanya merupakan inverter 3-fasa. Suatu
batere dapat disiapkan pada bis arus DC untuk dipergunakan sebagai cadangan
bila sumber tegangan AC yang diberikan terputus. Inverter biasa digunakan untuk
memberi power kepada komponen ODU Maupun IDU seperti RFT dan Modem
Satelit. Untuk kebutuhan power dari beberapa komponen disesuaikan dengan
kapasitas Inverter.
Beberapa merek Inverter adalah ICA, PASCAL, SANYO DENKI dan beberapa
kapasitas Inverter adalah 1 KVA, 2 KVA, 3 KVA.

Inverter PASCAL 1 KVA

---> Space Segment <---

SATELIT
Satelit Geostasioner merupakan segmen angkasa pendukung layanan VSAT. Orbit
ideal untuk satelit komunikasi adalah geostasioner, atau yang relatif statis terhadap bumi.
Satelit yang digunakan untuk komunikasi hampir selalu berada pada orbit geostasioner
secara eksklusif, berlokasi sekitar 36.000 km diatas permukaan bumi. Oleh karenanya
disebut Satelit geostasioner karena satelit tersebut selalu berada di tempat yang sama
sejalan dengan perputaran bumi pada sumbunya.

Gambaran Visual Satelit Indonesia


Sesuai dengan kesepakatan International Telecommunication Union (ITU), untuk
menghindari terjadinya interferensi, setiap satelit ditempatkan dengan jarak dua derajat
terpisah sehingga jumlah satelit maksimum yang dapat dioperasikan sebanyak 180 satelit.
Bagaimana pun, dengan pandangan untuk memaksimalkan penggunaan slot
orbital,

penempatan

satelit

secara

bersama-sama

dilakukan

secara

menyebar.

Penempatan satelit secara bersama-sama dipisahkan 0,1 derajat di angkasa atau hampir
sekitar 30 km. Interferensisinyal dari penempatan satelit bersamaan dicegah dengan
menggunakan polarisasi ortogonal. Pada saat bersamaan perlengkapan stasiun bumi
dapat menerima sinyal dari dua lokasi satelit tanpa orientasi ulang dari antena. Sinyal
dapat di-diferensiasikan berdasarkan polarisasinya.
Segmen angkasa tersedia dari organisasi yang telah mendapatkan satelit,
mengatur

peluncuran,

dan

memimpin

tes

mengoperasikan satelit-satelit ini secara komersial.

awal

dalam

orbit

dan

kemudian

Fungsi utama satelit dikerjakan oleh transponder. Ada beberapa transponder atau
repeater dalam badan satelit. Transponder ini memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

Penerima sinyal
Transponder menerima sinyal yang di uplink oleh VSAT atau Hub.

Translasi frekuensi
Frekuensi dari sinyal yang diterima ditranslasikan ke frekuensi yang berbeda,
dikenal sebagai frekuensi downlink. Translasi frekuensi meyakinkan bahwa tidak
ada feedback positif dan juga menghindari interferensiisu yang terkait.

Penguatan
Transponder juga menguatkan sinyal downlink.
Sejumlah transponder menentukan kapasitas satelit. Kapasitas transponder satelit

untuk satelit generasi Palapa B yaitu terdiri dari 24 transponder yang terbagi atas 12
transponder untuk polarisasi horizontal dan 12 transponder untuk polarisasi vertikal. Tiap
transponder memiliki bandwith 40 MHz.
Jenis band frekuensi Satelit sebagai berikut:
Frequency Band

Uplink (GHz)

Downlink (GHz)

C-Band

5.800 sampai 6.725

3.400 sampai 4.200

Ext- C-Band

6.725 sampai 7.025

4.500 sampai 4.800

Ku-Band

14.000 sampai 14.500

10.950 sampai 11.700

Pada komunikasi VSAT ada yang disebut Up link dan Down link.
-

Up link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari stasiun bumi ke satelit.

Down link adalah sinyal RF yang dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi .

Up Link dan Down Link


Di dunia Internasional, KU-Band adalah band frekuensi yang populer. KU-Band
dapat mendukung trafik dengan ukuran antena yang lebih kecil dibandingkan C-Band
atau Ext-C-Band. Tapi Ku-Band tidak tahan terhadap curah hujan tinggi sehingga tidak
sesuai untuk digunakan di daerah Asia Tenggara. Keunggulan dan kekurangan masingmasing band frekuensi tersebut secara rinci adalah seperti berikut:
Frekuensi
C-Band

Keunggulan

Kekurangan

World wide availability

Antena berukuran relatif lebih besar

Teknologi yang termurah

Rentan terhadap interferensi dari


satelit

Tahan dari redaman hujan


Ku-Band

Kapasitas relatif besar

tetangga

dan

terrestrial

microwave
Rentan dari redaman hujan

Antena berukuran relatif lebih Availability terbatas (faktor regional)


kecil (0,6 1,8 m)
Pada intinya satelit menyediakan dua sumber daya, yaitu bandwidth dan tenaga
amplifikasi. Pada kebanyakan jaringan VSAT, tenaga memiliki sumber daya yang lebih
terbatas dibandingkan dengan bandwidth dalam transponder satelit.

Anatomi Satelit

Proses Transmisi Sinyal Satelit


1. Data yang akan ditransmisikan dari perangkat remote/user, terlebih dahulu
memasuki modem. Dalam modem ini data dimodulasi. Proses modulasi ini
menggunakan teknik PSK. Modulasi ini bertujuan untuk mentranslasikan
gelombang frekuensi informasi ke dalam gelombang lain pada frekuensi yang
lebih tinggi untuk dibawa ke media transmisi.
2. Setelah data tersebut dimodulasi, selanjutnya akan memasuki perangkat
Converter (BUC, RFT). Dalam perangkat ini terdapat Up dan Down Converter.
Untuk proses transmit yang digunakan adalah Up Converter. Up Converter ini
berfungsi untuk mentranslasikan sinyal dari frekuensi menengah IF (Intermediate
Frequency) menjadi suatu sinyal RF (Radio Frequency). Output sinyal yang
dihasilkan adalah 5,8 GHz 6,7 GHz.
3. Proses selanjutnya adalah memasuki SSPA (Solid State Power Amplifier) yang
berfungsi sama dengan HPA (High Power Amplifier) yaitu untuk memperkuat
sinyal RF agar dapat diterima oleh satelit.
4. Sinyal masuk ke dalam feedhorn (OMT), sinyal dari feedhorn dipantulkan ke satelit
dengan antena.

Blok Diagram IDU-ODU

Proses Receive Sinyal Satelit


1. Antena menerima sinyal dari satelit, sinyal yang diterima antena kemudian
dipantulkan ke feedhorn (OMT).
2. Dari Feedhorn, sinyal diteruskan memasuki perangkat Receiver (LNA (Low Noise
Amplifier), LNB (Low Noise Block)). Dimana perangkat ini berfungsi untuk menekan
noise dan memperkuat sinyal yang diterima.
3. Dari Receiver sinyal diteruskan memasuki Down Converter yang berfungsi untuk
mentranslasikan sinyal RF menjadi sinyal IF.
4. Setelah memasuki Down Converter, maka sinyal IF memasuki perangkat modem
untuk melakukan proses demodulasi, dimana prose demodulasi itu dimaksudkan
untuk memisahkan antara sinyal carrier dengan informasi yang ada di dalamnya.
5. Informasi yang sudah terpisah dari sinyal carrier kemudian diteruskan ke perangkat
user seperti Router , Multiplexer, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai