PENDAHULUAN
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi
keteraturan
dan
kompleksitas
ciptaan
dan
kimiawi,
kehidupan
dalam
dalam
lingkungan
serta
mewujudkannya dalam
pengamalan
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
(gotong
tanggungjawab,
royong,
kerjasama,
peduli
ajaran
rasa
toleran,
ingin
tahu;
objektif;
jujur;
teliti;
cermat;
tekun;
bertanggung
berinteraksi
secara
efektif
dengan
hati-hati;
inovatif
menempatkan
lingkungan)
diri
sebagai
cerminan
jawab;
dan
aktivitas
sebagai
implementasi
peduli
dalam
sehari-hari
wujud
sikap
dalam
melakukan
pengamatan, percobaan,
3. Memahami
dan berdiskusi.
menerapkan, 3.1 Menganalisis
pengetahuan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
parabola
gerak
dan
gerak
melingkar
rasa
menggunakan vector.
ingin
tahunya
tentang
ilmu
dengan
dengan
wawasan
kemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan,dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian,serta menerapkan pengetahuan
prosedural
pada
bidang
kajian
yang
percobaan gerak
menghitung,
melingkar.
menggambar,
dan
Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis gerak 3.9.1
Indikator
Menjelaskan secara singkat posisi
parabola
dan
gerak
3.9.2
melingkar
dengan
menggunakan vector.
3.9.3
suatu bidang(C1)
Menjelaskan secara singkat percepatan
3.9.4
3.9.5
Parabola (C2)
Menjelaskan posisi partikel pada gerak
3.9.6
Parabola (C2)
Mengemukakan persamaan kecepatan
3.9.7
3.9.8
3.9.9
melingkar (C2)
Membedakan antara gerak melingkar
beraturan dan gerak melingkar berubah
beraturan (C2)
3.9.10 Membedakan Kecepatan sudut rata-rata
den kecepatan sudut sesaat (C2)
3.9.11 Membedakan Kecepatan sudut rata-rata
den kecepatan sudut sesaat (C2)
3.9.12 Menjelaskan hubungan antara kecepatan
sudut dan percepatan sudut (C2)
3.9.13 Menganalisis persamaan tinggi
maksimum yang dicapai benda pada
gerak parabola (C2)
3.9.14 Menjelaskan persamaan jarak maksimum
yang dapat dicapai benda pada gerak
parabola (C2)
3.9.15 Menganalisis gerak horisontal dan gerak
vertikal pada gerak parabola (C3)
3.9.16 Menganalisis hubungan antara
percepatan sudut dengan kecepatan
sudut (C4)
3.9.17 Menganalisis hubungan antara Besaran
Rotasi dengan Translasi Translasi dengan
Gerak (C4)
3.9.18 Menemukan penerapan gerak melingkar
dan gerak parabola dalam kehidupan
3
sehari-hari (C4)
4.9.1
percobaan gerak
parabola dan gerak
4.9.2
(P1)
Mendemontrasikan alat yang
berkaitan bahan yang akan digunakan
melingkar.
besar posisi,
Tujuan pembelajaran
Setelah proses mengamati, menanya, berdiskusi, melaksanakan percobaan,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa :
1. Mengamati simulasi ilustrasi gerak dua dimensi (gerak parabola dan gerak
melingkar) dan gerak melingkar
2. Menanyakan tentang pengunaan vektor dalam gerak parabola dan gerak
melingkar
3.
II. PEMBAHASAN
A. Materi Pokok
Analisi Vektor , Gerak Parabola dan Gerak melingkar
B. Struktur Materi
1. Analisis vektor Posisi partikel pada suatu bidang
2. Analisis vektor Kecepatan dan Percepatan pada suatu bidang
3. Tinggi maksimum yang dicapai benda pada gerak parabola
4. Waktu untuk mencapai tinggi maksimum pada gerak parabola
5. Jarak maksimum yang dapat dicapai benda pada gerak parabola
6. Kecepatan sudut pada gerak melingkar
7. Kecepatan sudut dan Percepatan sudut pada gerak melingkar.
8. Hubungan antara Besaran Translasi dan Rotasi
C. Peta Konsep
Posisi
partikel
sumb
Gerak
Parabola
Analisis
Vektor
PERSAMA
AN GERAK
Gerak
Melingk
ar
Kecepata
n
Percepat
an
Gerak Melingkar
Beraturan (GMB)
Gerak Melingkar
Berubah Beraturan
(GMBB)
A= A xi + A yj+ A zk
B. Vektor Posisi
Vektor posisi adalah suatu vector yang menyatakan posisi suatu titik
pada suatu bidang atau suatu ruang. Pandang suatu titik bergerak
dalam suatu bidang datar. Untuk menentukan posisi titik, kita
pergunakan sistem sumbu koordinat xy pada bidang datar, seperti
tampak pada gambar di bawah ini.
Posisi partikel pada bidang datar dinyatakan oleh vector posisi r, yaitu
vector yang ditarik dari titik asal sampai ke posisi titik. Misalkan pada
7
suatu saat t posisi titik adalah P maka vector posisinya adalah r(t).
Beberapa saat kemudian yaitu pada saat t+t dapat dinyatakan dengan
vector yang ditarik dari P ke Q yaitu vector r, sesuai dengan
hubungan r=r(t+t)-r(t), atau,
r=r2-r1
dengan:
t= perpindahan posisi dari titik P ke titik Q
r2= vector posisi di titik Q
r1= vector posisi di titik P
Dalam bentuk komponen, kita peroleh
r=(x2i+y2j) (x1i+y1j)
=(x2-x1)i + (y2-y1)j
r = x i + y j
dengan:
x= x2 x1 dan y =y2-y1
Untuk suatu titik A yang terletak dalam ruang dengan koordinat (x,y)
vector posisi A terhadap pusat koordinat O didefinisikan sebagai vector
OA yang dapat ditulis sebagai :
r = OA = x i+y j
dengan besar vector r adalah:
r= x
+y2
2. KECEPATAN
A. Kecepatan Rata-rata
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan selang
waktu, atau secara matematis ditulis sebagai berikut
r
v
t
Untuk gerak partikel pada bidang
x
y
vx =
vy =
dan
t
t
B. Kecepatan Sesaat
x
t
y
dan v y = t
3. PERCEPATAN
A. Perceptan Rata-rata
Jika kecapatan sebuah partikel berubah terhadap waktu, dikatakan
partikel tersebut mengalami percepatan. Percepatan secara matematis
dituliskan sebagai berikut
v v 2v 1
a =
=
t t 2t 1
dengan :
a = percepatan rata-rata (m/s2)
v= peruba h an kecepatan
( ms )
t=selang waktu(s)
Untuk gerak partikel pada bidang xy, dapat dituliskan
a =
vx vy
i+
j
t
t
B. Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat diidentifikasikan sebagai percepatan rata-rata untuk
selang waktu yang sangat kecil (mendekati nol), yaitu
lim v
dv
a= lim a t 0
=
t
dt
t0
4. GERAK PARABOLA
Untuk memadu gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah
beraturan ini, kita dapat mengambil contoh seperti halnya pada bahasan
memadu dua gerak lurus beraturan, yaitu pada kasus perahu yang
menyebrangi sungai. Bedanya kali ini kita misalkan bahwa perahu tidak
bergerak dengan kecepatan konstan, tetapi bergerak dengan percepatan
konstan, misalnya dipercepat dengan percepatan a. Skema dari contoh ini
adalah seperti gambar berikut.
Jika kita perhatikan gambar tersebut, dengan memilih sumbu x dan sumbu
y sebagaimana yang tampak pada gambar, pada sumbu x berlangsung
gerak lurus beraturan (arus air sungai), sedangkan pada sumbu y
berlangsung gerak lurus berubah beraturan (gerak perahu). Pada sumbu x
berlaku
x=v arus t
v arus =Konstan
1
y=v 0 t + a t 2
2
v =v 0 +at
10
Jika dalam kasus ini kita pilih v0=0, pada sumbu y berlaku
1
y= a t 2
2
v t =at
Untuk menggambarkan perpindahan perahu pada bidang xy, pertama kita
misalkan dulu bahwa nilai a = 2m/s2 dan varus = 5 m/s. Jika angka-angka
ini dimasukkan ke dalam persamaan untuk x dan y, maka untuk waktuwaktu tertentu yang kita pilih, besar x dan y bisa dituliskan seperti pada
table di bawah ini.
Tabel Perpindahan Perahu pada Sebuah Bidang xy
t(s)
x(m)
y(m)
0
0
5
1
10
4
15
9
20
16
25
25
Dari grafik pada gambar di atas, tampak bahwa hasilnya berupa parabola,
Ini menunjukkan bahwa perpaduan antara gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan menghasilkan suatu gerak yang lintasannya berupa
parabola.
11
Pada gambar tampak lintasan sebuah benda yang dilempar ke atas dengan
sudut dengan kecepatan awal v0. Pada sumbu x berlaku kecepatan
konstan, sedangkan pada sumbu y beralaku percepatan konstan, yang dalam
hal ini adalah percepatan gravitasi. g.
Untuk menganalisis gerak parabola, kita dapat meninjau gerak pada sumbu
x sebagai gerak lurus beraturan(GLB) dan sumbu y sebagai gerak lurus
berubah beraturan (GLBB).
Gerak pada Sumbu x sebagai Gerak Lurus Beraturan (GLB)
v x =v 0 x =v 0 cos =Tetap
x=v 0 x t=(v 0 cos )t
12
y=v 0 t
1 2
1
g t =(v 0 sin )t g t 2
2
2
t maks=
v 0 sin
g
13
v 0 sin
g
sehingga
y=(v 0 sin )t
1 2
gt
2
1
y maks=(v 0 sin )t maks g t 2maks
2
v 0 sin 1 v 02 sin 2
( v 0 sin )
g(
)
g
2
2g
v 02 sin2
y maks=
2g
disubtitusikan ke persamaan
y=v 0 t
1 2
1
g t =(v 0 sin )t g t 2
2
2
menghasilkan
0=( v 0 sin ) t R
t R=
1
gt 2
2 R
2 v 0 sin
g
14
Jarak jangkauan R, terjadi pada posisi x=R dan pada saat t=t g. Dengan
memasukkan nilai
t R=
2 v 0 sin
g
ke persamaan
menghasilkan
R=(v 0 cos )(
2 v 0 sin
)
g
v02 sin2
R=
g
Berdasarkan persamaan
tampak bahwa
1
t maks= t R
2
t R=
2 v 0 sin
dan persamaan
g
t maks=
v 0 sin
,
g
sehingga berlaku
v 02 sin2
1
x p= R=
2
2g
5. KECEPATAN SUDUT
Kecepatan benda yang berputar disebut kecepatan sudut (kecepatan angular).
Sejauh ini arah gerak rotasi dilukiskan dalam istilah searah jarum jam dan
atau berlawanan arah jarum jam.
Mengingat ada dua kemungkinan arah yang paralel dengan sumbu rotasi, untuk
melengkapi digunakan aturan tangan kanan sebagai berikut:
Kecepatan sudut rata-rata dan sesaat
a. Kecepatan sudut rata-rata
15
= 2 1
=
t t 2t 1
b. Kecepatan sudut sesaat
t
d
= atau d= dt
dt
o
0
6. PERCEPATAN SUDUT
Percepatan sudut rata-rata dan percepatan sudut sesaat. Jika kecepatan sudut
sesaat sebuah benda berubah dari
menjadi
5. KINEMATIKA ROTASI
Dalam gerak linear kita mengenal jenis gerak lurus beraturan(percepatan
nol)dan gerak lurus berubah beraturan(percepatan konstan). Demikian juga
pada gerak rotasi terhadap sumbu tetap, kita mengenal gerak rotasi
beraturan
(percepatan
sudut
nol)
dan
gerak
rotasi
berubah
16
dt =
= |o at = -o
= 0+ at
d
=0 +t d =( 0 +t ) dt
dt
Pengintegralan persamaan tersebut dengan batas awal t = 0 dan batas akhir
t menghasilkan :
o+
d 0
00
1
t) dt o = ot + ( 2 ) t2
=o+ ot+
1
2
2 t
(1.59)
(1.60)
ketiga persamaan diatas ternyata menunjukkan kemiripan dengan rumusrumus pada kinematika translasi. Perhatikanlah analogi kinematika
translasi dengan kinematika rotasi sebagai berikut:
Gerak Lurus Berubah
Beraturan
Beraturan
(a= konstan)
(= konstan)
v= v0 + at
=o + at
17
X = x0 + v0 t + at2
v2 = v02 + 2a(x-x0)
=o+ ot+
1
2
2 t
2 = o2 + 2 ( o
18
v=
ds
dt
d
= r dt
v=r
(1.62)
ds
d
=r
dt
dt
a t=r
v 2 2
a s= =
r
r
(1.63)
(1.64)
(1.65)
19
Besaran
Gerak Rotasi
Dimensi
Hubungan
S=r
s(m)
[L]
ds
v= dt (
m/s)
(m/s2)
Tidak
berdimensi
d
dr
[LT-1]
(rad/s)
d
= dr
[T-1]
v=r
[LT-2]
(rad/s2)
[T-2]
as= r
dv
dt
at =
(Rad)
Dari tabel tersebut nampak bahwa untuk benda tegar yang melakukan gerak
rotasi terhadap suatu poros (sumbu putar) tetap, berlaku:
F.
Miskonsepsi
20
21
No
Soal
Miskonsepsi Siswa
Panjang lintasan
dengan sudut
tempuh dan jari-jari
lingkaran
Panjang lintasan
Kelajuan linear
benda berbanding
lurus dengan
jari-jari lintasan
jari-jari lingkaran
pada gerak
melingkar
periode adalah
waktu yang
diperlukan benda
berputa
untuk melakukan
satu putaran penuh
Percepatan
tidak
yang
sama
disebut perlambatan
4
atau
negatif,
percepatan
yang
arahnya berlawanan
dengan arah gerak
benda.
22
G. Urutan Penyampaian
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
20 menit
100
menit
Menanya
23
Rincian Kegiatan
partikel, kecepatan sesaat, percepatan partikel, percepatan
Waktu
sesaat
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok
dan membimbing/menilai menilai keterampilan mencoba,
menggunakan alat, dan mengolah data, serta menilai
kemampuan peserta didik menerapkan konsep dan prinsip
dalam pemecahan masalah
Mengasosiasi
Mengomunikasikan
15 menit
24
25
III.
PENUTUP
26
DAFTAR PUSTAKA
27