Anda di halaman 1dari 27

I.

PENDAHULUAN

Kompetensi Inti, Kompetensi dasar dan Indikator Fisika (Persamaan Gerak)


KELAS XI

Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.

Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi
keteraturan

Kompetensi Inti Sikap

dan

kompleksitas

ciptaan

Tuhan tentang aspek


fisik

dan

kimiawi,

kehidupan

dalam

ekosistem, dan peranan


manusia

dalam

lingkungan

serta

mewujudkannya dalam
pengamalan
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
(gotong

tanggungjawab,

royong,

kerjasama,

peduli

ajaran

agama yang dianutnya.


2.1 Menunjukkan perilaku
ilmiah (memiliki

rasa

toleran,

ingin

tahu;

objektif;

damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

jujur;

teliti;

cermat;

menunjukkan sikap sebagai bagian dari

tekun;

solusi atas berbagai permasalahan dalam

bertanggung

berinteraksi

terbuka; kritis; kreatif;

secara

efektif

dengan

hati-hati;

lingkungan sosial dan alam serta dalam

inovatif

menempatkan

lingkungan)

diri

sebagai

bangsa dalam pergaulan dunia.


Kompetensi Inti Sikap

cerminan

jawab;

dan

aktivitas
sebagai
implementasi

peduli
dalam

sehari-hari
wujud
sikap

dalam

melakukan

pengamatan, percobaan,
3. Memahami

dan berdiskusi.
menerapkan, 3.1 Menganalisis

pengetahuan,

menganalisis

pengetahuan

faktual,

parabola

gerak

dan

gerak

konseptual, dan prosedural berdasarkan

melingkar

rasa

menggunakan vector.

ingin

tahunya

tentang

ilmu

dengan

pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan


humaniora

dengan

wawasan

kemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan,dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian,serta menerapkan pengetahuan
prosedural

pada

bidang

kajian

yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya


untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Inti Pengetahuan
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam 4.1 Mengolah dan
ranah konkret (menggunakan, mengurai,

menganalisis data hasil

merangkai, memodifikasi, dan membuat)

percobaan gerak

dan ranah abstrak (menulis, membaca,

parabola dan gerak

menghitung,

melingkar.

menggambar,

dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari


di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
Kompetensi Inti Keterampilan

Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis gerak 3.9.1

Indikator
Menjelaskan secara singkat posisi

parabola

partikel pada suatu bidang (C1)


Menyebutkan pengertian kecepatan pada

dan

gerak
3.9.2

melingkar

dengan

menggunakan vector.

3.9.3

suatu bidang(C1)
Menjelaskan secara singkat percepatan

3.9.4

pada suatu bidang (C1)


Menjelaskan karakteristik gerak

3.9.5

Parabola (C2)
Menjelaskan posisi partikel pada gerak

3.9.6

Parabola (C2)
Mengemukakan persamaan kecepatan

3.9.7

pada gerak parabola(C2)


Mengemukakan persamaan percepatan

3.9.8

pada gerak parabola (C2)


Menjelaskan Karakteristik gerak

3.9.9

melingkar (C2)
Membedakan antara gerak melingkar
beraturan dan gerak melingkar berubah

beraturan (C2)
3.9.10 Membedakan Kecepatan sudut rata-rata
den kecepatan sudut sesaat (C2)
3.9.11 Membedakan Kecepatan sudut rata-rata
den kecepatan sudut sesaat (C2)
3.9.12 Menjelaskan hubungan antara kecepatan
sudut dan percepatan sudut (C2)
3.9.13 Menganalisis persamaan tinggi
maksimum yang dicapai benda pada
gerak parabola (C2)
3.9.14 Menjelaskan persamaan jarak maksimum
yang dapat dicapai benda pada gerak
parabola (C2)
3.9.15 Menganalisis gerak horisontal dan gerak
vertikal pada gerak parabola (C3)
3.9.16 Menganalisis hubungan antara
percepatan sudut dengan kecepatan
sudut (C4)
3.9.17 Menganalisis hubungan antara Besaran
Rotasi dengan Translasi Translasi dengan
Gerak (C4)
3.9.18 Menemukan penerapan gerak melingkar
dan gerak parabola dalam kehidupan
3

sehari-hari (C4)

4.1 Mengolah dan

4.9.1

menganalisis data hasil

gerak parabola dan gerak melingkar .

percobaan gerak
parabola dan gerak

Merencanakan percobaan tentang

4.9.2

(P1)
Mendemontrasikan alat yang
berkaitan bahan yang akan digunakan

melingkar.

dalam percobaan tentang gerak


4.9.3
4.5.1.

parabola dan gerak melingkar (P2)


Merancang percobaan tentang gerak
parabola dan gerak melingkar. (P2)
Mengidentifikasikan
data

percobaan gerak parabola dan gerak


melingkar(P2)
4.9.4 Mengoperasikan data hasil percobaan
untuk mendapatkan

besar posisi,

jarak maksimum ,tinggi maksimum


pada gerak parabola dan posisi,
kecepatan sudut, percepatan sudut
4.9.5

pada gerak melingkar (P3)


Menjelaskan kesimpulan dari hasil
percobaan gerak parabola dan gerak
melingkar dengan analisi vektor. (P4)

Tujuan pembelajaran
Setelah proses mengamati, menanya, berdiskusi, melaksanakan percobaan,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan siswa :
1. Mengamati simulasi ilustrasi gerak dua dimensi (gerak parabola dan gerak
melingkar) dan gerak melingkar
2. Menanyakan tentang pengunaan vektor dalam gerak parabola dan gerak
melingkar
3.

4. Mendiskusikan vektor posisi, kecepatan dan percepatan gerak dua dimensi


(gerak parabola dan gerak melingkar)
5. Mendiskusikan hubungan posisi, kecepatan, dan percepatan gerak parabola
6. Mendiskusikan hubungan posisi sudut, kecepatan, dan percepatan gerak
melingkar
7. Memprediksi posisi dan kecepatan pada titik tertentu berdasarkan
pengolahan data percobaan gerak parabola
8. Mendiskusikan pemecahan masalah gerak melingkar pada pengamatan
kehidupan sehari-hari secara berkelompok
9. Mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok tentang pemecahan
masalah gerak melinngkar

II. PEMBAHASAN

A. Materi Pokok
Analisi Vektor , Gerak Parabola dan Gerak melingkar
B. Struktur Materi
1. Analisis vektor Posisi partikel pada suatu bidang
2. Analisis vektor Kecepatan dan Percepatan pada suatu bidang
3. Tinggi maksimum yang dicapai benda pada gerak parabola
4. Waktu untuk mencapai tinggi maksimum pada gerak parabola
5. Jarak maksimum yang dapat dicapai benda pada gerak parabola
6. Kecepatan sudut pada gerak melingkar
7. Kecepatan sudut dan Percepatan sudut pada gerak melingkar.
8. Hubungan antara Besaran Translasi dan Rotasi
C. Peta Konsep
Posisi
partikel
sumb

Gerak
Parabola

Analisis
Vektor

PERSAMA
AN GERAK

Gerak
Melingk
ar

Kecepata
n

Percepat
an

Gerak Melingkar
Beraturan (GMB)

Gerak Melingkar
Berubah Beraturan
(GMBB)

D. Luasan dan pendalaman materi


Materi persamaan gerak dengan analisi vektor dimulai dari menjelaskan posisi
partikel pada suatu bidang, kecepatan, percepatan, gerak parabola, kecepatan
sudut, percepatan sudut, dan gerak melingkar atau kinematika rotasi. Setelah
siswa mampu memahami selanjutnya siswa akan mempelajari kejadian seharihari yang berkaitan dengan gerak parabola dan gerak melingkar seperti gerak
peluru yang ditembakkan ke atas, gerak rotasi bumi, dan lain-lain. Dalam
bagian ini siswa akan diajarkan membedakan antara gerak parabola dan gerak
melingkar. Siswa diharapkan mampu menganalisis gerak parabola dan gerak
melingkar dengan analisis vektor.
E. Konsep Esensial
1. POSISI PARTIKEL PADA SUATU BIDANG
a. Vektor Satuan
Vektor satuan adalah suatu vector yang panjang atau besarnya sama
dengan satu. Dalam suatu ruang dengan sumbu koordinat x, y, dan z
digunakan vector satuan I, j, dan k yang masing-masing mempunyai
panjang atau besarnya adalah satu, tanpa satuan, serta berturut-turut
menunjuk kea rah sumbu x, y, dan z. Misalkansebuah vector A pada
sebuah bidang dengan sumbu koordinat x dan y memiliki komponen
Ax dan Ay seperti tampak pada gambar 1.1(a). Vektor A dapat
dituliskan sebagai
A= A xi+ A yj
Dengan metode yang sama, vector dalam ruang seperti yang tampak
pada Gambar 1.1(b), dapat dituliskan sebagai penjumlahan vector
sehingga menjadi

A= A xi + A yj+ A zk

Komponen vector A x, Ay, dan Az adalah besaran skalar. Arah vector


seluruhnya terkandung dalam arah vector satuannya.

B. Vektor Posisi
Vektor posisi adalah suatu vector yang menyatakan posisi suatu titik
pada suatu bidang atau suatu ruang. Pandang suatu titik bergerak
dalam suatu bidang datar. Untuk menentukan posisi titik, kita
pergunakan sistem sumbu koordinat xy pada bidang datar, seperti
tampak pada gambar di bawah ini.

Posisi partikel pada bidang datar dinyatakan oleh vector posisi r, yaitu
vector yang ditarik dari titik asal sampai ke posisi titik. Misalkan pada
7

suatu saat t posisi titik adalah P maka vector posisinya adalah r(t).
Beberapa saat kemudian yaitu pada saat t+t dapat dinyatakan dengan
vector yang ditarik dari P ke Q yaitu vector r, sesuai dengan
hubungan r=r(t+t)-r(t), atau,
r=r2-r1
dengan:
t= perpindahan posisi dari titik P ke titik Q
r2= vector posisi di titik Q
r1= vector posisi di titik P
Dalam bentuk komponen, kita peroleh
r=(x2i+y2j) (x1i+y1j)
=(x2-x1)i + (y2-y1)j
r = x i + y j
dengan:
x= x2 x1 dan y =y2-y1
Untuk suatu titik A yang terletak dalam ruang dengan koordinat (x,y)
vector posisi A terhadap pusat koordinat O didefinisikan sebagai vector
OA yang dapat ditulis sebagai :

r = OA = x i+y j
dengan besar vector r adalah:

r= x

+y2

2. KECEPATAN
A. Kecepatan Rata-rata
Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi perpindahan dengan selang
waktu, atau secara matematis ditulis sebagai berikut
r

v
t
Untuk gerak partikel pada bidang
x
y
vx =
vy =
dan
t
t

B. Kecepatan Sesaat

Kecepatan sesaat adalah kecepatan benda pada selang waktu yang


sangat kecil (mendekati nol). Dengan kata lain kecepatan sesaat adalah
kecepatan rata-rata untuk selang waktu mendekati nol.
r
v = lim v = lim
= dr/dt
t 0
t 0 t
Untuk gerak partikel pada bidang, kecepatan sesaat pada suatu benda
adalah
v x=

x
t

y
dan v y = t

3. PERCEPATAN
A. Perceptan Rata-rata
Jika kecapatan sebuah partikel berubah terhadap waktu, dikatakan
partikel tersebut mengalami percepatan. Percepatan secara matematis
dituliskan sebagai berikut
v v 2v 1
a =
=
t t 2t 1
dengan :
a = percepatan rata-rata (m/s2)
v= peruba h an kecepatan

( ms )

t=selang waktu(s)
Untuk gerak partikel pada bidang xy, dapat dituliskan
a =

vx vy
i+
j
t
t

B. Percepatan Sesaat
Percepatan sesaat diidentifikasikan sebagai percepatan rata-rata untuk
selang waktu yang sangat kecil (mendekati nol), yaitu
lim v
dv
a= lim a t 0
=
t
dt
t0

4. GERAK PARABOLA
Untuk memadu gerak lurus beraturan dengan gerak lurus berubah
beraturan ini, kita dapat mengambil contoh seperti halnya pada bahasan
memadu dua gerak lurus beraturan, yaitu pada kasus perahu yang
menyebrangi sungai. Bedanya kali ini kita misalkan bahwa perahu tidak
bergerak dengan kecepatan konstan, tetapi bergerak dengan percepatan
konstan, misalnya dipercepat dengan percepatan a. Skema dari contoh ini
adalah seperti gambar berikut.

Jika kita perhatikan gambar tersebut, dengan memilih sumbu x dan sumbu
y sebagaimana yang tampak pada gambar, pada sumbu x berlangsung
gerak lurus beraturan (arus air sungai), sedangkan pada sumbu y
berlangsung gerak lurus berubah beraturan (gerak perahu). Pada sumbu x
berlaku

x=v arus t
v arus =Konstan

Sementara pada sumbu y berlaku

1
y=v 0 t + a t 2
2
v =v 0 +at

10

Jika dalam kasus ini kita pilih v0=0, pada sumbu y berlaku
1
y= a t 2
2
v t =at
Untuk menggambarkan perpindahan perahu pada bidang xy, pertama kita
misalkan dulu bahwa nilai a = 2m/s2 dan varus = 5 m/s. Jika angka-angka
ini dimasukkan ke dalam persamaan untuk x dan y, maka untuk waktuwaktu tertentu yang kita pilih, besar x dan y bisa dituliskan seperti pada
table di bawah ini.
Tabel Perpindahan Perahu pada Sebuah Bidang xy

t(s)

x(m)
y(m)

0
0

5
1

10
4

15
9

20
16

25
25

Dari grafik pada gambar di atas, tampak bahwa hasilnya berupa parabola,
Ini menunjukkan bahwa perpaduan antara gerak lurus beraturan dan gerak
lurus berubah beraturan menghasilkan suatu gerak yang lintasannya berupa
parabola.

11

Contoh gerak parabola dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak peluru


(gerak proyektil) yaitu gerak sebuah benda yang dilempar ke atas dengan
arah lemparan tertentu yang membentuk sudut terhadap sumbu y.

Pada gambar tampak lintasan sebuah benda yang dilempar ke atas dengan
sudut dengan kecepatan awal v0. Pada sumbu x berlaku kecepatan
konstan, sedangkan pada sumbu y beralaku percepatan konstan, yang dalam
hal ini adalah percepatan gravitasi. g.

Untuk menganalisis gerak parabola, kita dapat meninjau gerak pada sumbu
x sebagai gerak lurus beraturan(GLB) dan sumbu y sebagai gerak lurus
berubah beraturan (GLBB).
Gerak pada Sumbu x sebagai Gerak Lurus Beraturan (GLB)
v x =v 0 x =v 0 cos =Tetap
x=v 0 x t=(v 0 cos )t

12

Gerak pada Sumbu y Sebagai Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Pada sumbu y kecepatan awal adalah v 0y = v0 sin , kecepatan pada saat t
adalah vy, percepatan a= -g (karena arah ke bawah adalah negative), dan
posisinya adalah y, maka
v y =v 0 y > v 0 sin >

y=v 0 t

1 2
1
g t =(v 0 sin )t g t 2
2
2

Benda Mencapai Titik Puncak P


Syarat suatu benda mencapai titik puncak(tertinggi) adalah vy = 0.
Kecepatan pada titik puncak P adalah
v p =v x =v 0 x =v 0 cos
Waktu yang diperlukan peluru untuk mencapai ketinggian maksimum
diperoleh dengan memasukkan syarat vy = 0 ke persamaan vy = v0y gt= v0
sin gt sehingga
v y =v 0 y > v 0 sin >
0=v 0 sin g t maks

t maks=

v 0 sin
g

dengan tmaks = waktu untuk mencapai ketinggian maksimum.

13

Tinggi maksimum ymaks diperoleh dengan mensubtitusi persamaan


tmaks=

v 0 sin
g

ke persamaan y = v0t gt2 = (v0 sin )t gt2

sehingga
y=(v 0 sin )t

1 2
gt
2

1
y maks=(v 0 sin )t maks g t 2maks
2
v 0 sin 1 v 02 sin 2
( v 0 sin )
g(
)
g
2
2g

v 02 sin2
y maks=
2g

Benda Mencapai Titik Terjauh B


Titik terjauh B terjadi pada posisi x=R, tercapai pada saat posisi y=0. y=0

disubtitusikan ke persamaan

y=v 0 t

1 2
1
g t =(v 0 sin )t g t 2
2
2

menghasilkan
0=( v 0 sin ) t R

t R=

1
gt 2
2 R

2 v 0 sin
g

14

Jarak jangkauan R, terjadi pada posisi x=R dan pada saat t=t g. Dengan

memasukkan nilai

t R=

2 v 0 sin
g

ke persamaan

x=v 0 x t=(v 0 cos )t

menghasilkan
R=(v 0 cos )(

2 v 0 sin
)
g

v02 sin2
R=
g

Berdasarkan persamaan

tampak bahwa

1
t maks= t R
2

t R=

2 v 0 sin
dan persamaan
g

t maks=

v 0 sin
,
g

sehingga berlaku

v 02 sin2
1
x p= R=
2
2g

5. KECEPATAN SUDUT
Kecepatan benda yang berputar disebut kecepatan sudut (kecepatan angular).
Sejauh ini arah gerak rotasi dilukiskan dalam istilah searah jarum jam dan
atau berlawanan arah jarum jam.
Mengingat ada dua kemungkinan arah yang paralel dengan sumbu rotasi, untuk
melengkapi digunakan aturan tangan kanan sebagai berikut:
Kecepatan sudut rata-rata dan sesaat
a. Kecepatan sudut rata-rata

15


= 2 1
=
t t 2t 1
b. Kecepatan sudut sesaat

t
d
= atau d= dt
dt
o
0

6. PERCEPATAN SUDUT
Percepatan sudut rata-rata dan percepatan sudut sesaat. Jika kecepatan sudut
sesaat sebuah benda berubah dari

menjadi

dalam selang waktu t,

benda dikatakan mengalami percepatan sudut. Percepatan sudut rata-rata ()


benda yang berotasi adalah hasil bagi perubahan kecepatan sudut dengan
selang waktunya.
a. Percepatan sudut rata-rata
21
=
=
t
t 2t 1
b. Percepatan sudut sesaat
d d 2
= = 2
dt d t

5. KINEMATIKA ROTASI
Dalam gerak linear kita mengenal jenis gerak lurus beraturan(percepatan
nol)dan gerak lurus berubah beraturan(percepatan konstan). Demikian juga
pada gerak rotasi terhadap sumbu tetap, kita mengenal gerak rotasi
beraturan

(percepatan

sudut

nol)

dan

gerak

rotasi

berubah

beraturan(percepatan sudut konstan).

16

A. Gerak Rotasi Berubah Beraturan


Dengan metode integral diperoleh persamaan sebagai berikut:
t

dt =

= |o at = -o

= 0+ at
d
=0 +t d =( 0 +t ) dt
dt
Pengintegralan persamaan tersebut dengan batas awal t = 0 dan batas akhir
t menghasilkan :
o+

d 0
00

1
t) dt o = ot + ( 2 ) t2

=o+ ot+

1
2
2 t

(1.59)

Dari persamaan 1.58 dan 1.59 variable t dapat dieliminasi sehingga


dihasilkan persamaan sebagai berikut :
2 = o2 + 2 ( o

(1.60)

ketiga persamaan diatas ternyata menunjukkan kemiripan dengan rumusrumus pada kinematika translasi. Perhatikanlah analogi kinematika
translasi dengan kinematika rotasi sebagai berikut:
Gerak Lurus Berubah

Gerak Rotasi Berubah

Beraturan

Beraturan

(a= konstan)

(= konstan)

v= v0 + at

=o + at

17

X = x0 + v0 t + at2
v2 = v02 + 2a(x-x0)

=o+ ot+

1
2
2 t

2 = o2 + 2 ( o

B. Hubungan Antara Besaran Rotasi dan Translasi


Perpindahan Linear dan Perpindahan Sudut
seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa hubungan antara
perpindahan linear titik P sepanjang lintasan lingkaran (s) dan perpindaan
sudut ( ) yang dilalui P adalah
s=r
(1.61)
dengan
r= jari-jari lintasan(m),
s = panjang lintasan (m),
= sudut yang dilalui (rad)

Kecepatan Linear dan Kecepatan Sudut


Titik P yang terletak dalam benda memiliki kecepatan linear v. Karena P
bergerak melingkar, vektor kecepatan linear selalu tangensial terhadap jarijari lingkaran, itulah sebab nya kecepatan ini disebut juga dengan
kecepatan tangensial. Menurut definisi, kecepatan linear titik P adalah v =
ds/dt sehingga

18

v=

ds
dt

d
= r dt

v=r

(1.62)

meskipun setiap titik pada benda yang bergerak rotasi memiliki


kecepatan sudut yang sama, tetapi tidak semuanya memiliki kecepatan
linear yang sama. Semakin besar jarak suatu titik terhadap sumbu
rotasi, semakin besar kecepatan linear titik tersebut.

c. Percepatan linear dan percepatan sudut


TitikP mengalami dua komponen percepatan, yaitu percepatan
tangensial at dan percepatan sentripetal as . percepatan sudut benda
yang berrotasi dapat dihubungkan dengan percepatan tangensial at
dengan menghitung turunan kecepatan tangensial (v) terhadap waktu
at =

ds
d
=r
dt
dt
a t=r

v 2 2
a s= =
r
r

(1.63)

(1.64)

Percepatan linear total partikel adalah penjumlahan secara vektor kedua


komponen kecepatan a= at + as
a= as2 +a t2
a=r a2+ 2

(1.65)

19

Persamaan tangensial at mengakibatakn perubahan kelajuan linear


(besar kecepatan linear) dari partikel. Percepatan sentripetal as arahnya
tegak lurus pada kecepatan linear v sehingga percepatan sentripetal
hanya berfumgsi untuk mengubah arah kecepatan linear, tidak
mengubah besarnya. Dengan demikian, pada seluruh gerak melingkar
selalu ada percepatan sentripetal (at 0 ).
Dari uraian hubungan anatar besaran rotasi dan translasi diatas dapat
ditulis perbandaingan gerak translasi dan rotasi sebagai berikut.
Gerak Trasnlasi
Besaran
Dimensi

Besaran

Gerak Rotasi
Dimensi

Hubungan
S=r

s(m)

[L]

ds
v= dt (
m/s)

(m/s2)

Tidak

berdimensi

d
dr

[LT-1]

(rad/s)
d
= dr

[T-1]

v=r

[LT-2]

(rad/s2)

[T-2]

as= r

dv
dt

at =

(Rad)

Dari tabel tersebut nampak bahwa untuk benda tegar yang melakukan gerak
rotasi terhadap suatu poros (sumbu putar) tetap, berlaku:

Semua partikel pada benda tegar memiliki perpindahan sudut,

kecepatan sudut dan percepatan sudut yang sama


Semua partikel pada benda tegar memiliki perpindahan linear,
kecepatan linear dan percepatan linear yang bergantung pada r (jarak
partikel tersebut terhadap pusat rotasi)

F.

Miskonsepsi

20

Miskonsepsi merupakan ketidaksesuaian pemahaman seseorang dengan


pemahaman ahli terhadap suatu konsep. Miskonsepsi terjadi hampir pada
semua mata pelajaran eksak, tak terkecuali fisika.
Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang
tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif.
Konsep fisika terdiri dari materi yang abstrak. Sehingga miskonsepsi muncul
pada setiap bahasan fisika.. Secara lebih rinci, daftar konsep yang mengalami
miskonsepsi pada materi dinamika gerak melingkar adalah sebagai berikut:

21

No
Soal

Konsep yang Benar

Miskonsepsi Siswa

Panjang lintasan

berbanding terbalik dengan


sudut tempuh dan jari-jari
lingkaran
Panjang lintasan
berbanding lurus
1

dengan sudut
tempuh dan jari-jari
lingkaran

Panjang lintasan

berbanding lurus dengan sudut


tempuh, tetapi berbanding
terbalik dengan jari-jari
lingkaran

Panjang lintasan tidak

dipengaruhi oleh sudut tempuh


dan jari-jari lingkaran

Kelajuan linear

Kelajuan linear benda

benda berbanding

berbanding lurus dengan

lurus dengan

kecepatan sudut, tetapi

kecepatan sudut dan

berbanding terbalik dengan

jari-jari lintasan

jari-jari lingkaran

pada gerak
melingkar

periode adalah

periode adalah waktu yang

waktu yang

diperlukan selama benda itu

diperlukan benda

berputa

untuk melakukan
satu putaran penuh
Percepatan

tidak

selalu terjadi dalam


arah

yang

sama

dengan benda yang


bergerak ada yang

percepatan selalu terjadi dalam


arah yang sama dengan benda
yang bergerak

disebut perlambatan
4

atau
negatif,

percepatan
yang

arahnya berlawanan
dengan arah gerak
benda.

22

G. Urutan Penyampaian
Rincian Kegiatan

Waktu

Pendahuluan

Merefleksi hasil kompetensi (KD) sebelumnya di kelas X


Menjelaskan kaitan gerak lurus di kelas X dengan gerak

parabola dan gerak melingkar di KD yang akan datang


Menyampaikan tujuan pembelajaran
Bertanya posisi, kecepatan, dan percepatan pada gerak

20 menit

dalam bidang melalui berbagai sumber (buku, internet,


atau modul)
Kegiatan Inti
Mengamati

100
menit

Peserta didik menyimak peragaan menggambar grafik


posisi partikel, kecepatan sesaat, kecepatan rata-rata,

percepatan rata-rata, percepatan sesaat


Guru menilai keterampilan peserta didik mengamati

Menanya

Siwa mendiskusikan menentukan besaran-besaran posisi


partikel, kecepatan partikel, kecepatan sesaat, percepatan

partikel, percepatan sesaat.


Mencoba
Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil, masing-

masing terdiri atas 4 orang


Peserta didik dalam kelompok diminta untuk menggambar
grafik posisi partikel, kecepatan partikel, kecepatan sesaat,

percepatan partikel, percepatan sesaat


Peserta didik mencermati demonstrasi percobaan.
Perwakilan kelompok mencatat hasil bacaan posisi
partikel, kecepatan partikel, kecepatan sesaat, percepatan

partikel, percepatan sesaat


Masing-masing kelompok diberikan dua masalah yang
dapat diselesaikan dengan posisi partikel, kecepatan

23

Rincian Kegiatan
partikel, kecepatan sesaat, percepatan partikel, percepatan

Waktu

sesaat
Guru menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok
dan membimbing/menilai menilai keterampilan mencoba,
menggunakan alat, dan mengolah data, serta menilai
kemampuan peserta didik menerapkan konsep dan prinsip
dalam pemecahan masalah

Mengasosiasi

Peserta didik menyimpulkan hubungan antara kecepatan


partikel dengan kecepatan sesaat serta hubungan antara

percepatan pertikel dengan percepatan sesaat


Masing-masing kelompok berdiskusi menghitung posisi
partikel, kecepatan partikel, kecepatan sesaat, percepatan

partikel, percepatan sesaat


Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik
mengolah data dan merumuskan kesimpulan

Mengomunikasikan

Perwakilan dari dua kelompok menyampaikan hasil

hitungan dan kesimpulan diskusi


Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah
Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi
lisan
Penutup

Bersama peserta didik menyimpulkan karakteristik posisi


partikel, kecepatan partikel, kecepatan sesaat, percepatan

partikel, percepatan sesaat


Guru melakukan tanya jawab untuk menyimpulkan dan
memberi penekanan pada materi posisi partikel, kecepatan

15 menit

partikel, kecepatan sesaat, percepatan partikel, percepatan


sesaat, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, tugas
kelompok, dan tugas membaca untuk memahami materi
berikutnya

24

25

III.

PENUTUP

Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa mampu memahami


hakikat ilmu fisika dalam kehidupan, serta mengetahui konsep
persamaan gerak dengan analisis vektor . Pada materi ini, karakter
yang dikembangkan yaitu menunjukkan perilaku yang ilmiah yaitu
memiliki rasa ingin tahu, jujur, kreatif, teliti, kritis, dan lain-lain . Oleh
karena itu, model pembelajaran yang sesuai ialah menggunakan
metode diskusi dan eksperimen, seperti KPS, PBI, dan Inkuiri serta
model pembelajaran yang cocok dengan materi tentang persamaan
gerak dengan analisis vektor.
Guru hendaknya mengevaluasi hasil pembelajaran, agar tidak terjadi
miskonsepsi pada peserta didik, maka guru perlu memahami batasan
luas dan pendalaman materi yang perlu disampaikan, sehingga konsep
dasar benar-benar dapat dipahami oleh peserta didik pada persamaan
gerak dengan analisis vector.

26

DAFTAR PUSTAKA

Purwoko. 2010. Physics 3. Jakarta:Yudhistira


Foster, Bob. 2014. Akselarasi Fisika 2. Jakarta : Duta
Siswanto, dkk. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta:Pusat Perbukuan

27

Anda mungkin juga menyukai