Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Kasus waran pada PT Nusa Raya Cipta Tbk

DISUSUN OLEH :
1. DENTY ARISTA
2. INTANSARI DEWIRUNA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016 / 2017

Kasus waran pada PT Nusa Raya Cipta Tbk

PT Nusa Raya Cipta Tbk menggelar IPO pada Juni 2013 di harga perdana Rp 850 per saham,
para investor yang ikut IPO juga menerima 1 lembar waran secara gratis untuk setiap 3
lembar saham NRC yang mereka beli.
Seorang investor membeli 300.000 lembar saham NRC, sehingga dia memperoleh NRC W
sebanyak 100.000 lembar. Segera setelah NRC listing dan mulai diperdagangkan di bursa,
maka demikian pula halnya dengan NRC W turut diperdagangkan.
Jika harga NRC W ini naik dari Rp 0 (karena NRC W akan diperoleh investor secara gratis,
sehingga nilai awalnya adalah nol), menjadi Rp 100, dan investor menjual warannya pada
harga Rp 100 tersebut, maka praktis dia akan memperoleh keuntungan sebesar 100.000 x Rp
100. Hal ini bisa dibilang secara Cuma-Cuma investor tidak mengeluarkan uang dalam
menjual waran.
Sementara ketika investor membeli NRC W dipasar dengan harga Rp 100 per waran dan
memiliki dua opsi, yakni menjualnya kembali sebelum masa berlaku waran tersebut habis
atau benar-benar menggunakan waran tersebut untuk membeli saham NRC pada harga
exercixenya sebelum masa berlaku waran tersebut habis.
Masa berlakunya waran pada NRC pada tanggal 27 Juni 2016.
Beberapa waktu setelahnya NRC W pada exercise Rp 1050. Jika pemegang waran dan pada
tanggal 27 Juni 2016 belum digunakan warannya maka akan hangus dengan sendirinya. Yang
dimaksud hangus dengan sendirinya adalah jika membeli waran tersebut senilai Rp 100 juta,
maka uang Rp 100 juta tersebut akan benar-benar habis sama sekali dan kerugian mencapai
100 %.
Dari sini bisa dilihat apa yang menyebabkan naik turunnya harga sebuah waran. Dalam hal
ini NRC W ketika harga saham NRC di pasar terus saja naik lebih dari Rp 1600, maka praktis
investor yang memegang NRC W akan memperoleh keuntungan yang substansial jika
menggunakan NRC W tersebut untuk membeli NRC pada harga exercise 1050, yang
kemudian menjualnya pada harga pasar yakni 1600 , maka keuntungan mencapai Rp 550 per
saham.
Karena adanya potensi keuntungan tersebut, maka investor akan ramai-ramai memburu NRC
W di pasar, dan alhasil harganya akan naik signifikan. Ketika beberapa waktu lalu NRC W

sempat naik dari 200an hingga menembus 500-an, maka itu karena investor yang membeli
NRC W pada harga 500 tersebut berfikir bahwa uang yang investor keluarkan akan balik
modal ketika nanti investor tersebut menggunakan waran tersebut untuk membeli saham
NRC pada harga 1050 dan menjualnya pada harga 1600 . jadi untuk total modalnya Rp 500
untuk membeli waran, plus Rp 1050 untuk membeli atau menebus saham baru, sehingga
totalnya Rp 1550 persaham. Karena saham NRC kemudian dijual pada harga pasar yakni Rp
1600, maka keuntungannya adalah Rp 50 per saham.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa, ketika sebuah saham naik atau turun sebesar Rp 500, maka
warannya kemungkinan juga akan naik (atau turun) sebesar kurang lebih RP 500 juga. Pada
kasus NRC, ketika sahamnya naik dari 900 menjadi 1600, maka warannya ternyata juga naik
dari 200 hingga 500 (jika dihitung dari awalnya yakni Rp 0, maka nominal kenaikan NRC W
mencapai Rp 500).
Jika investor membeli NRC di harga 900 dan menjualnya tepat di 1600, maka keuntungannya
adalah lebih dari 70 %. Tapi jika investor membeli NRC W di 200 dan menjualnya di 500,
maka keuntungannya adalah 150%, atau lebih dari dua kali lipatnya.
Sumber: http://www.teguhhidayat.com/2015/05/mengenal-waran-peluang-sertarisikonya.html

Anda mungkin juga menyukai