Destilasi Astm D

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM HIDROKARBON
DISTILASI ASTM D-86

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. IMANIAR SYUKURIL

0611 3040 1038

2. IRPAN

0611 3040 1039

3. KURNIA OKTARI

0611 3040 1040

4. LILY DAMAYANTI AGUSTIN

0611 3040 1041

5. M. FIKRI HIDAYAT

0611 3040 1042

6. MSY. RINI RAHMAWATI

0611 3040 1043

7. MUHAMMAD RISWAN

0611 3040 1045

KELAS : 5 KIB
DOSEN PEMBIMBING : Ir. SELASTIA YULIATI., M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
2013

DESTILASI ASTM D-86


A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu:
Menjelaskan pengertian dan peranan titik didih petroleun ether dan bensin
berdasarkan ASTM D-86
Menentukan titik didih yang dimiliki oleh petroleum ether dan bensin
Menyelesaikan perhitungan untuk menentukan panas laten penguapan
B. DASAR TEORI
1. Analisa minyak bumi
Metoda yang banyak digunakan untuk pemeriksaan terhadap minyak bumi dan
produknya:
ASTM (American society for Testing material)
API (American Petroleum Institute)
IP (Institute de Petrol)
ISI (Indian Specification Institute)
Macam-macam pemeriksaan yang rutin dilakukan di laboratorium di
maksudkan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pada proses dan
operasi pengilangan terutama menyangkut kualitas produk yang di hasilkan.
Pemeriksaan rutin tersebut meliputi:
a. Destilasi ASTM
Pemeriksaan destilasi laboratorium yang dilakukan untuk gasolin, nafta dan
kerosin adalah dengan metoda ASTM D-86, untuk bensin alam dengan ASTM D216 dan untuk gas oil dengan ASTM D-158. Destilasi laboratorium dilakukan
pada volume 100 ml dengan kecepatan tetesan yang keluar adalah 5 ml/menit.
Suhu uap mula-mula menetes (setelah mengembun) disebut IBP (initial Boiling
Point). Suhu uap dicatat pada setiap 10 ml tetesan yang terkumpul. Maksimum
suhu yang dicapai pada destilasi 955 dicatat sebagai End Point atau FBP (Final
Boiling Point).
Destilasi ASTM merupakan informasi untuk operasi dikilang bagaimana
fraksi-fraksi seperti komponen gasolin, bahan bakar jet, minyak diesel dapat
diambil dari minyak mentah yang disajikan melalui kinerja dan volalitas dalam
bentuk persen penguapannya.
b. Panas Laten Penguapan
Panas laten penguapan yang lazim disebut panas laten didefinisikan sebagai
panas yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 lb cairan pada titik didihnya pada
tekanan atmosfir. Penguapan dapat terjadi pada tekanan lain atau suhu lain. Panas
laten berubah dengan berubahnya suhu atau tekanan dimana terjadinya
penguapan. Panas laten pada tekanan atmosfir untuk fraksi minyak bumi dapat
dilihat pada Grafik 5-5 s/d 5-9 Nelson
c. Titik Didih

Sifat-sifat minyak mentah maupun produknya mempunyai hubungan yang erat


dengan titik didih rata-rata seperti terlihat pada Tabel 1. Titik didih rata-rata
(MABP= Molal Average Boiling Point) lebih memuaskan dibandingkan dengan
data destilasi dalam persen cairan hasil penguapan yang dialurkan dengan suhu
penguapan. Hubungan titik didih rata-rata dapat dilihat pada grafik 5-4 dan 5-5
Nelson.
Titik didih rata-rata Volumetrik (VABP = Volume Average Boiling Point)
langsung dapat dihitung dari data destilasi dalam bentuk persen volume destilat
terhadap suhu penguapan, baik pada destilasi TBP maupun dalam destilasi
ASTM, seperti terlihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Hubungan titik didih dan sifat fisik
No.

Macam Titik Didih

Sifat-sifat Fisik

Titik Didih Rata-Rata Volume Viskositas dan panas jenis ( dan Cp)
(VABP)

Titik Didih Rata-Rata Berat Suhu Kritis nyata (Tc)


(WABP)

Titik Didih Rata-Rata Molal Suhu kritis pseudo (T/Tc) dan ekspansi
(MABP)
termis (kt)

Titik
Didih
(MnBP)

Rata-Rata Berat Molekul (BM), faktor karakteristik


(K), berat jenis () tekanan kritis pseudo
(P/Pc) dan panas pembakaran (Hc)

Tabel 2. VABP berbagai minyak


Jenis minyak

Grafik Destilasi
TBP

ASTM

Minyak mentah

Tv = t20 + t50 + t70 / 3

Tv = t30 + t50 + t70 / 3

Fraksi-Fraksi

Tv = t0 + 4t50 + t100 / 6

Tv = t10 + 2t50 + t90 / 4

Titik didih rata-rata yang lain dapat dihitung menggunakan VABP dan garis
kemiringan (slope) dari grafik 5-4 dan 5-5 Nelson. Slope dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
S=

, oF/%

Hubungan antara titik didih rata-rata molal (MABP) dan titik didih rata-rata
volumetrik (VABP) terhadap sifat-sifat fisik lain seperti oAPI gravity, berat
molekul, faktor karakteristik suhu kritis dan tekanan kritis dapat dilihat pada
Grafik 5-9 s/d 5-12 Nelson.

2. Spesifikasi Produk Kilang


Persyaratan yang diperlukan untuk menentukan spesifikasi minyak, fraksi
serta produk-produk kilng dimana produk kilang berbeda satu sama lainnya. Pada
topik ini akan dibahas tiga produk utama kilang yaitu mogas, kerosin dan minyak
diesel.
a. Mogas (motor gasolin)
Persyaratan umum untuk gasolin/bensin antara lain:
1. Bebas air getah minyak dan sulfur korosif
2. Mempunyai ketukan uap yang minimum
3. Pemanasan dan akselerasinya lebih mudah
4. Mempunyai kualitas anti ketukan
5. Dapat diencerkan sendiri dalam silinder mesin
b. Kerosin
Kerosin yang banyak dipakai sebagai minyak untuk keperluan rumah
tangga tidak hanya harus mempunyai kualitas pembakaran yang layak
tetapi harus juga aman untuk dibawa dan disimpan untuk keperluan lampu
dan kompor. Secara umum kerosin harus bebas dari air, zat aditif, getah
minyak dan zat-zat tertentu.
Kerosin yang lebih dikenal sebagai minyak pemanasan merupakan
produk kilang yang murni mempun yai spesifikasi standar yaitu:
o
API gravity : 43-45
Jarak didih : 350-550oF
c. Minyak Diesel
Karakteristik yang utama dari minyak diesel adalah kebersihannya,
kualitas penyalaan, fluiditas, volalitas dan atomisasi. Kebersihan minyak
diesel meliputi residu karbon dan kandungan sulfur yang terdapat dalam
minyak. Kualita penyalaan yaang baik dinyatakan dengan pengukuran
bilangan setana (cetana number) atau indeks diesel yang ditunjukkan
dengan mudah tidaknya mesin di-start pada suhu rendah, tekanan mesin
yang rendah dan operasi mesin yang halus. Fluiditas dan atomisasi minyak
diesel ditandai dengan titik tuang (pour point) dan viskositas minyak
rendah, namun tidak sedemikian rendah sehingga menyebabkan kesulitan
pelumasan pada injektor, kebocoran efisiensi yang rendah. Volalitas minyak
ditandai dengan titik nyala, residu karbon dan destilasi.
Di indonesia minyak diesel dijual dengan 2 kategori yaitu minyak
diesel untuk kendaraan bermotor (ADO = Automotive Diesel Oil) dan
minyak diesel untuk keperluan industri (IDO = Industrial Diesel Oil).

C. BAHAN DAN ALAT YANG DIPERGUNAKAN


1. Bahan yang digunakan :
Petroleum ether

Bensin

2. Alat yang digunakan:


Double necked round bottom flask
Heating mantel 1000 ml
Destillation top after Claisen
Liebig cooler
Destillation adapter
Graduated cylinder 100 ml
Thermometer (-10oC) (+360oC)
Water batch
Klem, Bisshed, joint clip
D. LANGKAH KERJA
Menyusun peralatan seperti gambar 1
Memberikan silikon grease pada setiap sambungan alat
Mengisi bottom flask dengan 100 ml pertoleum ether
Menghidupkan pendingin
Menghidupkan heating mantel dan memanaskan secara perlahan
Mencatat temperatur tetesan pertama desilat saat mulai mendidih
Menjaga laju pemansan secara hati-hati
Setiap kenaikan temperatur 5oC atau 10oC volume destilat dicatat atau
sebaliknya
Destilasi selesai setelah tidak ada tetesan lagi dan mencatat temperaturnya
Titik didih temperatur paling tinggi yang terbaca di termometer adalah pada
volume bensin 5 ml

E. PERHITUNGAN
1. Temperatur Operasi
(120,2 + 120,2 + 120,2 + 122 + 122 + 122 + 127,4 + 134,6 +140) oF

2. Density destilat Petroleum Ether = 0,654 gr/det.


o

API

- 131,5

= 90
3. Penentuan Panas Penguapan Petroleum Ether
Diketahui : Temperatur Operasi = 125,4 oF
o
API
= 90
Ditanya : Panas Penguapan Pertroleum Ether ?
Penyelesaian :

VABP =
=
= 126,05

Slope =
=
= 0,12

Dari oAPI VS NADP didapat BM =84 (didapat dari grafik Molecular Height VS oAPI)
Dari grafik Slope dan VABP didapat faktor koreksi = 3
Maka NABP = VABP Faktor koreksi
= 126,05- 3
= 123,05 oF

Panas Laten =

x tekanan uap Petroleum

PC petroelum dari ( gambar 2.3) terhadap BM petroleum didapat = 295 atm


Pc semu (gambar 3.2 ) didapat = 420 psia x

= 28,57 atm

Tekanan uap petroleum terhadap temperatur operasi dan NABP didapat = 1 tm

Sehingga tekanan uap Petroleum =

Panas laten Petroleum (gambar 3.9) 150 n


Maka :

x tekanan uap Petroleum

Panas penguapan Petroleum =

x panas laten
=

x 150

= 142,8

F. ANALISA PERCOBAAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan destilasi ASTM D-86. Dimana bahan
yang digunakan adalah petroleum ether yang biasa digunakan sebagai obat bius.
Percobaan ini dilakukan dengan membandingkan antara volume destilat terhadap
waktu pada setiap 10 ml destilat. Dari data pengamatan pada percobaan ini waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai 10 ml destilat akan semakin lama jika volume
bertambah.
Pada perlakuan distilasi petroleum ether/bensin alam ini bertujuan untuk
mendapatkan titik didih yang dimiliki bensin alam dengan menggunakan destilasi

ASTM D-86. Pada saat destilasi kecepatan tetesan destilat yang keluar dicatat selang
volume 10 ml. Suhu pada labu bundar dicatat untuk mengetahui titik didih dari
petroleun ether tersebut. Suhu awal menetes disebut IBP (Indeks Boiling Point). Suhu
terakhir hingga tidak adanya tetesan destilat lagi disebut dengan FBP (Final Boiling
Point)
Secara teoritis titik didih dari petroleum ether yaitu 50-70oC dengan densitas
0,654-0,670 gr/cm3. Secara praktikum pada saat melakukan destilasi dengan suhu
pemanasan 58oCdan didapatlah IBP dari petroleum ether yaitu pada suhu 48oC.
Kemudian setiap 10 ml di catat pada 90 ml EP-nya yaitu berada pada suhu 60oC. Hal
ini menunjukkan secara praktikum titik didihnya sama dengan titik didih secara
teoritis.
G. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan:P
Destilasi ASTM D-86 yaitu pemisahan nfraksi-fraksi berdasarkan titik
didihnya dari nilai IBP dan EP-nya
Titik didih dari petroleum ether yaitu: IBP = 48oC, EP = 60oC
Panas laten penguapan petroleum ether yaitu142,8 Btu/lb

DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet.2013.Penunrun Praktikum Hidrokarbon.POLSRI.Palembang

Anda mungkin juga menyukai