Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN SWABANTU


TENTANG TERAPI TERTAWA PADA LANSIA
DI PERENG KEMBANG RW 21
BALECATUR GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.

KELOMPOK 2:
Aminur Itrasari, S.Kep
Andri Nurudin, S.Kep
Dessy Kusumawardani, S.Kep
Dini Anggraini, S.Kep

(201510206058)
(201510206059)
(201510206062)
(201510206065)

5. Eka Fatmawati, S.Kep

(201510206068)

6. Fitri Lestari, S.Kep

(201510206070)

7. Laili Najli, S.Kep

(201510206077)

8. Mei Sapita Tri Andini, S.Kep

(201510206081)

9. Nida Hidayati, S.Kep

(201510206083)

PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


TERAPI TERTAWA

I.

Identifikasi Masalah
Pertambahan jumlah lansia Indonesia, dalam kurun waktu tahun 1990 - 2025, tergolong
tercepat di dunia (Kompas, 25 Maret 2002:10). Meningkatnya jumlah lansia akan membutuhkan
perawatan yang serius karena secara alamiah lansia itu mengalami penurunan baik dari segi fisik,
biologi maupun mentalnya (Nugroho, 2004). Demensia merupakan salah satu penyakit atau
gangguan penurunan kemampuan daya ingat & intelektual akibat penuaan, lebih dikenal dengan
kepikunan. Seseorang dengan demensia akan mengalami gangguan kognitif sehingga dia
cenderung mengalami gangguan dalam berpikir & bekerja. Hal tersebut menyebabkan penurunan
kualitas hidup seseorang, terutama lansia yang cenderung mengalami demensia. Oleh karena itu,
demensia memerlukan penanganan yang serius karena menyangkut kualitas hidup lansia.
Sebelumnya telah diterapkan terapi antara lain: pembatasan diet, kontrol hipertensi, olahraga
serta psikofarmakologi sebagai pencegahan maupun penatalaksanaan demensia(Caine & Lyness,
2000). Pemanfaatan terapi Brain gym bisa dijadikan solusi terapi komplementer pada pencegahan
demensia pada lansia disamping penatalaksanaan demensia yang ada. Brain gym ini bisa
dilakukan oleh semua kalangan, mudah dilakukan dimana & kapan saja serta tanpa biaya.
Namun, sampai saat ini pengaruh terapi Brain gym pada pencegahan demensia masih belum
dijelaskan.
Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia
(aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar
7,18%. Jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih 19 juta dengan usia
harapan hidup 66,2 tahun, pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia
harapan hidupnya 67,4 tahun, dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%)
dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. (Menkokesra, 2008). Berdasarkan sejumlah hasil
penelitian diperoleh data bahwa dimensia seringkali terjadi pada usia lanjut yang telah berumur
kurang lebih 60 tahun. Sampai saat ini diperkirakan +/- 30 juta penduduk dunia mengalami
Demensia dengan berbagai sebab (Oelly Mardi Santoso, 2002).
Demensia merupakan kondisi gangguan fungsi intelektual & kemampuan ingatan.
Demensia dianggap sebagai penyakit penuaan, banyak anggapan masyarakat bahwa lansia itu
cenderung akan pikun dan terjadi gangguan dalam berpikir sehingga tidak bisa berproduktivitas
lagi. Kondisi ini tentu saja menarik untuk dikaji dalam kaitannya dengan masalah demensia.
Betapa besar beban yang harus ditanggung oleh negara atau keluarga jika masalah demensia
tidak disikapi secara tepat dan serius, sehubungan dengan dampak yang ditimbulkannya.
Mengingat bahwa masalah demensia merupakan masalah masa depan menyangkut kualitas hidup
seseorang yang mau tidak mau akan dihadapi dan memerlukan pendekatan holistik karena
umumnya lanjut usia (lansia) mengalami gangguan berbagai fungsi organ dan mental.

Masalah demensia atau gangguan intelektual dan daya ingat pada lansia tentunya perlu
segera diatasi. Salah satu cara atau metode untuk mengatasi demensia adalah penggunan terapi
brain gym atau lebih dikenal dengan senam otak. Brain gym merupakan sejumlah gerakan
sederhana yang dapat menyeimbangkan setiap bagian bagian otak dan merupakan metode atau
program pelatihan untuk melatih otak kanan & kiri sehingga dapat melatih otak & sel saraf yang
berkontribusi pada intelegensi dan memori seseorang. Awalnya brain gym banyak digunakan
sebagai metode pelatihan pada anak untuk meningkatkan daya ingat dalam belajar. Hal tersebut
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu mahasiswi UIN mengenai
Efektivitas Brain Gym Dalam Meningkatkan Daya Ingat Siswa di TK & Playgroup Kreatif
Primagama Malang. Namun metode Brain gym ini bisa dilakukan oleh segala umur yaitu anak
anak , lansia, dewasa maupun remaja. Brain gym atau olahraga otak sama pentingnya seperti
olahraga tubuh, tidak hanya tubuh yang butuh latihan tetapi otak juga memerlukan latihan untuk
menjaga kualitas kesehatan otak yaitu salah satunya mencegah adanya gangguan dalam
intelegensi dan daya ingat. Dengan demikian, terapi Brain gym tentu bisa meningkatkan kualitas
kesehatan lansia sehingga kualitas hidup lansia pun juga akan meningkat.

II.

Pengantar
Bidang studi

: Keperawatan Komunitas

Pokok Bahasan

: Kesehatan komunitas

Sub topik

: Manajemen stress Terapi tertawa

Sasaran

: Lansia Pereng kembang RW 21 Balecatur Gamping Sleman

Hari/tanggal

: Rabu/19 Oktober 2016

Jam

: 15.30 WIB

Waktu

: 45 menit

Tempat
III.

: Rumah Pak dukuh (Pak Suhadi)

Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan demonstrasi selama 45 menit, diharapkan Lansia Pereng
kembang RW 21 Balecatur Gamping Sleman, dapat mengetahui dan mengerti tentang
terapi tertawa dengan baik.

IV.

Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan selama 45 menit diharapkan keluarga Lansia Pereng


kembang RW 21 Balecatur Gamping Sleman dapat mempraktekkan cara terapi tertawa
untuk manajemen stres :
1.
2.
3.
4.

V.

Pengertian terapi tertawa


Tujuan terapi tertawa
Manfaat terapi tertawa
Langkah-langkah terapi tertawa

Materi
Terlampir

VI.

Metode
a. Ceramah

b.

Tanya jawab

c.

Demonstrasi

VII.

Media

a.

Materi SAP

b.

Leaflat
VIII.

Kegiatan pembelajaran

No
1.

Waktu
3 menit

2.

30 menit

3.

6 menit

2 menit

Kegiatan penyuluhan
Kegiatan peserta
Pembukaan :
a. memberi salam
a. Menjawab salam
b. Mendengarkan dan
b. menjelaskan tujuan pembelajaran
memperhatikan
c. menyebutkan materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
Pelaksanaan :
a. Menjelaskan materi penyuluhan secara a. Menyimak
dan
berurutan dan teratur
memperhatikan
Materi :
1. Pengertian terapi tertawa
2. Tujuan terapi tertawa
3. Manfaat terapi tertawa
4. Langkah-langkah terapi tertawa
Evaluasi :
1. Meminta Lansia untuk menjelaskan
kembali tentang :
a.
Pengertian
terapi
tertawa
b.
Tujuan
terapi
tertawa
c.
Manfaat
terapi
tertawa
d.
Langkah-langkah
terapi tertawa
2. Memberikan pujian atas keberhasilan
warga menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki
kesalahan,
serta
menyimpulkannya.
Penutup :
a. Mengucapkan

terima
mengucapkan salam.

IX.

kasih

dan Menjawab salam

Evaluasi
Tanya Jawab

X.

Pengesahan

Yogyakarta, Oktober 2016

Mengetahui
Mahasiswa

Pembimbing

(Andri Nurudin.,S.Kep.)

(Tiwi Sudiyasih, S.Kep., Ns., M.Kep)

Lampiran materi
TERAPI TERTAWA
A. Pengertian terapi tertawa

Tertawa adalah kemampuan yang hanya dimiliki manusia yang merupakan


ekspresi kebahagian dan bisa dilakukan tanpa syarat dan sama khasiatnnya dengan
meditasi sehingga sering disebut yoga tawa.terapi tertawa atau yoga tawa adalah
terapi yang diyakini mampu membangkitkan semangat hidup, sekalipun kita dalam
kondisi strees (kataria,2009).
Lebih dari 70% penyakit mempunyai hubungan dengan stress, diantaranya
tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kecemasan, depresi, batuk dan flu kronis,
gangguan syaraf, insomnia, gangguan pencernaan, alergi, asma, colitis, gangguan
haid, migrain bahkan kanker. Dalam terapi tertawa tidak menggunakan humor sebagai
sebab untuk membuat seseorang tertawa tetapi dalam terapi tertawa hanya
menggunakan tawa sebagai sebuah sebab yang membantu orang menyingkirkan rasa
takut dan malu mereka serta membuat mereka menjadi lebih terbuka dan mulai
melihat kelucuan hidup.
B. Manfaat terapi tertawa
Manfaat terapi tertawa yaitu dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi
dan mampu mengontrol tekanan darah dengan mengurangi pelepasan hormon-hormon

yang berhubungan dengan stress dan dengan memberikan tehnik relaksasi. Adanya
terapi tertawa pada dasarnya akan dapat membantu dan membawa keseimbangan pada
semua komponen dan unsur dalam sistem kekebalan tubuh dan dapat membantu
memperlancar aliran darah dan pernafasan. Selain dapat mengurangi dan mencegah
hipertensi terapi tertawa juga dapat membuat lebih awet muda, anti stress,
memperkuat kekebalan tubuh, sebagai obat ampuh depresi, mencegah penyakit
jantung dan mengurangi asma.

C. Jenis-jenis terapi tertawa

Terapi tawa atau yoga tawa mempunyai dua jenis kegiatan (kataria, 2009) :
1. latihan yoga tawa dimana sekelompok orang melakukan kegiatan sebagai

olahraga berdasarkan yoga, disusul dengan sikap bermainmain yang membantu


para peserta untuk tertawa secara spontan.
2. jenis kegiatan kedua disebut meditasi tawa, dimana anda tidak harus berusaha

untuk tertawa. Meditasi tawa tidak dapat dilakukan diluar ruangan karena
membutuhkan keheningan dan konsentarsi, biasanya meditasi tawa hanya bisa
dilakukan di dalam ruangan, sambil duduk di lantai dan berbaring terlentang
dengan tutup mata.
D. Langkah-langkah terapi tertawa

1. Tawa Bersemangat
a. Bertepuk sebelah tangan dengan menderaskan ho-ho ha-ha-ha sebanyak 5-6
kali.
b. Angkat tangan ke atas lalu tertawa dengan penuh semangat.
c. Tarik napas dalam sebanyak 2 kali.

Gambar 2.1 Tawa Bersemangat

2. Tawa Penghargaan
a. Hubungkan ujung jari telunjuk dihubungkan dengan ibu jari sehingga
membentuk lingkaran kecil.
b. Gerakkan tangan ke depan dan ke belakang dengan cepat, sambil memandang
peserta lain dan tertawa dengan sangat lembut seolah-olah memberikan
penghargaan pada sesama anggota kelompok.

Gambar 2.2 Tawa Penghargaan


3. Tawa Satu Meter
a. Gerakkan tangan seperti merentangkan busur untuk melepaskan anak panah.
b. Tangan digerakkan dalam 3 gerakan pendek sambil mengucapkan ae...ae...ae...
c. Peserta tiba-tiba tertawa sambil merentangkan kedua lengan dan sedikit
menengadahkan kepala serta tertawa dari perut.
d. Pertama dilakukan gerakan merentangkan busur ke sisi kiri lalu ke sisi kanan,
proses ini diulangi sebanyak 2 kali.

Gambar 2.3 Tawa Satu Meter


4. Tawa Singa
a. Lidah dijulurkan keluar sepenuhnya dan mulut dibuka lebar-lebar.

b. Dengan mata terbuka lebar peserta mengajungkan kedua tangan seperti cakar
singa dan mengaum seperti singa, lalu tertawa dari perut.

Gambar 2.4 Tawa Singa


5. Tawa Milkshake
a. Peserta diminta berpura-pura memegang 2 gelas yang berisi susu dan kopi.
b. Sesuai aba-aba koordinator susu dituang dari gelas yang satu ke gelas yang
lain sambil menderaskan aeee... dan kemudian dituang lagi ke gelas pertama
sambil menderaskan aeee... .
c. Setelah itu setiap orang tertawa sembari membuat gerakan seolah-olah sedang
minum susu. Proses ini diulangi 4 kali diikuti dengan tepuk tangan sambil
mengucapkan ha ha- ho ho.

Gambar 2.5 Tawa Milkshake

6. Tawa Hening Dengan Mulut Terbuka Lebar


a. Buka mulut selebar mungkin dan para peserta saling menatap wajah.
b. Perlihatkan telapak tangan dengan berbagai gerakan serta meggoyanggoyangkan kepala dan tangan.

Gambar 2.6 Tawa Hening Dengan Mulut Terbuka Lebar


7. Tawa Bersenandung Dengan Bibir Tertutup
a. Katupkan bibir dan peserta berusaha tertawa saat mengeluarkan senandung
yang bergema di kepala.
b. Peserta terus saling memandang sambil membuat beberapa gerakan apapun
yang sifatnya bermain-main dan bisa meragsang tawa.

Gambar 2.7 Tawa Bersenandung Dengan Bibir Tertutup

8. Tawa Ayunan
a. Buat lingkaran kemudian semua peserta bergerak ke belakang sejauh 2 meter
untuk memperluas lingkaran.

b. Berdasarkan

aba-aba

koordinator

para

peserta

bergerak

maju

dan

mengeluarkan suara ae...aeee..., semua mengangkat tangan dan serentak


tertawa sambil bertemu di tengah dan melambai-lambaikan tangan mereka.
c. Setelah satu putaran tawa mereka kembali ke posisi awal. Yang kedua kali
mereka bergerak maju sambil mengatakan oh...o... dan serentak tertawa,
demikian juga yang ketiga, keempat, dan seterusnya.

Gambar 2.8 Tawa Ayunan


9. Tawa Ponsel
a. Para peserta pura-pura memegang HP dan mencoba tertawa, sambil membuat
berbagai gerakan dan berkeliling untuk bertemu dengan orang-orang yang
berbeda dan tertawa seakan-akan menikmatinya.
b. Tawa ini dapat dilakukan dalam 2 kelompok dan saling berhadapan, sesuai
aba-aba koordinator kedua kelompok saling menyebrang sambil tertawa dan
memegang HP mereka.

Gambar 2.9 Tawa Ponsel

10. Tawa Bantahan


a. Tawa ini dibagi menjadi 2 kelompok dan bersifat bersaing.
b. Dua kelompok tersebut saling memandang dan mulai tertawa dengan
menudingkan jari telunjuk mereka pada para anggota kelompok lain.

Gambar 2.10 Tawa Bantahan


11. Tawa Memaafkan/ Minta Maaf
Peserta memegang cuping telinga masing-masing dengan menyilangkan lengan
kemudian berlutut lalu tertawa.

Gambar 2.11 Tawa Memaafkan/ Minta Maaf


12. Tawa Bertahap
a. Peserta mendekat ke arah koordinator, dimulai dengan senyum, melihat ke
sekeliling, dan saling pandang.
b. Koordinator memulai dengan tertawa kecil dan yang lain memulai tertawa
kecil juga. Secara bertahap dan intensitas semakin ditingkatkan kemudian
para peserta bertahap mulai semangat. Tawa ini dapat dilakukan 1 menit.

Gambar 2.12 Tawa Bertahap

13. Tawa Dari Hati ke Hati


Tawa ini dilakukan terakhir setelah semua jens tawa dilakukan. Semua peserta
saling berdekatan dan saling berpegangan tangan serta tertawa dengan tatapan
penuh bela rasa.

Gambar 2.13 Tawa Dari Hati ke Hati

Anda mungkin juga menyukai