LP Hipertensi Emergency
LP Hipertensi Emergency
HIPERTENSI EMERGENCY
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Somantri, 2008) atau suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer, 2008).
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih
serius dari peningkatan sistolik (Paula, 2009).
Dikenal juga keadaan yang disebut krisis hipertensi. Keadaan ini terbagi 2
jenis yaitu hipertensi emergency dan hipertensi urgensi. Hipertensi emergency
(darurat) ditandai dengan TD Diastolik > 120 mmHg yang disertai kerusakan
berat dari organ sasaran yag disebabkan oleh satu atau lebih penyakit/kondisi
akut. Keterlambatan pengobatan akan menyebebabkan timbulnya sequele atau
kematian. TD harus diturunkan sampai batas tertentu dalam satu sampai
beberapa jam. Penderita perlu dirawat di ruangan intensive care unit atau (ICU).
Sedangkan hipertensi urgensi (mendesak) ditandai dengan TD diastolik > 120
mmHg dan dengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum dari organ sasaran. TD
harus diturunkan dalam 24 jam sampai batas yang aman dengan memerlukan
terapi parenteral (Morton, 2012).
2. PENYEBAB
Menurut Oman (2008), hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
1
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah :
a) Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)
b) Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan).
c) Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah:
a) Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr).
b) Kegemukan atau makan berlebihan.
c) Stress.
d) Merokok.
e) Minum alcohol.
f) Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
1) Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor.
2) Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol, Vaskulitis.
3) Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme.
4) Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB.
5) Obat obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.
Hipertensi emergensi merupakan spektrum klinis dari hipertensi dimana
terjadi kondisi peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol yang berakibat
pada kerusakan organ target yang progresif. Berbagai sistem organ yang
menjadi organ target pada hipertensi emergensi ini adalah sistem saraf yang
dapat mengakibatkan hipertensi ensefalopati, infark serebral, perdarahan
subarakhnoid, perdarahan intrakranial; sistem kardiovaskular yang dapat
mengakibatkan infark miokard, disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru akut,
diseksi aorta; dan sistem organ lainnya seperti gagal ginjal akut, retinopati,
eklamsia, dan anemia hemolitik mikroangiopatik.
3. KLASIFIKASI
Menurut
Oman
(2008),
secara
klinis
derajat
hipertensi
dapat
dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi dari The Sixth Report of The Join
National Committee, Prevention, Detection and Treatment of High Blood
Pressure sebagai berikut :
No
1.
2.
3.
4.
Kategori
Optimal
Normal
High Normal
Hipertensi
Grade 1 (ringan)
Grade 2 (sedang)
2
Sistolik(mmHg)
<120
120 129
130 139
Diastolik(mmHg)
<80
80 84
85 89
140 159
160 179
90 99
100 109
Grade 3 (berat)
Grade 4 (sangat berat)
4. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis
180 209
>210
100 119
>120
gangguan pada organ target yang diantaranya nyeri dada dan sesak nafas pada
gangguan jantung dan diseksi aorta, mata kabur dan edema papilla mata, sakit
kepala hebat, gangguan kesadaran dan lateralisasi pada gangguan otak, gagal
ginjal akut pada gangguan ginjal, di samping sakit kepala dan nyeri tengkuk pada
kenaikan tekanan darah umumnya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Gambaran klinis hipertensi emergency (Darurat)
TD
>220/120
mmHg
Funduskopi
Perdarahan,
eksudat,
edema papilla
Status
Jantung
neurologi
Sakit kepala, Denyut
Uremia,
kacau,
jelas,
proteinuria
gangguan
hipertropi,
oliguria
kesadaran,
dekompe-
kejang.
nsasi,
Ginjal
Gastrointestinal
Mual, muntah
5. PATOFISIOLOGI
Bentuk manapun dari hipertensi yang menetap, baik primer maupun
sekunder, dapat dengan mendadak mengalami percepatan kenaikan dengan
tekanan diastolik meningkat cepat sampai di atas 130 mmHg dan menetap lebih
dari 6 jam. Hal ini dapat menyebabkan nekrosis arterial yang lama dan tersebar
luas, serta hiperplasi intima arterial interlobuler nefron-nefron. Perubahan
patologis jelas terjadi terutama pada retina, otak dan ginjal. Pada retina akan
timbul perubahan eksudat, perdarahan dan udem papil. Gejala retinopati dapat
mendahului penemuan klinis kelainan ginjal dan merupakan gejala paling
terpercaya dari hipertensi maligna.
Otak mempunyai suatu mekanisme otoregulasi terhadap kenaikan
ataupun penurunan tekanan darah. Batas perubahan pada orang normal adalah
sekitar 60-160 mmHg. Apabila tekanan darah melampaui tonus pembuluh darah
sehingga tidak mampu lagi menahan kenaikan tekanan darah maka akan terjadi
udem otak. Tekanan diastolik yang sangat tinggi memungkinkan pecahnya
3
125 mmHg,
sehingga
perubahan yang
sedikit
saja dari TD
c.
6. PATHWAY
Genetik
Stress lingkungan
Kebiasaan hidup
Obesitas
Insulin
meningkat
Hipertensi primer
Merokok, alkohol,
konsumsi garam
berlebihan
Usia lanjut
Kurang
Pengetahuan
Saraf stroke,
ensephalitis, SGB
Ginjal: glomurulonefritis,
piolenefritis, nekrosis
tubular akut, tumor
Hipertensi
sekunder
Peningkatan
vaskuler serebral
Terbatasnya aliran
darah koroner
Iskemia miokard
Penurunan Curah
Jantung
Kurangnya suplai oksigen
ke jaringan
Kelemahan umum
Vaskular: arteroklerosis,
hiperplasia, trombosis,
aneurisma, emboli
kolesterol, vaskulitis
Kelainan, DM,
hipertiroidisme,
hipotiroidisme
Nyeri
Suplai darah ke
otak menurun
Intoleransi
Aktivitas
Resiko Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan Otak
(Chang, 2009)
7. KOMPLIKASI
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala
pada hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa
gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti
pada ginjal, mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan,
pusing, migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah:
gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal,
gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan pendarahan
pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran
hingga koma. Sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti
gagal ginjal, serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian
hipertensi dengan merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus
hipertensi erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang
olahraga, stress, minum-minuman, beralkohol, merokok, dan kurang istirahat.
Kebiasaan makan juga perlu diwaspadai, pembatasan asupan natrium
(komponen utama garam) sangat disarankan karena terbukti baik untuk
kesehatan penderita hipertensi (Paula, 2009).
Menurut Alsagaff (2008), dalam perjalannya penyakit ini termasuk
penyakit kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara
lain:
a. Stroke.
b. Gagal jantung.
c. Gagal Ginjal.
d. Gangguan pada Mata.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6
renal,
pemeriksaan fungsi.
g. Ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
h. Foto dada dan CT scan.
9. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan pada keadaan darurat hipertensi ialah menurunkan
tekanan darah secepat dan seaman mungkin yang disesuaikan dengan keadaan
klinis penderita. Pengobatan biasanya diberikan secara parenteral dan
memerlukan pemantauan yang ketat terhadap penurunan tekanan darah untuk
menghindari keadaan yang merugikan atau munculnya masalah baru.
Obat yang ideal untuk keadaan ini adalah obat yang mempunyai sifat
bekerja cepat, mempunyai jangka waktu kerja yang pendek, menurunkan
tekanan darah dengan cara yang dapat diperhitungkan sebelumnya, mempunyai
efek yang tidak tergantung kepada sikap tubuh dan efek samping minimal.
Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak
terburu-buru. Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan
iskemik pada otak dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu 1
menit sampai 2 jam dan diturunkan lagi ke 160/100 dalam 2 sampai 6 jam.
Medikasi yang diberikan sebaiknya per parenteral (Infus drip, bukan injeksi).
Daftar obat hipertensi parenteral yang dapat dipakai dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Obat Hipertensi Parenteral
Obat
Dosis
Sodium
0,25-10 mg/kg/
nitroprusside menit sebagai
infus IV
Efek/Lama Kerja
langsung/2-3
menit setelah
infus
Perhatian khusus
Mual, muntah, penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan
keracunan tiosianat,
methemoglobinemia, asidosis,
keracunan sianida.
Selang infus lapis perak
Nitrogliserin
500-100 mg
sebagai infus IV
5-15 mg/jam
sebagai infus IV
Klonidin
Diltiazem
1-5 min/15-30
min
Bila tidak ada, pengobatan oral dapat diberikan sambil merujuk penderita
ke Rumah Sakit. Pengobatan oral yang dapat diberikan meliputi Nifedipinde 5-10
mg, Captorpil 12,5-25 mg, Clonidin 75-100 ug, Propanolol 10-40 mg.
Berbagai macam strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi menurut
Oman (2008), yaitu :
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa
memperbaiki keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :
1) Rendah garam, beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam
dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Dengan
pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system
renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah intake sodium yang dianjurkan 50100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram garam per hari.
2) Diet tinggi potassium, dapat
menurunkan
tekanan
darah
tapi
isotonik
dapat
juga
bisa
meningkatkan
fungsi
endotel,
selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan
untuk menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan
(1kg/minggu)
sangat
dianjurkan.
Penurunan
berat
badan
dengan
ketidakefektifan
perfusi
jaringan
otak
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
hipertensi.
d. Intoleran
aktivitas
berhubungan
dengan
perfusi
jaringan
otak
berhubungan
mengalami
sirkulasi
jaringan
otak
dengan
yang
dapat
mengganggu kesehatan.
NOC :
1) Circulation status.
2) Tissue Prefusion : cerebral.
Kriteria Hasil :
1) Mendemostrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan tekanan
systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan.
2) Tidak ada ortostatik hipertensi.
3) Komunikasi jelas.
4) Menunjukkan konsentrasi dan orientasi.
5) Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK.
Intervensi/NIC :
1) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya
peka
terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul.
2) Monitor adanya paratese.
3) Intruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau
laserasi.
4) Gunakan sarung tangan untuk proteksi.
5) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung.
6) Monitoring kemampuan BAB.
7) Kolaborasi pemberian analgetik.
d. Intoleran
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
umum,
13