Pankreatitis Akut
Pankreatitis Akut
PENDAHULUAN
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan
eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama
adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam
duodenum
proksimal.
Sekretin
dan
kolesistokinin-pankreozimin
(CCC-PZ)
beratnya
kasus
pancreatitis
akut
sangat
diperlukan
sehingga
penatalaksanaannya dapat cepat diberikan dan hal ini akan berpengaruh terhadap
prognosis.
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat
alkoholisme dan penyakit saluran empedu seperti kolelitiasis dan kolesistisis. (Sandra
M. Nettina, 2001)
Pankreatitis akut adalah suatu reaksi peradangan akut pada pankreas, yang menurut
Scientific American Inc 1994 , 60-80% pankreatitis akut berhubungan dengan
pemakaian alkohol yang berlebihan dan batu saluran empedu. 1
Selain alkohol dan batu empedu, pancreatitis akut bisa dihubungkan dengan
beberapa kelainan lain yang secara keseluruhan frekuensinya kurang dari 10% yaitu
dengan adanya trauma pancreas, beberapa infeksi, tumor pancreas, obat- obatan
pankreatotoksik, hiperlipoproteinemi, keadaan keadaan postoperative atau
hiperparatiroid.
Alkohol baru dapat memberikan gejala gejala awal dari suatu pancreatitis akut
setelah mengkonsumsi alkohol selala beberapa tahun dalam jumlah cukup banyak.
Untuk kebanyakan kasus pada penderita penderita ini telah terjadi fibrosis pancreas
dan defek dari fungsi pancreas. Dengan demikian serangan akut pada kasus ini
sebenarnya merupakan manifestasi pancreatitis kronik. Kejadian pancreatitis akut
sesungguhnya seperti inflamasi akut pancreas yang reversible pada organ yang normal
yang dipicu oleh alkohol, tidak diketahui. Dengan demikian secara umum pancreatitis
akut dapat dikaitkan dengan batu empedu atau dianggap idiopatik bila faktor
pemicunya tidak diketahui.
Frekuensi penyakit pankreatitis akut di negara Barat adalah 0,14-1% atau antara
10-15 pasien per 100.000 penduduk pertahun. Di Indonesia, pada penelitian yang
dilakukan oleh Nurman pada tahun 1990 mengatakan bahwa hampir 1 dari 3 pasien
dengan sakit perut bagian atas yang hebat adalah pasien pankreatitis akut. Hampir
300.000 kasus terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya dengan 10 20 % nya
merupakan pancreatitis akut berat yang menyebabkan 3000 kasus kematian.2
Berdasarkan The Second International Symposium in the Classification of
Pancreatitis yang diadakan di Marseilles pada tahun 1984 , pankreatitis dibagi atas
pankreatitis akut dan pankreatitis kronik. Pankreatitis akut sendiri terbagi menjadi
dua, yaitu mild acute pancreatitis dan severe acute pancreatitis. Keduanya dibedakan
secara umum berdasarkan ada tidaknya nekrosis jaringan serta adanya disfungsi
multiorgan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan
eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama
adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam
duodenum
proksimal.
Sekretin
dan
kolesistokinin-pankreozimin
(CCC-PZ)
= seluruh
= daging
FISIOLOGI PANKREAS
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan
eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Getah pankreas mengandung
enzim-enzim untuk pencernaan ketiga jenis makanan utama : protein, karbohidrat, dan
lemak.
Tabel 2. Fungsi endokrin pankreas
Name of cells
beta cells
alpha cells
delta cells
PP cells
Endocrine product
Insulin and Amylin
Glucagon
Somatostatin
Pancreatic polypeptide
% of islet cells
50-80%
15-20%
3-10%
1%
Representative function
lower blood sugar
raise blood sugar
inhibit endocrine pancreas
inhibit exocrine pancreas
Exocrine secretion
bicarbonate ions
digestive enzymes
(pancreatic amylase, Pancreatic lipase,
trypsinogen, chymotrypsinogen, etc.)
Primary signal
Secretin
CCK
Gamabar 2. (a) struktur dari pankreas, (b) atas, sel-sel pankreas yang terdiri dari sel pulau-pulau
Langerhans (Fotomikrograf 75 x) dan bawah sel asinus pankreas (Fotomikrograf 200x).
Enzim
proteolitik
adalah
tripsin,
kimotrimsin,
karboksipolipetidase,
PANKREATITIS
Pankreatitis
adalah
reaksi
pradangan
pankreas
(inflamasi
pankreas).
Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang
dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga
penyakit yang berjalan dengna cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai
pengobatan.
Terdapat beberapa teori tentang penyebab dan mekanisme terjadinya
pankreatitis yang umumnya dinyatakan sebagai otodigesti pankreas.
terbentuknya
biliopnacreatic
common
channel
yang
terjadi obstruksi.
Robinson dan Dunphy menunjukkan dalam penelitiannya bahwa
terdapat perfusi empedu ke duktus pankreatikus tanpa tercetusnya
pankreatikus.
Kelompok 2 dengan perlakuan ligasi pada kedua duktus masing masing
secara terpisah.
Kelompok 3 dengan perlakuan ligasi pada duktus pankreatikus saja.
Kelompok 4 sebagai control hanya dilakukan ligasi pada duktus bilier saja.
i.
ii.
iii.
iv.
PANKREATITIS AKUT
Pankreatitis akut adalah suatu proses peradangan akut yang mengenai
pankreas dan ditandai oleh berbagai derajat edema, perdarahan dan nekrosis pada selsel asinus dan pembuluh darah. Mortalitas dan gejala klinis bervariasi sesuai derajat
proses patologi. Bila hanya terdapat edema pankreas, mortalitas mungkin berkisar dari
5% sampai 10%, sedangkan perdarahan masif nekrotik mempunyai mortalitas 50%
sampai 80%.
Klasifikasi Pankreatitis Akut
Pankreatis akut memiliki keparahan yang berkisar dari kelainan yang relatif
ringan dan sembuh dengan sendirinya hingga penyakit yang dengan cepat menjadi
fatal serta tidak responsif terhadap berbagai terapi. Berdasarkan pada beratnya proses
peradangan dan luasnya nekrosis parenkim dapat dibedakan:
a. Pankreatitis akut tipe intersitial
Secara makroskopik, pankreas membengkak secara difus dan tampak
pucat. Tidak didapatkan nekrosis atau perdarahan, atau bila ada, minimal
sekali. Secara mikroskopik, daerah intersitial melebar karena adanya edema
ekstraselular, disertai sebaran sel-sel leukosit polimorfonuklear (PMN).
Saluran pankreas dapat terisi dengan bahan-bahan purulen. Tidak didapatkan
destruksi asinus. Meskipun bentuk ini dianggap sebagai bentuk pankreatitis
yang lebih ringan, namun pasien berada dalam keadaan sakit yang akut dan
berisiko mengalami syok, gangguan keseimbangan cairan serta elektrolit dan
sepsis.
b. Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik,
Secara makroskopik tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan
perdarahan dan inflamasi. Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada
jaringan-jaringan di tepi pankreas, nekrosis parenkim dan pembuluh-pembuluh
darah sehingga mengakibatkan perdarahan dan dapat mengisi ruangan
retroperitoneal. Bila penyakit berlanjut, dapat timbul abses atau daerah-daerah
nekrosis yang berdinding, yang subur untuk timbulnya bakteri sehingga dapat
a. Alkohol
b. Batu empedu
c. Pasca bedah
d. Pasca ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography)
e. Trauma terutama trauma tumpul
f. Metobolik (hipertrigliseridemia, hiperkalsemia, gagal ginjal)
g. Infeksi (virus parotitis, hepatitis, koksaki, askaris, mikoplasma)
h. Berhubungan dengan obat-obatan (azatioprin, 6 merkaptopurin, sulfonamid,
tiazid, furosemid, tetrasiklin)
i. Penyakit jaringan ikat (lupus eritematosus sistemik)
j. Lain-lain, seperti gangguan sirkulasi, stimulasi vagal
Patofisiologi
Pankreatitis akut merupakan penyakit seistemik yang terdiri dari dua fase.
Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi,
disebut sindrom respons inflamasi sistemik atau systemic inflamatory response
syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai
sepsis, tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi. Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan
sistem pertahanan tubuh alami yang menyebabkan keterlibatan sampai kegagalan
multiorgan, yang biasanya dimulai pada awal minggu kedua. Kegagalan fungsi salah
satu organ merupakan penanda beratnya penyakit dan buruknya faktor prognosis.
Patogenesis
Sebagai kontras adanya berbagai fakror etiologi yang menyertai pankreatitis
akut, terdapat rangkaian kejadian patofisiologis yang uniform yang terjadi pada
timbulnya penyakit ini. Kejadian ini didasarkan pada aktivasi enzim di dalam
pankreas yang kemudian mengakibatkan autodigesti organ.
Dalam keadaan normal pankreas pankreas terlindung dari efek enzimatik
enzim digestinya sendiri. Enzim ini disintesis sebagai zimogen yang inaktif dan
diaktivasi dengan pemecahan rantai peptid secara enzimatik.
Selain itu terdapat inhibitor di dalam jaringan pankreas, cairan pankreas dan
serum sehingga dapat menginaktivasi protease yang diaktivasi terlalu dini. Dalam
proses aktivasi di dalam pankreas, peran penting terletak pada tripsin yang
Kerusakan permulaan pankreas (edema, kerusakan vaskular, pecahnya saluran pankreas asinar)
Lipase
Autodigesti
Nekrosis pankreas
Gambar 3. Faktor etiologik dan patologik pada pankreatitis akut (dari Creutzfeid & Lankisch)
Adapun mekanisme yang memulai aktivasi enzim antara lain adalah refluks isi
duodenum dan refluks cairan empedu, akticasi sistem komplemen, stimulasi, sekresi
enzim yang berlebihan. Isis duodenum merupakan campuran enzim pankreas yang
aktif, asam empedu, lisolesitin dan lemak yang telah mengalami emulsifikasi;
semuanya ini mampu manginduksi pankreatitis akut. Asam empedu mempunyai efek
detergen pada sel pankreas, meningkatkan aktivasi lipase dan fosfolipase A, memecah
lesitin menjadi lisolesitin dan asam lemak dan menginduksi spontan sejumlah kecil
proenzim pankreas yang lain. Selanjutnya perfusi asam empedu ke dalam duktus
pankreatikus yang utama menambah permeabilitas sehingga mengakibatkan
CAIRAN EMPEDU
Asam empedu
lesitin
Aktivasi fosfolipase
Substrat untuk pembentukan
Lisolesitin oleh fosfolipase A
Efek detergen
Proses koagulasi
sel-sel asini
pernafasan yang dalam, bisa membuat nyeri semakin memburuk. Duduk tegak
dan bersandar ke depan bisa membantu meringankan rasa nyeri.
2. mual dan muntah
Sebagian besar penderita merasakan mual dan ingin muntah.
Penderita
Tekanan darah bisa tinggi atau rendah, namun cenderung turun jika orang
tersebut berdiri dan bisa menyebabkan pingsan.
10. Bisa juga terjadi pengumpulan cairan dalam rongga perut (asites). Pada
pankreatitis akut yang berat (pankreatitis nekrotisasi), tekanan darah bisa
turun, mungkin menyebabkan syok.
berakibat fatal.
Tanda tanda pankreatitis akut berat
1. Tanda kehilangan cairan yang berlebihan (Third space losses) dan
compromised end organ perfusion.
a. Secara klinis dehidrasi
b. Kebingungan
c. Ascites
d. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat > 10%)
e. Peningkatan urea/creatinin
f. Asidosis metabolic
2. Tanda kegagalan organ
a. Koagulopati (DIC screen posistif)
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Lipase serum : biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi lebih
lama.
10.
11.
15. Trigliserida : kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen penyebab
pankreatitis akut.
16.
17. Darah lengkap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin
menurun karena perdarahan. Ht biasanya meningkat (hemokonsentrasi)
sehubungan dengan muntah atau dari efusi cairan kedalam pankreas atau area
retroperitoneal.
18.
19.
Kriteria lain, yang bersifat klinis praktis yang terutama diperlukan di tempat
dengan sarana diagnostik terbatas dirancang oleh subbagian Gastroenterologi
RSUPNCM.
Tabel 7. Kriteria penilaian pankreatitis akut
Gejala
Skor
Mual, muntah
Penialaian : Bila skor > 9, diagnosis klinis pankreatitis akut dapat ditegakkan dengan
sensitivitas 92,3%, spesifitas 64%, nilai prediktif positif 36%, dan nilai prediktif negatif 7,7%.
yang menyertai pankreatitis akut. Pemasangan NGT dengan pengisapan (suction) isi
lambung dapat dilakukan untuk meredakan gejala mual dan muntah, mengurangi
distensi abdomen yang nyeri dan ileus paralitik serta untuk mengeluarkan asam
klorida.
1. Penanganan Nyeri. Pemberian obat pereda nyeri yang adekuat merupakan
tindakan yang esensial dalam perjalanan penyakit pankreatitis akut karena
akan mengurangi rasa nyeri dan kegelisahan yang dapat menstimulasi sekresi
pankreas.
2. Perawatan Intensif. Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar
albumin yang rendah diperlukan untuk mempertahankan volume cairan serta
mencegah gagal ginjal akut.
3. Perawatan Respiratorius. Perawatan respiratorius yang agresif diperlukan
karena risiko untuk terjadinya elevasi diafragma, infiltrasi serta efusi dalam
paru dan atelektasis cenderung tinggi.
4. Drainase Bilier. Pemasangan drainase bilier dalam duktus pankreatikus
melalui endoskopi telah dilakukan dengan keberhasilan yang terbatas. Terapi
ini akan membentuk kembali aliran pankreas dan akibatnya, akan mengurangi
rasa sakit serta menaikkan berat badan.
5. Penatalaksanaan Pasca-akut. Antasid dapat diberikan ketika gejala akut
pankreatitis mulai menghilang. Pemberian makanan makanan per oral yang
rendah lemak dan protein dimulai secara bertahap. Kafein dan alkohol tidak
boleh terdapat dalam makanan pasien.
6. Pertimbangan Geriatri. Pankreatitis akut dapat mengenai segala usia;
meskipun demikian, angka mortalitas pankreatitis akut meningkat bersamaan
dengan pertambahan usia.
TINDAKAN BEDAH
Tindakan segera untuk eksplorasi bedah pada umumnya tidak dilakukan,
kecuali pada kasus-kasus berat di mana terdapat:
1. Perburukan sirkulasi dan fungsi paru sesudah beberapa hari terapi intensif.
2. Pada kasus pankreatitis hemoragik nekrosis yang disertai dengan rejatan yang
sukar diatasi.
3. Timbulnya sepsis.
4. Gangguan fungsi ginjal yang progresif.
5. Tanda-tanda peritonitis.
6. Bendungan dari infeksi saluran empedu.
7. Perdarahan intestinal yang berat.
Tindakan bedah juga dapat dilakukan sesudah penyakit berjalan beberapa
waktu (kebanyakan sesudah 2-3 minggu perawatan intensif) bilamana timbul penyulit
seperti pembentukan pseudokista atau abses, pembentukan fistel, ileus karena
obstruksi pada duodenum atau kolon, pada perdarahan hebat retroperitoneal atau
intestinal.
KOMPLIKASI
1.
2.
Tetani hebat
3.
4.
5. Demam Typoid
6. Deman berdarah dengue
7. Gagal Ginjal Akut
8. Gagal Nafas Akut
Prognosis Pankreatitis Akut
Kriteria yang dipakai untuk menegakkan prognosis secara klinis praktis, salah satunya
adalah kriteria Ranson.
Tabel 5. Kriteria Ranson
Awal
Mortalitas
>3
0%
3-5
10-20%
>5
Pada skor APACHE II, dinilai dari 12 parameter, dengan masing masing parameter
memiliki rentang nilai 0-4, sebagai berikut:
TABLE 7
APACHE II Scoring System
Feature
Variable
+4
+3
+2
+1
+1
+2
+3
+4
Temperature
41
30 40.9
38.5
to
38.9
36 to
38.4
34 to
35.9
32 t
33.9
30 to
31.9
29.9
Mean arterial
BP
160
130 to
159
110
to
129
70 to
109
50 to
69
Heart rate
180
140 to
179
110
to
139
70 to
109
55 to
69
Respiratory
rate
50
35 to
49
A-aPo2*
500
350
25 to
34
o 499
200
to
349
Pao2
12 to
24
10 to
11
<100
61 to
70
<49
40 to
54
6 to 9
39
<5
55 to
60
<55
>70
Arterial pH
7.7
7.6 to
7.69
7.5 to
7.59
7.33
to
7.49
7.25
to
7.32
7.15
to
7.24
<7.15
Serum
bicarbonate
52
41 to
51.9
32 to
40.9
23 to
31.9
18 to
21.9
15 to
17.9
<15
Serum sodium
180
160
150
to
130 to
149
120
to
111
to
110
to
179
155
to
159
Serum
potassium
6 to
6.9
Serum
creatinine
3.5
2 to
3.4
Hematocrit
60
50 to
59.9
WBC count
40
20 to
39.9
154
5.5 to
5.9
1.5 to
1.9
129
3.5 to
5.4
3 to
3.4
119
2.5 to
2.9
<2.5
0.6 to
1.4
<0.6
46 to
49.9
30 to
4
20 to
29.9
<20
15 to
19.9
3 to
14.9
1 to
2.9
<1
BP = blood pressure; A-aPo2 = alveolar-arterial oxygen pressure; Pao2 = partial pressure of oxygen in arterial
blood; WBC = white blood cell.
*--Use if percentage of inspired oxygen (Fio2) >50 percent.
--Use if Fio2 <50 percent.
--Use only if no arterial blood gas measurements are available.
Age
Points
44
45 to
54
55 to
64
65 to
74
Scoring
APS + AP + CHP
= total score
Scores indicating abnormal reading: on admission, >9; after 24 hours, >10; after 48 hours, >9.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa
bersifat ringan atau berakibat fatal.
Tidak ada pengobatan spesifik. Hanya berupa perawatan suportif seperti pemberian cairan
intravena, analgesic, tunjangan nutrisi, pencegahan, dan pengobatan komplikasi.
Pasien dengan tanda onset penyakit yang berat harus dikonsultasi ke spesialis dan dirujuk.
DAFTAR PUSTAKA
Bradley EL. Acute pancreatitis diagnosis and therapy. Edisi pertama. Raven Press. New
York. USA. 1994
Pancreas. Dalam: Brunicardi FC, Andersen DK, Biliar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock
RE. Schwartzs Principles of Surgery. Edisi ke delapan. McGraw-Hill. New York.
USA. 2005. Hal 1221-73.
Lankisch PG. Buchler M, Mossner J, Lissner SM. A primer of pancreatitis. Edisi
pertama. Springer-Verlag Berlin Heidelberg Germany: 1997. Hal. 1 -33.
Delmann, H.D. 1993. Textbook of Veterinary Histology. Lea and Fiebiger: Philadelphia
Faiz, Omar, dkk. 2004. At a Glance Anatomi. Erlangga: Jakarta
Getty, R. 1975. Sisson and Grossman's The Anatomy of the Domestic Animals. Vol.1.
W.B. Saunders Company: Philadelphia. London. Toronto.
http://one.indoskripsi.com/content/anatomi-dan-fisiologi-pankreas
http://www.scribd.com/
http://ruslanpinrang.blogspot.com/